Anda di halaman 1dari 15

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DILABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


……..
RUMKIT TK. IV
Dr. BRATANATA
Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit
SPO Tanggal terbit
( STANDAR ………..
PROSEDUR
OPERASIONAL ) dr. Nirwan Arief, Sp.M, MARS
Mayor Ckm Nrp 11000010390473
Yang dimaksud dengan Keselamatan dan Kemanan kerja laboratorium ialah
keamanan kerja, tata ruang dan fasilitas peralatan kerja dan prosedur yang
digunakan untuk keamanan bagi tenaga kerja laboratorium mangacu kepada
PENGERTIAN
keamanan laboratorium mikrobiologi, biomedis dan pedoman lain yang
berlaku.

Laboratorium harus mempunyai ruangan, fasilitas laboratorium, dan


TUJUAN peralatan laboratorium untuk keamanan bagi tenaga laboratorium.

Klinik Patologi harus mempunyai kebijakan pemeliharaan kesehatan dan


KEBIJAKAN immunisasi bagi staf laboratorium secara berkala.

1. Beri label semua bahan yang mudah terbakar, simpan di tempat tidak
panas serta bebas dari percikan api.
2. Letakkan tabung pemadam kebakaran di tempat yang mudah dicapai dan
mudah dilihat.
3. Penggunaan cairan yang mudah terbakar harus dibatasi seminimal
mungkin, sesuai dengan kebutuhan. Bila dilakukan pembuangan, bahan
tersebut harus dialirkan, bersama-sama dengan air dingin untuk
menghindari kebakaran.
PROSEDUR 4. Ketika menutup laboratorium, periksa secermat mungkin untuk menjamin
tidak ada lagi peralatan lain yang tidak diperlukan masih terpasang.
5. Yakinlah semua aliran listrik, api dan gas telah dipadamkan bila
meninggalkan laboratorium.
6. Beritahukan kepada penjaga atau orang lain yang ditinggal di gedung
tentang cara-cara dan tindakan yang dapat mereka lakukan dalam
keadaan darurat.

1.UGD
UNIT TERKAIT
1. Bagian Umum dan Pemeliharaan
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DILABORATORIUM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


……..
RUMKIT TK. IV
Dr. BRATANATA
Ditetapkan,
Kepala Rumah Sakit
SPO Tanggal terbit
( STANDAR ………..
PROSEDUR
OPERASIONAL ) dr. Nirwan Arief, Sp.M, MARS
Mayor Ckm Nrp 11000010390473
PENGERTIAN
TUJUAN
KEBIJAKAN
1. Bila mengganti sekring atau mencabut stekar dari stop kontak, tangan
dan kaki harus kering dan berdiri dengan memakai alas kaki karet atau
plastik kering.

2. Bila sekring putus berarti pemakaian listrik berlebihan atau terjadi


hubungan pendek, matikan peralatan yang diduga menjadi penyebab dan
gantilah dengan sekring baru yang mempunyai kekuatan arus sama
besar.
3. Beri tanda yang jelas stop kontak 110 V atau 220 V
K3 yang berkaitan dengan bahan kimia:
1. Pemberian Label:
a. Beri label pada semua bahan kimia yang mencakup sekurang-
kurangnya nama dan konsentrasi bahan kimia, tanggal penerimaan
dan pembuatannya serta batas pemakaiannya yang kadaluarsa.
b. Keterangan lain misalnya sifat mudah terbakar atau bahaya lain yang
PROSEDUR dapat timbul, agar penanganan bahan kimia tersebut dilakukan
dengan benar.
c. Label harus bertahan lama, gunakan alat tulis atau tinta yang tidak
larut air.
2. Penyimpanan Bahan Kimia:
a. Ruang penyimpanan tidak boleh gelap
b. Bahan kimia diletakkan dalam lemari atau rak dengan susunan rapi
dan teratur.
c. Bahan kimia yang bersifat korosif harus diletakkan di tempat yang
rendah.
d. Wadah besar harus diletakkan dekat lantai.
3. Cara Memipet
Jangan memipet bahan kimia dengan mulut gunakan karet penghisap.
4. Pembuangan bahan kimia
Sampah laboratorium yang mudah terbakar dan mudah menguap
dikumpulkan dalam kaleng yang aman dan jangan dibuang ke dalam pipa
saluran umum.
5. Gunakan alat pelindung seperti sarung tangan dan jas laboratorium.

