Anda di halaman 1dari 63

PENGELOLAAN LIMBAH

RUMAH SAKIT

Hesty Nuur Hanifah, S.Si., M.I.L.


PENDAHULUAN

Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari


kegiatan Rumah Sakit dalam bentuk padat, cair, pasta (gel)
maupun gas yang dapat mengandung mikroorganisme patogen
bersifat infeksius, bahan kimia beracun, dan sebagian bersifat
radioaktif (Depkes, 2006).

Limbah rumah sakit cenderung bersifat infeksius dan kimia


beracun yang dapat mempengaruhi kesehatan manusia,
memperburuk kelestarian lingkungan hidup apabila tidak dikelola
dengan baik.
Fasilitas pengelolaan limbah yang harus dimiliki
oleh setiap Rumah Sakit yaitu:
1. Fasilitas Pengelolaan Limbah padat : Setiap Rumah sakit harus
melakukan reduksi limbah dimulai dari sumber dan harus
mengelola dan mengawasi penggunaan bahan kimia yang
berbahaya, beracun dan setiap peralatan yang digunakan dalam
pengelolaan limbah medis mulai dari pengumpulan,
pengangkutan, dan pemusnahan harus melalui sertifikasi dari
pihak yang berwenang.
2. Fasilitas Pengolahan Limbah Cair : Limbah cair harus
dikumpulkan dalam container yang sesuai dengan karakteristik
bahan kimia dan radiologi, volume, dan prosedur penanganan
dan penyimpanannya. Rumah sakit harus memiliki Instalasi
Pengolahan Air Limbah sendiri.
FAKTANYA
• Berdasarkan hasil Rapid Assessment tahun 2002 yang
dilakukan oleh Direktorat Penyediaan Air dan Sanitasi
yang melibatkan Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota,
menyebutkan bahwa sebanyak 648 rumah sakit dari
1.476 rumah sakit yang ada, yang memiliki insinerator
baru 49% dan yang memiliki Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) sebanyak 36%. Dari jumlah tersebut
kualitas limbah cair yang telah melalui proses
pengolahan yang memenuhi syarat baru mencapai 52%
PENGELOLAAN LIMBAH PADAT RUMAH
SAKIT

 Limbah atau sampah medis/klinis adalah limbah


yang berasal dari pelayanan medis, perawatan, gigi,
veterinary, farmasi atau sejenisnya, pengobatan,
perawatan, pendidikan dan penelitian yang
menggunakan bahan beracun dan infeksius
JENIS LIMBAH/SAMPAH MEDIS :

