Anda di halaman 1dari 12

PEDOMAN

PENGELOLAAN SAMPAH DAN KEBERSIHAN


LINGKUNGAN

Nomor : 445/ /ADMEN/SK/II/PKM-MP/2021


Revisi Ke :
Tanggal Terbit :

PEMERINTAH KABUPATEN EMPAT LAWANG


DINAS KESEHATAN UPTD PUSKESMAS RAWAT
INAP MUARA PINANG
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Puskesmas merupakan salah satu jenis sarana kesehatan yang


memberikan pelayanan kesehatan (preventif, rehabilitatif, promotif,kuratif dan
edukatif) guna meningkatkan derajat kesehatan yang setinggi – tingginya bagi
masyarakat. Dalam proses pelayanan tersebut unsur – unsur penunjang proses
sangat berpengaruh terhadap kualitas pelayanan.

Pengelolaan Sampah di Puskesmas merupakan salah satu unsur


penunjang non medis yang penting dalam proses pelayanan suatu Puskesmas.
Sampah dapat diartikan sebagai bahan-bahan yang tidak berguna, tidak
digunakan ataupun yang terbuang. Sedangkan pengelolaan sampah adalah
adalah segala upaya untuk mengelola sampah dari sumber sampah,
pewadahan/pengumpulan, pembuangan sementara, dan pemusnahan/incenerasi
atau pembuangan akhir di tempat pembuanagn akhir. Puskesmas.Fasilitas
pengelolaan sampah adalah sarana fisik mengenai bangunan dan perlengkapan
yang berfungsi untuk mengelola sampah atau mengendalikan faktor – faktor
llingkungan yang dapat merugikan kesehatan manusia.

Limbah medis yaitu buangan dari kegiatan pelayanan yang tidak dipakai
ataupun tidak berguna termasuk dari limbah pertamanan. Limbah
mediscenderung bersifat infeksius dan kimia beracun yang dapat
mempengaruhikesehatan manusia, memperburuk kelestarian lingkungan hidup
apabila tidak dikelola dengan baik. Limbah medis puskesmas adalah semua
limbah yang dihasilkan dari kegiatan puskesmas dalam bentuk padat dan cair
(KepMenkes RI No. 1428/Menkes/SK/XII/2006).

Dalam pelaksanaannya pengelolaan sampah Puskesmas seringkali


menemui kendala-kendala proses pengelolaan antara lain bercampurnya
sampah yang tidak sesuai dengan jenis dan kebiasaan petugas, pasien dan
pengunjung yang sering menjadi kendala dalam proses pengelolaan sampah itu
sendiri. Sehingga seringkali dengan kondisi tersebut pengelolaan sampah
seringkali menjadi masalah yang menghambat proses pengelolaan itu sendiri.
Sehingga sangat disayangkan, bila rumah sakit yang seharusnya menjadi tempat
penyembuhan penyakit malah justru menjadi sumber penularan penyakit dan
sumber pencemar lingkungan.

Sebagai salah satu syarat agar Puskesmas dapat malaksanakan


pengelolaan sampah yang baik dan terarah adalah adanya pedoman
pengelolaan sampah. Dalam pelaksanaannya di Puskesmas Rawat Inap Muara
Pinang Kabupaten Empat Lawang pengelolaan sampah dilakukan dibawah
Instalasi Sanitasi

