BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. LIMBAH PUSKESMAS
1. Pengertian limbah Puskesmas
a. Limbah
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1204 tahun 2004 tentang
Persyaratan kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, limbah adalah semua yang
dihasilkan dari suatu kegiatan dalam bentuk padat, cair dan gas. Limbah
adalah hasil buangan dari suatu kegiatan yang juga merupakan suatu bentuk
materi yang menurut jenis dan kategorinya mempunyai manfaat atau daya
perusak untuk manusia dan lingkungannya ( sumber : Permenkes RI Tahun
2004 tentang Persayratan Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit)
b. Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan kaupaten/kota
yang bertanggungjawab menyelenggrakan pengembangan kesehatan disuatu
wilayah kerja ( sumber:depkes RI Tahun 2009 ).
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah
fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perorangan tingkat pertama dengan lebih
mengutamakan upaya promotif dan preventif tanpa mengabaikan upaya
kuratif dan rehabilitative untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.( sumber : Permenkes RI
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan PelayananKesehatan
Lingkungan di Puskesmas ),
c. Limbah Puskesmas
Limbah Puskesmas adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan
Puskesmas dalam bentuk padat, cair dan gas, selain itu merupakan bahan
5
6
buangan yang tidak berguna , tidak digunakan ataupun terbuang yang dapat
dibedakan menjadi limbah medis dan non medisdan dikategorikan limbah
benda tajam, limbah infeksius, limbah sitotoksik, dan radioaktif.( sumber :
Permenkes RI No.1204 Tahun 2004 tentang persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit )
Limbah yang dihasilkan dari Puskesmas dibagi menjadi dua, seperti berikut :
1. Limbah Medis
a. Padat
b. Cair
2. Limbah Non Medis
a. Padat
b. Cair
6
7
2. Limbah Infesksius
Limbah medis cair adalah limbah cair yang mengandung zat beracun
ataupun tidak beracun seperti bahan-bahan kimia organic.Zat-zat organic yang
berasal dari air bilasan ruang pelayanan medis apabila tidak dikelola dengan
baik atau langsung dibuang kesaluran pembuangan umum akan sangat
berbahaya dan dapat menimbulkan bau yang tidak sedap sertamencemari
lingkungan.
7
8
Limbah padat non medis adalah semua sampah padat diluar sampah
padat medis yang dihasilkan dari berbagai kegiatan, seperti berikut :
1. Kotoran manusia seperti tinja dan air kemih yang berasal dari kloset dan
putaran di dalam toilet atau kamar mandi.
2. Air bekas cucian peralatan dapur
Pengelolaan yang tepat untuk limbah medis selain bergantung pada administrasi
dan organisasi yang baik juga memerlukan kebijakan dan pendanaan yang memadai
sekaligus partisipasi aktif dari staf yang terlatih dan terdidik. Kebijakan yang berlaku
dalam pengelolaan limbah medis tidak dapat efektif jika tidak diterapkan dengan
seksama, konsisten, dan menyeluruh.
8
9
9
10
10
11
b. Pemilahan
Pemilahan merupakan tahapan penting dalam pengelolaanLimbah.
Beberapa alasan penting untuk dilakukan pemilahan antara lain :
- Pemilahan akan mengurangi jumlah Limbah yang harus dikelola
sebagai Limbah B3 atau sebagai Limbah medis karena Limbah non
infeksius telah dipisahkan;
- Pemilahan akan mengurangi Limbah karena akan menghasilkan alur
Limbah padat ( solid waste stream)yang mudah ,aman, efektif biaya
untuk daur ulang, pengomposan atau pengelolaan selanjutnya;
- Pemilahan akan mengurangi jumlah Limbah B3 yang terbuang bersama
Limbah non B3 ke media lingkungan.
Sebagai contoh adalah memisahkan merkuri sehingga tidak terbuang
bersama Limbah non B3 lainnya.
c. Pewadahan
Warna kemasan atau wadah Limbah B3 yaitu berupa warna :
- Merah untuk Limbah radioaktif
- Kuning untuk Limbah infeksius dan limbah patologis
- Ungu untuk Limbah sitotoksik; dan
- Coklat untuk Limbah bahan kimia kedaluwarsa.
d. Pengangkutan
Pengangkutan yang tepat merupakan bagian yag penting dalam
pengeloaan limbah dari kegiatan fasilitas pelayanan kesehatan. Dalam
pelaksanaannya untuk mengurangi resiko terhadap personil pelaksana, maka
diperlukan perlibatan seluruh bagian meliputi bagian perawatan dan
11
12
e. Penyimpanan sementara
Persyaratan fasilitas penyimpanan Limbah B3 meliputi :
- Lantai kedap air (impermeable), berlantai beton atau semen dengan
system drainase yang baik, serta mudah dibersihkan dan dilakukan
desinfeksi.
