Anda di halaman 1dari 17

PEDOMAN PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA BERACUN

(B3)

DI RUMAH SAKIT UMUM NUR HAYATI GARUT

RUMAH SAKIT UMUM NUR HAYATI GARUT

Jl. Jendral Sudirman No. 6, Suci, Karangpawitan, Kabupaten


Garut, Jawa Barat 44182
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Kuasa karena hanya
atas karuniaNya Pedoman Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3) di Rumah
Sakit Umum Nur Hayati Garut ini dapat selesai.

Diharapkan dengan adanya pedoman ini dapat meningkatkan kewaspadaan


dan keamanan dalam pengelolaan bahan berbahaya di tiap unit layanan Rumah Sakit
Umum Nur Hayati Garut.

Tidak lupa penyusun sampaikan terima kasih yang sedalam dalamnya atas bantuan
semua pihak dalam menyelesaikan Pedoman Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun
di Rumah Sakit Umum Nur Hayati Garut.

Kami sangat menyadari banyak terdapat kekurangan dalam buku, Kekurangan


ini secara berkesinambungan akan terus diperbaiki sesuai dengan tuntutan
dalam pengembangan rumah sakit ini

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN...................................................................1

BAB II RUANG LINGKUP..............................................................2

BAB III TATA LAKSANA...............................................................3

A. Identifikasi Bahan Berbahaya Beracun dan Limbah B3............3


B. Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3)............................5
C. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun.......................8
D. Pengemasan, Pelabelan B3 dan Limbah B3..............................9
E. Penanganan Tumpahan Limbah B3 dan Pelaporan Insiden.......9
F. Alat Pelindung Diri Penanganan B3 dan Limbah B3................10

BAB IV DOKUMENTASI.................................................................12

A. Pengadaan bahan berbahaya dan beracun.................................12


B. Penyimpanan B3 dan limbah B3................................................12
C. Pemusnahan limbah B3..............................................................12

BAB V PENUTUP..............................................................................14

ii
BAB I

PENDAHULUA

B3 adalah adalah zat atau bahan-bahan lain yang dapat membahayakan


kesehatan atau kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain pada umumnya.
Karena sifat-sifatnya itu, bahan berbahaya dan beracun serta limbahnya memerlukan
penanganan khusus.

Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut,


mengedarkan, menyimpan, mengggunakan, dan atau membuang B3.

Penyimpanan B3 adalah teknik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga


kualitas dan kuantitas B3 dan atau mencegah dampak negatif B3 terhadap lingkungan
hidup, kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya.

1
BAB II

RUANG LINGKUP

Panduan pengelolaan sediaan Bahan Berbahaya dan Beracun yang


selanjutnya disingkat B3 digunakan sebagai acuan dalam pengaturan sediaan B3 di
lingkungan Instalasi Farmasi dan Ruang Perawatan meliputi :

- Perencanaan
- Pengadaan
- Penerimaan
- Penyimpanan
- Penanganan/Penggunaan
- Pembuangan

Panduan Pengelolaan B3 bertujuan untuk mencegah dan atau mengurangi


risiko dampak B3 khususnya terhadap lingkungan Instalasi Farmasi, umumnya untuk
seluruh lingkungan Rumah Sakit Umum Nur Hayati. Setiap orang yang melakukan
kegiatan B3 wajib mencegah terjadinya pencemaran dan atau kerusakan lingkungan
Instalasi Farmasi dan seluruh lingkungan Rumah Sakit Umum Nur Hayati.

2
BAB III

TATA LAKSANA

A. Identifikasi Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan Limbah B3

Untuk menentukan bahan berbahaya yang digunakan di RSU Nur Hayati


Garut mengacu pada Peraturan Pemerintah RI No 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan
Bahan Berbahaya dan Beracun serta Permenkes RI No. 472/MENKES/PER/V/1999
tentang Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan.