B. RUANG LINGKUP PENGELOLAAN SAMPAH PUSKESMAS


Puskesmas sebagai sarana pelayanan umum wajib memelihara dan meningkatkan
lingkungan yang sehat sesuai dengan standart dan persyaratan (Kepmenkes No.1428 tahun 2006).
Adapun persyaratan kesehatan lingkungan puskesmas berdasarkan Kepmenkes
No.1428/Menkes/SK/XII/2006 adalah meliputi sanitasi pengendalian berbagai faktor lingkungan
fisik, kimiawi, biologi, dan sosial psikologi di puskesmas. Menurut Depkes RI(2004), program
sanitasi di rumah sakit/puskesmas terdiri dari penyehatan bangunan dan ruangan, penyehatan air,
penyehatan tempat pencucian umum termasuk tempat pencucian linen, pengendalian serangga
dan tikus, sterilisasi/desinfeksi, perlindungan radiasi, penyuluhan kesehatan lingkungan,
pengendalian infeksi nosokomial, dan pengelolaan sampah/limbah. Upaya mengoptimalkan
penyehatan lingkungan Puskesmas dari pencemaran limbah yang dihasilkannya maka Puskesmas
harus mempunyai 20 fasilitas sendiri yang ditetapkan KepMenkes RI No. 1428/Menkes/SK/XII/2006
tentang Persyaratan Sarana dan Fasilitas Sanitasi yaitu :
a. Fasilitas Pembuangan Limbah Cair
Setiap rumah puskesmas harus menyediakan septic tank yang memenuhi syarat
kesehatan. Saluran air limbah harus kedap air, bersih dari sampah dan dilengkapi penutup
dengan bak kontrol setiap jarak 5 meter. Limbah rumah tangga dibuang melalui saluran air yang
kedap air, bersih dari sampah dan dilengkapi penutup dengan bak control setiap jarak 5 meter.
Pembuangan limbah setelah SPAL dengan cara diresapkan ke dalam tanah. Limbah cair bekas
pencucian film harus ditampung dan tidak boleh dibuang ke lingkungan serta dikoordinasikan
dengan Dinas Kesehatan.
b. Fasilitas Pembuangan Limbah Padat
Limbah padat harus dipisahkan, antara sampah infeksius, dan non infeksius. Setiap
ruangan harus disediakan tempat sampah yang terbuat dari bahan yang kuat, cukup ringan,
tahan karat, kedap air dan mudah dibersihkan serta dilengkapi dengan kantong plastik sebagai
berikut:
1) Untuk sampah infeksius menggunakan kantong plastik berwarna kuning.
2) Benda-benda tajam dan jarum ditampung pada wadah khusus seperti botol.
3) Sampah domestik menggunakan kantong plastik berwarna hitam, terpisah antara
sampah basah dan kering.
Adapun pengelolaan sampah padat dibedakan, di mana untuk sampah infeksius harus
dimusnahkan dalam incinerator, sedangkan sampah domestic dapat dikubur, dibakar ataupun
diangkut ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA).

C. TUJUAN
Pedoman pelaksanaan pengelolaan sampah Puskesmas Rawat Inap Muara Pinang disusun
dengan tujuan untuk :
1. Menjadi acuan bagi petugas Sanitasi dan Cleaning Service dalam melaksanakan
pengelolaan sampah di lingkungan di Puskesmas Rawat Inap Muara Pinang.
2. Mencegah terjadinya kesalahan prosedur dalam kerja di Instalasi Sanitasi / Penyehatan
Lingkungan Puskesmas Rawat Inap Muara Pinang.

3. Terciptanya kondisi lingkungan Puskesmas yang sesuai Permenkes RI No.


1204/MENKES/SK/X/2004.
D. SASARAN
petugas Instalasi Sanitasi dan Cleaning Service Puskesmas Rawat Inap Muara Pinang dan
unit lain yang terkait.
BAB II
TATA LAKSANA PENGELOLAAN SAMPAH DI LINGKUNGAN PUSEKSMAS
RAWAT INAP MUARA PINANG

