Proposal Skripsi
OLEH
201910490311068
2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
kesehatan merupakan setiap dan/ serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu,
pengobatan penyait, dan pemulihan kesehatan oleh pemerintah dan atau masyarakat
(Varadina Ayu N., 2016). Tujuan pelayanan kesehatan adalah untuk memenuhi
masalah kesehatan dan kelainan yang ada di masyarakat (Nopiani, 2019). Salah satu
cakupan pelayanan kesehatan yang mungkin saat ini sudah banyak orang ketahui
elektroterapi, dan mekanis) pelatihan fungsi, dan komunikasi yang ditujukan kepada
Fisioterapi didasarkan pada teori ilmiah dan dinamis yang banyak digunakan
kebugaran dan kesehatan fisik, olahraga dan kualitas hidup yang berhubungan dengan
kesehatan, pencegahan timbulnya penyakit, gejala dan perkembangan, kapasitas
kecacatan, kondisi atau cedera. Fisioterapis adalah sumber daya manusia atau tenaga
kerja dalam bidang kesehatan yang telah lulus dari pendidikan fisioterapi sesuai
2015).
Program vokasi atau diploma tiga Fisioterapi sesuai dengan ketentuan peraturan
atau Sarjana Terapan yang merupakan lulusan Program Diploma Empat atau Sarjana
sebagai suatu profesi yang telah disosialisasikan oleh WHO untuk mengklasifikasikan
2008) dan terdaftar dalam kelompok kerja sebagai ISCO Code 2264 Fisioterapi
(Kemenkes, 2015).
kardiovaskular, paru, gerak, dan fungsi tubuh lainnya. Fisioterapis juga berperan
dalam pelayanan khusus dan kompleks, termasuk namun tidak terbatas pada rawat
inap, rawat jalan, unit perawatan intensif, klinik pengembangan anak, klinik geriatri,
neuromuskular untuk saat ini mungkin sering dijumpai dalam masyarakat terutama
for cerebral palsy, dan dolphin therapy. Manajemen fisioterapi neuromuskular adalah
disiplin ilmu seperti anatomi dan fisiologi, patologi, dan manajemen fisioterapi,
dengan tujuan untuk memberikan gambaran tentang tata laksana kasus fisioterapi di
adalah untuk melakukan manajemen fisioterapi sistem saraf pusat neuromuskular dan
sistem saraf tepi. Dimulai dengan pemeriksaan dan diakhiri dengan intervensi untuk
Saat ini, masalah kesehatan telah menjadi kebutuhan dasar masyarakat kita,
sehingga kita tahu bahwa layanan kesehatan memainkan peran yang sangat penting.
Indonesia saat ini tidak hanya tersedia di institusi kesehatan tingkat rujukan, tetapi
aksesibilitas dan kualitas layanan terapi fisik dan memenuhi kebutuhan dan
persyaratan masyarakat untuk pengembangan layanan kesehatan, termasuk
pasien di unit instalasi rehabilitasi medis dengan tenaga pelaksana pelayanan adalah
peningkatan jumlah pasien maka perlu analisis yang komprehensif tentang beban
kerja serta lamanya waktu pelaksanaan proses fisioterapi dalam satu hari kerja.
yang penting dalam permasalahan ini, dengan kata lain pemberian pelayanan dalam
bahwa kualitas pelayanan adalah tingkat keunggulan yang diharapkan dan yang
diterima memenuhi harapan, maka kualitas pelayanan dianggap baik dan memuaskan.
Salah satu hasil dari kualitas pelayanan yang baik adalah kepuasan pasien. Kepuasan
pasien merupakan tolak ukur yang penting dalam menilai kualitas pelayanan yang
telah banyak digunakan dalam dunia kesehatan termasuk fisioterapi (Rizal et al.,
2021). Hadiyati et al.,( 2017) menyebutan kepuasan timbul dari kesesuaian antara
pelayanan yang diberikan dengan harapan pasien. Saat ini, layanan kesehatan yang
berkualitas adalah yang terkait dengan preferensi, harapan, dan kebutuhan pasien.