K3 yang berkaitan dengan mikroorganisme:


1. Anggap semua spesimen mengandung bahan infeksi.
Sering mencuci tangan, hindari kebiasaan memasukkan tangan ke dalam
mulut, hidung, mata, cuci tangan sebelum meninggalkan ruangan.

K3 yang berkaitan dengan keselamatan kerja:


1. Imunisasi hepatitis check up rutin
2. Penggunaan alat pelindung (sarung tangan, jas laboratorium, masker)
3. Lakukan cuci tangan.

Sebelum tindakan:
1. Saat akan mulai kerja (baru tiba dari kantor)
2. Saat akan memeriksa pasien/baham
3. Saat akan memakai sarung tangan di DTT kan untuk melakukan suatu
tindakan.
4. Saat akan memakai peralatan yang telah DTT.
5. Saat akan melakukan pengambilan darah.

Sesudah tindakan:
1. Saat memeriksa pasien/bahan.
Saat hendak pulang ke rumah.
K3 yang berkaitan dengan peralatan-peralatan listrik:
4. Gunakan kabel listrik sedikit mungkin dan sependek mungkin bila kabel
pada waktu dipakai terasa panas, jangan diteruskan.
5. Peralatan listrik harus dipelihara dengan baik.
2.
Saat memegang alat-alat bekas pakai dan bahan-bahan lain
3. Setelah membuka sarung tangan.
4. Setelah dari toilet/kamar kecil.
Setelah bersin/batuk.

UNIT TERKAIT 2.

RS. TK. IV PENANGANAN KECELAKAAN KERJA


Dr. BRATANATA JAMBI DI LABORATORIUM
No. Dokumen : Revisi : Halaman :
B/KKK- / I /2011 00 3/3

Tanggal terbit : Kepala Rumkit

PROSEDUR
TETAP
dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT. M. Kes
Mayor Ckm NRP. 32974

Pengertian Yang dimaksud Penanganan Kecelakaan Kerja di Laboratorium


ialah suatu tata cara penanganan bila terjadi kecelakaan fisik,
kimia ataupun biologis di laboratorium.

Tujuan Untuk mengantisipasi kecelakaan yang terjadi di laboratorium.

Kebijakan Laboratorium harus mempunyai tata cara dan sarana untuk


menangani kecelakaan kerja yang mungkin terjadi.

Prosedur Fisik :
1. Bila terkena jarum, keluarkan darahnya, lukanya diberi
Betadine dan tansoplas.
2. Bila terkena pecahan kaca tabung, diatasi seperti diatas bila
lukanya besar dan perlu dijahit dikirim ke UGD.

Kimia :
1. Bila terkena api pada kulit, langsung dimasukan ke air dingin
atau es.
2. Bila kulit terkena asam/basa pekat, segera disiram/diguyur air
mengalir.
3. Bila tertelan asam/basa pekat, segera diminumkan susu
kental sebanyak-banyaknya dan selanjutnya dikirim ke UGD.

Biologis :
Bila terkena tumpahan spesimen, langsung dicuci bersih dan
bilas dengan larutan klorin 0.5 % lalu beri alkohol.

Unit Terkait 1. UGD


2. Bagian Umum dan Pemeliharaan
RS. TK. IV PEMBUANGAN LIMBAH UMUM LABORATORIUM
Dr. BRATANATA JAMBI
No. Dokumen : Revisi : Halaman :
B/KKK- / I /2011 00 1/1

Tanggal terbit : Kepala Rumkit

PROSEDUR
TETAP

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT. M. Kes


Mayor Ckm NRP. 32974

Pengertian Yang dimaksud dengan limbah umum laboratorium adalah


limbah sampah domestik umum yang berasal dari sampah umum
di laboratorium, misalnya plastik, kertas, tissue dan lain-lain.

