Anda di halaman 1dari 5

B.

Macam-Macam Limbah Medis Padat dan Cair

Sampah medis dihasilkan dari tindakan diagnosis dan tindakan medis


terhadap pasien. Termasuk dalam kajian tersebut juga kegiatan medis di ruang
poliklinik, perawatan, bedah, kebidanan, otopsi dan ruang laboratorium.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1204 Tahun 2004 Tentang Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit, limbah Puskesmas adalah semua limbah
yang dihasilkan dari kegiatan Puskesmas dalam bentuk padat, cair, dan gas.
Sampah medis yang dihasilkan dari rumah sakit serta Puskesmas dapat dibagi
menjadi dua,seperti berikut :

a. Sampah Medis Padat


Limbah padat medis yang dihasilkan oleh rumah sakit berbagai macam
jenis dan karakteristiknya. Menurut Dr. Erlanda (2019) limbah rumah
sakit padat medis yang dikeluarkan oleh rumah sakit terdiri dari :
1. Limbah Benda Tajam
Limbah tajam merupakan objek atau alat yang memiliki sudut
tajam, sisi ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau
menusuk kulit, seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena,
pipet pasteur, pecahan gelas dan pisau bedah. Semua benda tajam ini
memiliki potensi berbahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui
sobekan atau tusukan. Bendabenda tajam yang terbuang mungkin
terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi dan
beracun, bahan sitotoksik atau radio aktif. Limbah benda tajam
mempunyai potensi bahaya tambahan yang dapat menyebabkan infeksi
atau cedera karena mengandung bahan kimia beracun atau radioaktif.
Potensi untuk menularkan penyakit akan sangat besar bila benda tajam
tersebut digunakan untuk pengobatan pasien infeksi atau penyakit
infeksi.
2. Limbah Infeksius
Limbah infeksius mencakup pengertian limbah yang berkaitan
dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan
intensif) dan limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan
mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan/isolasi penyakit
menular. Namun beberapa institusi memasukkan juga bangkai hewan
percobaan yang terkontaminasi atau yang diduga terkontaminasi oleh
organisme patogen kedalam kelompok limbahin feksius.
3. Limbah Jaringan Tubuh
Jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan
tubuh biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau autopsi. Limbah
ini dapat dikategorikan berbahaya dan mengakibat kan risiko tinggi
infeksi kuman terhadap pasien lain, staf dan populasi umum
(pengunjung serta penduduk sekitar) sehingga dalam penanganannya
membutuhkan labelisasi yang jelas.
4. Limbah Sitotoksik
Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau
mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan,
pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik. Penanganan limbah ini
memerlukan absorben yang tepat dan bahan pembersih nya harus
selalu tersedia dalam ruangan peracikan. Bahan-bahan tersebut antara
lain swadust, granula absorpsi, atau perlengkapan pembersih lainnya.
Semua pembersih tersebut harus diperlakukan sebagai limbah
sitotoksik yang pemusnahannya harus menggunakan incinerator
karena sifat racunnya yang tinggi. Limbah dengan kandungan obat
sitotoksik rendah, seperti urin, tinja, dan muntahan dapat dibuang
kedalam saluran air kotor. Limbah sitotosik harus dimasukkan ke
dalam kantong plastik yang berwarna ungu yang akan dibuang setiap
hari atau boleh juga dibuang setelah kantong plastik penuh. Metode
umum yang dilakukan dalam penanganan minimalisasi limbah
sitotoksik adalah mengurangi jumlah penggunaanya, mengoptimalkan
ukuran kontainer obat ketika membeli, mengembalikan obat yang
kadaluarsa kepemasok, memusatkan tempat pembuangan bahan
kemotherapi, meminimalkan limbah yang dihasilkan dan
membersihkan tempat pengumpulan, menyediakan alat pembersih
tumpahan obat dan melakukan pemisahan limbah.
5. Limbah Farmasi
Limbah farmasi dapat berasal dari obat-obat yang kadaluarsa,
obatobatan yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi
spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi,obat-obatan yang
dikembalikan oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat, obat-obatan
yang tidak lagi diperlukan oleh institusi yang yang bersangkutan, dan
limbah yang dihasilkan selama produksi obat-obatan.
6. Limbah Kimia
Limbah kimia dihasilkan dari penggunaan kimia dalam
tindakan medis,veterinari, laboratorium,proses sterilisasi dan riset.
7. Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan
radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio
nukleida. Limbah ini dapat berasal dari antara lain : tindakan
kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan bakteriologis; dapat
berbentuk padat, cair atau gas. Limbah cair yang dihasilkan rumah
sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi.
8. Limbah Plastik
Limbah plastik adalah bahan plastik yang dibuang oleh klinik,
rumah sakit dan sarana pelayanan kesehatan lain seperti barangbarang
dissposable yang terbuat dari plastik dan juga pelapis peralatan dan
perlengkapan medis. Selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang
rumah sakit juga menghasilkan sampah non medis atau dapat disebut
juga sampah non medis. Sampah non medis ini bisa berasal dari
kantor/administrasi kertas, unit pelayanan (berupa karton, kaleng,
botol), sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan; sampah
dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan makanan, sayur dan
lain-lain).
b. Sampah Medis Cair
Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik
tertentu baik fisik, kimia dan biologi. Limbah rumah sakit bisa
mengandung bermacam-macam mikroorganisme, tergantung pada jenis
rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan
jenis sarana yang ada (laboratorium, klinik dll) jenis-jenis mikroorganisme
tersebut ada yang bersifat pathogen
Dalam melakukan fungsinya rumah sakit menimbulkan berbagai
buangan dan sebagian dari limbah tersebut merupakan limbah yang
berbahaya. Sumber air limbah rumah sakit dibagi atas tiga jenis yaitu:
1. Air Limbah Infeksius
Air limbah yang berhubungan dengan tindakan medis seperti
pemeriksaan mikrobiologis dari poliklinik, perawatan penyakit
menular.
2. Air Limbah Domestik
Air limbah yang tidak berhubungan dengan tindakan medis
yaitu berupa air limbah kamar mandi, dapur, dll.
3. Air Limbah Kimia
Air limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimiadalam
tindakan medis, Laboratorium, sterilisasi, riset

DAFTAR PUSTAKA

Kepmenkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia


No.1204/MENKES/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan
Lingkungan Rumah Sakit. Jakarta2004.
Dr. Erlanda Fikri. 2019. Tentang Pengelolaan Limbah Medis Padat.
Bandung: CV Pustaka Setia

Anda mungkin juga menyukai