RSUD MANGGELEWA
TAHUN 2024
RSUD MANGGELEWA
Jl. Lintas Calabai Desa Doromelo Kec. Manggelewa Dompu
IGD 081237073050 email : rsmanggelewa26@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan,
merupakan tempat bertemunya kelompok masyarakat penderita
penyakit, kelompok pengunjung, kelompok petugas kesehatan
maupun kelompok lingkungan sekitar rumah sakit dimana terjadi
interaksi antara kelompok tersebut yang memungkinkan menyebarnya
penyakit jika tidak didukung oleh kondisi lingkungan rumah sakit
yang baik dan saniter, juga memungkinkan terjadinya pencemaran
lingkungan dan gangguan kesehatan
Selain pengelolaan limbah padat medis dan non medis serta
pengelolaan limbah cair rumah sakit yang juga harus diperhatikan
dalam program pelayanan sanitasi rumah sakit antara lain
pengelolaan kebersihan ruang dan bangunan, penyehatan dan
pengawasan kualitas air bersih dan air minum, penyehatan dan
pengawasan kualitas makanan dan minuman, pengendalian serangga
dan binatang pengganggu, pengelolaan pertamanan, pencegahan
infeksi nosokomial, pengelolaan bahan berbahaya beracun serta
upaya penyuluhan kesehatan lingkungan rumah sakit. Oleh
karena itu untuk mencegah terjadinya resiko gangguan kesehatan dan
pencemaran lingkungan rumah sakit maka perlu adanya dukungan
dari pihak manajemen dalam penyelenggaraan program sanitasi
Rumah Sakit Umum Daerah Manggelewa yang mengacu kepada
Peraturan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019
Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan di Rumah Sakit, yaitu
meliputi :
1. Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman Rumah Sakit
2. Penyehatan Hygiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman
3. Penyehatan Air
4. Pengelolaan Limbah
5. Penyehatan Tempat Pencucian Linen (Laundry)
6. Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu Lainnya
7. Disinfeksi dan Sterilisasi
8. Perlindungan Radiasi
9. Upaya Promosi Kesehatan Lingkungan
B. Tujuan Pedoman
1. Tujuan Umum
Sebagai panduan/acuan dalam melaksanakan kegiatan Instalasi
Sanitasi sehingga tujuan dari program di Instalasi Sanitasi dapat
tercapai secara efektif dan efisien.
2. Tujuan Khusus
a) Penyehatan Ruang Bangunan dan Halaman Rumah Sakit
b) Penyehatan Hygiene dan Sanitasi Makanan dan Minuman
c) Penyehatan Air
d) Pengelolaan Limbah
e) Penyehatan Tempat Pencucian Linen (Laundry)
f) Pengendalian Serangga, Tikus dan Binatang Pengganggu
Lainnya
g) Disinfeksi dan Sterilisasi
h) Perlindungan Radiasi
D. Batasan Operasional
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan medis, pelayanan penunjang medis dan
pelayanan penunjang non medis
Sanitasi adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan
melindungi kebersihan lingkungan, misalnya menyediakan air bersih,
menyediakan tempat sampah
Hygiene adalah upaya kesehatan dengan cara memelihara dan
melindungi kebersihan individu, misalnya mencuci tangan, mencuci
piring, membuang bagian makan yang rusak.
Kebersihan dan Sanitasi ruang bangunan adalah upaya
pembersihan seluruh ruang bangunan, peralatan medis dan non
medis dan halaman rumah sakit sehingga menciptakan kondisi
lingkungan rumah sakit yang bersih, sehat dan nyaman bagi pasien,
pengunjung dan petugas rumah sakit.
Limbah rumah sakit adalah semua limbah yang dihasilkan dari
kegiatan rumah sakit dalam bentuk padat, cair dan gas.
Limbah padat medis adalah limbah padat yang dihasilkan dar
kegiatan pelayanan medis dan penunjang medis berupa limbah
infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi,
limbah sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer
bertekanan dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
Limbah padat non medis adalah limbah padat yang dihasilkan
dari kegiatan pelayanan bukan medis seperti limbah dari pengolahan
makanan dapur rumah sakit, perkantoran, taman dan halaman yang
dapat dimanfaatkan kembali apabila ada teknologinya.
Limbah cair adalah semua air buangan termasuk tinja yang
berasal dari kegiatan rumah sakit yang kemungkinan mengandung
mikroorganisme, bahan kimia beracun dan radioaktif.