Tujuan 1. Untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial.


Untuk mencegah kebersihan dan keselamatan kerja.

Kebijakan Menciptakan suasana kerja yang optimal , aman dan nyaman.


Prosedur 1. Petugas menampung limbah pada tempat sampah khusus
yang dilapisi oleh plastik berwarna putih.
2. Kemudian kantung plastik yang berisi limbah umum tersebut
diikat setiap 2 kali sehari.
Petugas memakai sarung tangan dan masker membawa limbah
umum tersebut ke tempat pembakaran (incenerator) untuk
dibakar.

Unit Terkait Bagian Umum dan Pemeliharaan

RS. TK. IV PEMBUANGAN LIMBAH KHUSUS


Dr. BRATANATA JAMBI PADAT LABORATORIUM

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


B/KKK- / I /2011 00 1/1

Tanggal terbit : Kepala Rumkit

PROSEDUR
TETAP

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT. M. Kes


Mayor Ckm NRP. 32974

Pengertian Limbah padat laboratorium yaitu limbah yang berasal dari bekas
reagen, alat suntik, kapas, bekuan darah, sarung tangan dan
semua spesimen (feses, sputum).

Tujuan 1. Untuk mencegah terjadinya infeksi Nosokomial.


2. Untuk menjaga kebersihan dan keselamatan kerja.
Kebijakan Menciptakan suasana kerja yang optimal aman dan nyaman.

Prosedur
1. Petugas laboratorium dengan menggunakan sarung tangan
dan masker menampung limbah padat pada ternpat sampah
khusus yang dilapisi oleh plastik kuning.
2. Khusus jarum suntik dibuang pada tempat khusus yang
disediakan.
Jika sampah sudah penuh petugas membawa limbah padat
tersebut ke tempat pembakaran (Incinerator).

Unit Terkait K3

RS. TK. IV PEMBUANGAN LIMBAH


Dr. BRATANATA JAMBI KHUSUS CAIR LABORATORIUM
No. Dokumen : Revisi : Halaman :
B/KKK- / I /2011 00 1/1

Tanggal terbit : Kepala Rumkit

PROSEDUR
TETAP

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT. M. Kes


Mayor Ckm NRP. 32974

Pengertian Limbah cair laboratorium adalah limbah yang berasal dari sisa
pelarut organik,sisa spesimen (urine, darah dan cairan tubuh),
dan air bekas pencucian alat.

Tujuan 1. Untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial.


Untuk menjaga kebersihan dan keselamatan kerja.
Kebijakan Menciptakan suasana kerja yang optimal aman dan nyaman.

Prosedur 1. Petugas dengan memakai sarung tangan dan masker,


mengumpulkan limbah cair tesebut pada tempat khusus.
2. Kemudian tempat khusus tersebut diberi larutan 0,5 % klorin
direndam selama 10 menit.
3. Kemudian cairannya dibuang ke septic tank melalui wastafel
lalu diberi larutan klorin 0.5 % disiram dengan air.
4. Lalu tempat khusus diatas kemudian diambil dan direndam
dengan ekstran untuk selanjutnya di cuci sesuai dengan SOP
pencucian alat.

Unit Terkait Bagian Umum dan Pemeliharaan


1. SOP Pencucian alat.
2. Gambar alur pembuangan limbah.

RS. TK. IV PEMBUANGAN LIMBAH


Dr. BRATANATA JAMBI KHUSUS CAIR LABORATORIUM
No. Dokumen : Revisi : Halaman :
B/KKK- / I /2011 00 1/1

Tanggal terbit : Kepala Rumkit

PROSEDUR
TETAP

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT. M. Kes


Mayor Ckm NRP. 32974

Pengertian Limbah cair laboratorium adalah limbah yang berasal dari sisa
pelarut organik,sisa spesimen (urine, darah dan cairan tubuh),
dan air bekas pencucian alat.

Tujuan 1. Untuk mencegah terjadinya infeksi nosokomial.


2. Untuk menjaga kebersihan dan keselamatan kerja.

Kebijakan Menciptakan suasana kerja yang optimal aman dan nyaman.

