Anda di halaman 1dari 13

PEMERINTAH KABUPATEN PULANG PISAU

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PULANG PISAU


Jl. WAD.Duha Komplek Perkantoran Kabupaten Pulang Pisau 74811 Kal -Teng

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PULANG PISAU
NOMOR 440/…./SK/RSUD-PP/..-2019

TENTANG
PEMBERLAKUAN PANDUAN PENGELOLAAN SAMPAH INFEKSIUS DAN CAIRAN
TUBUH
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PULANG PISAU

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PULANG PISAU

Menimbang : 1. Bahwa dalam upaya mencegah dan mengendalikan infeksi di rumah


sakit harus selalu berorientasi pada keselamatan pasien, pengunjung
dan petugas di RSUD Pulang Pisau;
2. Bahwa dalam rangka mendukung pelaksanaan pelayanan kesehatan
yang bermutu dan profesional khususnya pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya
diperlukan kebijakan Panduan Pengelolaan Sampah Infeksius dan
Cairan Tubuh di RSUD Pulang Pisau;
3. Bahwa berdasarkan pertimbangan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam a dan b perlu ditetapkan dengan Keputusan Direktur
RSUD Pulang Pisau;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit;


2. Undang-undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran;
3. Undang-undang Nomor 38 tahun 2014 tentang Keperawatan;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/Menkes/SK/Per/VIII/2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit;
5. Kemenkes No.382/MENKES/SK/III2007 tentang Pedoman PPI di
Rumah Sakit dan Fasilitas Kesehatan Lainnya;
MEMUTUSKAN

Menetapkan : Peraturan Direktur RSUD Pulang Pisau Tentang FOTOCOPYAN


TERPOTONG

KESATU : PANDUAN Pengelolaan Sampah Infeksius dan Cairan Tubuh RSUD


Pulang Pisau sebagaimana dimaksud diktum Kesatu tercantum dalam
Lampiran Keputusan ini.

KEDUA : Panduan Pengelolaan Sampah Infeksius dan Cairan Tubuh RSUD Pulang
Pisau harus dijadikan acuan dalam memberikan pelayanan di RSUD
PULang Pisau.

KETIGA : Keputusan ini berlaku pada tanggal ditetapkan.


BAB I
DEFINISI

A. Pendahuluan
Rumah sakit bersih adalah tempat pelayanan kesehatan yang dirancang,
dioperasikan, dan dipelihara dengan sangat memperhatikan aspek kebersihan
bangunan dan halaman baik fisik, sampah, limbah cair, air cair dan
serangga/binatang penggangu. Namun menciptakan kebersihan di rumah sakit
merupakan upaya yang cukup sulit dan bersifat kompleks berhubungan dengn
berbagai aspek antara lain budaya/kebiasaan, perilaku masyarakat, kondisi
lingkungan, sosial dan teknologi.
Limbah medis sangat penting untuk dikelola secara benar, hal ini
mengingat limbah medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan
beracun. Sebagian limbah medis termasuk kedalam kategori limbah berbahaya dan
sebagian lagi termasuk kategori infeksius. Limbah medis berbahaya yang berupa
limbah kimiawi, limbah farmasi, logam berat, limbah genotoxic dan wadah
bertekanan masih banyak yang belum dikelola dengan baik. Sedangkan limbah
infeksius merupakan limbah yang bisa menjadi sumber penyebaran penyakit baik
kepada petugas, pasien, pengunjung ataupun masyarakat sekitar lingkungan rumah
sakit. Limbah infeksius biasanya berupa jaringan tubuh pasien, jarum suntik, darah,
perban, baiakn kultur, bahan atau perlengkapan yang besentuhan dengan penyakit
menular atau media lainnya yang diperkirakan tercemari oleh penyakit pasien.
Pengelolaan lingkungan yang tidak tepat akan beresiko terhadap penularan
penyakit. Beberapa penyakit resiko yang mungkin ditimbulkan akibat keberadaan
rumah sakit antara lain penyakit menular (hepatitis, diare, campak, AIDS, influenza),
bahaya radiasi (kanker, kelainan organ genetik) dan resiko bahaya kimia.