Limbah umum
Limbah benda tajam
Limbah patologis
Limbah farmasi
Limbah genotoksik
Limbah kimia
Limbah alat yang mengandung logam berat
Limbah radioaktif
Wadah bertekanan tinggi
JENIS LIMBAH MEDIS
• Limbah umum : Limbah yang tidak berbahaya dan tidak
membutuhkan penanganan khusus, contoh : limbah domestik,
limbah kemasan non infectious
• Limbah benda tajam : Obyek atau alat yang memiliki sudut
tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong
atau menusuk kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan
intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah
• Limbah patologis : Jaringan atau potongan tubuh manusia,
contoh bagian tubuh, darah dan cairan tubuh yang lain
termasuk janin
• Limbah farmasi : Limbah yang mengandung bahan farmasi
contoh obat-obatan yang sudah kadaluwarsa atau tidak
diperlukan lagi
JENIS LIMBAH MEDIS
• Limbah genotoksik : limbah yang mengandung bahan dengan
sifat genotoksik contoh limbah yang mengandung obat-obatan
sitostatik (sering dipakai dalam terapi kanker), yaitu zat
karsinogenik (benzen, antrasen), zat sitotoksik, (tamoksifen,
semustin)
• Limbah kimia : limbah yang mengandung bahan kimia contoh
reagen di laboratorium, film untuk rontgen, desinfektan yang
kadaluwarsa atau sudah tidak diperlukan, solven. Limbah ini
dikategorikan limbah berbahaya jika memiliki beberapa sifat
(toksik, korosif (pH12), mudah terbakar, reaktif (mudah
meledak, bereaksi dengan air, rawan goncangan),
JENIS LIMBAH MEDIS
• Limbah alat yang mengandung logam berat : Baterai, pecahan
termometer, tensimeter
• Limbah radioaktif : bahan yang terkontaminasi dengan radio
isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio
nukleida.
• Wadah bertekanan tinggi : Tabung gas anestesi, gas cartridge,
kaleng aerosol, peralatan terapi pernafasan, oksigen dalam
bentuk gas atau cair
JENIS LIMBAH MEDIS
• Limbah berpotensi menularkan penyakit (infectious):
mengandung mikroorganisme patogen yang dilihat dari
konsentrasi dan kuantitasnya bila terpapar dengan manusia
akan dapat menimbulkan penyakit
- jaringan dan stok dari agen-agen infeksi dari kegiatan
laboratorium, dari ruang bedah atau dari autopsi pasien yang
mempunyai penyakit menular
- atau dari pasien yang diisolasi, atau materi yang berkontak
dengan pasien yang menjalani haemodialisis (tabung, filter,
serbet, gaun, sarung tangan dan sebagainya)
- atau materi yang berkontak dengan binatang yang sedang
diinokulasi dengan penyakit menular atau sedang menderita
penyakit menular
JENIS LIMBAH MEDIS
Limbah reaktif yang berasal dari rumah sakit adalah :
• Shock sensitive: senyawa-senyawa diazo, metal azide, nitro
cellulose, perchloric acid, garam-garam perchlorat, bahan
kimia peroksida, asam picric, garam-garam picrat,
polynitroaromatic.
• Water reactive: logam-logam alkali dan alkali tanah, reagen
alkyl lithium, larutan- larutan boron trifluorida, reagen
Grignard, hidrida dari Al, B, Ca, K, Li, dan Na, logam halida
dari Al, As, Fe, P, S, Sb, Si, Su dan Ti, phosphorus
oxychloride, phosphorus pentoxide, sulfuryl chloride, thionyl
chloride.
• Bahan reaktif lain: asam nitrit diatas 70%, phosphor (merah
dan putih).
KATEGORI LIMBAH MEDIS/KLINIS
 Golongan A : a. Dressing bedah, swab dan semua limbah
terkontaminasi;
b. Bahan linen kasus penyakit infeksi
c. Seluruh jaringan tubuh manusia dan hal
lain yang berkaitan dengan swab dan dressing

 Golongan B : Syringe bekas, jarum, cartridge, pecahan gelas dan


benda tajam lainnya

 Golongan C : Limbah lab dan post partum, kecuali yg masuk gol. A

 Golongan D : Limbah bahan kimia dan farmasi tertentu


 Golongan E : Pelapis bed-pan disposable, urinoir, incontinence pad
dan stamagbags
PEMISAHAN SAMPAH
MEDIS
 Untuk memudahkan berbagai macam sampah/limbah medis yang dbuang, maka
harus dilakukan pemisahan dengan memakai kantong plastik berwarna (kode
warna)

Warna Kantong Jenis Sampah/Limbah

Hitam Limbah rumah tangga biasa, tidak digunakan untuk


menyimpan atau mengangkut limbah medis

Kuning Semua jenis limbah yang akan dibakar di incinerator

Kuning dgn strip Jenis sampah medis yang sebaiknya dibakar tapi bisa juga
hitam dibuang di sanitary landfill bila dilakukan cara pengumpulan
terpisahdan pengaturan pembuangan

Biru muda atau Limbah untuk di autoclav (atau sejenis) sebelum


transparan dgn strip pembuangan akhir
biru tua
STANDARISASI KANTONG DAN
KONTAINER PEMBUANGAN LIMBAH
MEDIS

