Anda di halaman 1dari 5

http://jefrihutagalung.wordpress.

com/2009/06/12/limbah-medis/

LIMBAH MEDIS
Limbah merupakan hasil akhir dari suatu proses pemanfaatan produk atau proses dari suatu kegiatan yang dilakukan dalam aktivitas manusia. Limbah medis merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan medis. Limbah medis ini sangatlah berbahaya dan akan menimbulkan berbagai dampak negatif bila tidak ditangani dengan baik. Untuk itu, saat ini saya ingin membahas memberikan wawasan yang saya ketahui mengenai limbah medis. Semoga membantu. JENIS-JENIS LIMBAH MEDIS Limbah rumah sakit bisa dibedakan menjadi berbagai jenis, antara lain: a. Limbah Padat Medis Limbah dihasilkan selama pelayanan pasien secara rutin, pembedahan dan di unit-unit risiko tinggi. Limbah ini mungkin berbahaya dan mengakibatkan risiko tinggi infeksi kuman dan populasi umum dan staf rumah sakit. Oleh karena itu perlu diberi label yang jelas sebagai risiko tinggi. Contoh limbah jenis tersebut ialah perban atau pembungkus yang kotor, cairan badan, anggota badan yang diamputasi, jarum-jarum dan semprit bekas, kantong urin dan produk darah, botol infus, ampul, botol bekas injeksi, kateter, plester, dan masker. b. Limbah cair medis Limbah cair yang dihasilkan rumah sakit mempunyai karakteristik tertentu baik fisik, kimia dan biologi. Limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme, tergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum dibuang dan jenis sarana yang ada (laboratorium, klinik dll). Tentu saja dari jenis-jenis mikroorganisme tersebut ada yang bersifat patogen. Limbah rumah sakit seperti halnya limbah lain akan mengandung bahan-bahan organik dan anorganik, yang tingkat kandungannya dapat ditentukan dengan uji air kotor pada umumnya seperti BOD, COD, TTS, pH, mikrobiologik, dan lain-lain. Contoh air bilas ruang bedah dan otopsi c. Limbah Patologi Limbah ini juga dianggap berisiko tinggi dan sebaiknya diotoklaf sebelum keluar dari unit patologi. Limbah tersebut harus diberi label biohazard. Contohnya : Jaringan yang diambil pada waktu biopsy, jaringan dan organ tubuh, potongan tungkai badan, plasenta dan cairan. d. Limbah Padat Non Medis Limbah ini meliputi kertas-kertas pembungkus atau kantong dan plastik yang tidak berkontak dengan cairan badan, tissue, kaleng, botol,kayu dan logam. Meskipun tidak menimbulkan risiko sakit, limbah tersebut cukup merepotkan karena memerlukan tempat yang besar untuk mengangkut dan mambuangnya. e. Limbah Cair Non Medis Limbah ini mencakup sisa-sisa makanan, air kotor dan kotoran manusia. Berbagai serangga seperti kecoa, kutu dan hewan pengerat seperti tikus merupakan gangguan bagi staf maupun pasien di rumah sakit. f. Limbah Radioaktif Walaupun limbah ini tidak menimbulkan persoalan pengendalian infeksi di rumah sakit, pembuangannya secara aman perlu diatur dengan baik . Upaya pengelolaan limbah rumah sakit pada dasarnya merupakan upaya mengurangi volume, konsentrasi atau bahaya limbah, setelah proses produksi atau kegiatan, melalui proses fisika, kimia atau hayati. Semua jenis limbah tersebut sangatlah berbahaya dan dibutuhkan penanganan secara khusus dan perlu perhatian dari lembaga yang menghasilkan limbah medis. Karena akan

