Anda di halaman 1dari 77

• Nama : Dr.

Yael Esthi Nurfitri Kuncoro, SpKK, FINSDV, FISQua

• Pekerjaan:
• Surveior UKP FKTP
• Surveior Akreditasi RS
• Kepala Bidang Penunjang Medis RS Ken Saras
• Ketua Komite Pencegahan dan Pengendalian Infeksi RS Ken Saras
• Ketua Sub Komite Mutu Profesi Komite Medik RS Ken Saras

• Pendidikan:
• FK : FK. Universitas Diponegoro Semarang: (2001 – 2007)
• Pendidikan Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin FK Univ. Diponegoro Semarang: (2008 – 2012)

• No Telp : 081229099921
• Email : LA_BELLEE@yahoo.com
Data tahun 2019 dari US Poison Control

6,4/1000 pop

Serius  remaja dan dewasa

10% sebabkan kematian

Kosmetik dan cleaning substances


WHY…?
Unsafe
condition Unsafe act
Safe?
Safe?
pencernaa
n
Pernafasan
/ kulit
inhalasi

B3
Peraturan pengelolaan B3 & Limbah
Tentang

UU 32/2009 Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

PP 74 /Tahun 2001 Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Bacun (B3)

PP 18 /1999 jo PP 85/1999 Pengelolaan Limbah B3

Permen LH no 3/2008 : Simbol dan Label B 3


PERATURAN MENTERI LH Permen LH no 14/2013 : Simbol dan Label Limbah B3

Tata Cara & Persyaratan Teknis Penyimpanan &


Kepdal 01/BAPEDAL/09/95
Pengumpulan Limbah B3

Kepdal 02/BAPEDAL/09/95 Dokumen Limbah B3

Kepdal 03/BAPEDAL/09/95 Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah B3

Kepdal 04/BAPEDAL/09/95 Tata Cara Penimbunan Hasil Pengolahan, Persyaratan Lokasi


Bekas Pengolahan dan Lokasi Penimbunan Limbah B3
BAHAN BERBAHAYA DAN
BERACUN

Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah


bahan (zat, energi, dan/atau komponen lain
yang karena sifat dan atau konsentrasinya
dan atau jumlahnya, baik secara langsung
maupun tidak langsung dapat mencemarkan
dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau
dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta mahkluk hidup lainnya
(PP 74/2001)
PENGATURAN PP B3 (PP 74 Thn 2001)
• Notifikasi
• Registrasi
• Import
• Export
• Pengangkutan
• Penggudangan/Penyimpanan
• Peredaran
• Penandaan (Simbol dan Label)
Pengelolaan
menghasilkan
mengangkut
Mem-
buang
mengedarkan
B3

Meng-
gunakan
Menyimpan
Tujuan Pengelolaan B3
Mencegah dan atau mengurangi risiko
dampak B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia dan makhluk hidup
lainnya
Pengelolaan B3 FKTP
Perencanaan

Penanganan
Penggunaan
Insiden

Distribusi Pengemasan

penyimpana
n
Pengelolaan B3 Permenkes 52 tahun 2018
a. Pemilihan dan perencanaan kebutuhn B3
b. Indentifikasi dan inventarisasi bahan dan limbah B3 
c. Memastikan adanya penyimpanan, pewadahan, dan perawatan bahan sesuai dengan karakteristik,
sifat, dan jumlah. 
d. Tersediannya lembar data keselamatan sesuai dengan karakteristik dan sifat bahan dan limbah B3. 
e. Memastikan ketersediaan dan penggunaan alat pelindung diri sesuai karekteristik dan sifat bahan dan
limbah B3. 
f. Tersedianya standar prosedur operasional yang menjamin keamanan kerja pada proses kegiatan
pengelolaan bahan dan limbah B3 (pengurangan dan pemilahan, penyimpanan, pengangkutan,
penguburan dan/atau penimbunan bahan dan limbah B3). 
g. Tersedianya sistem kedaruratan tumpahan/bocor bahan dan limbah B3. 
h. Tersedianya sarana keselamatan bahan dan limbah B3 seperti spill kit, rambu dan simbol B3, dan lain
lain. 
i. Pelatihan yang dibutuhkan staf yang menangani B3
j. Jika dilakukan oleh pihak ke tiga wajib membuat kesepakatan jaminan keamanan kerja untuk pengelola
dan Fasyankes akibat kegagalan kegiatan pengelolaan bahan dan limbah B3 yang dilakukan. 
Sarana keselamatan
Spill kit
B3 YANG DIATUR & TIDAK
Yang diatur: (lihat lampiran PP 74/2001)
- B3 yang digunakan
- B3 yang terbatas digunakan
- B3 yang dilarang digunakan

YANG TIDAK DIATUR DALAM PP 74 Tahun 2001:


(1) B3 radioaktif;
(2) hasil produksi tambang serta minyak dan gas bumi;
(3) makanan dan minuman; dan
(4) narkotika, psikotropika, dan/atau prekursornya serta zat adiktif
lainnya.