 Karena terdapat berbagai macam kantong dan kontainer serta


logo (simbol) yang dipergunakan untuk pembuangan sampah
medis, maka perlu standardisasi nasional warna dan kode
masing-masing jenis sampah medis

 Keseragaman akan memberikan keuntungan sbb :


- Mengurangi biaya dan waktu pelatihan petugas
- Meningkatkan keamanan petugas dalam/luar RS
- Pengurangan biaya produksi kantong dan kontainer

 Kantong dan kontainer harus kuat, bermutu, tidak mudah robek


dan tidak bereaksi dgn sampah yang disimpan di dalamnya
KODE
SIMBOL/PIKTOGRAM
STANDARD
 Sampah Infeksius
Kantong berwarna kuning dengan simbol
biohazard yang berwarna hitam (international)

 Sampah Citotoksik
Kantong berwarna ungu dengan simbol limbah
sititoksik (pembelahan sel fase telofase)

 Sampah Radioaktif
Kantong berwarna merah dengan simbol trefoil
(bhs lain : trifolium, three-leaved plant
(international)

 Sampah Umum
Kantong warna hitam dengan simbol tulisan
“Domestik” warna putih
PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS
GOLONGAN A
• Dressing bedah dan limbah medis lainnya ditampung dlm bak
penampungan limbah medis, dilengkapi dengan kantong plastik
diikat kuat kalau ¾ isi sudah penuh, maksimal 1 hari sekali
diangkut, dimusnahkan dgn incinerator

• Semua jar tubuh, placenta dll ditampung bak medis dalam kantong
yang tepat untuk dimusnahkan dgn incinerator

• Alat lab yabg terinfeksi dimusnahkan dengan incinerator dan


incinerator dioperasikan dibawah pengawasan bagian sanitasi
Rumah Sakit
PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS
GOLONGAN B

 Syringe, jarum, dan cartridge


hendaknya dibuang dalam keadaan
tertutup

 Sampah ini hendaknya ditampung


dalam bak tahan benda tajam yang
bilamana penuh ( atau dengan
interval maksimal tidak lebih dari 1
minggu) hendaknya diikat dan
ditampung dalam bak sampah medis
sebelum diangkut dan dimusnahkan
dengan incinerator
PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS
GOLONGAN C

 Pembuangan sampah medis


yang berasal dari unit patologi
kimia, haematologi, transfusi
darah, mikrobiologi, histologi
dan post partum serta unit
sejenisnya (binatang percobaan)
dibuat dalam kode pencegahan
infeksi dalam lab klinis dan
ruang post mortum.
PENGELOLAAN SAMPAH
MEDIS
GOLONGAN D

 Barang-barang yang lebih atau


produk medis baru sebagian
digunakan hendaknya
dikembalikan kepada petugas
yang bertanggung jawab di
bagian Farmasi Rumah Sakit.
PENGELOLAAN SAMPAH MEDIS
GOLONGAN E

 Kecuali yang berasal dari ruangan


dengan risiko tinggi, isi sampah
medis golongan E ini bisa dibuang
melalui saluran air “sluicer”, WC
atau unit pembuangan untuk itu

