Anda di halaman 1dari 2

KERANGKA ACUAN KERJA

PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS


UPTD PUSKESMAS RENGAS TAHUN 2023

A. Pendahuluan
Puskesmas merupakan sarana kesehatan terdepan yang berfungsi
sebagai penggerak pembangunaan yang berwawasan kesehatan, yang
memberikan pelayanaan langsung kepada masyarakat.

Sebagai sarana pelayanan umum Puskesmas wajib memelihara dan


meningkatkan lingkungan yang sehat sesuai dengan standar dan
persyaratan .

Operasional pusat layanan kesehatan akan selalu menimbulkan sampah


medis yang apabila tidak didukung perencanaan dan pengelolaan yang
matang akan berpotensi menimbulkan dampak terhadap masyarakat dan
lingkungan hidup. Sampah medis adalah suatu material yang sangat
berbahaya. Tanpa operasioanal yang layak dalam penanganan, perlakuan
dan pengolahan/ pembuangan, sampah medis justru berpotensi
menimbulkan bahaya seperti tersebarnya penyakit, teracuninya penduduk
sekitar, hewan piaraan dan hewan liar, tanaman bahkan seluruh
ekosistem.

Limbah yang dihasilkan dalam bentuk padat, cair, dan gas. Limbah padat
adalah semua limbah yang berbentuk padat sebagai akibat kegiatan
puskesmas yang terdiri dari limbah medis padat (sampah medis) dan non
– medis. Limbah medis padat adalah limbah padat yang terdiri dari limbah
infeksius, limbah patologi, limbah benda tajam, limbah farmasi, limbah
sitotoksis, limbah kimiawi, limbah radioaktif, limbah kontainer bertekanan,
dan limbah dengan kandungan logam berat yang tinggi.

Penyebaran penyakit melalui sampah yang terinfeksi merupakan


tantangan terbesar dalam penanganan sampah medis. Jika sampah medis
tidak tertangani dengan baik dalam artian organisme patogen dalam
sampah tidak dihilangkan/ dimatikan, berbagai vektor penyakit mikrokopik
seperti virus, bakteri, parasit maupun fungi akan tetap berada dalam
sampah medis dan berpotensi menyebarkan berbagai penyakit. Berbagai
vektor ini dapat masuk kedalam tubuh melalui luka di permukaan kulit
maupun membran mukosa seperti rongga mulut. Dalam hal ini orang
orang yang berhubungan langsung dengan sampah medis seperti pekerja
kesehatan, staf kebersihan, pasien, pembesuk, petugas sampah,
pemulung sampai dengan orang yang melakukan daur ulang material
medis akan berada dalam resiko yang lebih besar berdasarkan Undang –
Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan
Lingkungan Hidup. Peraturan Pemerintah nomor 27 Tahun 1999 tentang
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

B. Latar Belakang
Puskesmas Rengas sudah memiliki sarana pengelolaan limbah cair (IPAL)
sedangkan untuk sampah medis/ padat masih terkendalan tidak memiliki incenerator.
Penanganan sampah medis padat puskesmas dikirim ke Dinas Kesehatan untuk di
kelola oleh pihak ke tiga

C. Tujuan
1. Tujuan umum
Sistem pengelolaan sampah medis di Puskesmas Cipaku memenuhi
syarat dan ketentuan yang berlaku .
2. Tujuan khusus
a. Diketahuinya jenis dan volume sampah medis yang terdapat di
Puskesmas Rengas.
b. Diketahuinya tentang bagaimana cara penampungan sementara,
pengumpulan, pengangkutan, pembuangan akhir, dan pemusnahan
sampah medis di Puskesmas Rengas sesuai ketentuan yang
dipersyaratkan.

D. Kegiatan Pokok dan rincian Kegiatan.


1. Memisahkan sampah medis/ infeksius dan sampah non medis
terutama di ruangan tindakan medis.
2. Membuat SOP pengelolaan sampah medis
3. Pengumpulan sampah medis pada tempat yang aman
4. Melaksanakan perjanjian kerja sama dengan pihak ke 3 dalan
pengelolaan sampah medis/ infeksius.

E. Cara melaksanakan kegiatan


1. Melaksanakan rapat teknis tentang tata cara pengelolaan sampah
medis
2. Melakukan monitoring dan evaluasi dalam pengelolaan sampah
medis di puskesmas dan jaringannya.
3. Melaksanakan kerja sama dengan pihak ke 3 dalan pengelolaan
sampah medis/ infeksius.

F. Sasaran
Pelaksana upaya kesehatan perseorangan

G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

- Sampah infeksius diangkut oleh pihak ketiga setiap 3 kali seminggu.

- Selanjutnya Sampah infeksius akan dibawa ke pihak pemusnah

- Sampa infeksius dimusnakan dengan cara dibakar di insenerator

H. Evaluasi Pelaksanaan dan pelaporan

Evaluasi proses dilakukan pada saat kegiatan masih berjalan untuk melihat
kekurangan yang ada dan agar dapat segera diatasi. Pelaporan kegiatan
dilakukan setelah selesai melakukan kegiatan.

Anda mungkin juga menyukai