19
KATEGORI B3

B3 YANG B3 YANG B3 YANG


DAPAT TERBATAS DILARANG
DIPERGUN DIPERGUN DIPERGUN
AKAN AKAN AKAN

20
KARAKTERISTIK B3

Bahaya fisik Bahaya terhadap kesehatan


• eksplosif; •toksisitas akut;
• gas mudah menyala; •korosi/iritasi kulit;
• aerosol mudah menyala; •kerusakan/iritasi serius pada mata;
• cairan mudah menyala; •sensitifitas pernafasan atau kulit;
• padatan mudah menyala; •mutagenasi sel induk;
• bahan atau campuran yang jika kontak dengan air •karsinogenisitas;
melepaskan gas mudah menyala; •toksik terhadap reproduksi;
• bahan atau campuran swapanas; •toksisitas sistemik pada organ sasaran spesifik setelah
• gas oksidator; paparan tunggal;
• cairan oksidator; •tokisitas sistemik pada organ sasaran spesifik setelah
• padatan oksidator; paparan berulang; dan
• oksidator organik; •bahaya aspirasi.
• bahan atau campuran swareaktif;


cairan piroforik;
padatan piroforik;
Bahaya terhadap lingkungan
•bahaya terhadap lingkungan akuatik; dan
• gas bertekanan; dan •bahaya lingkungan terhadap lapisan ozon.
• korosif pada logam.

21
Yang perlu diperhatikan oleh FKTP
• Simbol dan pelabelan B3
• Penyimpanan B3
• Ketersediaan MSDS untuk tiap B3
• Wadah untuk pembuangan limbah B3
• Pengangkutan dari ruangan ke TPS B3
• Penyimpanan sementara limbah B3 (TPS
B3)
• Pembuangan limbah B3
• Yang dilakukan jika terjadi tumpahan (lihat
video clip)
• Yang dilakukan jika terjadi pajanan (lihat
pada PPI)
SIMBOL/LABEL
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Peraturan perundangan
• Permen LH no 3/2008 : Simbol dan Label B 3
• Permen LH no 14/2013 : Simbol dan Label Limbah B3
Label & Simbol
• Pemberian simbol dan label pada
setiap kemasan B3 dimaksudkan
untuk mengetahui klasifikasi B3
sehingga pengelolaannya dapat
dilakukan dengan baik guna
mengurangi risiko yang dapat
ditimbulkan dari B3
• Label
• Tulisan yang menunjukkan
antara lain karakteristik dan
jenis bahan kimia berbaya &
beracun.
• Simbol
• Gambar yang menyatakan
karakteristik bahan kimia
berbaya & beracun.
Klasifikasi Bahan Kimia
• Peraturan Pemerintah RI 74/2001
• US – DOT (DEPARTEMENT OF
TRASPORTATION)
• NFPA 704 M (NATIONAL FIRE
PROTECTION ASSOCIATION)
• HMIS/HMIG (HAZARDOUS
MATERIAL IDENTIFICATION
SYSTEM/GUIDE)
Klasifikasi
PP No 74/2001
• mudah meledak (explosive); LPG, Mg
• pengoksidasi (oxidizing);
• sangat mudah sekali menyala ( extremely flammable );
• sangat mudah menyala ( highly flammable );
• mudah menyala (flammable); Mg
• amat sangat beracun (extremely toxic );
• sangat beracun  ( highly toxic);
• beracun (moderately Toxic ); Battery
• berbahaya (harmful ); Chloroform
• korosif (corrosive); Iodine
• bersifat iritasi (iritant);
• berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
Solar, Oli bekas, CFC
• karsinogenik (carcinognenic ); Cromium, Asbestos,
• teratogenik (teratogenic); Smoke detektor
• mutagenik (mutagenic).
Klasifikasi
 US – Departement of Transportation (US-DOT)
Klasifikasi
 NFPA 704 M  HMIS/HMIG

National Fire Protection Association (NFPA) Hazardous Material Identification System (HMIS)
704: hazard material and emergency response
Hazardous Material Identification Guide (HMIG)
Hazard Labels
• NFPA 704 M  HMIS/HMIG
Penandaan Wadah
(Container Labelling)

 Menggunakan sistem kode warna dan angka (NFPA)

Flammability
(merah)
Reactivity
4 (kuning)

2 3
Health Hazard
Oxy
(biru) Other Hazards
(putih)
Penandaan Wadah
(Container Labelling)

 Menggunakan sistem kode warna dan angka (NFPA)

Dalam Kode tersebut digunakan angka 0 - 4


untuk menjelaskan tingkat bahayanya.