Limbah gas adalah semua limbah berbentuk gas yang berasla
dari kegiatan pembakaran limbah padat medis di rumah sakit dengan
incinerator, proses memasak dari dapur rumah sakit, operasional
generator set, proses anastesi di ruang operasi dan pembuatan obat
sitotoksik.
Pengendalian serangga dan binatang pengganggu adalah upaya
untuk mengurangi populasi serangga, tikus dan binatang pengganggu
lainnya sehingga keberadaanya tidak menjadi vektor penularan
penyakit.
Air bersih adalah air yang melalui proses pengolahan atau tanpa
pengolahan yang memenuhi kualitas air bersih secara $isik, kimia dan
bakteeriologi sesuai Permenkes No 416 Tahun 1990.
Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan atau
tanpa pengolahan yang memenuhi kualitas secara fisik, kimia dan
bakteeriologi air minum sesuai Kepmenkes No 907 Tahun 2002.
E. Landasan Hukum
1. Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
2. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan
dan Pengelolaan lingkungan hidup
3. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2023 Tentang Rumah Sakit
4. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2014
Tentang Baku Mutu Air Limbah lampiran 44 Baku Mutu Air
Limbah Bagi Usaha dan atau Kegiatan Fasilitas Pelayanan
Kesehatan
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 7 Tahun 2019 Tentang
Persyaratan Kesehatan Lingkungan di Rumah Sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Distribusi Ketenagaan
Jenis tenaga Jml Keterangan
Kesehatan 5 Penanggung jawab dan Pelaksana
Lingkungan Kegiatan Sanitasi
Pelaksana 11 - Cleaning Service
- Linen
- Tukang Kebun
B. Pengaturan Jaga
Dilakukan setiap hari jam 08.00 – 13.30 WITA.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
Lokasi unit sanitasi di RSUD Manggelewa di samping Ruang Jaga
Ranap RSUD Manggelewa.
B. Standar Fasilitas
Fasilitas dan peralatan di Instalasi Sanitasi RSUD Manggelewa harus
menciptakan kinerja efektif dan efisien.
1. Fasilitas dan peralatan penanganan limbah padat medis 1 unit :
a. Pengangkutan dan pemusnahan limbah padat medis bekerjasama
dengan pihak ke 3
b. Plastik kuning besar ukuran 80x100 cm
c. Safety Box dengan ukuran 5L
d. TPS limbah B3
e. Timbangan manual 1 buah
f. Bahan-bahan desinfektan seperti karbol;lysol dan sabun tangan
g. Alat-alat kebersihan seperti / sapu lidi, pengki, slang, serokan,
air bersih
h. APAR 1 unit
2. Fasilitas dan peralatan penanganan limbah padat non medis 1 unit
a. Plastik hitam besar ukuran 80x 100cm
b. Plastik kecil ukuran 45x45 cm
c. Gerobak dorong non medis
d. APD pekerja / masker, sarung tangan, baju kerja, helm, sepatu
bot
e. Bahan-bahan desinfektan seperti karbol;lysol
f. Alat-alat kebersihan seperti / sapu lidi, pengki, slang, serokan,
air bersih
3. Fasilitas penyediaan air bersih
Penyediaan air bersih rumah sakit mencukupi yaitu menggunakan
sumur bor rata-rata pemakaian 500 m 3/hari, penggunaan air bersih
sesuai persyaratan kesling rumah sakit adalah 0,5 m 3/TT/hari,
sedangkan rata-rata pasien per hari 100 pasien/hari, maka rata-
rata pemakaian air bersih pasien sekitar 100-125 m 3/hari
sedangkan sisanya digunakan pelayanan seperti Instalasi Gizi,
Poliklinik, Perkantoran, kegiatan pembersihan diruangan,
penyiraman dll.
4. Fasilitas Toilet dan Kamar Mandi
Toilet dan kamar mandi mencukupi sesuai standar persyaratan
kesehatan lingkungan rumah sakit (Kepmenkes No 7 Tahun 2019)
yaitu untuk pasien setiap 10 TT penyediaan 1 toilet kamar mandi,
untuk karyawan setiap 20 karyawan 1 toilet kamar mandi, untuk
pengunjung perempuan setiap 20 pengunjung perempuan 1 toilet
kamar mandi ,serta untuk pengunjung laki-laki setiap 30
pengunjung laki-laki 1 toilet kamar mandi.