menyebabkan banyak permasalahan seperti penularan penyakit dan mencemarkan lingkungan. Apalagi dengan limbah Radioaktif. Limbah tersebut perlulah ditangani dengan seksama. PENANGANAN, PENYIMPANAN, DAN PENGANGKUTAN SAMPAH MEDIS Cara terbaik untuk mengurangi resiko terjadinya penularan adalah dengan menjaga agar sampah medis tersebut tetap tertutup dengan rapat. Ada beberapa prinsip dasar dan prosedur yang dapat membantu pencapaian tujuan pengurangan dari pemapaian. Prinsip-prinsip dan prosedur tersebut adalah : 1. Sampah dikemas dengan baik. 2. Menjaga agar sampah tetap dalam kemasan dan tertutup rapat serta menghindarkan hal-hal yang dapat merobek atau memecahkan kontainer sampah. 3. Menghindari kontak fisik dengan sampah. 4. Menggunakan alat pelindung perorangan ( sarung tangan, masker, dsb ) 5. Usahakan agar tidak sedikit mungkin memegang sampah. 6. Membatasi jumlah orang yang berpotensi untuk tercemar. PENGOLAHAN SAMPAH MEDIS Pemusnahan sampah medis haruslah dengan menggunakan cara pembakaran, perlu dijaga keutuhan kemasannya pada waktu sampah tersebut ditangani. Banyak sistem pembakaran atau insenerasi yang menggunakan peralatan mekanik untuk perorangan sampah medisnya, seperti sistem ban berjalan. Namun, usahakan untuk melakukan pengolahan limbah medis yang sesuai dengan peraturan berlaku dan pengolahan ramah lingkungan. Jadi, hati-hatilah dengan limbah medis tersebut. Lakukan penanganan, penyimpanan, pengangkutan, dan pengolahan sampah medis dengan konsep ramah lingkungan.

http://helpingpeopleideas.com/publichealth/index.php/2011/12/jenis-sampah-medis/

Jenis Sampah Medis


Filed under Public Health Information {no comments}

Jenis dan Sumber Sampah Medis di Rumah Sakit dan Puskesmas


Sampah adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak terpakai lagi oleh manusia atau sudah tidak digunakan dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Lebih lanjut dikatakan bahwa sampah harus mengandung prinsip-prinsip seperti berikut a) merupakan sesuatu benda atau bahan padat, b) ada hubungan langsung atau tidak langsung dengan kegiatan manusia, c) benda atau bahan tersebut tidak diperlukan lagi (Notoatmodjo, 2003). Sedangkan pengertian lain menyebutkan bahwa sampah adalah segala sesuatu yang tidak lagi dikehendaki oleh yang punya dan bersifat padat. Sampah ini ada yang mudah membusuk dan ada pula yang tidak mudah membusuk. Yang mudah membusuk terdiri atas bahan organik seperti sisa makanan, sayuran, daging, daun dan lain- lain, sedang yang tidak mudah membusuk dapat berupa plastik, kertas, karet, logam ataupun abu, bahan bangunan bekas dan lain-lain tidak termasuk kotoran manusia maupun bangkai hewan yang cukup besar (Soemirat, 2007). Definisi lain mengemukakan bahwa sampah adalah sisa-sisa bahan yang telah mengalami perlakuan baik telah diambil bagian utamanya, telah mengalami pengolahan, dan sudah tidak bermanfaat, dari segi ekonomi sudah tidak ada harganya serta dari segi lingkungan dapat menyebabkan pencemaran atau gangguan kelestarian alam (Hadiwijoto, 1983). Sedangkan sampah rumah sakit adalah semua sampah yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya (Wisaksono, 2001). Sedang limbah rumah sakit adalah buangan rumah sakit yang berasal dari proses, bahan sisa dan kotoran lain serta dapat berbentuk padat, cair, gas, baik medis maupun non medis (Depkes RI, 1995). Sampah atau limbah padat adalah hasil sampingan dari kegiatan manusia yang berbentuk padat yang terdiri dari bahan organik dan anorganik, logam atau bukan logam serta yang dapat dibakar atau tidak terbakar. Limbah padat rumah sakit adalah bahan atau barang buangan padat sebagai barang timbulan dari aktivitas di rumah sakit (Depkes. RI,1994). Secara umum sampah dan limbah rumah sakit dibagi dalam 2 kelompok besar yaitu sampah atau limbah klinis dan non klinis. Limbah klinis dibagi atas lima golongan: (: a) golongan A terdiri dari dressing bedah, swab dan semua limbah terkontaminasi dari kamar bedah, bahan-bahan kimia dari kasus penyakit infeksi, seluruh jaringan tubuh manusia (terinfeksi maupun tidak), bangkai atau jaringan hewan dari laboratorium dan hal-hal lain yang berkaitan dengan swab dan dressing; b)

