BAB 3.
STANDAR FASILITAS
BAB 4.
TATA LAKSANA PELAYANAN
Dalam melaksanakan kegiatan pada bagian kesehatan lingkungan telah diatur sesuai
dengan uraian tugas yang telah ditetapkan antara lain :
1. Kegiatan harian :
a. Pengambilan limbah dan identifikasi limbah Infeksius
b. Pengontrolan dan perbaikan mesin-mesin pengelolaan limbah cair
c. Pengukuran PH dan debit air limbah
d. Pengontrolan IPAL
e. Pemantauan terhadap kebersihan lingkungan rumah sakit
f. Pengawasan terhadap pengelolaan kebersihan, limbah padat umum dan
pertamanan yang dilakukan oleh Petugas Pelaksana kesling.
g. Pemusnahan limbah infeksius dengan pihak ketiga
2. Kegiatan mingguan :
a. Pengontrolan pengambilan limbah umum oleh Dinas terkait
b. Pengendalian vektor penyakit (serangga, tikus dan binatang pengganggu
lainnya)
3. Kegiatan bulanan :
Pengujian kualitas air limbah bekerjasama dengan Laboratorium swasta.
4. Kegiatan setiap 3 (tiga) bulan :
Laporan Neraca Limbah B3 Ke Dinas Terkait
5. Kegiatan setiap 6 (enam) bulan :
a. Pengujian kualitas air bersih
b. Pengujian kualitas udara ambien dan kebisingan
c. Pelaporan Upaya Pengelolaan lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan
(UKL-UPL)
BAB 5.
LOGISTIK
Dalam melakukan pelayanan pada bagian kesehatan lingkungan mulai dari kegiatan
administrasi sampai pada pengelolaan dilapangan sangat didukung oleh tersedianya bahan-
bahan logistik yang dibutuhkan dalam menunjang kegiatan sehari-hari antara lain :
1. Peralatan untuk administrasi Peralatan adminstrasi pada bagian kesehatan lingkungan
antara lain :
a. Komputer
b. Kertas
c. Balpoint
d. Spidol
e. Isolasi
f. Gunting
g. Cuter
h. Heakter
i. Box file
j. Map
k. Buku tulis dan peralatan kantor lainnya
2. Peralatan untuk pengelolaan dilapangan
a. Kantong sampah Infeksius (kuning)
b. Kantong sampah Non Infeksius (hitam)
c. Masker
d. Sarung tangan
e. Sepatu Both
f. Tempat sampah
g. Skep sampah
h. Kain pel
i. Peralatan pebaikan mesin
j. Racun tikus
k. Perangkap tikus
l. Dan peralatan pengelolaan kebersihan lainnya
BAB 6
KESELAMATAN PASIEN
Dalam melakukan kegiatan sehari-hari Keselamatan pasien merupakan hal yang perlu
diperioritaskan dalam meningkatkan pelayanan, karena rumah sakit memiliki masalah yang
kompleks karena disamping fungsinya sebagai tempat pemulihan penyakit juga berpotensi
sebagai penyebab atau sumber penyakit baru atau disebut infeksi HAIs. Infeksi HAIs adalah
infeksi yang diperoleh pasien selama berada dalam lingkungan rumah sakit. Infeksi tersebut
tidak ada atau tidak dalam masa inkubasi pada waktu pasien menginap di rumah sakit, dan
bukan infeksi kelanjutan rawat inap sebelumnya. Lingkungan rumah sakit merupakan tempat
yang memudahkan penularan berbagai penyakit infeksi. banyak patogen yang bersifat
oportunistik dan mampu berkembang di rumah sakit. Dilain pihak, kepadatan penghuni ruang-
ruang dirumah sakit memungkinkan penularan kuman melalui perbagai jalur. Kuman dapat
ditularkan kepada pasien oleh petugas, pengunjung, tindakan, bahan-bahan yang dingunakan
untuk merawat pasien dan kondisi lingkungan rumah sakit. Sasaran yang perlu mendapat
perhatian khusus pada bagian kesehatan lingkungan untuk menjaga keselamatan pasien dan
menghindari terjadinya penularan penyakit atau timbulnya penyakit baru selama pasien
menjalani proses pemulihan adalah :
1. Proses pengelolaan limbah padat
Tersedianya tempat limbah secara proposional untuk menampung limbah padat yang
dihasilkan dan pengangkutan secara periodik untuk menghindari menumpuknya limbah
yang dapat menjadi sumber vektor penyakit dan untuk estetika. Tempat penampungan
limbah padat ini tersedia sesuai jenis limbah padat yaitu limbah padat umum, Infeksius
dan benda tajam.
2. Proses pengelolaan limbah cair
Limbah cair yang dihasilkan dari aktifitas rumah sakit disalurkan secara tertutup ke
Insatalsi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) untuk menghindari kontaminasi dan penularan
penyakit dari limbah cair tersebut.
3. Proses pengelolaan kebersihan
Untuk menjaga kenyamanan, kebersihan agar tidak menimbulkan dampak negatif bagi
pasien dan pengunjung pembersihan ruangan dan bangunan rumah sakit dilakukan
setiap hari sesuai jadwal dan proses yang telah ditetapkan yang dilakukan oleh petugas
khusus
4. Proses pengendalian serangga, tikus dan binatang penganggu lainnya
Melakukan pencegahan dan pemberantasan vector penyakit yang dapat menggangu
kenyamanan pasien dan pemasangan tanda-tanda larangan atau bahaya disekitar
tempat pemasangan bahan kimia/insektisida pengendalian serangga, tikus dan binatang
penganggu.
BAB 7
KESELAMATAN KERJA
Keselamatan kerja secara filosofi diartikan sebagai suatu pemikiran dan upaya untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada
khususnya dan manusia pada umumnya serta hasil karya dan budayanya. Pelaksanaan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah salah satu bentuk upaya untuk menciptakan
tempat kerja yang aman, sehat, bebas dari pencemaran lingkungan, sehingga dapat
mengurangi dan atau bebas dari kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja yang pada akhirnya
dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja menimbulkan
korban jiwa maupun kerugian materi bagi pekerja, tetapi juga dapat mengganggu proses
pelayanan secara menyeluruh, merusak lingkungan yang pada akhirnya akan berdampak pada
masyarakat luas. Dalam pelayanan keselamatan kerja dirumah sakit program keselamatan
petugas merupakan program dari penyelenggaraan panitia K3 Rumah sakit serta merupakan
tanggung jawab bersama dari setiap unit terkait yang ada dirumah sakit. Program kesehatan
fisik pekerja yang telah diatur dalam K3 rumah sakit adalah sebagai berikut :
1. Manajemen resiko terhadap bahaya kebakaran dan bencana alam
2. Pelaporan insiden kecelakaan kerja atau kasus kecelakaan kerja
3. Pemeriksaan kesehatan pegawai.
Dari uraian program tersebut diatas maka pada dasarnya usaha untuk memberikan
perlindungan kerja bagi petugas khususnya pada sub bagian kesehatan lingkungan dapat
dilakukan dengan cara :
1. Usaha preventif atau pencegahan.
Mengendalikan atau menghambat sumber-sumber bahaya yang terdapat didalam
sehingga tidak menimbulkan bahaya bagi petugas, antara lain dengan cara :
a. Melaporkan dan mengganti alat sarana yang rusak dan membahayakan.
b. Penggunaan alat pelindung
c. Mengisolasi (alat pemisah terhadap sumber bahaya )
d. Pengendalian secara teknis terhadap sumber-sumber bahaya.
e. Pemasangan petunjuk dan peringatan ditempat kerja.
f. Pelatihan dan pendidikan keselamatan dan kesehatan kerja
2. Usaha represif dan kuratif
a. Segera melaporkan dan mencatat apabila ada insiden atau kasus yang ditemukan
b. Melakukan pengobatan
3. Usaha Pemeliharaan kesehatan
Dengan adanya program pemeliharaan kesehatan ini diharapkan dapat mengotrol
seluruh kesehatan petugas baik yang baru maupun lama, sehingga kualitas kesehatan
bagi seluruh karyawan dapat dipertahankan. antara lain :
a. Pemeriksaan kesehatan pada waktu karyawan pertama kali diterima kerja.
