Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional di arahkan untuk
mencapai kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk agar
dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut dibutuhkan
upaya pengelolaan berbagai sumber daya pemerintah maupun masyarakat sehingga dapat
disediakan pelayanan kesehatan yang berkesinambungan, efektif, efisien, bermutu dan
terjangkau. Hal ini perlu didukung komitmen dan semangat yang tinggi dengan prioritas terhadap
upaya kesehatan dengan pendekatan peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan penyakit
( preventif ), penyembuhan ( kuratif ) dan pemulihan ( rehabilitatif ). Dalam menyelenggarakan
pembangunan kesehatan diperlukan peranan daerah dalam mengelola berbagai sumber daya
baik pemerintah maupun masyarakat. Dengan diberlakukannya UU No. 32 tahun 2004
tentang Pemerintah Daerah, UU No. 23 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Daerah, dan Peraturan Pemerintah No. 25 tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi, maka terjadi
perubahan kebijakan tentang penyelenggaraan pelayanan kesehatan baik di tingkat pusat
maupun daerah. Berpijak pada Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan,
Peraturan Pemerintah No. 32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan, Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 1363/Menkes/SK/Menkes/SK/XII/2001 tentang Registrasi dan izin Praktik
Fisioterapi, Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No.
Kep/04/M.PAN/1/2004 tentang Jabatan Fungsional Fisioterapi dan Angka Kreditnya, Keputusan
Bersama Menteri Kesehatan RI dan Kepala Badan Kepegawaian Negara No.
209/Menkes/SKB/III/2004; No. 07 tahun 2004 tentang Petunjuk Pelaksanaan Jabatan Fungsional
Fisioterapi dan Angka Kreditnya, Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 376/Mnekes/SK/III/2007
tentang Standar Profesi Fisioterapi, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 1205/
MENKES/Per/X/2004 tentang Pedoman Persyaratan Kesehatan Pelayanan Spa, maka pelayanan
fisioterapi dikembangkan kearah profesionalisme dan tuntutan globalisasi. Searah dengan
perkembangan Worls Trade Organization (WTO) khususnya Dokumen General Agreement on
Trade and Services (GATS) tahun 2000 Fisioterapi tercatat sebagai jasa profesional dalam
perdagangan bebas dunia, mengacu kepada kongres world Confederation for Physical Therapy
XVI tahun 2007.

B. TUJUAN PEDOMAN

1. Umum Tersedianya pedoman bagi tenaga fisioterapi dalam mengembangkan pelayanan


yang efektif dan efisien sesuai kebutuhan dan tuntutan masyarakat pengguna
jasapelayanan fisioterapi di Rumah Sakit Katolik Marianum Halilulik, sehingga terselenggara
pelayanan fisioterapi yang optimal dalam mendukung pencapaian upaya pelayanankesehatan
prima.

2. Khusus
a.Bagi penyelenggara pelayanan kesehatan.

1) Sebagai acuan dalam penyusunan rencana pengembangan pelayanan fisioterapi


di unit fisoterapi Rumah Sakit Katolik Marianum Halilulik.

2) Sebagai acuan dalam melaksanakan bimbingan teknis (clinical supervision)pelayanan


fisioterapi.

3) Sebagai acuan dalam melaksanakan monitoring dan evaluasi pelayanan fisioterapi.

b.Bagi tenaga fisioterapi.

1) Sebagai acuan dalam menyusun rencana pengembangan berbagai jenis dan jenjang
pelayanan fisioterapi di Rumah Sakit Katolik Marianum Halilulik

2) Sebagai acuan dalam melaksanakan konsep asuhan fisioterapi di Rumah Sakit Katolik
Marianum Halilulik.

3) Sebagai acuan dalam evaluasi pelaksanaan pengembangan dan konsep asuhan


fisioterapi.

C. RUANG LINGKUP PELAYANAN

Fisioterapis merupakan tenaga profesional yang bertanggung jawab terhadap


kapasitasfisik (kondisi fisik) dan kemampuan fungsional, yang dibagi kedalam beberapa
kelompokpelayanan:

a. FTA (Fisioterapi Pediatri)

b. FTB (Fisioterapi Musculoskeletal)

c. FTC ( Fisioterapi Neuromusculer)

d. FTD ( Fisioterapi Kardiaopulmonal)

e. FTE ( Fisioterapi Geriatri dan obgyn)

D. BATASAN OPERASIONAL

Sesuai falsafah dan tujuan yang terdapat dalam standar pelayanan fisioterapi,
dimanafisioterapi memiliki batasan operasional dalam memberikan pelayanan yang di
tujukankepada individu dan atau kelompok dalam mengembangkan, memelihara
danmemulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan
menggunakanpenanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik,
elektroterapi danmekanis), pelatihan fungsi, dan komunikasi edukatif.

E. LANDASAN HUKUM

Anda mungkin juga menyukai