TAHUN 2018
Disahkan oleh :
Direktur RSUD
Berlaku Efektif
01– 01 – 2018
Pelayanan kesehatan merupakan hak dasar setiap manusia dan merupakan salah
satu unsur kesejahteraan yang harus diselenggarakan berdasarkan prinsip non diskriminatif,
partisipatif, perlindungan dan berkelanjutan agar derajat kesehatan masyarakat yang
setinggi-tingginya dapat terwujud.
Pedoman ini disusun oleh intensive care unit. Dengan terbitnya pedoman ini kami
harapkan rumah sakit dan para professional di bidang kesehatan dapat mempergunakan
sebaik-baiknya agar kualitas pelayanan ICU di rumah sakit dapat senantiasa ditingkatkan.
Akhir kata saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah bersedia
berpartisipasi dan membagikan ilmunya bagi perkembangan pelayanan ICU di Rumah sakit
terkait dalam proses pembuatan pedoman ini.
Kritik dan saran sangat kami harapkan dalam upaya penyempurnaan pedoman ini.
NP 19590702 1 191
DAFTAR ISI
Judul ……………………………………………………………………………… i
Kata pengantar …………………………………………………………………… ii
Daftar isi …………………………………………………………………………… iii
Keputusan Direktur ………………………………………………………………. iv
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………………. 1
A. Latar Belakang …………………………………………………………….. 1
B. Tujuan Pedoman ………………………………………………………….. 1
C. Ruang Lingkup Layanan ………………………………………………….. 1
D. Batasan Operasional …………………………………………………….. 2
E. Landasan Hukum …………………………………………………………... 2
BAB II STANDAR KETENAGAAN ………………………………………………… 4
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia ……………………………………….. 4
B. Distribusi Ketenagaan ……………………………………………………… 5
C. Pengaturan Jaga ……………………………………………………………. 6
BAB III STANDAR FASILITAS ……………………………………………………. 7
A. Denah Ruang ……………………………………………………………….. 7
B. Standar Fasilitas ……………………………………………………………. 8
BAB IV TATA LAKSANA ………………………………………………………….. 10
A. Pendaftaran dan Alur Pelayanan …………………………………………. 10
B. Dokumentasi ………………………………………………………………… 10
C. Pencatatan dan Pelaporan ………………………………………………… 11
D. Monitoring dan Evaluasi ……………………………………………………. 11
E. Sistem Komunikasi Efektif …………………………………………………. 12
F. Informed Consent ………………………………………………………….. 13
G. Transportasi Pasien ………………………………………………………… 13
H. Pelayanan Doa ……………………………………………………………… 13
I. Sistem Rujukan ……………………………………………………………… 14
BAB V LOGISTIK ……………………………………………………………………. 15
BAB VI KESELAMATAN PASIEN …………………………………………………. 17
A. Pengertian …………………………………………………………………… 17
B. Tujuan ………………………………………………………………………… 17
C. Tata Laksana Keselamatan Pasien ……………………………………….. 17
BAB VII KESELAMATAN KERJA ………………………………………………….. 20
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU …………………………………………………. 22
BAB IX PENUTUP ……………………………………………………………………. 23
PEMERINTAH KABUPATEN SLEMAN
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PRAMBANAN
TENTANG
Menimbang : a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum
Daerah Prambanan maka diperlukan penyelenggaraan pelayanan yang
bermutu tinggi dari setiap unit pelayanan yang ada;
b. Bahwa untuk memenuhi kebutuhan pelayanan observasi, perawatan dan
terapi pasien-pasien yang menderita penyakit, cedera atau penyulit-
penyulit yang mengancam nyawa atau potensial mengancam nyawa
dengan prognosis dubia, diperlukan Intensive Care Unit ( ICU ) yang perlu
didukung kemampuan dan sarana, prasarana serta peralatan khusus
untuk menunjang fungsi-fungsi vital dengan menggunakan keterampilan
staf medic
c. bahwa dalam rangka menyelenggarakan pelayanan Intensive Care Unit
( ICU ) efektif dan efisien serta pelayanan yang berkualitas dan
mengedepankan keselamatan pasien di rumah sakit perlu disusun suatu
pedoman
MEMUTUSKAN
Ditetapkan di :Sleman
Pada tanggal :
Direktur RSUD Prambanan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu penyedia pelayanan kesehatan yang
mempunyai fungsi rujukan harus dapat memberikan pelayanan ICU yang profesional
dan berkualitas dengan mengedepankan keselamatan pasien.. Upaya peningkatan
pelayanan kesehatan di Rumah Sakit diakukan secara terus-menerus sejalan dengan
kebutuhan masyarakat dan perkembangan ilmu pengetahuan kedokteran.