A. Pengertian Sampah Menurut Sifatnya


1. Sampah :
Bahan-bahan yang tidak berguna, tidak digunakan ataupun yang terbuang.
2. Refuse :
Semua sampah yang meliputi garbage, rubbish, dan bangkai binatang.
3. Garbage :
Sampah yang mudah busuk yang berasal dari penyiapan pengolahan dan penyajian
makanan.
4. Rubbish :
Sampah yang mudah busuk yang terbagi dalam :
a) Mudah terbakar, terutama bahan organis seperti kertas, plastic, kayu, kardus, karet dan
lain-lain.
b) Tidak mudah terbakar terutama bahan non organis seperti kaleng, logam, gelas,
keramik.
5. Abu :
Residu dari hasil pembakaran
6. Sampah biologi :
Sampah yang langsung di hasilkan dari diagnose dan tindakan terhadap pasien, termasuk
bahan-bahan medis pembedahan, laboratorium, Autopsi.
7. Sampah medis biasanya dihasilkan dari ruang pasien, ruang pengobatan/tindakan,
perawatan, bedah termasuk dressing kotor, perban, kaRawat Inap Muara Pinangr, swab
plaster, masker dan lain- lain.
8. Limbah padat patologis, limbah padat yang dihasilkan dari ruang bedah atau autopsy
termasuk placenta jaringan organ anggota badan dan lain-lain.
9. Limbah padat laboratorium, limbah padat yang dihasilkan dari laboratorium diagnostic/pinset,
meliputi sediaan/ media sampel, dan bangkai binatang.

B. Dampak
Sampah di Puskesmas baik medis/non medis, bila tidak dilakukan pengelolaan secara benar,
akan dapat menimbulkan dampak negative, antara lain :
1. Gangguan estetika dan kenyamanan
Dampak gangguan terhadap estetika dan kenyamanan merupakan gangguan tingkat rendah,
seperti bau, kotor, pemandangan kurang sedap. Keadaan seperti ini sangat tidak
menguntungkan bagi proses penyembuhan pasien, kenyamanan pengunjung, sehingga
pada iklim kompetisi seperti sekarang akan merugikan secara ekonomis.
2. Pencemaran Lingkungan
Dapat terjadi secara primer maupun sekunder terhadap air, tanah dan udara.
3. Gangguan kesehatan
Potensi sampah dalam mencelakai masyarakat, antara lain oleh adanya benda tajam.
Sedangkan gangguan kesehatan masyarakat disebabkan oleh keberadaan serangga di
dalam limbah tersebut, antara lain berupa mikroorganisme pathogen, bahan kimia
berbahaya.

C. Kategori dan Karakteristik Sampah


1. Jenis Sampah Menurut Sumber
a) Kantor/ Administrasi :
Kertas, Pita Printer
b) Unit Obstetri dan ruang perawatan :
Dressing, sponge, placenta, ampul termasuk kapsul, perak nitrat, jarum suntik, masker
disposable, kaRawat Inap Muara Pinangr disposable, blood lancet, kantong colostomy,
sarung bedah.
c) Unit Laboratorium:
Gelas terkontaminasi, termasuk pipet, petri dish, wadah specimen, jaringan.
d) Unit Isolasi :
Bahan-bahan kertas mengandung buangan nasal dari sputum, dressing dan bandages,
disposible masker, sisa makanan, perlengkapan makan.
e) Unit perawatan :
Ampul, jarum disposable dan syringe, kertas dan lain-lain.
f) Unit pelayanan :
Karton, kertas pembungkus, kaleng, botol, limbah padat dari ruang umum dan pasien,
sisa makanan.

D. Metode Penanganan Sampah


1. Petugas pengelola sampah
Setiap petugas pengelola sampah harus mengenakan APD ( Alat Pelindung Diri ). Alat
Pelindung Diri (APD) yang dipakai adalah :
a) Pakaian kerja.
b) Masker.
c) Penutup kepala.
d) Kaos tangan.
e) Sepatu boot.
Petugas pengelola sampah dijadwal secara rutin oleh Instalasi Sanitasi.
2. Prinsip Penanganan Sampah
Penanganan sampah harus melihat potensi bahaya yang dapat ditimbulkan terhadap
manusia, sehingga diperlukan adanya pemisahan antara sampah yang berbahaya dan
kurang berbahaya.
SISTEM PENANGANAN SAMPAH

Sumber Sampah

Medis Non Medis


Pewadahan

Medis Non Medis


Pengumpulan dan Pengangkutan

Medis Non Medis


Abu

Pemusnahan / Incinerasi Pembuangan Sementara

Pembuangan Akhir

3. Kriteria Fasilitas Penanganan Sampah


Prinsip-prinsip yang diperlukan dalam memilih jenis dan kriteria yang digunakan pada
penanganan sampah adalah :
a) Pengemasan sacara baik.
b) Pemeliharaan pengemasan dan pewadahan sampah menghindari tatacara yang dapat
mengganggu, merusak kontainer sampah.
c) Kode dan warna Kantong Plastik