Prosedur 1. Petugas dengan memakai sarung tangan dan masker,


mengumpulkan limbah cair tesebut pada tempat khusus.
2. Kemudian tempat khusus tersebut diberi larutan 0,5 % klorin
direndam selama 10 menit.
3. Kemudian cairannya dibuang ke septic tank melalui wastafel
lalu diberi larutan klorin 0.5 % disiram dengan air.
4. Lalu tempat khusus diatas kemudian diambil dan direndam
dengan ekstran untuk selanjutnya di cuci sesuai dengan SOP
pencucian alat.

Unit Terkait 1. Bagian Umum dan Pemeliharaan


2. SOP Pencucian alat.
3. Gambar alur pembuangan limbah.

RS. TK. IV PROSEDUR TETAP KEAMANAN KERJA


Dr. BRATANATA JAMBI
No. Dokumen : Revisi : Halaman :
B/KKK- / I /2011 00 1/3

Tanggal terbit : Kepala Rumkit

PROSEDUR
TETAP

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT. M. Kes


Mayor Ckm NRP. 32974

Pengertian Prosedur kerja yang harus dilakukan oleh pekerja agar terhindar
dari bahaya / kecelakaan kerja baik akibat spesimen maupun alat
laboratorium.

Tujuan Memberikan petunjuk kepada petugas laboratorium dalam


bekerja sehingga terhindar dari bahaya / kecelakaan fisik, kimia
dan biologis
Kebijakan Departemen Patologi Klinik

Prosedur 1. Sebelum Bekerja


Persiapan meja kerja sebelum mulai pemeriksaan
1. Petugas laboratorium menggunakan sarung tangan lateks
dan jas laboratorium.
2. Meja kerja dibersihkan dengan lap yang telah dicelup
dengan larutan hipoklorit 0,5% segar setiap hari.
3. Meja dibiarkan kering.
4. Pekerjaan dapat dimulai.

Persiapan diri sebelum bekerja


1. Tangan dicuci dengan sabun dan dibilas dengan air
mengalir.
2. Memakai jas laboratorium dan sarung tangan lateks.
3. Bila berhubungan dengan bahan biakan mikrobiologi,
petugas memakai masker.
4. Bila dalam pemeriksaan ada kemungkinan terhirup uap
beracun (manipulasi bahan biakan mikrobiologi), petugas
memakai masker.
5. Bila dalam pemeriksaan ada kemungkinan terjadi percikan
bahan infeksius atau bahan berbahaya, petugas memahai
kaca mata (goggles).
6. Bila terdapat luka pada tubuh yang tidak tertutup pakaian,
tutuplah luka dengan plester sebelum bekerja.

RS. TK. IV PROSEDUR TETAP KEAMANAN KERJA


Dr. BRATANATA JAMBI

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


B/KKK- / I /2011 00 2/3

Tanggal terbit : Kepala Rumkit

PROSEDUR
TETAP

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT. M. Kes


Mayor Ckm NRP. 32974
2. Selama bekerja
Prosedur Meja Kerja :
1. hindari terjadinya tumpahan atau percikan spesimen
(bahan pemeriksaan) di atas meja kerja.
2. bila terjadi tumpahan /percikan spesimen di atas meja kerja
lakukan :
 tuangkan larutan hipoklorit 1% dalam jumlah yang
sama dengan jumlah tumpahan/percikan
spesimen di atas meja kerja.
 diamkan selama 30 menit.
 setelah 30 menit gunakan kertas tissue untuk
menghisap semua cairan. buang tissue dalam
kantong plastik kuning.
 meja kerja dibersihkan dengan menggunakan lap
yang telah dicelup larutan hipoklorit 0,5% sampai
bersih
 meja kerja siap digunakan kembali
Cara kerja :
1. Jangan makan, minum, merokok, menyimpan
makanan/minuman di daerah kerja, lemari dan lemari es
laboratorium.
2. Hindari pemipetan secara langsung dengan mulut, sedapat
mungkin gunakan alat penyedot karet atau pipet
semiotomatis.
3. Pipet volumetrik atau tip yang sudah digunakan dimasukkan
dalam tempat berisi larutan hipoklorit 0,5% yang dibuat
segar setiap hari.
4. Hindari penggunaan alat-alat gelas dengan tepi tajam bekas
pecah.
5. Hindari meletakkan pipet atau tip bekas pakai di atas meja
kerja.
3. Setelah bekerja
Meja kerja :
1. Meja kerja dibersihkan menggunakan larutan hipoklorit 0,5%
yang dibuat segar
2. Dibiarkan kerin

