Anda di halaman 1dari 4

DINAS KESEHATAN KOTA DEPOK

UNIT PELAKSANA TEKNIS (UPT)


PUSKESMAS KECAMATAN CIMANGGIS
Jl. Raya Bogor KM.33 Telp. 021-8741072 Cimanggis Kota Depok

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KESEHATAN LINGKUNGAN (KESLING)

A. PENDAHULUAN

Berkembangnya pusat-pusat layanan kesehatan di seluruh pelosok daerah


merupakan keuntungan yang sangat penting bagi masyarakat kebanyakan. Pusat-
pusat layanan kesehatan telah menjadi ujung tombak di garis depan dalam
pertahanan melawan epidemi penyakit seperti AIDS, kolera, malaria maupun
demam berdarah. Kemudahan akses terhadap fasilitas kesehatan merupakan
salah satu indikator penting yang menunjukkan tingkat kesejahteraan suatu
kawasan. Akan tetapi, segala keuntungan tersebut juga sepadan dengan resiko
dampak dari operasional kesehatan yang mungkin terjadi terhadap lingkungan.
Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat yang juga membina
peran serta masyarakat disamping memberikan pelayanan secara menyeluruh
dan terpadu kepada masyarakat di wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan
pokok. Dengan kata lain Puskesmas mempunyai wewenang dan tanggung jawab
atas pemeliharaan kesehatan masyarakat dalam wilayah kerjanya (Depkes RI,
2002).

B. LATAR BELAKANG

Puskesmas merupakan sarana kesehatan terdepan yang berfungsi sebagai


penggerak pembangunaan yang berwawasan kesehatan, yang memberikan
pelayanaan langsung kepada masyarakat.
Sebagai sarana pelayanan umum Puskesmas wajib memelihara dan meningkatkan
lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan (Kepmenkes RI,
2006).
Operasional pusat layanan kesehatan akan selalu menimbulkan sampah medis
yang apabila tidak didukung perencanaan dan pengelolaan yang matang akan
berpotensi menimbulkan dampak terhadap masyarakat dan lingkungan hidup.
Sampah medis adalah suatu material yang sangat berbahaya. Tanpa operasioanal
yang layak dalam penanganan, perlakuan dan pengolahan/ pembuangan, sampah
medis justru berpotensi menimbulkan bahaya seperti tersebarnya penyakit,
teracuninya penduduk sekitar, hewan piaraan dan hewan liar, tanaman bahkan
seluruh ekosistem.
Limbah yang dihasilkan dalam bentuk padat, cair, dan gas. Limbah padat
adalah semua limbah yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan puskesmas
yang terdiri dari limbah medis padat (sampah medis) dan non-medis. Limbah
medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah infeksius, limbah
patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah sitotoksis, limbah kimiawi,
limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan limbah dengan kandungan
logam berat yang tinggi (Kepmenkes RI, 2004).
Penyebaran penyakit melalui sampah yang terinfeksi merupakan tantangan
terbesar dalam  penanganan sampah medis. Jika sampah medis tidak tertangani
dengan baik dalam artian organisme patogen dalam sampah tidak
dihilangkan/dimatikan, berbagai vektor penyakit mikrokopik seperti virus, bakteri,
parasit maupun fungi akan tetap berada dalam sampah medis dan berpotensi
menyebarkan berbagai penyakit. Berbagai vektor ini dapat masuk kedalam tubuh
melalui luka di permukaan kulit maupun membran mukosa seperti rongga mulut.
Dalam hal ini orang orang yang berhubungan langsung dengan sampah medis
seperti pekerja kesehatan, staf kebersihan, pasien, pembesuk, petugas sampah,
pemulung sampai dengan orang yang melakukan daur ulang material medis akan
berada dalam resiko yang lebih besar.
.
C. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Mewujudkan kualitas lingkungan puskesmas yang sehat.
b. Tujuan Khusus
1. Agar seluruh staf Puskesmas medik ataupun non medik memahami tentang
bahaya limbah B3.
2. Agar seluruh staf Puskesmas memahami mekanisme pengelolaan limbah medis
Puskesmas yang benar
3. Mencegah terjadinya kasus kesakitan yang ditimbulkan dari pengelolaan limbah
medis yang tidak benar