Pelayanan Kesehatan Intensif di Rumah Sakit perlu ditingkatkan secara
berkesinambungan dalam rangka memenuhi kebutuhan pelayanan pengobatan,
perawatan dan pemantauan secara intensif yang semakin meningkat sebagai akibat
penyakit menular maupun tidak menular.
Pelayanan Intensif Care merupakan bagian dari pelayanan Rumah Sakit
dengan katagori pelayanan kritis. Pelayanan Intensif Care menyediakan pelayanan
komprehensif secara berkesinambungan selama 24 jam. Dalam rangka mewujudkan
pelayanan intensif care yang memenuhi standar pelayanan dan persyaratan mutu,
keamanan dan keselamatan perlu di dukung sumber daya manusia dan sarana
prasarana yang memadai.
B. Tujuan Pedoman.
1. Memberikan acuan pelaksanaan pelayanan ICU di rumah sakit
2. Meningkatkan kualitas pelayanan dan keselamatan pasien ICU di rumah sakit
3. Menjadi acuan pengembangan pelayanan ICU di rumah sakit
E. LANDASAN HUKUM
1. UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
2. UU No. 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit
3. UU No. 29 tahun 2004 tentang Praktek Kedokteran
4. UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerinta Daerah
5. PP No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
6. UU No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan
7. Permenkes No. 512 tahun 2007 tentang Ijin Praktek Kedokteran
8. Permenkes No. 1144 tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementrian
Kesehatan.
BAB II
STANDART KETENAGAAN
B. DISTRIBUSI KETENAGAAN
Jadwal Dinas Jenis Tenaga Jumlah keterangan
Pj Shift 1
Dinas Siang
Perawat Pelaksana 1
Pj Shift 1
Dinas Malam
Perawat Pelaksana 1
Catatan:
Dikarenakan masa kerja semua perawat di ICU Rsud Prambanan sudah lebih dari 2
tahun oleh karena itu jenis tenaga PJ Shift/ Ka Tim bisa menjadi jenis tenaga perawat
pelaksana juga.
C. PENGATURAN JAGA
Pengaturan jaga ICU menggunakan shift, dalam 24 jam dibagi dalam 3 shift.
A. DENAH RUANG
a. Lokasi
Idealnya Ruang ICU satu komplek dengan IBS, IGD, Laboratorium dan Ruang
Radiologi.
b. Desain
Tata ruang ICU idealnya mempunyai bagian-bagian tersendiri disesuaikan dengan
kebutuhan dan memenuhi standar, bagian-bagian ruang ICU antara lain :
1. Area Pasien
a. Unit terbuka 12 – 16 m2/TT
b. Unit tertutup 16 – 20 m2/TT
c. Jarak antara TT 2 m
d. Mempunyai 1 tempat cuci tangan/2 TT untuk area terbuka
e. Mempunyai 1 tempat cuci tangan/1 TT untuk area tertutup
f. Mempunyai outlet yang cukup sesuai dengan level ICU
g. Pencahayaan cukup dan adekuat untuk observasi klinis. Jendela dan
akses tempat tidur menjamin kenyamanan pasien dan personil.
