PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan kesehatan adalah upaya yang di selenggarakan oleh
suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Pelayanan kesehatan
yang bermutu adalah pelayanan kesehatan yang dapat memuaskan
setiap pemakai jasa peyanan kesehatan sesuai dengan tingkat kepuasan
rata-rata penduduk, serta yang penyelenggaraannya sesuai dengan kode
etik dan standar pelayanan profesi yang telah di tetapkan. Pelayanan
fisioterapi merupakan pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada
individu atau kelompok yang mengembangkan, memelihara dan
memulihkan gerak fungsi tibuh sepanjang rentang kehidupan dengan
menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan
(physics, electrotherapeutic, mekanik, pelatih fungsi dan komunikasi.
Dengan semakin meningkatnya jumlah kunjungan fisioterapi,
maka di perlukan peningkatan pelayanan fisioterapi di rumah sakit.
Berdasarkan hal tersebut diatas maka instalasi Fisioterapi perlu dibuat
standar pelayanan yang merupakan pedoman bagi semua pihak dalam
tata cara pelaksanaan pelayanan yang di berikan ke pasien pada
umumnya dan pasien instalasi fisioterapi rumah sakit khususnya.
Berkaitan dengan hal tersebut diatas maka, dalam melakukan
pelayanan di instalasi Fisioterapi harus berdasarkan standar pelayanan
Fisioterapi Rumah Sakit Umum Daerah Manggelewa.
B. Tujuan Pedoman
1. Umum
Tersedianya pedoman bagi tenaga Fisioterapi dalam
mengembangkan pelayanan yang efektif dan efisien sesuai
kebutuhan dan tuntutan masyarakat pengguna jasa pelayanan
fisioterapi di RSUD Manggelew, sehingga terselenggara pelayanan
Fisioterapi yang optimal dalam mendukung pencapaian upaya
kesehatan prima.
2. Khusus
1) Bagi penyelenggara pelayanan kesehatan
1) Sebagai acuan dalam penyusunan rencana
pengembangan pelayanan fisioterapi di instalasi
Fisioterapi.
2) Sebagai acuan dalam melaksanakan bimbingan teknis
pelayanan fisioterapis.
3) Sebagai acuan dalam melaksanakan monitoring dan
evaluasi pelayanan Fisioterapi.
2) Bagi tenaga Fisioterapi
1) Sebagai acuan menyusun rencana pengembanga
berbagai jenis dan jenjang pelayana fisioterapi di
RSUD Manggelewa.
2) Sebagai acuan dalam melaksanakan konsep asuhan
fisioterapi di RSUD Manggelewa.
3) Sebagai acuan dalam evaluasi pelaksanaan
pengembangan dan konsep asuhan fisioterapi.
C. Ruang Lingkup Pelayanan Fisioterapi
Fisioterapis merupakan tenaga professional yang bertanggung
jawab terhadap kapasitas fisik (kondisi fisik) dan kemampuan fungsional
yang di bagi kedalam beberapa kelompok pelayanan :
1) FTA (Fisioterapi Pediatri)
2) FTB (Fisioterapi Musculoskletal)
3) FTC (Fisioterapi Neuromusculer)
4) FTD (Fisioterapi Kardiopulmonal)
5) FTE (Fisioterapi Geriatri dan obgyn)
D. Landasan Hukum
1. UU No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
2. UU No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
3. UU No. 23 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan
Daerah.
4. UU No. 8 tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen
5. Peraturan Pemerintahan No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga
Kesehatan
6. Peraturan Pemerintahan No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan
Pemerintah dan Propinsi sebagai Daerah Otonom
7. Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 1988 tentang Upaya Peningkatan
Kesejahteraan Sosial Penyandang cacat.
8. Peraturan Pemerintah No. 16 tahun 1994 tentang Jabatan
Fungsional 4 Negeri Sipil (Lembaran Negara tahun 94 No. 22
tambahan Lembaran Negara No. 3547).
9. Peraturan Pemerintah No. 20 tahun 2001 tentang Pembinaan dan
Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintah Daerah.
10. Peraturan Pemerintah No. 39 tahun 2001 tentang
Penyelenggaraan Dekonsentrasi
11. Instruksi Presiden No. 39 tahun 2001 tentang Akuntabilitas
kinerja Instansi Pemerintah
12. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1575/MENKES/SK/XI/2005
tentang Organisasidan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
13. Peraturan Menteri Kesehatan RI Np. 104/MENKES/PER/II/1999
tentang Rehabilitasi Medik
14. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 159B/MENKES/PER/II/1988
tentang Rumah Sakit
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
Pola Ketenagaan dan Kualifikasi SDM Fisioterapi adalah sebagai berikut:
B. Distribusi Ketenagaan
Pola Pengaturan Ketenagaan Instalasi Fisioterapi yaitu :
- Koordinator Fisioterapi 1 Orang
- Fisioterapis Pelaksana 11 Orang
C. Pengaturan Jaga
Instalasi Fisioterapi hanya satu shift yaitu shift pagi.
BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan
Keterangan :
Meja
LEMA
Pintu
LEMA Lemari
Meja Alat
Bed Pasien
Wastafel
B. Standar Fasilitas
1. Fasilitas & Sarana
Instalasi Fisioterapi RSUD Manggelewa mempunyai 1 ruangan
tindakan, terdapat 1 bed pasien, 1 meja alat, 1 meja kerja dan 1
lemari.
2. Peralatan
Peralatan yang tersedia di Fisioterapi untuk penunjang kegiatan
pelayanan terhadap pasien Fisioterapi. Alat alat fisioterapi terdiri
dari :
a. Tens (Transcutaneus electrical nerve stimulation)
b. IR (Infrared)
c. US (Ultra Sound)
BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Pengertian
Keselamatan Pasien (Patient Safety) adalah suatu sistem dimana
rumah sakit membuat asuhan pasien lebih lama.
Sistem tersebut meliputi :
1) Asesmen resiko
2) Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan
dengan risiko pasien
3) Pelaporan dan analisis insiden
4) Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
5) Implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko.
Sistem ini mencegah terjadinya cedera yang disebabkan oleh:
1) Kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan
2) Tidak mengambil tindakan yang seharusnya diambil
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
3. Menurunkan Kejadian Tidak Diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan Kejadian Tidak Diinginkan (KTD)
C. Standar Keselamatan Pasien
1. Hak pasien
2. Mendidik pasien dan keluarga
3. Keselamatan pasien dan keseimbangan pelayanan
4. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk
melakukan evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
5. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
6. Peran kepemimpinan dalam meningkatkan keselamatan pasien
7. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai
keselamatan pasien
D. Tatalaksana
1. Memberikan pertolongan sesuai dengan kondisi yang terjadi pada
pasien
2. Mengobservasi keadaan umum pasien
3. Mendokumentasikan kejadian tersebut pada formulir “Pelaporan
Insiden Keselamatan”
BAB VII
KESELAMATAN KERJA