b. Pemeriksaan kesehatan karyawan yang telah lama bekerja secara periodik.
c. Tersedianya sarana penunjang kesehatan yang cukup dan memadai.
d. Memberikan perhatian khusus dan sistimatis kepada petugas yang mengalami
masalah kesehatan kerja.
e. Pemeriksaan yang sistimatis dan periodik terhadap persyaratan pengelolaan
lingkungan
Selain melindungi petugas dari kemungkinan terkena penyakit akibat kerja, keracunan
dan usaha menjaga kesehatan fisik. Perlu juga diperhatikan tentang kemungkinan
petugas memperoleh ketegangan atau tekanan selama bekerja. Sehingga kondisi yang
prima ketika melaksanakan tugas dapat dicapai secara maksimal dan
berkesinambungan.
BAB 8
PENGENDALIAN MUTU
Proses kegiatan pada bagian kesehatan lingkungan rumah sakit sangat potensi
menimbulkan resiko, oleh sebab itu dalam meminimalkan segala resiko yang dapat ditimbulkan
dari setiap kegiatan yang dilakukan adalah dengan strategi pengendalian mutu. Peningkatan
mutu pelayanan rumah sakit sangat dipengaruhi kualitas sarana fisik, tenaga yang tersedia, alat
pelindung diri, serta sarana pelayanan penunjang lainnya. Mutu pelayanan yang dilakukan
dipengaruhi oleh ada tidaknya kritikan dan keluhan dan saran dari pimpinan, rekan kerja, dan
lembaga pemerintah. Mutu akan diwujudkan jika telah ada dan berakhirnya interaksi antara
penerima pelayanan dan pemberi pelayanan. Pengendalikan mutu pelayanan pada bagian
kesehatan lingkungan mempunyai fungsi dan tugas sebagai berikut :
1. Melaksanakan pelayanan dalam pengelolaan limbah padat
2. Melaksanakan pelayanan dalam pengelolaan limbah cair
3. Melaksanakan pelayanan kebersihan
4. Melaksanakan pelayanan pengendalian vektor panyakit.
Dari fungsi dan tugas yang telah diuraikan tersebut diatas, ditetapkan pula sumber daya
manusia yang diharapkan dapat menunjang kinerja pengendalian mutu Rumah sakit. Sumber
Daya Manusia (SDM) yang dimiliki oleh Rumah Sakit Mitra Sehat Medika tentu sangatlah
diharapkan akan mempengaruhi kualitas pelayanan pada bagian kesehatan lingkungan dan
diharapkan dapat menghasilkan kinerja rumah sakit dalam pencapaian indikator mutu
pelayanan prima pada Rumah Sakit Mitra Sehat Medika yang didukung pula dalam hubungan
kerja sama yang baik antara unit atau bagian agar tercipta harmonisasi kerja maksimal
sehingga dapat menghasilkan mutu pelayanan yang sesuai dengan harapan.
BAB 9
PENUTUP
Lingkungan yang aman dan nyaman, tingkat efesiensi kerja yang optimal, serta berbagai
upaya penerapan kesehatan dan keselamatan kerja merupakan kondisi yang diharapakan
dalam pemulihan kesehatan, mencegah terjadinya gangguan kesehatan, kecelakaan kerja
termasuk penyakit kerja, pencemaran lingkungan kerja guna tercapainya peningkatan
produktifitas tenaga kerja dan perusahaan. Bagian kesehatan lingkungan Rumah Sakit Mitra
Sehat Medika mempunyai peran khusus dalam pengelolaan lingkungan rumah sakit oleh
karena itu diharapakan dengan tersusunya buku panduan pedoman pelayanan ini diharapakan
dapat menjadi acuan dalam pengelolaan lingkungan pada bagian kesehatan lingkungan secara
berkesinambungan.