RS. TK. IV PROSEDUR TETAP KEAMANAN KERJA


Dr. BRATANATA JAMBI

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


B/KKK- / I /2011 00 3/3
Tanggal terbit : Kepala Rumkit

PROSEDUR
TETAP

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT. M. Kes


Mayor Ckm NRP. 32974

Prosedur Diri sendiri :


1. Goggles, masker dan jas laboratorium dilepas. Masker
dibuang, goggles dan jas laboratorium dikembalikan ke
tempat semula.
2. Sarung tangan dilepas dan dibuang ke dalam kantong
plastik berwarna kuning.
3. Tangan dicuci dengan sabun dan dibilas dengan air
mengalir.

Unit Terkait Sub Departemen Administrasi Pelayanan Departemen


Patologi Klinik

RS. TK. IV PROSEDUR TETAP MENCEGAH DAN MENGATASI


Dr. BRATANATA JAMBI KEBAKARAN DI LABORATORIUM
No. Dokumen : Revisi : Halaman :
B/KKK- / I /2011 00 1/3

Tanggal terbit : Kepala Rumkit

PROSEDUR
TETAP

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT. M. Kes


Mayor Ckm NRP. 32974

Prosedur kerja kepada pekerja untuk mencegah dan mengatasi


Pengertian kebakaran di laboratorium.
Tujuan Memberikan petunjuk kepada petugas laboratorium dalam
bekerja sehingga terhindar dari bahaya kebakaran dan
mengatasinya bila terjadi kebakaran
Kebijakan Departemen Patologi Klinik

PRINSIP :
Prosedur Setiap karyawan laboratorium harus bertanggung jawab
untuk mencegah kebakaran dan membantu meminimalkan
kerugian yang terjadi apabila ada kebakaran.

UPAYA PENCEGAHAN :
1. Usahakan agar gang dan tangga bebas dari benda-benda
yang dapat menghambat keluarnya karyawan dari tempat
yang terbakar.
2. Hati-hati terhadap sumber kebakaran seperti lidah api
dan alat pemanas.
3. Kabel listrik harus tersambung dengan baik, usahakan
tidak ada hubungan pendek.
4. Hati-hati bila membuang puntung rokok, karena dapat
membakar benda-benda yang kemudian menjadi sumber
kebakaran.

UPAYA MENGATASI BILA TERJADI KEBAKARAN :


Bila terjadi kebakaran lakukan :
1. Beritahukan teman yang dekat dengan tempat itu bahwa
ada kebakaran.
2. Usahakan memadamkan api dengan menggunakan alat
pemadam kebakaran yang tersedia.
3. Minta bantuan untuk memberitahukan kepada karyawan
di ruangan lain dan Satpam RUMAH SAKIT.
4. Pindahkan alat-alat laboratorium yang penting menjauh
dari tempat kebakaran.
RS. TK. IV PROSEDUR TETAP MENCEGAH DAN MENGATASI
Dr. BRATANATA JAMBI KEBAKARAN DI LABORATORIUM

No. Dokumen : Revisi : Halaman :


B/KKK- / I /2011 00 2/3

Tanggal terbit : Kepala Rumkit

PROSEDUR
TETAP

dr. Bima Wisnu Nugraha, Sp. THT. M. Kes


Mayor Ckm NRP. 32974

1. Usahakan agar yang tidak berkepentingan menjauh dari


Prosedur tempat kebakaran, karena hanya akan menyulitkan
pemadaman api.
2. Matikan aliran listrik.
3. Awasi barang-barang yang dipindahkan, jangan sampai
ada yang hilang.

Unit Terkait

Anda mungkin juga menyukai