Identifikasi B3 dilakukan dengan cara:

1. Inventarisasi jenis B3 di area RS


2. Inventarisasi sumber penghasil B3 dan limbah B3.
3. Pengecekan label/simbol pada kemasan.

Klasifikasi B3 terdiri dari :

1. mudah meledak (explosive);


2. pengoksidasi (oxidizing);
3. sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
4. sangat mudah menyala (highly flammable);
5. mudah menyala (flammable);
6. amat sangat beracun (extremely toxic);
7. sangat beracun (highly toxic);
8. beracun (moderately toxic);
9. berbahaya (harmful);
10. korosif (corrosive);
11. bersifat iritasi (irritant);
12. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
13. karsinogenik (carcinogenic);

Sifat B3 dan limbah B3 dan Instalasi / unit kerja yang menghasilkan limbah
B3 di RSU Nur Hayati Garut disajikan sebagai berikut :

3
Tabel 3.1 Sifat B3 dan limbah B3 dan instalasi/unit penghasil

Instalasi/unit penghasil B3
No Jenis B3 dan limbah B3
dan limbah B3
1 Ruang Operasi Infeksius
2 Radiologi Korosif, berbahaya terhadap lingkungan
3 Laboratorium Infeksius, mudah terbakar
4 Perawatan Infeksius, mudah terbakar
5 Kohort Infeksius
6 HCU Infeksius
7 UGD dan poliklinik Infeksius, mudah terbakar.
9 Instalasi Farmasi dan Gudang Korosif, berbahaya terhadap lingkungan
Farmasi
10 Gas Medis Mudah meledak, mudah terbakar

Gambar 4.1 Label B3

Mudah meledak Padatan Mudah Menyala Cairan Mudah Terbakar

Beracun Korosif Berbahaya


Terhadap
Lingkungan

Infeksius Reaktif

Setiap bahan berbahaya beracun yang digunakan akan menghasilkan limbah


Bahan Berbahaya Beracun (B3). Dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan RSU
Nur Hayati Garut, selain dihasilkan limbah B3 sesuai dengan bahan yang digunakan,
juga dihasilkan limbah B3 lain sebagai akibat dari pelayanan kesehatan. Jenis limbah
B3 yang dihasilkan, sesuai Peraturan Pemerintah RI No.101 tahun 2014 tentang

4
Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun dan Kep.Menkes RI No.1204 tahun
2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan sesuai dengan tabel 4.2

Tabel 4.2 Label limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3) dalam wadah

No Kategori Warna wadah Wadah/kemasan Lambang

1 Radioaktif Merah/kuning Kantong plastik

2 Infeksius Kuning Kantong plastik

3 Infeksius tajam Kuning Safety box

4 Kimia cair - Dirigen tertutup

Dirigen tertutup

Drum

Dirigen tertutup

B. Pengelolaan Bahan Berbahaya Beracun (B3)

1. Pengadaan B3

Pengadaan B3 dilakukan oleh distributor B3 yang telah memiliki ijin dari


Kementerian Lingkungan Hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dalam pengadaannya, distributor wajib menyertakan Lembar Data Keselamatan
Bahan (Material Safety Data Sheet – MSDS).

5
2. Penyimpanan B3

Penyimpanan B3 harus memperhatikan sifat – sifat dari bahan tersebut dan


reaksi akibat interaksi bahan dalam penyimpanan. Interaksi yang terjadi selama dalam
proses penyimpanan antara lain adalah interaksi bahan dengan lingkungan, interaksi
bahan dengan wadah, interaksi bahan dengan bahan.

a. Penyimpanan bahan mudah terbakar (flammabel)


1. Tempat penyimpanan bersuhu dingin
2. Jauh dari sumber api
3. Sediakan Alat Pemadam Api Ringan
(APAR)
b. Penyimpanan bahan mudah meledak
(eksplosive)
1. Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2. Jauhkan dari sumber api / panas
3. Hindarkan tumbukan/benturan mekanis
c. Penyimpanan bahan oksidator
1. Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2. Jauhkan dari sumber api / panas
3. Jauhkan dari bahan mudah terbakar/reduktor
d. Penyimpanan bahan reaktif
1. Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2. Jauhkan dari sumber api / panas
3. Sediakan alat pemadam api ringan tanpa air (CO2, Halon, Dry Powder)
e. Penyimpanan bahan beracun
1. Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2. Disimpan terpisah dari bahan –bahan yang mungkin bereaksi
3. Sediakan alat pelindung diri, masker, gloves dan pakaian kerja
f. Penyimpanan bahan korosif
1. Tempat penyimpanan bersuhu dingin dan ventilasi cukup
2. Disimpan terpisah dari bahan beracun
3. Wadah tertutup dan beretiket
4. Sediakan alat pelindung diri kaca mata, gloves dan pakaian kerja
g. Penyimpanan gas bertekanan
1. Disimpan tegak dan terikat
2. Disimpan pada ruangan dingin dan tidak terkena matahari langsung
3. Jauh dari sumber api/panas