B. Tujuan Pengelolaan Sampah Infeksius dan Cairan Tubuh


1. Tujuan Umum
Sebagai pedoman bagi petugas Kesehatan RSUD PULANG PISAU untuk
mengelola sampah infeksius dan cairan tubuh.
2. Tujuan Khusus
a. Agar pengelolaaan sampah infeksius dan cairan tubuh lebih efektif dan
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan RS.
b. Menghindari terjadinya kejadian yang tidak diharapkan yang disebabkan
kesalahan dalam pengelolaan sampah di RSUD PULANG PISAU.

C. Prinsip
1. Setiap pegawai RSUD PULANG PISAU harus dapat membedakan pengelolaan
sampah infeksius dan cairan tubuh sesuai dengan yang sudah ditetapkan.
2. Pengelolaan sampah di RSUD PULANG PISAU disesuaikan dengan jenis
sampah yang sudah ditetapkan disetiap instalasi RSUD PULANG PISAU.

D. Pengertian
Limbah (menurut PP NO 12, 1995) adalah bahan sisa suatu kegiatan dan
atau proses produksi. Sedangkan limbah rumah sakit menurut Permenkes RI nomor
1204/MENKES/SK/X/2004 Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah sakit dalam bentuk
padat, cair, dan gas.
Limbah rumah sakit bisa mengandung bermacam-macam mikroorganisme
bergantung pada jenis rumah sakit, tingkat pengolahan yang dilakukan sebelum
dibuang. Limbah sampah infeksius adalah limbah atau sampah yang terkontaminasi
dengan darah, cairan tubuh pasien, ekskresi, sekresi yang dapat menularkan
kepada orang lain. Penanganan Cairan tubuh adalah suatu proses atau cara
membersihkan tumpahan yang berasal dari cairan tubuh pasien (darah, cairan
perut,cairan pleura, faeces, sputum atau dahak) di lantai atau di tempat-tempat lain
sehingga lingkungan tersebut menjadi bersih dan aman untuk digunakan.
BABI
RUANG LINGKUP

A. Pengelolaan Sampah Infeksius, dan Cairan Tubuh


Pengertian
1. Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari kegiatan rumah
sakit dalam bentuk padat, cair dan gas.
2. Limbah padat rumah sakit adalah semua limbah rumah sakit yang berbentuk
padat sebagai akibat kegiatan rumah sakit yang terdiri dari limbah medis padat
dan non medis.
3. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius,
limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sintotoksis, limbah
kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan dan limbah dengan
kandungan logam berat yang tinggi.
4. Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan dari kegiatan
rumah sakit diluar medis yang berasal dari dapur, perkantoran, taman dan
halaman yang dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
5. Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang berasal dari kegiatan
rumah sakit yang kemungkinan mengandung mikroorganisme, bahan kimia
beracun dan radioaktif yang berbahaya bagi kesehatan.
6. Limbah infeksius adalah limbah yang terkontaminasi dengan darah, cairan
tubuh pasien, ekskresi, sekresi yang dapat menularkan kepada orang lain
membunuh atau menghambat pertumbuhan sel hidup.

B. Pengelolaan Limbah
Pengelolaan limbah dapat dilakukan mulai dari sebagai berikut :
1. Identifikasi Limbah
a. Padat
b. Cair
c. Tajam
d. Infeksius
e. Non infeksius
2. Pemisahan
a. Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah
b. Pisahkan limbah sesuai dengan jenis limbah
c. Tempatkan limbah sesuai dengan jenisnya
d. Limbah cair segera dibuang ke wastafel
3. Labeling
a. Limbah padat infeksius :
1) Plastik kantong kuning
2) Kantong warna lain tapi dikat tali warna kuning
b. Limbah padat non infeksius
Plastik kantong warna hitam
c. Limbah benda tajam
Wadah tahan tusuk dan air
4. Packing
a. Tempatkan dalam wadah limbah tertutup
b. Tutup mudah dibuka, sebaiknya bisa dengan menggunakan kaki
c. Kontainer dalam keadaan bersih
d. Kontainer terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan tidak berkarat
e. Tempatkan setiap kontainer limbah pada jarak 10-20 meter
f. Ikat limbah jika sudah terisi ¾ penuh
g. Kontainer limbah harus dicuci setiap hari

C. Cara untuk menanggulangi sampah medis maupun sampah benda tajam


1. Penanganan sampah medis cair yang terkontaminasi (darah, feses, urin
dan cairan tubuh lainnya)
a. Gunakan sarung tangan tebal ketika menangani dan mernbawa sampah
tersebut.
b. Hati-hati pada waktu menuangkan sampah tersebut pada bak yang mengalir
atau dalam toilet bilas. Sampah cair dapat pula dibuang kedalam kakus.
Hindari percikannya.
c. Cuci toilet dan bak secara hati-hati dan siram dengan air untuk membersikan
sisa-sisa sampah. Hindari percikannya.
d. Dekontaminasi wadah spesimen dengan larutan klorn 0,5 % atau disenfeksi
lokal lainnya yang adekuat, dengan merendam selama 10 menit sebelum di
cuci.
e. Cuci tangan sesudah menangani sampah cair dan lakukan dekontaminasi
kemudian cuci sarung tangan.
2. Penanganan sampah medis padat (misalnya pembalut yang sudah
digunakan dan benda-benda lainnya yang telah terkontaminasi dengan
darah atau materi organik lainnya)
a. Gunakan sarung tangan tebal ketika menangani dan membawa sampah
tersebut.
b. Buang sampah padat tersebut ke dalam wadah yang dapat dicuci dan tidak
korosif (plastik atau metal yang berlapis seng) dengan tutup yang rapat.
c. Kumpulkan tempat sampah tersebut ditempat yang sama dan bawa
sampah-sampah yang dapat dibakar ke tempat pembakaran. Jika tempat
pembakaran tidak tersedia maka bisa dilakukan penguburan saja.
d. Melakukan pembakaran atau penguburan harus segera dilakukan sebelum
tersebar ke lingkungan sekitar. Pembakaran adalah metode terbaik untuk
membunuh mikroorganisme.
e. Cuci tangan setelah menangani sampah tersebut dan dekontaminasi serta
cuci sarung tangan yang tadi dipakai saat membersihkan sampah tersebut.
3. Penanganan sampah medis berupa benda tajam (jarum, silet, mata pisau
dan lain-lain)
a. Gunakan sarung tangan tebal
b. Buang seluruh benda-benda yang tajam pada tempat sampah yang tahan
pecah. Tempat sampah yang tahan pecah dan tusukan dapat dengan
mudah dibuat menggunakan karton tebal, ember tertutup atau botol plastik
yang tebal. Botol bekas cairan infus juga dapat digunakan untuk sampah-
sampah yang tajam tapi dengan resiko pecah.
c. Letakkan tempat sampah tersebut dekat dengan daerah yang memerlukan
sehingga sampah-sampah tajam tersebut tidak perlu dibawa terlalu jauh
sebelum dibuang.
d. Cegah kecelakaan yang diakibatkan oleh jarum suntik, jangan menekuk
atau mematahkan jarum sebelum dibuang. Jarum tidak secara rutin ditutup,
tetapi jika dibutuhkan dapat diusahakan dengan metode satu tangan.
1) Letakkan tutup pada permukaan yang datar dan keras kemudian
pindahkan ke tangan.
2) Kemudian dengan satu tangan pegang alat suntik dan gunakan
jarumnya untuk menyendok tutup tersebut.
3) Jika tutup sudah menutup jarum suntik, gunakan tangan yang lain untuk
merapatkan tutup tersebut
e. Jika wadah untuk sampah benda tajam telah ¾ penuh tutup atau sumbat
dengan kuat.
f. Buang wadah yang sudah ¾ penuh tersebut dengan cara menguburnya.
Jarum dan benda-benda tajam lainnya yang tidak apat dihancurkan dengan
membakarnya dan kemudian hari dapat menyebabkan luka dan
mengakibatkan infeksi serius.
g. Cuci tangan sesudah mengelola wadah sampah benda tajam tersebut
kemudian dekontaminasi dan cuci tangan.
4. Pengelolaan limbah padat infeksius
a. Sediakan tong-tong sampah yang didalamnya sudah terlapisi kantong
plastik kuning tebal dan tertutup.
b. Tong sampah dan kantong pelastik diberi tulisan "limbah infeksus".
c. Tong-tong sampah disediakan pada setiap ruangan laboratorium.
d. Tong-tong sampah yang sudah terisi dipindahkan ke pintu keluar
laboratorium dan plastiknya dikat dengan tali berwarna kuning untuk diambil
oleh petugas pengelolaaan limbah rumah sakit.
e. Pengambilan limbah dilakukan 2 kali sehari yaitu jam 06.00 dan 14.00 WIB
oleh petugas pengelolaan limbah rumah sakit untuk dibawa ketempat
pengelolaan limbah rumah sakit dengan berita acara yang ditandatangani
oleh petugas laboratorium, petugas pengambil dan petugas pengelolaan
limbah.
5. Prosedur pengelolaan limbah cair dan setengah padat infeksius sisa
sampel
Sisa sampel dibuang kedalam saluran pembuangan yang menuju ke
pengelolaan limbah cair rumah sakit, wadah sampel dimasukkan ke dalam tong
sampah limbah padat infeksius.
a. Bekas media pertumbuhan kuman
1) Masukkan plate atau tabung bekas media biakan kuman ke dalam
autoclav untuk dilakukan sterilisasi selama 20 menit pada suhu 1200C.
2) Kemudian keluarkan plate dan tabung-tabung media tersebut dan buang
bekas media pada saluran pembuangan yang menuju ke pengelolaan
limbah cair rumah sakit.
3) Cuci plate dan tabung-tabung yang sudah bersih dari media dengan
detergen dan bilas dengan air mengalir.
4) Keringkan plate dan tabung-tabung tersebut dalam inkubator pada suhu
1200C selama 2 jam.
b. Bahan kimia bekas analisis
Buang bahan kimia bekas analisa sampel ke dalam saluran pembuangan
menuju ke pengelolaan limbah rumah sakit tabung-tabung reaksi bekas
proses analisis dicuci dengan detergen dan dibilas dengan air mengalir
kemudian dikeringkan di inkubator selama 2 jam pada suhu 120°C.
c. Prosedur pengelolaaan limbah berbahaya dan beracun
1) Masukkan bahan-bahan kimia yangsudah kadaluarsa sesuai dengan
sifat dan bentuk bahan tersebut ke dalam tong-tong sampah yang
didalamnya sudah terlapisi dengan kantong-kantong plastik tebal dan
ditulisi “LIMBAH BERBAHAYA DAN BERACUN”.
2) Tong sampah ditempatkan pada tempat yang aman.
3) Petugas laboratorium memberitahu kepada petugas pengelolaan
limbah rumah sakit jika tong sampah sudah berisi penuh limbah.
Petugas pengelolaan limbah rumah sakit datang untuk mengambil sampah
limbah berbahaya dan beracun tersebut dengan berita acara yang ditanda tangani
oleh petugas laboratorium, petugas pengambil dan petugas pengelolaan limbah.
BAB III
TATA LAKSANA