Pandangan pasien tentang apa yang penting bagi mereka tentang layanan perawatan
kesehatan merupakan aspek penting dari perawatan kesehatan. Harapan pasien adalah
harapan terhadap pelayanan medis yang diterima pasien. Dengan mengukur harapan
B. Rumusan masalah
Jawa Timur?
C. Tujuan umum
D. Tujuan khusus
Jawa Timur.
E. Manfaat penelitian
a. Bagi fisioterapi
c. Bagi masyarakat
Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan pelajaran dan referensi bagi peneliti
selanjutnya.
F. Keaslian penelitian
Tabel 1.1
No. Penulis dan Judul penelitian Metode penelitian Hasil penelitian
tahun
penelitian
1. Sulaiman & Hubungan mutu Desain penelitian: Berdasarkan hasil analisis data
Anggriani pelayanan kuantitatif deskriptif tentang pengaruh mutu pelayanan
tahun 2019 terhadap Variabel dependen: fisioterapi terhadap kepuasan
kepuasan pasien Hubungan mutu pasien di poli fisioterapi RSU Siti
di poli pelayanan Hajar Medan, diteumkan hasil
Fisioterapi RSU Variabel independen: bahwa terdapat hubungan antara
Siti Hajar kepuasan pasien di mutu pelayanan dengan kepuasan
poli fisioterapi RSU pasien berdasarkan kehandalan
Siti Hajar (reliability), ketanggaan
(responsiveness), jaminan
(assurance), kepedulian
(empathy), dan bukti langsung
2. Tennakoon Patient Desain penelitian: Penelitian ini mengukur tingkat
& de Zoysa satisfaction with cross – sectional study kepuasan pasien terhadap
tahun 2014 physiotherapy Variabel dependen: pelayanan fisioterapi di beberapa
services in an kepuasan pasien rumah sakit besar di Sri Lanka.
Asian Country: Variabel independen: Secara keseluruhan tercatat
A report from pelayanan fisioterapi pasien memiliki tingkat kepuasan
Sri Lanka di Negara Asia yang tinggi, penilaian seperti ini
harus diproses secara
berkelanjutan karena kedepanya
akan dapat membantu untuk
dapat meningkatkan kualitas
pelayanan secara bertahap dan
terus – menerus.
3. Kaseger et Analisis Faktor Desain penelitian: Dari penelitian ini didapatkan
al., tahun Kualitas cross – sectional study hasil berupa terdapat hubungan
2021 Pelayanan yang Variabel dependen: antara kehandalan (reliability),
Mempengaruhi faktor kualitas ketanggaan (responsiveness),
Kepuasan pelayanan jaminan (assurance), kepedulian
Pasien dalam Variabel independen: (empathy), dan bukti langsung
Pelayanan kepuasan pasien dalam (tangible) dengan kepuasan
Rawat Jalan di pelayanan rawat jalan pasien dalam pelayanan rawat
Wilayah Kerja jalan di wilayah kerja puskesmas
Puskesmas X x.
4. Rizal et al., Dimensi kualitas Desain penelitian: Dari hasil penelitian ditemukan
tahun 2021 pelayanan dan cross – sectional study bahwa terdapat hubungan antara
dampaknya Variabel dependen: lima aspek kualitas pelayanan
terhadap tingkat dimensi kualitas (konkret, keandalan, daya
kepuasan pasien pelayanan dan tanggap, keamanan dan empati)
dampaknya dan kepuasan pasien, derajat
Variabel independen: terbukti (67,2%). Responden
tingkat kepuasan yang melaporkan hal tersebut
pasien merasa puas dan (32,9%) tidak
puas. Hasil ini harus dijadikan
bahan evaluasi untuk perbaikan
sistem manajemen dalam hal
pelayanan.
