Anda di halaman 1dari 10

I.

Limbah Rumah Sakit


1.1 Pengertian Limbah Rumah Sakit
Limbah Rumah Sakit menurut Permenkes RI
nomor:
1204/MENKES/SK/X/2004

Tentang

Persyaratan

Kesehatan Lingkungan Rumah Sakit adalah semua


limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam
bentuk padat, cair, dan gas.
Pengertian limbah rumah sakit adalah semua
limbah yang dihasilkan dari kegiatan Rumah Sakit
dalam bentuk padat, cair, pasta (gel) maupun gas yang
dapat mengandung mikroorganisme pathogen bersifat
infeksius, bahan kimia beracun, dan sebagian bersifat
radioaktif (Depkes, 2006).
Limbah rumah sakit cenderung bersifat
infeksius dan kimia beracun yang

dapat

mempengaruhi kesehatan manusia, memperburuk


kelestarian lingkungan hidup

apabila tidak dikelola

dengan baik.
1.2 Klasifikasi Limbah Rumah Sakit
Secara umum sampah dan limbah rumah sakit
dibagi dalam dua kelompok

besar, yaitu sampah

atau limbah medis dan non medis baik padat maupun


cair.
1.2.1 Limbah Medis

Limbah medis adalah yang berasal dari


pelayanan medis, perawatan, gigi, veterinari,
farmasi atau sejenis, pengobatan, perawatan,
penelitian atau pendidikan yang menggunakan
bahan-bahan beracun, infeksius berbahaya
atau bisa membahayakan kecuali jika dilakukan
pengamanan tertentu. Bentuk limbah medis
bermacam-macam dan berdasarkan potensi
yang terkandung di dalamnya dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Limbah benda tajam
Limbah benda tajam adalah obyek atau alat
yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian
menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit
seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena,
pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Semua
benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat
menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan.
Benda-benda tajam yang terbuang mungkin
terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan
mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif.
2. Limbah infeksius
Limbah infeksius mencakup pengertian sebagai
berikut:

Limbah yang berkaitan dengan pasien yang


memerlukan isolasi penyakit menular
(perawatan intensif)

Limbah laboratorium yang berkaitan dengan


pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan
ruang perawatan/isolasi penyakit menular.

3. Limbah jaringan tubuh


Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota
badan, darah dan cairan tubuh, biasanya dihasilkan
pada saat pembedahan atau otopsi.
4. Limbah sitotoksik
Limbah sitotoksik adalah bahan yang
terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi
dengan obat sitotoksik selama peracikan,
pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik.
Limbah yang terdapat limbah sitotoksik didalamnya
harus dibakar dalam incinerator dengan suhu diatas
1000oc
5. Limbah farmasi
Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat
kadaluwarsa, obat-obat yang terbuang
karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau
kemasan yang terkontaminasi, obat-obat yang
dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat,
obat-obat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi
yang bersangkutan dan limbah yang dihasilkan
selama produksi obat-obatan.
6. Limbah kimia

Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan


dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan
medis, veterinari, laboratorium, proses sterilisasi,
dan riset.
7. Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah bahan yang
terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal
dari penggunaan medis atau riset radio nukleida.
Limbah ini dapat berasal dari antara lain : tindakan
kedokteran nuklir, radio-imunoassay dan
bakteriologis; dapat berbentuk padat, cair atau gas.
Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai
karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi.
8. Limbah Plastik
Limbah plastik adalah bahan plastik yang
dibuang oleh klinik, rumah sakit dan sarana
pelayanan kesehatan lain seperti barang-barang
dissposable yang terbuat dari plastik dan juga
pelapis peralatan dan perlengkapan medis.

1.2.2 Limbah Non Medis


Sampah non medis ini bisa berasal dari
kantor/administrasi kertas, unit pelayanan
(berupa karton, kaleng, botol), sampah dari
ruang pasien, sisa makanan buangan; sampah

dapur (sisa pembungkus, sisa makanan/bahan


makanan, sayur dan lain-lain).

( Gb. 1. Bagan Klasifikasi


Limbah RS Limbah RS )
Limbah

Medis/Klinis

1.3 Penggolongan Limbah Berdasar Toksisitasnya


a. Golongan A :

Dressing bedah, swab dan semua limbah


terkontaminasi dari kamar bedah.

