Anda di halaman 1dari 3

LATAR BELAKANG NYAMUK

Nyamuk merupakan satu diantara serangga yang sangat penting dalam dunia

kesehatan. Nyamuk termasuk dalam filum Arthropoda, ordo Diptera, famili Culicidae,

dengan tiga sub famili yaitu Toxorhynchitinae (Toxorhynchites), Culicinae (Aedes,

Culex, Mansonia, Armigeres,) dan Anophelinae (Anopheles) (Howard, 2007; Dongus,

2007). Nyamuk merupakan ektoparasit pengganggu yang merugikan kesehatan

manusia, hewan, dan lingkungan. Hal ini dikarenakan kemampuannya sebagai vektor

berbagai penyakit. Nyamuk tergolong serangga yang cukup tua di alam dan telah

mengalami proses evolusi serta seleksi alam yang panjang sehingga menjadikan

insekta ini sangat adaptif tinggal bersama manusia (Durant, 2008).

Nyamuk (Diptera: Culicidae) merupakan vektor beberapa penyakit baik pada

hewan maupun manusia. Banyak penyakit pada hewan dan manusia dalam

penularannya mutlak memerlukan peran nyamuk sebagai vektor dari agen

penyakitnya (Vinayagam, 2008). Kejadian penyakit yang penularannya dibawa oleh

vektor nyamuk tersebut, disebabkan oleh tingginya kepadatan vektor nyamuk

khususnya di Indonesia (Ndione, 2007).

Indonesia merupakan daerah tropis dan menjadi satu di antara tempat perkembangan

beberapa jenis nyamuk yang membahayakan kesehatan manusia dan hewan. Pada

manusia, nyamuk Anopheles berperan sebagai vektor penyakit malaria, sedangkan

Culex sebagai vektor Japanese enchepalitis, Aedes aegypti sebagai vektor penyakit

demam berdarah dengue, serta beberapa genus nyamuk yaitu Culex, Aedes, dan

Anopheles dapat juga menjadi vektor penyakit filariasis. Nyamuk juga menularkan

beberapa penyakit pada hewan. Nyamuk Culex sebagai vektor Dirofilaria immitis

(cacing jantung pada anjing) (Zhu, 2008; Govindarajan, 2010).

Tiga penyakit menular yang ditularkan oleh nyamuk yang selalu membuat
permasalahan kesehatan yang sangat serius dalam masyarakat, yaitu demam berdarah

dengue, malaria, dan filariasis. Kejadian ketiga penyakit menular tersebut menunjukan

peningkatan yang signifikan, sehingga ketiga penyakit ini mendapat perhatian yang

sangat serius dari semua kalangan.

LATAR BELAKANG LALAT

Lalat merupakan salah satu vektor penting dalam penyebaran penyakit dan tidak

bisa dipisahkan dari kehidupan manusia, sering dijumpai dalam keseharian kita.

Lalat dapat berperan pada ekosistem dalam proses pembusukan, sebagai predator,

parasit pada serangga, sebagai polinator, dapat berperan sebagai vektor penyakit

saluran pencernaan seperti kolera, myasis, typhus, disentri dan diare. Penularan

penyakit ini terjadi secara mekanis, dimana kulit tubuh dan kaki-kakinya yang

kotor tadi yang merupakan tempat menempelnya mikroorganisme penyakit yang

kemudian lalat tersebut hinggap pada makanan. Lalat merupakan serangga dan

berkembangbiak di tempat- tempat kotor dan berbau busuk. Serangga kecil ini

sangat mengandalkan penglihatan untuk bertahan hidup, mata majemuknya terdiri

atas ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan. Beberapa jenis lalat memiliki

penglihatan tiga dimensi yang akurat. Dewasa ini ditemukan tidak kurang dari

60.000 – 100.000 spesies lalat di dunia. Jenis lalat yang di antaranya lalat rumah

(Musca domestica), lalat hijau (Lucilla seritica), lalat biru (Calliphora vornituria),

dan lalat latirine (Fannia canicularis). Dari keempat jenis tersebut, lalat rumah

adalah yang paling dikenal sebagai pembawa penyakit dan banyak dijumpai di

tempat-tempat yang terdapat sampah basah hasil buangan rumah tangga,

terutama yang kaya zat-zat organik yang sedang membusuk. Lalat mencari

makanan dan berkembangbiak. Bermacam-macam mikroorganisme penyebab

penyakit yang menempel dikaki lalat dan rambut- rambut halus di sekujur
tubuhnya. Berbagai penyakit yang disebabkan oleh lalat biasanya berhubungan

dengan saluran pencernaan karena perpindahan kuman dan mikroorganisme dari

lalat kedalam tubuh manusia terjadi secara mekanis. Lalat dari tempat kotor dan

busuk kemudian hinggap di makanan sehingga makanan terkontaminasi.

Mikroorganisme akan masuk kedalam tubuh bersamaan dengan makanan itu.

Penyakit-penyakit yang biasanya ditularkan lalat antara lain kolera, diare,

disentri, tifus, dan virus penyakit saluran pencernaan. Lalat juga dapat menularkan

penyakit difteri, membawa virus penyakit polio dan gatal-gatal pada kulit (Dwi,

2012).

Anda mungkin juga menyukai