2. Area Kerja
a. Ruang dokter
b. Ruang perawat
c. Ruang yang cukup luas untuk memonitor pasien
d. Ruang untuk peralatan resusitasi dan penyimpanan obat dan alat
( termasuk lemari pendingin)
e. Ruang yang cukup untuk mesin X-Ray mobile dan USG
f. Ruang untuk administrasi dan informasi
3. Lingkungan
Ruang ICU mempunyai pendingin/ AC yang dapat mengtur suhu dan
kelembaban, suhu 22 – 25 C, kelembaban 50 – 70 %.
4. Ruang Isolasi
Ruang isolasi dilengkapi tempat cuci tangan dan tempat ganti pakaian sendiri.
5. Ruang penyimpanan peralatan dan barang bersih
Untuk menyimpan ventilasi mekanik, infus pump, syringe pump,penggantung
infus, trolley, alat isap, linen dan tempat penyimpanan barang dan alat bersih.
6. Ruang pembuangan alat/bahan kotor
Ruang untuk membersihkna alat-alat. Pemeriksaan urine, pengosongan dan
pembersihan pispot dan botol urine.
7. Ruang tunggu keluarga pasien
8. Ruang laboratorium
B. STANDAR FASILITAS
Peralatan yang memadai baik kwalitas dan kwantitas sangat menunjang
kelancaran pelaynan di ICU. Ketentuan standart peralatan disesuaikan dengan klasifikasi
pelayanan ICU.
2. Alur Pelayanan
Pasien yang memerlukan pelayanan ICU berasal dari : IGD, Poli Klinik, Bangsal
Rawat inap, IBS/HD.
B. DOKUMENTASI
Bentuk pendokumentasian pelayanan pasien di Ruang ICU secara garis besar
bertujuan untuk :
1. Memberikan informasi pelayanan yang diberikan seperti fakta, gambaran, hasil
observasi kesehatan pasien ke tim kesehatan lainnya.
2. Menunjukan penampilan kerja pemberi pelayanan dalam merawat pasien yang lebih
spesifik.
3. Merupakan catatan mutlak atau dokumen legal yang digunakan sebagai referensi
kesehatan pasien.
Teknik Pendokumentasian yang digunakan berorientasi pada sumber (Source
Oriented) yaitu informasi kesehatan pasien didokumentasikan berdasarkan sumber tim
kesehatan yang membuat yaitu catatan kesehatan yang di buat dokter, perawat, atau
tenaga kesehatan lain.
Hal-hal penting yang perlu diperhatikan dan dicatat dalam pendokumentasian
untuk pasien di ICU adalah :
1. Pemberi pelayanan harus memperhatikan gejala fisik pasien yang menyebabkan
ketidaknyamanan.
2. Pemberi pelayanan harus mengenali tanda-tanda kegawatdaruratan pasien.
3. Pemberi pelayanan memberikan dukungan system / lingkungan bagi pasien di ICU.
4. Pemberi pelayanan harus peka dan mampu menganalisa hal-hal yang membuat
pasien di ICU merasa nyaman atau tidak nyaman.
5. Pemberi pelayanan melihat penerimaan keluarga dan interaksi dengan pasien di ICU.
Tujuan :
a. Komunikasi lebih efektif
b. Meningkatkan rasa saling percaya
c. Melindungi keselamatan pasien
Komunikasi Metode SBAR :
a. Situasional : Bagaimana situasi yang akan dilaporkan/dibicarakan? Nama,
umur, tanggal MRS, hari ke..... perawatan, diagnosa medis, DPJP, masalah
yang dialami pasien sekarang.
b. Background : Apa latar belakang informasi klinis yang berhubungan dengan
situasi ? Tindakan yang telah dilakukan, riwayat alergi, operasi, terapi, alat
invansif/noninvansif yang terpasang, pengetahuan pasien/keluarga,
pemeriksaan diagnostik.
c. Assessmant : Bagaimana hasil pemeriksaan klinis terkini ?
