Anda di halaman 1dari 5

ESSAY

PRAKTIK MANDIRI KEPERAWATAN

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Praktik Peminatan Perawatan Luka

Pembimbing Akademik:
Ns. Muhammad Mu’in, S.Kep.M.Kep, Sp.Kep.Kom
Pembimbing Klinik:
Ns. Pipit Lestari, S.Kep., CWCC (A)

Oleh :
Endang Susilowati
22020118220106

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS ANGKATAN XXXIII


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
Praktik Mandiri Keperawatan

Di era modern ini penyakit banyak yang timbul disebabkan oleh


perubahan gaya hidup yang tidak sehat seperti pola makan, pola aktifitas, serta
kebiasaan lain seperti merokok dan konsumsi obat-obatan. Akibatnya berbagai
masalah kesehatan banyak terjadi di masyarakat dan mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Tahun 2018
menunjukkan peningkatan prevalensi penderita penyakit tidak menular
dibandingkan pada Tahun 2013 antara lain kanker, stroke, penyakit ginjal kronik,
diabetes mellitus, dan hipertensi (Kemenkes, 2018). Data WHO menunjukkan
bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi di dunia pada tahun 2008, sebanyak 36
juta atau hampir dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular
(Kemenkes, 2012).
Berbagai fasilitas kesehatan telah menyediakan pelayanan kepada
masyarakat untuk mencari pengobatan baik secara medis maupun non medis yang
termasuk terapi komplementer. Fasilitas kesehatan yang menyediakan pelayanan
profesional oleh tenaga kesehatan tersebut salah satunya seperti profesi
keperawatan. Profesi keperawatan dalam pelayanan praktik mandiri perawat
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat sesuai dengan wewenang
seorang perawat profesional. Pelayanan keperawatan berbentuk pelayanan bio-
psiko-sosio-spiritual yang komprehensif atau holistik ditujukan kepada individu,
keluarga, dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses
kehidupan manusia (Kusnanto, 2004).
Praktik mandiri perawat telah diatur dalam Peraturan menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor HK.02.02/Menkes/148/I/2010 dan perubahan
peraturan nomor 17 Tahun 2013 tentang izin dan penyelenggaraan praktik
perawat. Dikeluarkannya hukum tersebut maka praktik mandiri perawat menjadi
legal. Legalitas praktik mandiri perawat telah ada dalam Undang-Undang No. 38
tahun 2014 tentang keperawatan yang menyatakan bahwa perawat diperbolehkan
mendirikan pelayanan praktik mandiri dengan persyaratan memiliki STR, SIPP,
serta beberapa administrasi wajib lainnya. Lingkup pelayanan kesehatan yang
diberikan seorang perawat diantaranya adalah memberikan asuhan keperawatan,
memberikan penyuluhan dan konseling kepada pasien, mengelola pelayanan
keperawatan, sebagai pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu (RI,
2014). Atas dasar hukum tersebut maka masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas
praktik mandiri perawat dalam meningkatkan kesejahteraan kesehatan untuk
mengatasi penyakit yang di alaminya.

Bentuk pelayanan yang dapat diberikan oleh perawat kepada masyarakat


yaitu dalam bentuk pelayanan preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif
(Taukhit, 2015). Bentuk pelayanan preventif dan promotif adalah deteksi awal
dalam mengidentifikasi faktor-faktor resiko terjadinya suatu penyakit serta
memberikan pendidikan atau penyuluhan dan konseling pada individu, keluarga
ataupun masyarakat yang beresiko atau telah mengalami sakit. Berdasarkan
Rakernas Komisi II Regional tengah tentang paradigma sehat upaya promotif dan
preventif dalam pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan disebutkan
bahwa salah satu titik fokus dalam RPJMN (Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional) 2015-2019 adalah peningkatan upaya promotif dan preventif
oleh tenaga kesehatan. Hal tersebut disebabkan karena masih tingginya angka
mortalitas dan angka morbiditas di Indonesia, yang menunjukkan belum
optimalnya upaya promotif dan preventif, serta masih lebih menekankan pada
aspek kuratif. Hadirnya praktik mandiri perawat maka upaya preventif dan
promotif dapat menjadi lebih baik untuk mengatasi masalah kesehatan yang ada di
masyarakat (Taukhit, 2015).
Pelayanan kuratif yang dapat dilakukan perawat adalah pengobatan dasar
dengan obat terbatas, bantuan kegawat daruratan medis sesuai kewenangan dan
pengobatan komplementer. Terapi komplementer yang dilakukan perawat
didukung oleh permenkes nomor 1109/MENKES/PER/IX/2007 yaitu tenaga
kesehatan yang berwenang melakukan pengobatan komplementer adalah tenaga
kesehatan yang sudah ditetapkan dan berdasarkan kaidah ilmiah. Bentuk terapi
komplementer yang berkembang diantaranya seperti akupunktur, bekam,
hipnoterapi, reiki, pengobatan herbal, perawatan luka dan lain sebagainya.
Praktik mandiri keperawatan dalam bentuk komplementer salah satunya
dalam bentuk perawatan luka. Praktik mandiri ini memiliki keunggulan yaitu
menangani berbagai masalah luka seperti luka diabetes mellitus, inkontinensia,
dan perawatan stoma. Praktik mandiri spesialis luka diabetes tersebut sebagai
salah satu contoh profesi keperawatan yang mampu berdiri sendiri dalam
memberikan pelayanan guna menyelesaikan masalah kesehatan seperti ulkus
diabetes.
Terapi komplementer yang diberikan oleh tenaga kesehatan seperti
perawat pasti lebih aman dan terjamin karena kualifikasinya memang di bidang
kesehatan. Diharapkan bagi pengembang kebijakan, praktik keperawatan,
pendidikan, dan riset untuk lebih membuka jalur yang jelas bagi para perawat
maupun calon perawat yang ingin mengembangkan potensi diri guna memajukan
profesi perawat di masa mendatang. Apabila isu ini berkembang dan terlaksana
terutama oleh perawat yang mempunyai pengetahuan dan kemampuan tentang
terapi komplementer, diharapkan akan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan
sehingga kepuasan pasien secara otomatis akan meningkat.
Daftar Pustaka

Kemenkes RI. 2018. Potret Sehat Indonesia


Kemenkes RI. 2012. Buletin Penyakit Tidak Menular.
Kusnanto. 2004. Pengantar profesi dan praktik keperawatan profesional. Jakarta :
EGC.
Republik Indonesia. 2014. Undang-Undang No. 38 Tahun 2014 tentang
Keperawatan. Sekretariat Negara. Jakarta
Taukhit. 2015. Pengalaman Perawat Dalam Pengurusan Perjanjian Praktik
Mandiri Keperawatan di Kabupaten Badung Provinsi Bali.
UU No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan.
Widyatuti. 2008. Jurnal Keperawatan Indonesia. Jakarta: Staf Akademik
Keperawatan Komunitas FIK UI

Anda mungkin juga menyukai