Bahan-bahan kimia dari kasus penyakit infeksi.

Seluruh jaringan tubuh manusia (terinfeksi maupun


tidak),

bangkai/jaringan hewan dari

laboratorium dan hal-hal lain yang berkaitan


dengan swab dan dreesing.
b. Golongan B :
Syringe bekas, jarum, cartridge, pecahan gelas dan
benda-benda tajam lainnya.
c. Golongan C :
Limbah dari ruang laboratorium dan postpartum
kecuali yang termasuk dalam golongan A.
d. Golongan D :
Limbah bahan kimia dan bahan-bahan farmasi tertentu.
e. Golongan E :
Pelapis Bed-pan Disposable, urinoir, incontinencepad, dan stomach.

II. Limbah Infeksius


2.1 Pengertian Limbah Infeksius
Limbah Infeksius adalah limbah yang dicurigai
mengandung patogen.
2.2 Jenis Limbah Infeksius

a. Produk ekskresi klien dengan penyakit menular


a) Sputum
b) Darah
c) Cairan Mukosa
d) Pus
b. Limbah dari pemeriksaan laboratorium penyakit
menular
c. Bahan kimia berbahaya
2.3 Bahaya Tumpahan Infeksius
Limbah infeksius merupakan limbah yang
berbahaya karena didalam nya terdapat berbagai
mikroorganisme bersifat patogen yang dapat memicu
penularan penyakit dari klien ke tenaga medis atau
sebaliknya.
2.4 Cara Penanganan Tumpahan Infeksius
Cara penanganan tumpahan infeksius dari klien
harus dilakukan secara hati- hati, tetap waspada
dan menjaga kesterilan agar tidak menimbulkan efek
pada orang

lain. Di rumah sakit, penanganan

tumpahan infeksius menggunakan spill kit dan APD


( Alat Perlindungan Diri )
Spill kit adalah kit atau seperangkat alat yang
digunakan untuk menangani jika terjadi tumpahan bahan
bahan berbahaya seperti bahan kimia, bahan infeksius,
logam berat atau minyak agar tidak membahayakan
penghuni dan lingkungan sekitarnya. Jika kita lihat
diindustri perminyakan atau industri yang menggunakan
bahan kimia spill kit adalah hal yang tidak asing lagi,

tetapi di rumah sakit khususnya rumah sakit kita


mungkin ini adalah hal baru.
Perangkat yang terdapat didalam spill kit yaitu,
:
- Celemek
- Kacamata
- Masker
- Sarung tangan
- Tisu/ kertas merang/Koran bekas/kainbekas
- Penjepit
- Plastic medis
- Chlorine/ bayclin
- Sprayer
- Gelas ukur
- Lap bersih
- Papan tanda peringatan lantai basah/tumpahan
infeksius
Prosedur Penanganan Tumpahan Infeksius :
a. Petugas menyiapkan spill kit dan memasang tan
da peringatan
b. Petugas memakai APD (masker, kacamata, cele
mek/apron)
c. Petugas menyiapkan plastic kuning untuk limbah
medis
d. Tumpahan cairan tubuh (darah) diserap
menggunakan kertas merang/tissue
hingga bersihdengan memakai penjepit. Jika tumpahan
sudah mengering maka disemprot dulumenggunakan
cairan perhidrol (H2O2) kemudian diserap menggunakan
kertas merang.

e.
Kertas merang/tisu dimasukkan kedalam plastik kuning y
ang telah disiapkan
f. Bekas tumpahan cairan tubuh disemprotkan dengan men
ggunakan larutan chlorine 0,5%) dandi diamkan sampai
10 menit
g. 10 menit
kemudian angkat larutan chlorine dengan menggunakan
lap basah
h. Masukkan lap basah ke dalam larutan air dan
desinfektan (chlorin 0,5%)
i. Ikat plastic berisi kertas kertas merang/tisu yang telah
terkontaminasi, masukkan ke dalamtempat sampah
infeksius j. Buka sarung tangan, buang ke tempat
sampah
infeksius. Lepaskan APD. Masukkan APD ke kotak peralat
an spill kit
. Kembalikan spill kit ke tempat penyimpanannyan. Mencuc
i tangan.

( Gb. 3. Simbol Kategori pada Kantong Plastik Penanganan


Tumpahan )
s
Limbah yg berasal

Anda mungkin juga menyukai