Panduan pengelolaan sampah infeksius, dan cairan tubuh ini mempunyai ruang
lingkup yang luas karena berhubungan dengan pencegahan dan pengendalian infeksi di
rumah sakit. Pelaksanaan pengelolaaan sampah infeksius, dan cairan tubuh di RSUD
Pulang Pisau adalah seluruh tenaga kesehatan (medis, perawat, farmasi, bidan dan
tenaga kesehatan lainnya), seluruh pegawai yang bekerja di rumah sakit serta
pengunjung.
Tata Laksana pengelolaan sampah infeksius, dan cairan tubuh adalah sebagai
berikut:
1. Pengelolaan Limbah
Pengelolaan limbah dapat dilakukan mulai dari sebagai berikut:
a. Identifikasi limbah
Dilaksanakan oleh petugas cleaning service disetiap ruang perawatan.
b. Pemisahan
RSUD PULANG PISAU telah melakukan
1) Pemisahan dimulai dari awal penghasil limbah / sampalh di unit masing-
masing.
2) Pemisahan limbah berdasarkan pembagian limbah infcksius (warna kuning),
limbah non infeksisus (warna hitam) dan limbah benda tajam (kardus tahan
tusukan).
3) Menempatkan limbah sesuai dengan jenisnya.
4) Limbah cair segera dibuang ke wastapel di spoelhok.
c. Labeling
1) Limbah padat infeksius
Plastik kantong kuning
2) Limbah padat non infeksius
Plastik kantong warna hitam
3) Limbah benda tajam
Wadah tahan tusuk (kardus) dan ain
4) Penyimpanan
5) Pengangkutan
2. Kantong pembuangan diberi label biohazard atau sesuai jenis limbah
3. Packing
a. Tempatkan dalam wadah limbah tertutup.
b. Tutup mudah dibuka, sebaiknya bisa dengan menggunakan kaki.
c. Kontainer dalam keadaan bersih.
d. Kontainer terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan tidak berkarat.
e. Tempatkan setiap container limbah pada jarak 10 - 20 m.
f. Ikat limbah jika sudah terisi ¾ penuh.
g. Kontainer limbah harus dicuci setiap hari.
4. Cara untuk menanggulangi sampah medis maupun sampah benda tajam antara
lain:
a. Penanganan sampah medis cair yang terkontaminasi (darah, feses, urin dan cairan
tubuh lainnya) dilarikan ke IPAL RSUD PULANG PISAU.
b. Penanganan sampah medis padat (misalnya pembalut yang sudah digunakan dan
benda-benda lainnya yang telah terkontaminasi dengan darah atau materi organik
lainnya).
c. Penanganan sampah medis berupa benda tajam (jarum, silet, mata pisau dan lain-
lainnya).
BAB IV
DOKUMENTASI

Panduan pengelolaan sampah infeksius, cairan tubuh dan benda tajam ini
dilakukan dan berkaitan dengan segala aktifitas pelayanan kesehatan di RS.
Pelaksanaan panduan ini harus dilakukan oleh seluruh petugas medis dan non medis
dalam memilah sampah medis non medis dan sampah terinfeksi. Selain itu, petugas
cleaning service yang melakukan panduan ini dalam pengelolaan sampah/limbah rumah
sakit.
Dokumen yang berkaitan dengan pengelolaan sampah infeksius, cairan tubuh
dan benda tajam adalah sebagai berikut:
1. Dokumen regulasi
a. Kebijakan rumah sakit tentang pengelolaaan sampah infeksius, cairan tubuh dan
benda tajam.
b. Panduan pengelolaan sampah infeksius, cairan tubuh dan benda tajam.
2. SPO Pengelolaan sampah infeksius, cairan tubuh dan benda tajam.
BAB V
PENUTUP
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit (PPIRS) merupakan suatu
kegiatan yang sangat penting dan salah satu faktor pendukung untuk meningkatkan
kualitas pelayanan dan erat kaitannya dengan citra rumah sakit khususnya RSUD
PULANG PISAU.
Salah satu upaya untuk menekan kejadian infeksi nosokomial adalah dengan
melaksanakan pengelolaan sampah infeksius dan cairan tubuh yang baık. Sehinggga
resiko terhadap hal yang dapat memberatkan kepada pasien dan Rumah Sakit dapat
diturunkan secara signifikan.

Anda mungkin juga menyukai