6
4. Disimpan jauh dari bahan – bahan korosif yang dapat merusak kran-kran.

3. Penanganan Bahan Berbahaya Beracun (B3)

Dalam penanganan Bahan Berbahaya Beracun (B3), hal penting yang harus
diperhatikan adalah sifat fisik, kimia, bahaya dan akibat dari bahan tersebut.

a. Penanganan bahan beracun


Untuk menghindari paparan bahan beracun, cara penanganan yang dilakukan
sebagai berikut :
1. Penanganan dalam ruang khusus atau lemari asam.
2. Bekerja dengan arah angin dari pekerja ke sumber emisi.
3. Ruang kerja berventilasi.
4. Memakai alat pelindung masker atau respirator yang tepat.
b. Penanganan bahan korosif
Untuk mencegah paparan bahan kimia korosif, penanganan jenis bahan ini
dilakukan dengan :

1. Menggunakan sarung tangan (gloves)


2. Pelindung muka (goggle)
3. Pelindung badan (jas lab)

c. Penanganan bahan mudah terbakar (flammable)


Untuk mencegah bahaya kebakaran dalam penanganan bahan mudah terbakar,
cara yang dilakukan :

1. Pisahkan 3 unsur terjadinya kebakaran meliputi bahan mudah terbakar O2


dan sumber panas
2. Simpan bahan tersebut pada tempat dengan temperatur ruang dan
berventilasi cukup

d. Penanganan bahan kimia reaktif


1. Penyimpanan jauhkan dari sinar matahari atau panas

2. Hindarkan dari pengadukan yang menimbulkan panas

3. Hindari benturan pada saat pengangkutan

4. Penanganan harus menggunakan alat pelindung diri (kacamata,pelindung


muka dan badan, sarung tangan,)

7
5. Sediakan alat pemadam api ringan di tempat penyimpanan/lokasi kerja.

e. Penanganan bahan iritasi (irritant)

1. Kemasan mengggunakan bahan pvc/plastic


2. Ruangan harus berventilasi cukup
3. Penanganan harus menggunakan alata pelindung diri (sarung tangan,
masker)
C. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3)
1. Pengumpulan Limbah B3
a. Limbah B3 dari sumber dipisahkan dengan kemasan /wadah plastik
kuning untuk limbah infeksius, wadah safety box untuk limbah
infeksius tajam, wadah dirigen/drum untuk B3 cair..
b. Dari sumber limbah B3 dikumpulkan dan diangkut dengan trolley
tertutup (BIN) ke Tempat Pengumpulan Sementara limbah B3.
c. Pengangkutan ke Tempat pengumpulan Sementara limbah B3
menggunakan jalur terpisah agar tidak terjadi tidak kontak dengan
pasien dan pengunjung sehingga dapat dihindari risiko infeksi
nosokomial.
2. Penyimpanan Limbah B3
a. Sebelum limbah B3 dimasukan ke dalam TPS limbah B3 dilakukan
penimbangan dan dicatat di dalam log book/catatan limbah B3 untuk
mengetahui jumlah limbah B3 setiap harinya.
b. Peyimpanan limbah B3 dipisahkan berdasarkan karakteristiknya.
1. Limbah B3 infeksius (padat dan benda tajam)
2. Limbah B3 Cair
3. Limbah B3 Umum (accu bekas, bohlam/lampu, tinta, kaleng cat,
oli bekas dll).

Tempat penyimpananan limbah B3 dialasi dengan pallet agar lantai dapat


dibersihkan setiap saat.Petugas yang menimbang harus menandatangani catatan
jumlah B3 di dalam logbook/catatan produksi limbah B3.

Ruang penyimpanan limbah B3 harus memiliki ventilasi yang baik,


dilengkapi dengan penerangan dan APAR.

8
3. Pembuangan Limbah B3

Pembuangan dan pemusnahan limbah B3 di RSU Nur Hayati Garut


dilakukan oleh petugas dari pihak ketiga yang telah ditentukan oleh
Rumah Sakit.

D. Pengemasan, Pelabelan B3 dan Limbah B3

Pengemasan, pelabelan B3 dan limbah B3 harus memenuhi hal-hal berikut ini:

1. Kemasan B3 dan limbah wajib diberi simbol dan label yang sesuai.
2. B3 dapat dikemas ulang dengan memperhatikan kaidah-kaidah
keselamatan dan keamanan.
3. Simbol dan label B3 diberikan pada kemasan, tempat penyimpanan, dan
tempat pengumpulan B3 sesuai dengan peraturan yang berlaku.
4. Simbol dan label yang mengalami kerusakan wajib diganti dengan yang
baru.
E. Penanganan Tumpahan Limbah B3 dan Pelaporan Insiden

Penanganan tumpahan limbah B3 adalah tindakan gawat darurat terhadap


tumpahan limbah B3 yang tercecer di area instalasi yang menghasilkan limbah
B3, area RSU Nur Hayati Garut dan Tempat Penyimpanan Sementara (TPS)
limbah B3. Jenis limbah B3 yang dihasilkan terdiri dari limbah infeksius,
limbah B3 cair (radiologi, laboratorium), dan limbah B3 umum (, lampu TL &
Bohlam, tinta, dll).

Upaya penanganan tumpahan B3 agar berjalan efektif, perlu didukung


dengan penyediaan sarana spill kit tumpahan B3. Spill kit tersebut adalah
seperangkat perlengkapan penanganan tumpahan yang terdiri dari:

1. APD: Google, masker disposible, sarung tangan disposible, apron.

2. Cairan: desinfektan dan handrub.

3. Peralatan: adsorben (kertas, under pad, kantong plastik kuning dan merah)

Selain itu diperlukan cara penagananan tumpahan yang benar agar


tidak terjadi paparan terhadap petugas.

1. Penanganan Limbah B3
a. Cuci tangan menggunakan handrub.
b. Petugas menggunakan Alat Pelindung diri (kacamata/google, masker

9
disposible, apron disposible, sarung tangan disposible, dan sepatu
kerja).

c. Gunakan adsorbent kain/koran bekas untuk menyerap dan


membersihkan tumpahan limbah infeksius.
d. Masukan kain/koran bekas yang telah digunakan ke plastik kuning.
e. Basahi lantai yang terkena tumpahan dengan desinfektan/larutan
chlorine 0.05% selama 5 menit.
f. Bersihkan lantai dengan adsorbent kain/koran bekas untuk menyerap
dan membersihkan sisa desinfektan.
g. Lepas APD (sarung tangan disposible, masker disposible, apron
disposible) dan masukkan ke kantong plastik kuning.
h. Lepas APD kacamata/google dan bersihkan dengan desinfektan.
i. Buang plastik kuning ke tempat sampah infeksius.
j. Cuci tangan menggunakan handrub
k. Isi kembali spill kit.
l. Buat laporan kejadian tumpahan pada formulir pelaporan.
m. Serahkan kepada Panitia K3 paling lama 2 x 24 jam.

Kontaminasi/paparan bahan berbahaya beracun (B3) serta limbahnya dapat


menimbulkan bahaya pada manusia maupun lingkungan. Kejadian
kontaminasi/tumpahan dikategorikan sebagai kecelakaan akibat kerja sehingga perlu
pelaporan (accident report).

Alur pelaporan insiden sama dengan kejadian pelaporan kecelakaan akibat


kerja. Laporan insiden dilaporkan dan dievaluasi setiap 3 (tiga) bulan oleh panitia K3
kepadamDirektur. Arahan Direktur dijadikan petunjuk untuk
meningkatkan/memperbaiki agar tidak terjadi lagi insiden kecelakaan akibat kerja
akibat kontaminasi baik bahan maupun limbah berbahaya.

F. Alat Pelindung Diri Penanganan B3 dan Limbah B3

Bahan dan limbah bahan Berbahaya dan Beracun berpotensi menimbulkan


kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sesuai dengan peraturan perundang-undangan
dan ketentuan yang berlaku tentang Keselamatan Kerja, maka RSU Nur Hayati harus
menyediakan peralatan pelindung diri yang digunakan secara benar disertai prosedur
tertulis cara penggunaannya serta dipelihara dalam kondisi layak pakai. Pimpinan RS
menetapkan secara tertulis jenis dan jumlah alat pelindung diri yang harus ada,
dimana dan pada saat apa dipergunakan serta siapa yang mempergunakan alat
pelindung diri tersebut.

10
Jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan di tiap instalasi/unit kerja
cukup banyak jenisnya, diantaranya:

1. Masker
2. Sepatu boot
3. Sarung tangan disposible
4. Kaca mata/google
5. Apron

Seluruh instalasi/unit kerja yang yang mempunyai risiko


terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja wajib menggunakan
Alat Pelindung Diri (APD).

11
BAB V

DOKUMENTAS

Untuk menjamin keamanan dalam kegiatan pengelolaan bahan dan limbah B3


(bahan berbahaya dan beracun), maka perlu dilakukan pendokumentasian terhadap
berbagai tahapan pengelolaannya, mulai dari pengadaan hingga pemusnahan B3.

A. Pengadaan bahan berbahaya dan beracun.

Dokumentasi pengadaan akan kebutuhan bahan berbahaya dan beracun (B3)


di RS dilaksanakan oleh petugas yang berwenang sesuai ketentuan yang berlaku.
Pengadaan B3 harus dilengkapi dokumen ijin/sertifikat dari rekanan/suplier yang
mengadakan B3.

B. Penyimpanan B3 dan Limbah B3

Dokumentasi penyimpanan B3 dan limbah B3 dilaksanakan oleh Panitia K3


Rumah Sakit dan petugas kesehatan lingkungan. Kegiatan pendokumentasian
meliputi hal-hal sebagai berikut:

1. Pendokumentasian jumlah, jenis dan label/simbol B3 di seluruh tempat


penyimpanan B3.
2. Pendokumentasian Lembar Data Keselamatan Bahan (Material Safety Data
Sheet/MSDS) seluruh B3 di seluruh tempat penyimpanan B3.
3. Pencatatan jumlah limbah bahan berbahaya beracun yang disimpan dalam
TPS Limbah B3
4. Pencatatan jumlah limbah bahan berabahaya beracun yang akan
dimusnahkan oleh rekanan yang bersertifikasi.
5. Pendokumentasian perijinan terhadap penyimpanan sementara limbah B3
dari instansi yang berwenang.

C. Pemusnahan limbah B3

Dokumentasi pemusnahan limbah B3 dilaksanakan oleh petugas kesehatan


lingkungan dibawah pengawasan Manajer Rumah Tangga. Kegiatan yang dilakukan
meliputi:

1. Pendokumentasian perijinan terhadap rekanan yang bekerjasama dalam


pemusnahan limbah B3.
12
2. Pengarsipan manifest limbah B3 dari rekanan.
3. Pendokumentasian melalui sertifikasi bukti pemusnahan limbah B3 dari
rekanan.

13
BAB V

PENUTUP

Panduan ini disusun untuk dijadikan petunjuk/acuan dalam pengelolaan B3


dan limbah B3 di RSU NUR HAYATI GARUT sehingga dapat memberikan
keselamatan dan keamanan kepada pasien, dokter, staff dan pengunjung Rumah
Sakit. Selain itu, melalui pengelolaan B3 dan limbah B3 dengan baik dan benar,
maka pencemaran lingkungan dari bahan berbahaya dan beracun (B3) serta limbah
B3 dapat dihindari.

14

Anda mungkin juga menyukai