5. Morera- Patients’ Desain penelitian: Penelitian ini mengidentifikasi
Balaguer et experience qualitative thematic faktor-faktor yang pasien anggap
al., tahun regarding analysis study sebagai faktor dan hambatan
2021 therapeutic Variabel dependen: untuk mencapai hubungan
person-centered pengalaman pasien terapeutik yang berpusat pada
relationships in mengenai hubungan orang dalam rehabilitasi. Pasien
physiotherapy yang berpusat pada merasa bahwa fisioterapis perlu
services: A orang terapeutik mempertimbangkan dan
qualitative study Variabel independen: meningkatkan kesadaran diri
dalam pelayanan mereka sendiri dan kemampuan
fisioterapi untuk mengatur emosi mereka,
serta keterampilan komunikasi,
untuk mengembangkan hubungan
terapeutik yang berpusat pada diri
sendiri. Penelitian ini
menunjukkan bahwa tidak hanya
perilaku dan karakteristik
profesional yang memengaruhi
pengalaman pasien dalam
hubungan terapeutik, tetapi
koordinasi yang lebih besar di
antara para profesional dan desain
pusat rehabilitasi yang lebih baik
dapat mengarah pada hasil yang
lebih berpusat pada individu. .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pelayanan kesehatan
1. Definisi
masyarakat dan sering kali menjadi tolak ukur dalam keberhasilan. Pelayanan
tetapi sebaliknya jika pelayanan yang diterima tidak sesuai dengan yang
Pelayanan kesehatan adalah segala upaya dalam suatu organisasi, baik secara
pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif lebih berfokus pada
2. Tujuan
kesehatan meningkat sedemikian rupa sehingga tidak ada lagi upaya yang
3. Jenis
Menurut Hodgetts dan Cassio (1983) dalam Wowor et al., (2016) ada dua
a) Pelayanan medis
B. Pelayanan Fisioterapi
1. Definisi
menghilangkan rasa sakit, dan mengobati atau mencegah tantangan fisik yang
kepuasan dalam norma, etika, hukum, dan sosial budaya (Sulaiman &
Anggriani, 2019).
Pada pelayanan kesehatan tingkat lanjutan, fisioterapis berperan dalam
Fisioterapis juga berperan dalam pelayanan khusus dan kompleks, serta tidak
terbatas pada area rawat inap, rawat jalan, rawat intensif, klinik tumbuh
olahraga, dan kesehatan haji, melalui pendekatan antara lain dengan joint
muscle energy therapy, basic cardiac life support, dan berbagai terapi latihan
baik individu maupun kelompok (tai chi, senam ashma, senam stroke).
2. Tujuan
standar etika berbasis bukti, fungsi fungsional tubuh manusia Mengacu pada
standar/pedoman dan tanggung jawab yang mengatasi masalah pergerakan
3. Klasifikasi
dan/atau kelompok.
rumah sakit.
d) Pelayanan fisioterapi di Praktik Mandiri
C. Kualitas pelayanan
1. Definisi
menghasilkan barang dan jasa yang secara eksplisit dan implisit memenuhi
kualitas di atas dapat diartikan bahwa kualitas hidup kerja harus merupakan
suatu pola pikir, yang dapat menerjemahkan tuntutan dan kebutuhan pasar
konsumen dalam suatu proses manajemen dan proses produksi barang atau
jasa terus menerus tanpa hentinya sehingga memenuhi persepsi kualitas pasar
adalah suatu kegiatan atau sekumpulan kegiatan yang tidak terlihat dan terjadi
sebagai akibat dari interaksi antar konsumen, karyawan atau orang lain yang
kenyataan dan yang diharapkan pelanggan dari layanan yang mereka terima.
diharapkan, maka kualitas pelayanan dianggap buruk. Dari sini dapat kita
D. Kepuasan pasien
1. Definisi
cukup baik, memadai dan “facio” artinya melakukan atau membuat. Kepuasan
memadai (Lily & Yurike, 2015). Kepuasan adalah emosi yang diperoleh dari
diharapkan pasien. Kepuasan pasien adalah faktor utama dan sangat penting.
