Anda di halaman 1dari 7

PRE PLANNING PELAKSANAAN

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 2 GANGGUAN PERSEPSI SENSORI;


HALUSINASI PENGLIHATAN PADA TN. J
DI RUANG 12 MADRIM RSJD DR. AMINO GONDOHUTOMO

Disusun untuk Memenuhi Tugas Profesi Stase Keperawatan Jiwa

Pembimbing Akademik :
Ns. Diyan Yuli Wijayanti, S.Kep., M. Kep.
Pembimbing Klinik :
Ns. Titik Suemi., M.Kep.Sp.Kep.J

Disusun oleh:
Endang Susilowati
22020118220106

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XXXIII


DEPARTEMEN ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2019
PRE PLANNING PELAKSANAAN
STRATEGI PELAKSANAAN (SP) 2 GANGGUAN PERSEPSI SENSORI;
HALUSINASI PENGLIHATAN PADA TN. J

1. PROSES KEPERAWATAN
a. Kondisi klien:
Ds:
- Klien mengatakan isi halusinasi berupa adanya penunggu berbadan besar
setiap pohon tetapi tidak ada wujudnya.
- Klien mengatakan penunggu tersebut ada setiap waktu.
- Klien mengatakan halusinasi datang tidak setiap hari dan biasanya terjadi 1
kali sehari.
- Klien mengatakan halusinasi sering datang saat klien tidak melakukan
kegiatan apapun.
- Klien mengatakan saat bayangan muncul tetapi tidak ada wujudnya klien
hanya diam saja karena takut

Do:
- Klien terlihat menunjuk – nunjuk sebuah pohon yang tidak ada wujud
penunggunya
b. Diagnosa keperawatan: Gangguan persepsi sensori; halusinasi penglihatan
c. Tujuan:
1) Tujuan Umum :
Klien mampu menggunakan obat secara teratur sesuai dengan program
2) Tujuan Khusus
- Klien mengetahui pentingnya penggunaan obat
- Klien mengetahui akibat dari obat yang tidak digunakan sesuai program
- Klien mengetahui akibat dari putus obat
- Klien mengetahui cara mendapatkan obat/berobat
- Klien mengetahui cara menggunakan obat dengan prinsip 6 benar (benar
nama pemilik, nama obat, guna, frekuensi, cara, dan kontinuitas minum
obat)
d. Rencana tindakan: Pemberian SP 2 Halusinasi
1) Bina Hubungan Saling Percaya
2) Validasi perasaan dan masalah klien
3) Menjelaskan pentingnya penggunaan obat
4) Menjelaskan akibat dari obat yang tidak digunakan sesuai program
5) Menjelaskan akibat dari putus obat
6) Menjelaskan cara mendapatkan obat/berobat
7) Menjelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 6 benar (benar nama
pemilik, nama obat, guna, frekuensi, cara, dan kontinuitas minum obat)