 Sampah yang tidak dapat dibuang


melalui saluran air hendaknya
disimpan dalam bak
penampungan sampah medis dan
dimusnahkan dengan incinerator
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR RUMAH
SAKIT
 Air limbah rumah sakit merupakan salah satu sumber
pencemaran lingkungan yang sangat potensial. Oleh karena
itu air limbah tersebut perlu diolah terlebih dahulu sebelum
dibuang ke saluran umum.
 Masalah yang sering muncul dalam hal pengelolaan limbah
rumah sakit adalah terbatasnya dana yang ada untuk
membangun fasilitas pengolahan limbah serta operasinya,
khususnya untuk rumah sakit tipe kecil dan menengah.
 Airlimbah rumah sakit adalah seluruh buangan cair
yang berasal dari hasil proses seluruh kegiatan rumah
sakit yang meliputi: limbah domestik cair yakni
buangan kamar mandi, dapur, air bekas pencucian
pakaian; limbah cair klinis yakni air limbah yang
berasal dari kegiatan klinis rumah sakit misalnya air
bekas cucian luka, cucian darah dll.; air limbah
laboratorium; dan lainya.
 Air limbah rumah sakit yang berasal dari buangan domistik
maupun buangan limbah cair klinis umumnya mengadung
senyawa polutan organik yang cukup tinggi, dan dapat diolah
dengan proses pengolahan secara biologis, sedangkan untuk
air limbah rumah sakit yang berasal dari laboratorium
biasanya banyak mengandung logam berat yang mana bila air
limbah tersebut dialirkan ke dalam proses pengolahan secara
biologis, logam berat tersebut dapat mengganggu proses
pengolahannya.
DIAGRAM PENGELOLAAN AIR LIMBAH RUMAH
SAKIT
TEKNOLOGI PROSES PENGOALAHAN
AIR LIMBAH RUMAH SAKIT
 Untuk mengolah air yang mengandung senyawa organik
umumnya menggunakan teknologi pengolahan air
limbah secara biologis atau gabungan antara proses
biologis dengan proses kimia-fisika.
 Proses secara biologis tersebut dapat dilakukan pada
kondisi aerobik (dengan udara), kondisi anaerobik (tanpa
udara) atau kombinasi anaerobik dan aerobik.
FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERHATIKAN
UNTUK MEMILIH JENIS PROSES
PENGOLAHAN LIMBAH CAIR RUMAH SAKIT:
1. Kualitas limbah
2. Kualitas air hasil olahan yang diharapkan
3. Jumlah air limbah
4. Lahan yang tersedia
5. Sumber energi yang tersedia.
BERAPA TEKNOLOGI PROSES PENGOLAHAN
AIR LIMBAH RUMAH SAKIT YANG SERING
DIGUNAKAN YAKNI ANTARA LAIN:
1. Proses lumpur aktif (activated sludge process)
2. Reaktor putar biologis (rotating biological contactor, RBC)
3. Proses aerasi kontak (contact aeration process)
4. Proses pengolahan dengan biofilter "Up Flow", serta
5. Proses pengolahan dengan sistem "biofilter anaerob-aerob".
PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN
PROSES LUMPUR AKTIF     
 Pengolahan air limbah dengan proses lumpur aktif secara
umum terdiri dari bak pengendap awal, bak aerasi dan bak
pengendap akhir, serta bak khlorinasi untuk membunuh bakteri
patogen.
 Proses ini cocok digunakan untuk mengolah air limbah dalam
jumlah yang besar.
 Secara umum proses pengolahan limbah dengan proses
lumpur aktif adalah sebagai berikut. Air limbah yang berasal
dari rumah sakit ditampung ke dalam bak penampung air
limbah. Bak penampung ini berfungsi sebagai bak pengatur
debit air limbah serta dilengkapi dengan saringan kasar untuk
memisahkan kotoran yang besar. Kemudian, air limbah dalam
bak penampung di pompa ke bak pengendap awal. Bak
pengendap awal berfungsi untuk menurunkan padatan
tersuspensi (Suspended Solids) sekitar 30 - 40 %, serta BOD
sekitar 25 % .
 Air limpasan dari bak pengendap awal dialirkan ke bak aerasi
secara gravitasi. Di dalam bak aerasi ini air limbah dihembus
dengan udara sehingga mikro organisme yang ada akan
menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah. Energi
yang didapatkan dari hasil penguraian zat organik tersebut
digunakan oleh mikrorganisme untuk proses
pertumbuhannya. Dengan demikian didalam bak aerasi
tersebut akan tumbuh dan berkembang biomasa dalam jumlah
yang besar. Biomasa atau mikroorganisme inilah yang akan
menguaraikan senyawa polutan yang ada di dalam air limbah.
 Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam
bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikro-organisme
diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi
dengan pompa sirkulasi lumpur. Air limpasan (over flow) dari
bak pengendap akhir dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak
kontaktor khlor ini air limbah dikontakkan dengan senyawa
khlor untuk membunuh micro-organisme patogen. Air olahan,
yakni air yang keluar setelah proses khlorinasi dapat langsung
dibuang ke sungai atau saluran umum. Dengan proses ini air
limbah rumah sakit dengan konsentrasi BOD 250 -300 mg/lt
dapat di turunkan kadar BOD nya menjadi 20 -30 mg/lt.
 Surplus lumpur dari bak pengendap awal maupun akhir
ditampung ke dalam bak pengering lumpur, sedangkan air
resapannya ditampung kembali di bak penampung air
limbah.
 Keunggulan proses lumpur aktif ini adalah dapat mengolah
air limbah dengan beban BOD yang besar, sehingga tidak
memerlukan tempat yang besar. Proses ini cocok digunakan
untuk mengolah air limbah dalam jumlah yang besar.
 Sedangkan beberapa kelemahannya antara lain yakni
kemungkinan dapat terjadi bulking pada lumpur aktifnya,
terjadi buih, serta jumlah lumpur yang dihasilkan cukup
besar.
PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN PROSES
REAKTOR BIOLOGIS PUTAR (ROTATING
BIOLOGICAL CONTACTOR, RBC)
 Reaktor biologis putar (rotating biological contactor)
disingkat RBC adalah salah satu teknologi pengolahan air
limbah yang mengandung polutan organik yang tinggi secara
biologis dengan sistem biakan melekat (attached culture).
 Prinsip kerja pengolahan air limbah dengan RBC yakni air
limbah yang mengandung polutan organik dikontakkan
dengan lapisan mikro-organisme (microbial film) yang
melekat pada permukaan media di dalam suatu reaktor.
DIAGRAM PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH
DENGAN SISTEM RBC
 Secara garis besar proses pengolahan air limbah dengan sistem
rbc terdiri dari bak pemisah pasir, bak pengendap awal, bak
kontrol aliran, reaktor/kontaktor biologis putar (rbc), bak
pengendap akhir, bak khlorinasi, serta unit pengolahan lumpur.