5. Fasilitas Pengendalian serangga dan binatang pengganggu
Pengendalian serangga dan binatang pengganggu dilakukan secara
manual yaitu upaya mengurangi populasi serta pengendalian
serangga, nyamuk, lalat, kecoa, semut dan binatang pengganggu
(tikus dan kucing)
6. Fasilitas TPS 1imbah B3
TPS limbah B3 rumah sakit bersifat sementara sedangkan untuk
pengangkutan dan pengelolaan LB3 dilakukan Pihak Ke 3 yang
telah memiliki ijin.
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
b) Eksternal
Dengan melakukan uji petik yang dilakukan oleh petugas
sanitasi dinas kesehatan pemerintah daerah provinsi dan dinas
kesehatan pemerintah daerah kabupaten/kota untuk menilai
kualitas pangan dan minuman. Untuk melakukan pengawasan
penyehatan pangan baik internal maupun eksternal dapat
menggunakan instrumen Inspeksi Kesehatan Lingkungan
Jasaboga Golongan B.
BAB V
LOGISTIK
Logistik adalah salah satu subsistem di rumah sakit yang memiliki
tugas untuk menyediakan barang dan bahan dalam jumlah, kualitas, dan
pada waktu yan tepat sesuai kebutuhan dengan harga yang efisien untuk
kegiatan operasional rumah sakit (Djojodibroto, 1997: h.79). Ada beberapa
fungsi dari logistik :
1. Perencanaan Logistik
Perencanaan merupakan langkah awal dalam melaksanakan kegiatan
untuk memenuhi kebutuhan di rumah sakit. lnstalasi Sanitasi dalam
menentukan kebutuhan melakukan rencana kebutuhan untuk setiap
tahunnya pada akhir tahun untuk awal tahun berikutnya.
2. Penganggaran
Penganggaran merupakan kegiatan untuk merumuskan rincian
penentuan kebutuhan.Dalam hal ini lnstalasi sanitasi dalam menentukan
anggaran berpatokan pada harga rencana kebutuhan tahun yang lalu
ditambah dengan 10 % dari harga tersebut, untuk menyiasati terjadinya
kenaikan harga.
3. Pengadaan
Pengadaan adalah upaya untuk memenuhi kebutuhan barang
berdasarkan perencanaan, penentuan kebutuhan, dan penganggaran
yang telah dibuat sebelumnya. Ada berbagai cara-cara dalam pengadaan
barang diantaranya dengan pembelian, pembuatan, penyewaan,
penghibahan dan perbaikan. untuk pengadaan lnstalasi sanitasi
mengusulkan kepada manajemen barang atau jasa yang diperlukan,
selanjutnya diserahkan kepada Tim pembelian barang dan jasa atau
pihak pengadaan untu ditindak lanjut.
4. Penyimpanan
Penyimpanan dilakukan agar persediaan dalam keadaan stabil, mudah
dicari, mudah diawasi, dan terjaga keamanannya. Di lnstalasi sanitasi
mempunyai gudang untuk menyimpan barang-barang atau stok.
5. Pemeliharaan
Pemeliharaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar
sarana/barang selalu dalam kondisi baik. untuk pemeliharaan yang
dilakukan seperti pemeliharaan mesin-mesin, dan membersihkan semua
barang-barang.
6. Pendistribusian
Pendistribusian ialah kegiatan pengurusan, penyelenggaraan, dan
pengaturan pemindahan barang dari tempat penyimpanan ke tempat
pemakai.Pendistribusian di lnstalasi sanitasi sistemnya secara langsung
didistribusikan ke pemakai.
7. Penghapusan
Penghapusan merupakan kegiatan pembebasan barang dari prtanggung
jawaban secara fisik.Penghapusan biasanya dilakukan pada barang yang
bernilai atau aset. Pengendalian Pengendalian merupakan fungsi inti dari
pengelolaan logistik yang meliputi usaha untuk memonitor dan
mengamankan keseluruhan pengelolaan logistik.Pengendalian dilakukan
dengan cara evaluasi apakah barang-barang yang tersedia masih
mencukupi kebutuhan atau tidak.