2. STRATEGI KOMUNIKASI
a. Tahap Orientasi
1) Salam terapeutik
Salam dari perawat kepada klien : “Assalamualaikum Mas I.”
2) Validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini
“Bagaimana perasaan Mas I hari ini? Apakah masih meihat ada
penunggu di pohon pohon tersebut?”
b) Menanyakan apa yang sudah dilakukan pada pertemuan sebelumnya
“Apakah sudah dipakai cara mengontrol halusinasi yang kita latih
sebelumnya? Coba bisa dijelaskan apa saja yang sudah dilakukan
sesuai latihan kita kemarin mas.”
3) Kontrak
a) Lama kegiatan 20 menit
b) Klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai
c) Pelaksanaan kegiatan di ruang berkumpul pasien saat makan
d) Menjelaskan tujuan kegiatan yaitu untuk mampu menggunakan obat
secara teratur sesuai dengan program
e) Menjelaskan tahap pelaksanaan SP sebagai berikut:
(1) Klien diminta mengikuti apa yang diinstruksikan perawat
(2) Beri pujian untuk tiap keberhasilan melakukan kegiatan
“Apakah pagi ini sudah minum obat?Baik, hari ini kita akan
mendiskusikan obat-obatan yang Mas I minum. Berapa lama Mas I
bersedia untuk berdiskusi? Baik, kita akan diskusi selama 20 menit
sambil menunggu makan siang. Disini saja ya Mas I?”
b. Kerja
1) Berhadapan antara pasien dan perawat
2) Menjelaskan pentingnya penggunaan obat
3) Menjelaskan akibat dari obat yang tidak digunakan sesuai program
4) Menjelaskan akibat dari putus obat
5) Menjelaskan cara mendapatkan obat/berobat
6) Menjelaskan cara menggunakan obat dengan prinsip 6 benar (benar nama
pemilik, nama obat, guna, frekuensi, cara, dan kontinuitas minum obat)
7) Memberikan kesempatan kepada klien untuk memberi tanggapan atau
bertanya
“Mas I adakah bedanya setelah minum obat secatur? Apakah suara-
suaranya berkurang/hilang? Minum obat sangat penting supaya suara-
suara yang didengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi.
Berapa macam obat yang Mas I minum? (Mahasiswa sambil menyiapkan
obat pasien). Ini yang warna kuning pucat (Clorilex) diminum 2 kali sehari
jam 7 pagi dan jam 7 malam. Ini yang warna kuning terang (THP) 3 kali
sehari jamnya sama. Obat-obat ini gunanya agar Mas I tidak kaku dan
rileks, serta menghilangkan bayangan bayangan yang tidak ada bentuknya.
Kalau bayangan tersebut sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan.
Nanti konsultasikan dulu dengan dokter, sebab kalau putus obat, Mas I
akan kambuh dan sulit mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat
habis, Mas I bisa minta ke dokter pada saat kontrol untuk mendapatkannya
lagi. Mas I harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan
obatnya, artinya Mas Aus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar
punya Mas I. Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama
kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang
benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya. Mas I harus
perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10
gelas per hari. Bagaimana Mas I, ada yang ingin ditanyakan kembali?”

8) Terminasi
1) Evaluasi respon subjektif
Perawat menanyakan perasaan klien setelah melakukan SP
“Bagaimana perasaan Mas I setelah kita bercakap-cakap tentang
obat?”
2) Evaluasi respon objektif
a) Klien kooperatif
b) Klien melakukan SP dengan baik
c) Terapis mengevaluasi kembali kepada klien mengenai cara
menggunakan obat secara teratur
“Coba Mas A sebutkan kembali pentingnya obat untuk Mas I dan apa
akibat kalau Mas I putus obat?” “Bagus!”
“Coba Mas I sebutkan cara menggunakan obat yang benar!” “Bagus!”
“Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara?
Coba sebutkan! Bagus!”
3) Rencana tindak lanjut
Menganjurkan pada klien untuk menggunakan cara menggunakan obat
secara teratur dan memasukkan pada jadwal kegiatan harian klien
“Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan Mas
I. Jangan lupa melakukan cara menggunakan obat secara teratur, dan
pada waktunya minta obat pada perawat atau keluarga kalau di
rumah.”
4) Kontrak waktu yang akan datang
a) Menyepakati kontrak waktu baru yang akan datang
b) Menyepakati tempat SP yang berikutnya
“Nah makanan sebentar lagi datang, bagaimana kalau besok kita
ketemu lagi untuk latihan untuk melakukan aktivitas terjadwal? Mau
jam berapa? Bagaiman kalau jam 10.00? Mau dimana? Disini lagi?
Sampai jumpa besok ya. Assalamualaikum.”
DAFTAR PUSTAKA

NANDA, 2015. Diagnosa Keperawatan Definisi dan Klasifikasi 2015-2017. Cetakan


2015. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Wijayanti, D. Y, Sari, S. P, dan Diwidyanti, M. (2017). Modul Manajemen Asuhan
Keperawatan Jiwa. Cetakan I. UNDIP Press

Anda mungkin juga menyukai