 Bak Pemisah Pasir


     Air limbah dialirkan dengan tenang ke dalam bak pemisah
pasir, sehingga kotoran yang berupa pasir atau lumpur kasar
dapat diendapkan. Sedangkan kotoran yang mengambang
misalnya sampah, plastik, sampah kain dan lainnya tertahan
pada sarangan (screen) yang dipasang pada inlet kolam
pemisah pasir tersebut.
 Bak Pengendap Awal
Dari bak pemisah/pengendap pasir, air limbah dialirkan ke bak
pengedap awal. Di dalam bak pengendap awal ini lumpur atau
padatan tersuspensi sebagian besar mengendap. Waktu tinggal
di dalam bak pengedap awal adalah 2 - 4 jam, dan lumpur
yang telah mengendap dikumpulkan daan dipompa ke bak
pengendapan lumpur.
 Bak Kontrol Aliran
Jika debit aliran air limbah melebihi kapasitas perencanaan,
kelebihan debit air limbah tersebut dialirkan ke bak kontrol
aliran untuk disimpan sementara. Pada waktu debit aliran
turun / kecil, maka air limbah yang ada di dalam bak kontrol
dipompa ke bak pengendap awal bersama-sama air limbah
yang baru sesuai dengan debit yang diinginkan.
 Kontaktor (reaktor) Biologis Putar