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


a. Penyehatan air
b. Penyehatan perumahan dan sanitasi dasar
c. Pembinaan tempat tempat umum (TTU)
d. Klinik sanitasi
e. Pengawasan Depot air minum isi ulang (DAM)
f. Penyehatan makanan dan minuman
g. Penyelidikan Epidemiologi (PE) DBD dan Fogging
h. Pemantauan Jentik Berkala (PJB)

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


a. Penyehatan air , kegiatan yang bersifat monitoring (Inspeksi sanitasi) terhadap
sarana air bersih (SAB) yang ada di wilayah kerja puskesmas
b. Penyehatan perumahan dan sanitasi dasar, pembinaan sanitasi perumahan dan
sanitasi dasar
c. Pembinaan tempat tempat umum (TTU), kegiatan yang bersifat monitoring (Inspeksi
sanitasi)terhadap sarana tempat tempat umum (TTU) yang ada di wilayah kerja
puskesmas.
d. Klinik sanitasi merupakan kegiatan pemberian konseling dan tinda lanjut terhadap
pasien/klien guna menganalisa sebab terjadinya penyakit serta upaya pencegahanya
e. Pengawasan Depot Air Minum Isi Ulang (DAM) kegiatan yang bersifat monitoring
(Inspeksi sanitasi) terhadap depot air minum (DAM) dan pemeriksaan sampel air
DAM yang ada di wilayah kerja puskesmas
f. Penyehatan makanan dan minuman merupakan pembinaan tempat pengelolaan
makanan (TPM) yang bersifat monitoring dengan cara Inspeksi sanitasi terhadap
TPM yang ada di wilayah kerja puskesmas
g. Penyelidikan epidemiologi adalah kegiatan yang bersifat inspeksi sanitasi terhadap
lingkungan yang terdapat warganya menderita DBD, sedangkan fogging adalah
kegiatan pengasapan yang dilakukan di wilayah yang terdapat warganya menderita
DBD
h. PJB adalah kegiatan pemantauan/pemeriksaan jentik di lingkungan/perumahan
penduduk

F. SASARAN
a. Penyehatan air sasaranya adalah KK yang menggunakan Sarana Air Bersih
b. Penyehatan perumahan dan sanitasi dasar sasaranya adalah rumah rumah yang
berpenghuni di wilayah kerja puskesmas
c. Pembinaan tempat tempat umum (TTU) sasaranya adalah tempat tempat umum
yang memiliki potensi dampak terhadap kesehatan masyarakat. TTU yang dimaksud
adalah puskesmas, sekolah, pasar dan tempat ibadah.
d. Klinik sanitasi sasaranya adalah pasien yang menderita penyakit berbasis lingkungan
atau klien yang dengan kesadaran sendiri ingin konsultasi mengenai kesehatan
lingkungannya sendiri
e. Pengawasan Depot air minum isi ulang (DAM) sasaranya adalah seluruh sarana
depot air minum isi ulang yang ada di wilayah kerja puskesmas
f. Penyehatan makanan dan minuman sasaranya adalah semua TPM yang ada di
wilayah kerja puskesmas
g. Sasaran kegiatan Penyelidikan Epidemiologi dan Fogging adalah lingkungan yang
terdapat warganya menderita DBD
h. Sasaran kegiatan PJB lingkungan perumahan penduduk dan fasilitas umum lainya

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


a. Penyehatan air dilakukan setiap bulan, sedangkan untuk pemeriksaan sampel air
bersih (SAB) dilakukan 1x/tahun
b. Penyehatan perumahan dan sanitasi dasar dilakukan setiap bulan
c. Pembinaan tempat tempat umum (TTU) dilakukan setiap bulan
d. Klinik sanitasi dilakukan setiap bulan
e. Pengawasan Depot air minum isi ulang (DAM) dilakukan setiap bulan, sedangkan utk
pemeriksaan sampel air minum isi ulang dilakukan 1x/tahun
f. Penyehatan makanan dan minuman dilakukan setiap bulan
g. Setiap kali ada warga yang terkena DBD
h. Seminggu sekali (setiap hari jumat)

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Evaluasi kegiatan dilakukan setiap 3 bulan sekali

I. PENCATATAN, PELAPORAN, EVALUASI KEGIATAN


Pencatatan dilakukan setip kali saat melaksanakan kegiatan, pelaporan dilakukan setiap
bulan oleh penanggung jawab program kepada kepala puskesmas dan evaluasi kegiatan
dilakukan setiap 3 bulan sekali untuk melihat tingkat keberhasilan kegiatan yang
dilakukan.

Anda mungkin juga menyukai