Warna Jenis Sampah


Hitam Sampah domestic/umum termasuk sisa makanan
Kuning Semua jenis sampah infeksius yang akan diincenerator, termasuk
sampah benda tajam
Ungu Sampah Citotoksik
Merah Sampah Radioaktif

d) Pengumpulan dan pengangkutan sampah


Pengumpulan sampah dimulai dari sumber penghasil sampah diruang-ruang di
Puskesmas yang kemudian dilakukan pengangkutan ke lokasi pembuangan
sementara/incerator dengan menggunakan gerobak yang dipisahkan antara sampah
medis dan non medis.
Kriteria pengumpulan sampah
1) Gerobak
 Mudah dipindahkan.
 Mudah dibersihkan disinfeksi.
2) Dijadwalkan secara rutin untuk membersihkan dan disinfeksi.
e) Pemusnahan/Incenerasi
Untuk pemusnahan sampah medis, dengan menggunakan incinerator dengan suhu
lebih dari 1.000 derajat C.
f) Pembuangan Sementara
Untuk pembuangan sementara digunakan sebagai tempat pembuangan non medis
sementara waktu tidak boleh lebih dari 1 ( satu hari yang kemudian diangkut oleh
petugas Kebersihan daerah ke tempat pembuangan sampah akhir.
g) Pengelolaan Sampah Puskesmas
1) Sampah dari tiap unit pelayanan fungsional dalam Puskesmas dikumpulkan
( dimasukan kedalam tong sampah ) oleh tenaga perawat/dokter semua pegawai
pelaksana produk sampah khusus yang mengangkut pemisahan sampah medis
dan non medis, sedang ruang lain dapat dilakukan oleh tenaga kebersihan.
2) Proses pengangkutan sampah dilakukan oleh tenaga kebersihan (cleaning
service).
3) Pengawas pengelolaan sampah di Puskesmas dilakukan oleh tenaga sanitasi.

E. Evaluasi Pengelolaan Sampah


Evaluasi diperlukan untuk mengetahui kebersihan pengelolaan sampah yang dilakukan
secara berkala. Indikator yang digunakan sebagai berikut :

1. Ceklist kebersihan harian.


2. Akumulasi sampah yang terangkut / terolah.
3. Pengukuran tingkat kepadatan lalat ( indek lalat ).
4. Ada tidaknya keluhan, baik dari masyarakat yang tinggal di Puskesmas, pasien dan
pengunjung serta petugas Puskesmas.
BAB III

PENUTUP

Demikian pedoman Pengelolaan Sampah di Instalasi Sanitasi Puskesmas Rawat Inap Muara
Pinang disusun sebagai acuan setiap personil yang mempunyai kewajiban untuk melakukan kegiatan
tesebut. Disadari bahwa keterbatasan sarana dan prasarana serta sumber dana dan daya masih
menjadi kendala di beberapa tempat. Namun keterbatasan ini tidak menjadi alasan untuk menurunkan
baku prosedur pelayanan kesehatan yang harus diberikan kepada pasien. Dengan memiliki
pengetahuan dan sikap yang memadai, diharapkan semua personil Puskesmas mempunyai perilaku
dan kemampuan yang memadai pula dalam memanfaatkan sarana dan prasarana yang tersedia secara
tepat guna dan hasil guna.

Perlu ditekankan bahwa pengelolaan sampah Puskesmas secara berencana dan terorganisir
dengan baik merupakan suatu keharusan bagi setiap Puskesmas. Hal ini merupakan kewajiban dan
merupakan komitmen dari Puskesmas untuk memberikan pelayanan kesehatan secara prima.

Ditetapkan di : Rawat Inap Muara Pinang


Pada tanggal : 2021

KEPALA PUSKESMAS RAWAT INAP MUARA


PINANG,

Abdul Wahid, SKM.


Penata Tk. 1/ III.d
NIP. 196811091996031003

Anda mungkin juga menyukai