- Tersedia sumber air atau kran air untuk pembersihan
- Mudah diakses untuk penyimpanan limbah
- Dapat dikunci untuk meghindari akses oleh pihak yang tidak
berkepentingan
- Mudah diakses oleh kendaraan yang akan mengumpulkan atau
mengangkut limbah
- Terlindung dari matahari, hujan, angina kencang, banjir, dan factor lain
yang berpotensi menimbulkan kecelakaan atau bencana kerja
- Tidak dapat diakses oleh hewan, serangga dan burung.
- Dilengkapi dengan ventilasi dan pencahayaan yang baik dan memadai
- Berjarak jauh dari tempat penyimpanan dan penyiapan makanan
- Dinding, lantai dan langit-langit fasilitas penyimpanan senantiasa
dalam keadaan bersih, termasuk pembersihan lantai setiap hari.
f. Pengolahan
Pengolahan Limbah B3 adalah proses untuk mengurangi dan/atau
menghilangkan sifat bahaya dan/atau sifat racun.
Tujuan pengolahan limbah medis adalah mengubah karakteristik biologis
dan/atau kimia limbah sehingga potensi bahayanya terhadap manusia
berkurang atau tidak ada.
Dalam pelaksanaannya, pengolahan Limbah B3 dari fasilitas pelayanan
kesehatan dapat dilakukan pengolahan secara thermal atau non termal.
12
13
g. Pemanfaatan/pemusnahan
Pemanfaatan limbah B3 dapat dilakukan setelah dilakukan pengolahan
Limbah B3 dan daur ulang Limbah B3.
13
14
a. Alat pelindung diri adalah seperangkat alat yang digunakana tenaga kerja
untuk melindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi
bahaya atau kecelakaan kerja (sumber: Budiono,2003 tentang Alat
Pelindung Diri).
14
15
15
16
Jumlah Kunjungan
No
2. Data kunjungan rawat jalan dan rawat inap Puskesmas Tahun 2018
Jumlah Kunjungan
L P L+P L P L+P
1 2 3 4 5 6 7
30,29
1 7 30,596 60,893 249 306 555
Sumber data : Profil Kesehatan UPTD BLUD Puskesmas Praya tahun 2018
16
17
1. 16 Mei 2017 43
2. 13 Juni 2017 54
3. 14 Juli 2017 46
4. 15 Agustus 2017 70
5. 18 September 2017 67
6. 20 Oktober 2017 45
7. 20 November 2017 52
8. 19 DEsember 2017 61
1. 22 Januari 2018 34
2. 24 Februari 2018 30
3. 26 Maret 2018 72
17
18
4. 24 April 2018 46
5. 24 Mei 2018 48
6. 3 Juli 2018 29
7. 15 Agustus 2018 77
8. 18 September 2018 43
18
19
19
20
20
21
21
22
medis seperti ruang KIA, ruang gigi, ruang laboratorium, ruang UGD, ruang
rawat inap, ruang persalinan, ruang BP dan ruang perawatan.
d. Pengangkutan
Limbah yang terkumpul dari masing – masing tempat sampah yang ada
di UPTD BLUD puskesmas Praya setiap hari setelah selesai pelayanan atau
setelah ¾ penuh diikat dan dilakukan pengangkutan insitu ( pengangkutan
limbah pada lokasi Puskesmas) agar tidak terjadi penumpukan dan
mencegah kontaminasi ruang pelayanan medis.
Sebelum dilakukan pengangkutan insitu terlebih dahulu wadah plastic
dilakukan penanganan agar limbah medis tidak berceceran .Adapun
beberapa tahap penanganan dan pengikatan limbah medis yang dilakukan di
UPTD BLUD Puskesmas Praya adalah :
- Wadah yang telah terisi ¾ penuh diambil dengan menarik plastic
pembungkus limbah secara perlahan sehingga udara dalam kantong
berkurang.
- Ujung plastic diputar untuk membentuk kepang tunggal
- Kepang tunggal yang sudah terbentuk kemudian diikat lagi untuk
membentuk ikatan tunggal.
Pada proses ini, petugas cleaning service menggunakan APD seperti
handscoon, masker dan sepatu boot. Pada saat pengangkutan petugas
cleaning service menggunakan troli pengumpul dengan kapasitas 200 liter
untuk meminimalisir pencemaran sepanjang perjalanan menuju TPS
limbah B3 Puskesmas.
e. Penyimpanan sementara
Lokasi tempat penyimpanan sementara mudah diakses oleh mobil
pengangkut limbah, bebas banjir, tidak rawan bencana alam dan berada
dalam jarak antara lokasi TPS dengan fasilitas umum sekitar 50 m. Lantai
bangunan kedap air, rata tidak retak serta dilengkapi symbol dan label B3,
memilik ventilas yang cukup dan tersedia sarana air bersih yang mengalir
22
23
dan sabun serta memiliki izin TPS. Limbah padat medis di UPTD BLUD
Puskesmas Praya disimpan di TPS selama 1 bulan.
f. Pengolahan akhir
Limbah yang dihasilkan oleh UPTD BLUD Puskesmas Praya kemudian
diangkut oleh pihak ke 3 sebelum dilakukan pengolahan akhir. Pihak ke 3
yang bekerjasama dengan UPTD BLUD Puskesmas Praya dalam hal
pengangkutan limbah medis padat sejak tahun 2017 adalah PT Artama
Sentosa Indonesia ( PT ASI ). PT ASI merupakan perusahaan yang sudah
mendapat izin pengelolaan limbah B3 untuk kegiatan pengumpulan limbah
B3 dari Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI dengan nomor SK :
SK.186/Menlkh/Setjen/PSLB.3/3/2016. Kendaraan yang digunakan oleh PT
ASI menggunakan mobil box tertutup yang dilengkapi dengan alat
pengumpul kebocoran, mobil box tersebut meiliki ruang supir yang secara
fisik terpisah dari ruang limbah. Petugas pengangkut sudah terlatih dan
memakai APD waktu mengangkut sampah dari tempat penyimpanan ke
dalam mobil.
Limbah medis padat yang diangkut kemudian dilakukan pengolahan oleh PT
Wastec yang sudah bekerjasama dan ditandai dengan adanya MOU PT ASI
dengan PTWastec tahun 2019-2020. Dari dokumen dokumen yang
diberikan oleh PT ASI, limbah medis yang dikumpulkan diolah sesuai
peraturan yang berlaku dan dilakukan penanganan sesuai prosedur.
23
24
Kadar
No Parameter Satuan Maksimum*
1. pH - 6-9
2. BOD mg/L 30
3. COD mg/L 100
4 TSS mg/L 30
5. Minyak&lemak mg/L 5
6. Amoniak mg/L 10
7. Total Coliform Jumlah/100ml 3000
8. Debit L/orang/hari 100
Sumber: Permen LHK RI No.P.68/Menlhk-Setjen/2016 tentang baku
mutu air limbah domestic
Hasil pemeriksaan air limbah dari inlet dan outlet menunjukkan
kualitas air limbah yang diolah sudah memenuhi baku mutu untuk
dibuang ke media lingkungan.
b. Kegiatan inovasi
1. Kerjasama lintas program
24
25
25
26
b. Program Gizi
Bersama program gizi melakukan pembinaan kepada Kelompok
Masyarakat Peduli Sampah ( KMPS ) “Milenial” yang ada di
lingkungan Darul Palah Kelurahan Panjisari untuk berkontribusi di
posyandu karena rata – rata anggota KMPS Milenial tersebut adalah
ibu rumah tangga yang memiliki anak balita. Dari pembinaan tersebut
didapatkan hasil yaitu sampah plastic yang diolah menjadi kerajinan
tangan tersebut kemudian dijual ke Bank Sampah Mandiri Dari hasil
penjualan kerajinan dari plastic tersebut bisa menjadi tambahan bagi
ibu-ibu rumah tangga untuk keperluan sehari-hari. Selain itu juga
sebagian hasil daripada penjualan kerajinan tangan tersebut
dimasukkan ke dalam kas posyandu untuk keperluan rumah tangga
posyandu seperti Pemberian Makanan Tambahan ( PMT ) untuk balita
26
27
c. Program TBC
Melakukan penyuluhan secara personal dan kelompok
masyarakat yangmenderita BTA + tentang bahaya limbah medis,
termasuk tata cara mengelola dahak. Adapun jumlah penderita yang
dinyatakan BTA ( + ) pada tahun 2017 dengan rincian sbb :
Jumlah penderita BTA (+) dan suspek yang diperiksa tahun 2017
Jumlah penderita BTA (+) dan suspek yang diperiksa tahun 2018
27
28
3. Tiwu Galih 25 2 4 0
4. Leneng 33 4 3 0
5. Panjisari 15 1 3 0
6. Renteng 26 1 3 0
7. Semayan 16 2 2 0
8. Gerunung 29 2 1 0
9. Gonjak 9 - 1 0
Puskesmas 230 18 25 0
Tahun 2017 335 26 49 1
Sumber data : Laporan Tahunan UPT BLUD Puskesmas Praya thn 2018
Dari data diatas dapat kita lihat, dengan adanya kerjasama lintas
program antara sanitarian dan program TBC dalam hal
penanganan/pengelolaan limbah medis khususnya sputum yang
dihasilkan dari penderita BTA(+), sehingga penderita memiliki
pemahaman yang baik sehingga penularan virus TBC dapat
diminimalisir sehingga terjadi penurunan kasus TBC secara signifikan.
28
29
29
30
30
31
31