BAB VI
KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan Keselamatan Kerja berkaitan dengan tenaga kerja,
pekerjaan dan lingkungan kerja meliputi segala upaya untuk
mencegah dan menanggulangi penyakit dan kecelakaan kerja dengan
tujuan tercapainya produKivitas kerja yang optimal. Kesehatan dan
keselamatan kerja merupakan suatau upaya menekan atau
mengurangi resiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.Kesehatan
merupakan salah satu unsur penting yang mendukung terciptanya
manusia yang berkualitas dan produktif. Upaya kesehatan kerja
merupakan upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja,
dan ringkungan kerja sehingga setiap pekerja dapat bekerja secara
sehat tanpa membahayakan dirinya dan masyarakat lingkungannya.
Karyawan Rumah sakit Umum Daerah dr. Soeratno Gemolong
merupakan sumberdaya potensial yang harus dibina agar produktif
dan berkualitas. Dalam melaksanakan pekerjaannya mereka
mempunyai resiko tertular berbagai jenis penyakit yang
membahayakan kesehatannya sehingga diperlukan upaya untuk
mencegah tefiadinya penyakit akibat kerja. Kesehatan dan
keselamatan kerja di RSUD dr. Soeratno Gemolong tidak hanya
melindungi karyawan dari penyakit yang timbul akibat kerja yang
diperoleh di tempat kerja namun juga melindungi pasien dan
pengunjung. Untuk tujuan tersebut maka RSUD dr. Soeratno
Gemolong melaksanakan program K3 (Keselamatan Kerja, Kebakaran,
dan Kewaspadaan terhadap Bencana).
1. Keselamatan Kerja
a. Kesehatan Kerja bagi pegawai.
b. Keamanan Pasien.
c. Pengelolaanjasa, Bahan dan barang berbahaya.
d. Kesehatan lingkungan rumah sakit.
e. Sanitasi rumah sakit.
f. Pengelolaan, pemeliharaan dan sertifikasi sarana, prasarana dan
peralatan.
g. Pengelolaan limbah padat, cair dan gas.
2. Kebakaran
Pencegahan dan pengendalian kebakaran
3. Kewaspadaan Bencana
Pencegahan dan pengendalian bancana.
4. SDM (Sumber Daya manusia)
a. Pelatihan dan pendidikan
b. Seksi Evaluasi dan Pengendalian Mutu.
5. Audit lnternal Rumah Sakit
a. Program K3 : Pengelolaan data, dokumen, pelaporan, evaluasi
dan tindak lanjut
b. sarana, prasarana dan peralatan K3 : Fasilitas dan peralatan,
sertifikasi dan
ijin.
BAB VII
PENGENDALIAN MUTU
Pengendalian mutu adalah semua fungsi atau kegiatan yang harus
dilakukan untuk mencapai sasaran atau tujuan yang diinginkan guna
mencapai tujuan- lnstalasi sanitasi melakukan pengendalian mutu dengan
cara mengevaluasi kegiatan yang ada di Sanitasi, antara lain :
1. Pelaporan dan evaluasi pemeliharaan kebersihan ruang dan halaman
rumah sakit dilaksanakan pada akhir tahun. Rekomendasi dicatat dan
dibuat oleh staf lnstalasi Sanitasi, kemudian diserahkan langsung dan
disetujui oleh Ketua lnstalasi sanitasi dan dilaporkan kepada Direktur
RSUD dr. Soeratno Gemolong
2. Pelaporan dan evaluasi kegiatan inspeksi sanitasi ruang dan
pengukuran parameter lingkungan dilakukan setiap 6 bulan. Hasil
inspeksi sanitasi dan pengukuran parameter lingkungan serta
rekomendasinya dicatat dan dibuat oleh staf lnstalasi Sanitasi,
kemudian diserahkan langsung dan disetujui oleh Ketua lnstalasi
Sanitasi. Staf lnstalasi Sanitasi membuat analisa dari insiden-insiden ini
dan dilaporkan kepada Direktur RSUD dr. Soeratno Gemolong dengan
tembusan unit kerja terkait dengan hasil kegiatan.
3. Pelaporan dan evaluasi kegiatan inspeksi sanitasi rumah sakit
dilaksanakan setiap 6 bulan sekali. Tindakan dan rekomendasi dicatat
dan dibuat oleh staf lnstalasi Sanitasi dan dilaporkan kepada Direktur
RSUD dr. Soeratno Gemolong
4. Pelaporan dan evaruasi pemeriksaan usap arat (uji swab) makanan dan
minuman dilaksanakan setelah pelaksanaan kegiatan tersebut.