Kesadaran, tanda-tanda vital, nyeri, status gizi, eliminasi, status restrain,
resiko jatuh, hal lain yang kritis.
d. Recommendation : Apa yang sudah dan perlu dilakukan untuk mengatasi
masalah ?
Tindakan /tindakan yang perlu dilanjutkan, discharge planing, edukasi
pasien/keluarga.
3. Menerima telepon
Dalam menerima telepon harus bersikap sopan dan berbicara dengan halus.
Ucapkan salam, sebut nama dan unit kerja.Tawarkan bantuan.Catat pesan yang
disampaikan dan konfirmasi ulang ( repeat back ) isi pesan. Ucapkan terima kasih
dan salam
F. INFOMED CONSENT
Adalah proses pemberian persetujuan, sebelum masuk Ruang ICU pasien dan atau
keluarga pasien harus mendapat penjelasan secara lengkap tentang dasar pertimbangan
mengapa pasien masuk ICU, tindakan yang mungkin dilakukan selama perawatan di ICU,
prognosa penyakit dan tata tertib/peraturan di ICU. Penjelasan tersebut dilakukan oleh
dokter IGD ( bagi pasien yang masuk dari IGD ), dokter bangsal ( bagi pasien yang
masuk dari ruang rawat inap ), dokter ICU atau kepala ICU atau ketua shift. Setelah
mendapat penjelasan tersebut pasien dan atau keluarga pasien bisa menerima atau
menolak. Pernyataan pasien dan atau keluarga pasien ( menerima atau menolak ) harus
di nyatakan di formulir yang ditandatangani ( terlampir ).
G. TRANSPORTASI PASIEN
Adalah membawa pasien dari suatu tempat ke tempat lain untuk mengoptimalkan
atau menunjang pelayanan kesehatan.
Indikasi transpot pasien :
a. Rujuk/transfer pasien ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi/baik
b. Trasfer pasien ke fasilitas diagnostik yang diperlukan
c. Pasien pindah ke rawat inap biasa
H. PELAYANAN DOA
Pelayanan bina rohani bagi pasien dan atau keluarga pasien yang di rawat di ruang
ICU dilakukan setiap saat atau pada kondisi diperlukan oleh petugas bina rohani RS.
I. SISTIM RUJUKAN
Adalah pelimpahan tugas/wewenang dan tanggung jawab secara timbal balik baik
secara horizontal/vertikal terhadap kasus penyakit atau masalah kesehatan karena
adanya keterbatasan dalam pemberin pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien.
Lingkup Rujukan :
a. Rujukan kasus penyakit
Rujukan kasus penyakit dilakukan secara vertikal maupun horizontal, sebelum
melakukan rujukan maka petugas melakukan konfirmasi ke tempat tujuan
rujukan.
b. Rujukan spesimen
Rujukan spesimen dilakukan secara vertikal maupun horizontal dilakukan oleh
petugas laboratorium.
Tujuan Rujukan :
a. Second opinian
b. Pemeriksaan lebih lanjut
c. Intervensi / tindakan medis lebih lanjut
d. Kolaborasi dengan ahli lain
e. Perawatan lebih lanjut
BAB V
LOGISTIK
Logistik adalah bagian dari instansi yang tugasnya adalah menyediakan bahan/
barang yang dibutuhkan untuk kegiatan operasional instansi tersebut dalam jumlah, kualitas,
dan pada waktu yang tepat (sesuai kebutuhan).
A. PENGERTIAN
Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana rumah sakit
membuat asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi
1. Asesmen resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien
3. Pelaporan dan analisis insiden
4. Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
5. Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko
B. TUJUAN
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien
2. Meningkatnya akuntabilitas Rumah Sakit kepada pasien & masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diinginkan ( KTD )
4. Terlaksananya program-program pencegahan, sehingga tidak terjadi pengulangan
KTD.