Jika pasien tidak puas dengan pelayanan yang diberikan, maka pasien tidak
medis. Pasien menjadi tidak puas apabila kinerja pelayanan medis yang
sebagai pelayanan medis yang bermutu baik dengan cara yang memuaskan
(Tulangow & Jeiska, 2015). Rizal et al., (2021) menyebutkan kepuasan pasien
merupakan tolak ukur yang penting dalam menilai kualitas pelayanan yang
berikut:
b) Kebersihan ruangan.
E. Alat ukur
1. Kualitas pelayanan
(service quality). SERVQUAL ini merupakan skala multi item yang dapat
secara terus menerus dengan kata kata yang sopan dan tata
kepada pelanggan.
Pelayanan fisioterapi
Tujuan pelayanan
Kepuasan pasien
Gambar 3.1
B. Hipotesis penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka hipotesis penelitian yaitu adanya tingkat
kepuasan pasien yang tinggi terhadap layanan klinik mandiri fisioterapi di Jawa Timur.
Butar-butar, J., & Simamora, R. H. (2016). Hubungan Mutu Pelayanan Keperawatan Dengan
Tingkat Kepuasan Pasien Rawat Inap di RSUD Pandan Kabupaten Tapanuli Tengah.
https://ejournal.unri.ac.id/index.php/JNI/article/view/4358/4177
Febriana, N. I. (2016). Analisis Kualitas Pelayanan Bank Terhadap Kepuasan Nasabah Pada
Hadiyati, I., Sekarwana, N., Sunjaya, D. K., & Setiawati, E. P. (2017). Konsep Kualitas
https://doi.org/10.15395/mkb.v49n2.1054
Kaseger, H., Akbar, H., Amir, H., Astuti, W., & Ningsih, S. R. (2021). Analisis Faktor
Kualitas Pelayanan yang Mempengaruhi Kepuasan Pasien dalam Pelayanan Rawat Jalan
di Wilayah Kerja Puskesmas X. Jurnal Ilmiah Kesehatan Karya Putra Bangsa, 3(1),
23–33.
Kemenkes. (2015). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 65 Tahun 2015
39–55.
Lily, H., & Yurike, V. (2015). Pengaruh Kualitas Layanan Dan Persepsi Harga Terhadap
Manurung, N. S. (2017). Manajemen Proses Fisioterapi Pada Satu Rumah Sakit Swasta Di
Jakarta Timur. Jurnal Ilmiah Fisioterapi, 20, 54. http://repository.uki.ac.id/2986/
Megatsari, H., Laksono, A. D., Ridlo, I. A., Yoto, M., & Azizah, A. N. (2019). Perspektif
https://doi.org/10.1080/09593985.2019.1603258
Kecamatan Banyuke Hulu Kabupaten Landak. Jurnal Ilmu Manajemen Dan Akuntansi,
7(1), 1–7.
Nugroho, Y. S., Achmad, F., & Rohman, M. (2019). program studi Pendidikan Vokasional.
5(0274), 375637.
https://doi.org/10.30998/sosioekons.v10i2.2718
Rizal, F., Marwati, T. A., & Solikhah, S. (2021). Dimensi Kualitas Pelayanan Dan
https://doi.org/10.29406/jkmk.v8i2.2624
Sriyanti, C. (2016). Mutu Layanan Kebidanan dan Kebijakan Kesehatan. In modul bahan
https://doi.org/10.22216/jen.v4i2.3965
Tennakoon, T., & de Zoysa, P. (2014). Patient satisfaction with physiotherapy services in an
Asian country: A report from Sri Lanka. Hong Kong Physiotherapy Journal, 32(2), 79–
85. https://doi.org/10.1016/j.hkpj.2014.07.001
Tulangow, T., & Jeiska, R. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan
5(2a), 354–361.
Varadina Ayu N. (2016). Model Pelayanan Kesehatan (Studi Deskriptif Tentang Model
Wowor, H., Liando, D. M., & Rares, J. (2016). PELAYANAN KESEHATAN DI PUSAT
Pembangunan, 3, 103–122.
Bramantoro .2017
Yulianthini, N. N., SE, M., & Suwendra, I. W. (2016). Analisis Faktor-Faktor Yang