        Di dalam bak kontaktor ini, media berupa piringan (disk) tipis dari bahan
polimer atau plastik dengan jumlah banyak, yang dilekatkan atau dirakit pada
suatu poros, diputar secara pelan dalam keadaan tercelup sebagian ke dalam
air limbah. Waktu tinggal di dalam bak kontaktor kira-kira 2,5 jam. Dalam
kondisi demikian, mikroorganisme akan tumbuh pada permukaan media
yang berputar tersebut, membentuk suatu lapisan (film) biologis. Film
biologis tersebut terdiri dari berbagai jenis/spicies mikro-organisme misalnya
bakteri, protozoa, fungi, dan lainnya. Mikro-organisme yang tumbuh pada
permukaan media inilah yang akan menguraikan senyawa organik yang ada
di dalam air limbah. Lapisan biologis tersebut makin lama makin tebal dan
kerena gaya beratnya akan mengelupas dengan sedirinya dan lumpur orgnaik
tersebut akan terbawa aliran air keluar. Selanjutnya lapisan biologis akan
tumbuh dan berkembang lagi pada permukaan media dengan sendirinya.
 Bak Pengendap Akhir
Air limbah yang keluar dari bak kontaktor (reaktor) selanjutnya
dialirkan ke bak pengendap akhir, dengan waktu pengendapan
sekitar 3 jam. Dibandingkan dengan proses lumpur aktif, lumpur
yang berasal dari RBC lebih mudah mengendap, karena
ukurannya lebih besar dan lebih berat. Air limpasan (over flow)
dari bak pengendap akhir relatif sudah jernih, selanjutnya
dialirkan ke bak khlorinasi. Sedangkan lumpur yang mengendap
di dasar bak di pompa ke bak pemekat lumpur bersama-sama
dengan lumpur yang berasal dari bak pengendap awal.
 Bak Khlorinasi
Air olahan atau air limpasan dari bak pengendap akhir masih
mengandung bakteri coli, bakteri patogen, atau virus yang
sangat berpotensi menginfeksi ke masyarakat sekitarnya.
Untuk mengatasi hal tersebut, air limbah yang keluar dari bak
pengendap akhir dialirkan ke bak khlorinasi untuk membunuh
mikro-organisme patogen yang ada dalam air. Di dalam bak
khlorinasi, air limbah dibubuhi dengan senyawa khlorine
dengan dosis dan waktu kontak tertentu sehingga seluruh
mikro-orgnisme patogennya dapat di matikan. Selanjutnya
dari bak khlorinasi air limbah sudah boleh dibuang ke badan
air.
 Bak Pemekat Lumpur
Lumpur yang berasal dari bak pengendap awal maupun bak
pengendap akhir dikumpulkan di bak pemekat lumpur. Di
dalam bak tersebut lumpur di aduk secara pelan kemudian di
pekatkan dengan cara didiamkan sekitar 25 jam sehingga
lumpurnya mengendap, selanjutnya air supernatant yang ada
pada bagian atas dialirkan ke bak pengendap awal, sedangkan
lumpur yang telah pekat dipompa ke bak pengering lumpur
atau ditampung pada bak tersendiri dan secara periodik dikirim
ke pusat pengolahan lumpur di tempat lain.
KEUNGGULAN PROSES PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DENGAN SISTEM RBC
 Pengoperasian alat serta perawatannya mudah.
 Untuk kapasitas kecil / paket, dibandingkan dengan
proses lumpur aktif konsumsi energi lebih rendah.
 Dapat dipasang beberapa tahap (multi stage), sehingga
tahan terhadap fluktuasi beban pengoalahan.
 Reaksi nitrifikasi lebih mudah terjadi, sehingga efisiensi
penghilangan ammonium lebih besar.
 Tidak terjadi bulking ataupun buih (foam) seperti pada
proses lumpur aktif.
KELEMAHAN DARI PROSES PENGOLAHAN
AIR LIMBAH DENGAN SISTEM RBC ANTARA
LAIN YAKNI :
 Pengontrolan jumlah mikro-organisme sulit dilakukan.
 Sensitif terhadap perubahan temperatur.

 Kadang-kadang konsentrasi BOD air olahan masih tinggi.


PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN
PROSES AERASI KONTAK
Proses ini merupakan pengembangan dari proses lumpur
aktif dan proses biofilter. Pengolahan air limbah dengan proses
aerasi kontak ini terdiri dari dua bagian yakni pengolahan
primer dan pengolahan sekunder.
A. PENGOLAHAN PRIMER      
    
Pada pengolahan primer ini, air limbah dialirkan melalui
saringan kasar (bar screen) untuk menyaring sampah yang
berukuran besar seperti sampah daun, kertas, plastik dll.
Setelah melalui screen air limbah dialirkan ke bak pengendap
awal, untuk mengendapkan partikel lumpur, pasir dan kotoran
lainnya. Selain sebagai bak pengendapan, juga berfungasi
sebagai bak pengontrol aliran.
B. Pengolahan sekunder
           Proses pengolahan sekunder ini terdiri dari bak kontaktor
anaerob (anoxic) dan bak kontaktor aerob. Air limpasan dari bak
pengendap awal dipompa dan dialirkan ke bak penenang,
kemudian dari bak penenang air limbah mengalir ke bak kontaktor
anaerob dengan arah aliran dari bawah ke atas (Up Flow). Di
dalam bak kontaktor anaerob tersebut diisi dengan media dari
bahan plastik atau kerikil/batu split. Jumlah bak kontaktor anaerob
ini bisa dibuat lebih dari satu sesuai dengan kualitas dan jumlah air
baku yang akan diolah. Air limpasan dari bak kontaktor anaerob
dialirkan ke bak aerasi
 Di dalam bak aerasi ini diisi dengan media dari bahan plastik
(polyethylene), batu apung atau bahan serat, sambil diaerasi
atau dihembus dengan udara sehingga mikro organisme yang
ada akan menguraikan zat organik yang ada dalam air limbah
serta tumbuh dan menempel pada permukaan media. Dengan
demikian air limbah akan kontak dengan mikro-orgainisme
yang tersuspensi dalam air maupun yang menempel pada
permukaan media yang mana hal tersebut dapat
meningkatkan efisiensi penguraian zat organik
Dari bak aerasi, air dialirkan ke bak pengendap akhir. Di dalam
bak ini lumpur aktif yang mengandung massa mikro-organisme
diendapkan dan dipompa kembali ke bagian inlet bak aerasi
dengan pompa sirkulasi lumpur. Sedangkan air limpasan (over
flow) dialirkan ke bak khlorinasi. Di dalam bak kontaktor khlor
ini air limbah dikontakkan dengan senyawa khlor untuk
membunuh micro-organisme patogen.
PENGOLAHAN SEKUNDER
KEUNGGULAN PROSES AERASI KONTAK
 Pengelolaannya sangat mudah.
 Biaya operasinya rendah.

 Dibandingkan dengan proses lumpur aktif, lumpur yang


dihasilkan relatif sedikit.
 Dapat menghilangkan nitrogen dan phospor yang dapat
menyebabkan euthropikasi.
 Suplai udara untuk aerasi relatif kecil.

 Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang


cukup besar.
PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN
PROSES BIOFILTER "UP FLOW"
 Proses pengolahan air limbah dengan biofilter "up flow" ini
terdiri dari bak pengendap, ditambah dengan beberapa bak
biofilter yang diisi dengan media kerikil atau batu split, plastik
atau media lain. Penguraian zat-zat organik yang ada dalam air
limbah dilakukan oleh bakteri anaerobik atau facultatif aerobic.
 Bak pengendap terdiri atas 2 ruangan, yang pertama berfungsi
sebagai bak pengendap pertama, sludge digestion (pengurai
lumpur) dan penampung lumpur sedangkan ruang kedua
berfungsi sebagai pengendap kedua dan penampung lumpur
yang tidak terendapkan di bak pertama, dan air luapan dari bak
pengendap dialirkan ke media filter dengan arah aliran dari
bawah ke atas.
 Setelah beberapa hari operasi, pada permukaan media
filter akan tumbuh lapisan film mikro-organisme. Mikro-
organisme inilah yang akan menguraikan zat organik
yang belum sempat terurai pada bak pengendap. Air
luapan dari biofilter kemudian dibubuhi dengan khlorine
atau kaporit untuk membunuh mikroorganisme patogen,
kemudian dibuang langsung ke sungai atau saluran
umum.
PROSES PENGOLAHAN DENGAN
SISTEM BIOFILTER ANAEROB-AEROB
 Proses pengolahan dengan biofilter anaerob-aerob ini
merupakan pengembangan dari proses biofilter anaerob dengan
proses aerasi kontak .
 Pengolahan air limbah dengan proses biofilter anaerob-aerob
terdiri dari beberapa bagian yakni:
a. Bak pengendap awal
b. Biofilter anaerob
c. Biofilter aerob
d. Bak pengendap akhir
e. Bak Kontaktor Khlor
DIAGRAM PROSES PENGOLAHAN AIR LIMBAH
DENGAN PROSES BIOFILTER ANAEROB-AEROB
BAK KONTRAKTOR KHLOR
KEUNGGULAN PROSES BIOFILTER
"ANAEROB-AEROB”:
 Pengelolaannya sangat mudah.
 Biaya operasinya rendah.

 Dibandingkan dengan proses lumpur aktif, Lumpur yang


dihasilkan relatif sedikit.
 Dapat menghilangkan nitrogen dan phospor yang dapat
menyebabkan euthropikasi.
 Suplai udara untuk aerasi relatif kecil.

 Dapat digunakan untuk air limbah dengan beban BOD yang


cukup besar.
 Dapat menghilangan padatan tersuspensi (SS) dengan baik.
MIKROORGANISME PENGURAI LIMBAH

 Bakteri aerob
- Aerobacter sp
- Nitrobacter sp
- Nitrosomonas sp
- Saccharomyces C
- Bacillus sp
- Acetobacter
 Bakteri anaerob
- Nitrobacter sp
- Nitrosomonas
- Pseudomonas
- Bacillus sp
PENGARUH LIMBAH RUMAH SAKIT TERHADAP
KUALITAS LINGKUNGAN DAN KESEHATAN DAPAT
MENIMBULKAN BERBAGAI MASALAH SEPERTI:

 Gangguan kenyamanan dan estetika, berupa warna yang


berasal dari sedimen, larutan, bau phenol, eutrofikasi dari bahan
kimia organik.
 Kerusakan harta benda, dapat disebabkan oleh garam-garam
yang terlarut (korosif, karat), air yang berlumpur dan
sebagainya yang dapat menurunkan kualitas bangunan di
sekitar rumah sakit.
 Gangguan/kerusakan tanaman dan binatang, dapat disebabkan
oleh virus, senyawa nitrat, bahan kimia, pestisida, logam
nutrien tertentu dan fosfor.
 Gangguan terhadap kesehatan manusia, dapat disebabkan oleh
berbagai jenis bakteri, virus, senyawa-senyawa kimia, pestisida,
serta logam seperti Hg, Pb, dan Cd yang berasal dari bagian
kedokteran gigi.
 Gangguan genetik dan reproduksi, dapat disebabkan oleh
limbah radioaktif
KELOMPOK MASYARAKAT YANG
MEMPUNYAI RESIKO UNTUK MENDAPAT
GANGGUAN KARENA BUANGAN RUMAH
SAKIT:
 Pasien yang datang ke Rumah Sakit untuk memperoleh
pertolongan pengobatan dan perawatan Rumah Sakit
 Karyawan Rumah sakit dalam melaksanakan tugas sehari-
harinya selalu kontak dengan orang sakit yang merupakan
sumber agen penyakit.
 Pengunjung/pengantar orang sakit yang berkunjung ke rumah
sakit
 Masyarakat yang bermukim di sekitar Rumah Sakit

Anda mungkin juga menyukai