Prinsip Identifikasi :
a. Semua pasien rawat inap di Ruang ICU harus diidentifikasi dengan benar saat
masuk ruang ICU dan selama perawatannya.
b. Gelang identitas digunakan pada proses identifikasi pasien ketika pemberian
obat, pemeriksaan radiologi, intervensi pembedahan dan prosedur invasif,
tranfusi darah, pengambilan sampel, transfer pasien, konfirmasi kematian.
Tatalaksana Identifikasi :
a. Bila pasien belum memakai gelang identitas dari Rumah Sakit, pakaikan
gelang identifikasi dipergelangan tangan pasien yang dominan , jelaskan dan
pastikan gelang terpasang dengan baik dan nyaman.
b. Jika tidak dapat dipakai ditangan bisa dipakaikan dipergelangan kaki.
c. Gelang pengenal dan gelang alergi hanya boleh dilepas saat pasien
keluar/pulang dari RS, gelang resiko jatuh hanya dilepas apabila pasien
sudah tidak beresiko jatuh.
d. Jangan pernah mencoret dan menulis digelang identifikasi, ganti gelang jika
terdapat kesalahan penulisan data
e. Jika gelang identifikasi terlepas, segera berikan gelang identifikasi yang baru.
f. Gelang Identifikasi harus dipakai oleh semua pasien selama
perawatan di rumah sakit.
g. Jelaskan prosedur identifikasi dan tujuannya kepada pasien
h. Saat menanyakan identitas pasien, selalu gunakan pertanyaan terbuka,
misalnya: ‘ Siapa nama Anda?’
i. Semua pasien rawat inap dan yang akan menjalani prosedur
menggunakan minimal 1 gelang identifikasi.
j. Sebelum pasien ditransfer ke unit lain, lakukan identifikasi dengan benar dan
pastikan gelang identifikasi terpasang dengan baik .
Pasien melepas gelang identifikasi
1) Pasien harus diinformasikan akan risiko yang dapat terjadi jika gelang
Identifikasi tidak dipakai. Alasan pasien harus dicatat pada rekam medis.
2) Jika pasien menolak menggunakan gelang identifikasi, petugas harus lebih
waspada dan mencari cara lain untuk mengidentifikasi pasien
dengan benar
Sebelum dilakukan prosedur kepada pasien.
Pengendalian mutu dan kualitas pelayanan ICU merupakan suatu program yang
bersifat objektif dan berkelanjutan untuk menilai dan memecahkan masalah yang ada
sehingga dapat memberikan kepuasan pada pelanggan dan mencapai standart klinis yang
bermutu.
Pelayanan ICU merupakan tanggung jawab semua staf ICU RSUD Prambanan
bekerjasama dengan semua unit yang terkait yang berada di Rumah Sakit Umum daerah
Prambanan
Untuk meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan dan membangun
pelayanan keperawatan yang bermutu perlu dukungan dari manajemen pelayanan
perawatan yang meliputi pengembangan staf ICU, sarana, prasarana dan peralatan serta
kesadaran yang tinggi dari perawat pelaksana terhadap peran dan fungsinya.
Tim pengendali mutu RSUD Prambanan di ruang ICU Prambanan berusaha
melaksanakan tugas secara berkesinambungan untuk meningkatkan mutu pelayanan
keperawatan serta dapat mengidentifikasi masalah dan kendala yang ada dan selanjutnya
mendapatkan cara pemecahan masalah.
Demikian Pedoman Pelayanan Intesive Care Unit RSUD Prambanan ini dibuat untuk
dilaksanakan, demi menjamin terlaksananya pelayanan ICU yang berkualitas di RSUD
Prambanan.
Ditetapkan di Sleman
pada tanggal 5 Desember 2017