Anda di halaman 1dari 3

PEMERINTAH KABUPATEN SUKABUMI

DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS CISOLOK
Badan Layanan Umum Daerah
Jalan Raya Cisolok KM 1. Desa Cisolok Kecamatan Kode Pos 43366 Telp. (0266) 431519 E-
mail: puskesmas_cisolok@yahoo.co.id

Kerangka Acuan Kegiatan Penatalaksanaan Limbah Medis


Puskesmas Cisolok

A. Pendahuluan
Puskesmas merupakan sarana kesehatan terdepan yang berfungsi
sebagai penggerak pembangunaan yang berwawasan kesehatan, yang
memberikan pelayanaan langsung kepada masyarakat.
Sebagai sarana pelayanan umum Puskesmas wajib memelihara dan
meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan persyaratan .
Operasional pusat layanan kesehatan akan selalu menimbulkan sampah
medis yang apabila tidak didukung perencanaan dan pengelolaan yang matang
akan berpotensi menimbulkan dampak terhadap masyarakat dan lingkungan
hidup. Sampah medis adalah suatu material yang sangat berbahaya. Tanpa
operasioanal yang layak dalam penanganan, perlakuan dan pengolahan/
pembuangan, sampah medis justru berpotensi menimbulkan bahaya seperti
tersebarnya penyakit, teracuninya penduduk sekitar, hewan piaraan dan hewan
liar, tanaman bahkan seluruh ekosistem.
Limbah yang dihasilkan dalam bentuk padat, cair, dan gas. Limbah
padat adalah semua limbah yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan
puskesmas yang terdiri dari limbah medis padat (sampah medis) dan non –
medis. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah
sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan, dan
limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.
Penyebaran penyakit melalui sampah yang terinfeksi merupakan
tantangan terbesar dalam penanganan sampah medis. Jika sampah medis tidak
tertangani dengan baik dalam artian organisme patogen dalam sampah tidak
dihilangkan/ dimatikan, berbagai vektor penyakit mikrokopik seperti virus,
bakteri, parasit maupun fungi akan tetap berada dalam sampah medis dan
berpotensi menyebarkan berbagai penyakit. Berbagai vektor ini dapat masuk
kedalam tubuh melalui luka di permu kaan kulit maupun membran mukosa
seperti rongga mulut. Dalam hal ini orang orang yang berhubungan langsung
dengan sampah medis seperti pekerja kesehatan, staf kebersihan, pasien,
pembesuk, petugas sampah, pemulung sampai dengan orang yang melakukan
daur ulang material medis akan berada dalam resiko yang lebih besar
berdasarkan Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Pengelolaan Lingkungan Hidup2. Peraturan Pemerintah nomor 27 Tahun 1999
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
B. Latar Belakang
1. Puskesmas Sambong sudah memiliki sarana pengelolaan limbah cair
sendangkan untuk sampah medis/ padat masih terkendalan tidak memiliki
incenerator. Penanganan sampah medis puskesmas dibuang ke tempat
sampah bias/ deker dan membakarnya di tempat tersebut.
2. Jaringan kerja puskesmas pustu dan PKD penanganan sampah medis belum
di kelola secara benar baik alur dan standarnya.
3. Pemulung mengambil sampah- sampah hasil operasional kegiatan
puskesmas untuk dimanfaatkan kembali dengan dijual.
4. Belum adanya pengolahan sampah secara terpisah dikelola dengan baik.

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Sistem pengelolaan sampah medis di Puskesmas sambong memenuhi syarat dan
ketentuan yang berlaku .
2. Tujuan khusus
a. Diketahuinya jenis dan volume sampah medis yang terdapat di
Puskesmas Sambong.
b. Diketahuinya tentang bagaimana cara penampungan sementara,
pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir, dan pemusnahan
sampah medis di Puskesmas sambong dan jaringanya sesuai ketentuan
yang dipersyaratkan. Kegiatan Pokok dan Rincian kegiatan.
D. Pengelolaan Sampah Medis :
1. Memisahkan sampah medis/ infeksius dan sampah non medis terutama di
ruangan tindakan medis.
2. Membuat alur dan SOP pengelolaan sampah medis
3. Pengumpulan sampah medis pada tempat yang aman
4. Melaksanakan perjanjian kerja sama dengan pihak ke 3 dalan pengelolaan
sampah medis/ infeksius.
E. Cara melaksanakan kegiatan
1. Pembentukan Tim Penanggungjawab dalam pengelolaan sampah medis
2. Melaksanakan rapat teknis tentang tata cara pengelolaan sampah medis
3. Melakukan monitoring dan evaluasi dalam pengelolaan sampah medis di
puskesmas dan jaringannya.
4. Melaksanakan kerja sama dengan pihak ke 3 dalan pengelolaan sampah
medis/ infeksius.
F. Sasaran :
Pelaksana upaya kesehatan perseorangan, petugas non medis dan penanggung
jawab pustu seta PKD
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan :
1. Sampah infeksius dari pustu/ PKD dikumpulkan pada minggu ke III tiap
bulan sekali.
2. Selanjutnya puskesmas induk mengirim Sampah infeksius ke Rumah Sakit
untuk dimusnahkan.
H. Evaluasi Pelaksanaan Kegiatan dan Pelaporan :
Evaluasi proses dilakukan pada saat kegiatan masih berjalan untuk melihat
kekurangan yang ada dan agar dapat segera diatasi. Pelaporan kegiatan dilakukan
setelah selesai melakukan kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai