“KLINIK SANITASI”
Dosen : Yusmidiarti, S.KM., M.P.H.
Dosen pembimbing:
Oleh :
Kelompok V
1. P051600210
2.
3. Desty Esa Fitri P05160021011
4. - P051600210
5. - P051600210
6. - P051600210
7. - P051600210
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Menurut Hendrik L. Blum (1974), derajat kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh empat
faktor utama yaitu: faktor lingkungan, perilaku manusia, pelayanan kesehatan, dan keturunan.
Keempat faktor tersebut saling terkait dengan beberapa faktor lain, yaitu sumber daya alam,
keseimbangan ekologi, kesehatan mental, sistem budaya, dan populasi sebagai satu kesatuan.
Lingkungan mempunyai pengaruh yang besar terhadap derajat kesehatan masyarakat. Faktor
lingkungan meliputi lingkungan fisik, lingkungan biologik dan lingkungan sosio kultural. John
Gordon menggambarkan adanya interaksi antara 3 faktor yaitu faktor lingkungan (environment),
Timbulnya penyakit bila terjadi ketidakseimbangan di antara ketiga faktor tersebut, misalnya
penyakit terjadi karena faktor lingkungan yang jelek, atau berkembangnya kuman penyakit atau
daya tahan tubuh yang rendah untuk melawan infeksi kuman penyakit.
lingkungan lainnya.
kebisingan
persyaratan
kesehatan masyarakat. Insiden penyakit demam berdarah dengue 0.019/1000 penduduk, angka
kematian pada kejadian luar biasa (KLB) 3/1.000 penduduk. Penyakit TBC Paru, tahun 1999,
WHO memperkirakan setiap tahun di Indonesia terjadi 583.000 kasus baru TB, dengan kematian
sekitar 140.000 orang. Diperkirakan setiap 100.000 penduduk terdapat 130 TBC BTA positif.
Proporsi penderita pneumonia balita yang berobat ke Puskesmas tahun 2002 sebesar
3/10.000 balita. Diare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dari hasil survey Sub
Direktorat Diare dan Penyakit Pencernaan tahun 2003 insiden diare 374/1.000 penduduk. Insiden
malaria yang diukur dengan Annual Malaria Incidence (AMI) yaitu kesakitan malaria tanpa
konfirmasi laboratorium dan Annual Parasite Incidence (API) yaitu angka kesakitan malaria
dengan konfirmasi laboratorium, tahun 2002 AMI 22,27/1.000 penduduk dan API 0,47/1.000
penduduk. Permasalahan sampai saat ini diketahui bahwa penyakit terbanyak yang terdapat di
wilayah kerja Puskesmas didominasi oleh penyakit-penyakit yang berhubungan dengan masalah
kesehatan lingkungan. Disamping itu dirasakan bahwa upaya pengobatan penyakit dan upaya
kesehatan di masa mendatang (rapat kerja Menteri Kesehatan RI dengan Komisi VI DPRRI,
tanggal 15 September 1998). Dengan paradigma ini maka pembangunan kesehatan lebih
bermutu, merata, dan terjangkau sesuai dengan kebutuhan masyarakat, untuk meningkatkan
status kesehatan masyarakat di wilayah kerjanya. Untuk itu dilakukan dengan cara membina
peran serta, upaya kesehatan inovatif, dan pemanfaatan teknologi tepat guna. Bertitiktolak dari
hal-hal di atas, maka lahirnya konsep Klinik Sanitasi merupakan salah satu upaya terobosan
untuk memadukan ketiga jenis upaya kesehatan tersebut dalam rangka peningkatan derajat
kesehatan masyarakat secara terpadu, terarah dan berkesinambungan. Konsep ini pertama kali
Propinsi Nusa Tenggara Barat sejak November 1995 dan selanjutnya kegiatan ini diikuti oleh
beberapa Puskesmas yang ada di Provinsi Jawa Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan,
Sumatera Selatan dan Kalimantan Selatan. Saat ini Klinik Sanitasi sudah dikembangkan lebih
Pelaksanaan Klinik Sanitasi yang dicetak tahun 2000 perlu dilakukan perbaikan kembali dengan
yang dihadapi oleh Puskesmas serta masukan dari berbagai pihak terkait.
2. Pengertian
a. Klinik Sanitasi
promotif, preventif, dan kuratif yang difokuskan pada penduduk yang beresiko tinggi untuk
permukiman yang dilaksanakan oleh petugas Puskesmas bersama masyarakat yang dapat
integral dari kegiatan Puskesmas yang dilaksanakan secara lintas program dan lintas sektor di
Puskesmas.Klinik sanitasi diharapkan dapat memperkuat tugas dan fungsi Puskesmas dalam
semua persoalan yang ada kaitannya dengan kesehatan lingkungan guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat
Lanjutila yo
…………………………………