Tindakan dan rekomendasi dicatat dan dibuat oleh staf lnstalasi sanitasi
dan dilaporkan kepada Direktur RSUD dr. Soeratno Gemolong
5. Pelaporan dan evaluasi pemeriksaan uji lab air bersih, air Ro dan limbah
cair dilaksanakan pada akhir tahun. Tindakan dan rekomendasi dicatat
dan dibuat oleh staf lnstalasi sanitasi dan dilaporkan kepada Direktur
RSUD dr. Soeratno Gemolong
6. Pelaporan dan evaruasi pemeriharaan water treatment pran (wrp),
insinerator, instalasi pengolahan air limbah (lpAL) dan instalasi air
bersih dilakukan pada akhir tahun. pengisian form pemeliharaan dicatat
dan dibuat oleh staf rnstarasi sanitasi, kemudian diserahkan langsung
dan disetujui oleh Ketua lnstalasi Sanitasi.
7. Pelaporan dan evaruasi pengeroraan rimbah padat non medis, rimbah
padat medis dan rimbah cair diraksanakan pada akhir tahun, Tindakan
dan rekomendasi dicatat dan dibuat oreh staf instalasi sanitasi,
kemudian diserahkan langsung dan disetujui oleh Ketua lnstalasi
Sanitasi dan dilaporkan kepada Direktur RSUD dr. Soeratno Gemolong
8. Pelaporan dan evaluasi kegiatan pest control dilaksanakan setiap 6
bulan. Data didapat dari lembar absensi untuk pihak luar yang telah
bekerja sama dalam kegiatan pest control. Tindakan dan rekomendasi
dicatat dan dibuat oleh staf Instalasi Sanitasi, kemudian diserahkan
langsung dan disetujui oleh Ketua lnstalasi Sanitasi dan dilaporkan
kepada Direktur RSUD dr. Soeratno Gemolong
9. Pelaporan dan evaluasi pengadaan bahan dan peralatan desinfeksi serta
alat pelindung diri (APD) dilaksanakan pada akhir tahun. Laporan
penggunaan bahan dan peralatan desinfeksi serta alat pelindung diri
(ApD) dibuat oleh staf lnstalasi sanitasi, kemudian diserahkan langsung
dan disetujui oleh Ketua lnstalasi sanitasi dan dilaporkan kepada
Direktur RSUD dr. Soeratno Gemolong
10. Pelaporan dan evaluasi sosialisasi bahan berbahaya dan beracun
dilaksanakan pada akhir tahun. Tindakan dan rekomendasi dicatat dan
dibuat oleh staf lnstalasi Sanitasi, kemudian diserahkan langsung dan
disetujui oleh Ketua lnstalasi Sanitasi dan dilaporkan kepada Direktur
RSUD dr. Soeratno Gemolong
11. Pelaporan dan evaluasi pelatihan sanitasi rumah sakit dilakukan setiap
setelah pelaksanaan kegiatan tersebut.
12. Pelaporan dan evaluasi penamabahan sDM dilakukan setelah
pelaksanaan kegiatan tersebut.
BAB VIII
PENUTUP
Salah satu upaya untuk menekan kejadian infeksi nosokomial adalah
dengan melaksanakan pelayanan Unit sanitasi yang baik. Tanggung jawab
untuk melaksanakan semua kegiatan secara aman di lingkungan sanitasi
menjadi tanggung jawab petugas sanitasi. Setelah dilakukan pembekalan
terhadap petugas terhadap bahaya yang mungkin terjadi di lingkungan
pusat sanitasi. Pada dasarnya kecelakaan dapat dihindari dengan
mengetahui potensi bahaya yang dapat ditimbulkan. Dengan
memperhatikan secara seksama dan melatih teknik-teknik bekerja secara
aman maka resiko terjadinya kecelakaan kerja dapat diturunkan secara
signifikan. Pedoman sanitasi rumah sakit ini diharapkan dapat digunakan
sebagai acuan oleh petugas Unit sanitasi RSUD dr. Soeratno Gemolong
Sragen dalam menyelenggarakan, melakukan pekerjaan yang berkaitan
dengan sanitasi rumah sakit.
Manggelewa, 2024