golongan B terdiri dari syringe bekas, jarum, cartridge, pecahan gelas dan benda-benda tajam lainnya ; c) golongan C terdiri dari limbah dari ruang laboratorium dan postpartum kecuali yang termasuk dalam golongan A; d) golongan D terdiri dari limbah bahan kimia dan bahanbahan farmasi tertentu;e) golongan E terdiri dari pelapis Bed-pan Disposable, urinoir, incontinence-pad, dan stomachbags. Bentuk limbah klinis bermacam-macam dan berdasarkan potensi yang terkandung di dalamnya dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Limbah benda tajam Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam, sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur, pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan. Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi, bahan beracun atau radioaktif (Wisaksono, 2001). 2. Limbah infeksius Limbah infeksius mencakup limbah yang berkaitan dengan pasien yang memerlukan isolasi penyakit menular (perawatan intensif) dan limbah laboratorium yang berkaitan dengan pemeriksaan mikrobiologi dari poliklinik dan ruang perawatan atau isolasi penyakit menular. 3. Limbah jaringan tubuh Limbah jaringan tubuh meliputi organ, anggota badan, darah dan cairan tubuh, biasanya dihasilkan pada saat pembedahan atau otopsi. 4. Limbah sitotoksik Limbah sitotoksik adalah bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi dengan obat sitotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi sitotoksik. 5. Limbah farmasi Limbah farmasi ini dapat berasal dari obat-obat kadaluwarsa, obat-obat yang terbuang karena batch yang tidak memenuhi spesifikasi atau kemasan yang terkontaminasi, obat-obat yang dibuang oleh pasien atau dibuang oleh masyarakat, obatobat yang tidak lagi diperlukan oleh institusi yang bersangkutan dan limbah yang dihasilkan selama produksi obat-obatan. 6. Limbah kimia Limbah kimia adalah limbah yang dihasilkan dari penggunaan bahan kimia dalam tindakan medis, laboratorium, proses sterilisasi, dan riset. 7. Limbah radioaktif Limbah radioaktif adalah bahan yang terkontaminasi dengan radio isotop yang berasal dari penggunaan medis atau riset radio nukleida. Limbah ini berbentuk padat, cair atau gas yang berasal dari tindakan kedokteran nuklir, radioimunoassay dan bakteriologis.

Limbah non klinis, selain sampah klinis, dari kegiatan penunjang rumah sakit juga menghasilkan sampah non klinis atau dapat disebut juga sampah non medis. Sampah non medis ini bisa berasal dari kantor atau administrasi (kertas), unit pelayanan (berupa karton, kaleng, botol), sampah dari ruang pasien, sisa makanan buangan; sampah dapur (sisa pembungkus, sisa makanan atau bahan makanan, sayur dan lain-lain). Pada dasarnya jenis dan sumber sampah di rumah sakit dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Tabel 1. Jenis Sampah Rumah Sakit Berdasarkan Sumber
No 1 Sumber/ Area Kantor/ administrasi Jenis Sampah Kertas

Unit

obstetrik

ruang obstetrik

dan Dressing sponge,placenta, ampul termasuk kapsul perak nitrat, jarum syringe, masker disposable, disposable perawatan drapes, sanitary napkin, blood lancet disposable, disposable chateter, disposable unit enema, disposable, underpad dan sarung tangan disposable. Dressing, sponge, jaringan tubuh, termasuk

Unit emergency dan bedah termasuk ruang perawatan

amputasi, ampul bekas, jarum dan syringe drapes, masker disposable, blood lancet disposable, disposablekantong tubes, disposable chateter, emesis, levin

drainase set, kantong disposable,

colosiomy disposable unit enema, underpad dans arung bedah.


4 Unit Laboratorium,

ruang mayat, pathologi dan autopsi


5 Unit Isolasi

Gelas terkontaminasi, termasuk pipet petri dish, wadah specimen, slide spedimen, jaringan tubuh, organ, tulang.

Bahan-bahan kertas yang mengandung buangan nasal dan sputum, dressing dan bandages, masker disposable, sisa makanan dan perlengkapan makan Ampul, jarum disposable dan syringe, kertas Karton, kertas bungkus, kaleng, botol, sampah dari ruang umum pasien, sisa makanan buangan Sisa pembungkus, sisa makanan/ bahan makanan sayuran. Sisa pembukung, daun, ranting, debu.

6 7

Unit perawatan Unit pelayanan

Unit gizi/ dapur

Halaman

Sumber : Depkes RI, 2002

Anda mungkin juga menyukai