 Health Hazards (bahaya thd kesehatan)


 Flammability (Potensi menimbulkan kebakaran)
 Reactivity ( Sifat reaktifitas bahan)
 Others (bahaya lain) spt Radiasi, Korosi, dll
Identifikasi dan Pelabelan Wadah / Kemasan
Bahan Kimia Berbahaya
ERG (Emergency Response Guide ) code
112: Explosive
Kelas 1 :
Bahan-bahan
mudah meledak
(Explosives)

Contoh :
Amunisi,
Amonium Picrate.
Peraturan yang terkait:
Peraturan Pemerintah No. 74 Th. 2001 tentang Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3)

Definisi B3 (Pasal 1) :
Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat dengan B3
adalah bahan yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia
serta makhluk hidup lainnya;

Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut,  


mengedarkan,   menyimpan,   menggunakan dan atau membuang B3
Pasal 15
Ayat 1: Setiap kemasan B3 wajib diberikan
simbol dan   label serta dilengkapi dengan
Lembar Data Keselamatan Bahan (Material
Safety Data Sheet).

Tata cara pemberian simbol dan label


bahan berbahaya dan beracun (B3):
* PerMen LH Nomor 03 Tahun 2008
SIMBOL
A. Bentuk dasar, ukuran dan Bahan
Simbol berbentuk bujur sangkar
diputar 45 derajat, warna dasar putih
dan garis tepi tebal berwarna merah.
Ukuran simbol pada kemasan
disesuaikan, sedangkan simbol pada
kendaraan pengangkut dan tempat
penyimpanan kemasan B3 minimal
berukuran 25 cm x 25 cm
Bahan simbol: tahan air, goresan dan
bahan kimia yg mengenainya. Untuk
di kendaraan pengangkut, simbol
dibuat dg cat yang dapat berpendar
Contoh Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah meledak
(explosive),

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal


berwarna merah. Simbol berupa gambar
bom meledak (explosive/exploded
bomb) berwarna hitam. Simbol ini
menunjukkan suatu bahan yang pada
suhu dan tekanan standar (25 0C, 760
mmHg) dapat meledak dan menimbulkan
kebakaran atau melalui reaksi kimia
dan/fisika dapat menghasilkan gas
dengan suhu dan tekanan tinggi yang
dengan cepat dapat merusak lingkungan
di sekitarnya.
3. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat mudah menyala (flammable)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal


berwarna merah. Gambar simbol berupa
gambar nyala api berwarna putih dan hitam.
6. Simbol untuk B3 klasifikasi bersifat iritasi (irritant)

Warna dasar putih dengan garis tepi tebal berwarna


merah. Simbol berupa gambar tanda seru berwarna
hitam. Simbol ini menunjukkan suatu bahan yang
memiliki karakteristik sebagai erikut :
a.   padatan maupun cairan yang terjadi kontak
secara langsung dan/atau terus menerus dengan
kulit atau selaput lendir dapat menyebabkan iritasi
atau peradangan ;

b.   Toksisitas sistemik pada organ target spesifik


karena paparan tunggal dapat menyebabkan iritasi
pernafasan, mengantuk atau pusing;

c.   Sensitasi pada kulit yang dapat menyebabkan


reaksi alergi pada kulit ; dan/atau

d.   Iritasi /kerusakan parah pada mata yang dapat


menyebabkan iritasi serius pada mata.
LABEL

Label B3 merupakan uraian singkat yang


menunjukkan antara lain klasifikasi dan jenis B3

Bentuk dan ukuran:


Bentuk persegi panjang (3:1), warna dasar putih
dan tulisan serta garis tepi berwarna hitam.
Nama B3/Nama dagang
Nama B3 (Komposisi,
No.CAS/No.UN)

Kata Peringatan

Informasi tindakan penanganan

Pernyataan bahaya:
Keterangan tambahan -Klasifikasi B3
- Fisik, kesehatan dan lingkungan

Identitas pemasok
Pemasangan Label B3

Simbol

Label
Material Safety Data Sheets
B3 disertai MSDS (Material Safety Data Sheet)
PP.R I No: 74 TAHUN 2001, Ttg PENGELOLAAN BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN

MSDS adalah suatu informasi terperinci yang disiapkan oleh produsen


atau manufaktur atau importer dari suatu bahan kimia yang
menjelaskan mengenai sifat kimia dan fisika, bahaya yang ada, batas
bahaya yang diperbolehkan, cara penanganan yang aman, serta
pertolongan pertama.

Hak pekerja terkait dengan MSDS adalah :


 Tempat kerja kita harus memiliki MSDS untuk setiap bahan kimia berbahaya
yang kita gunakan dalam pekerjaan kita.
 MSDS yang ada harus bisa dibaca dengan mudah.
 Jika kita meminta MSDS pada perusahaan kita dan ternyata tidak tersedia maka
dalam waktu satu hari kerja MSDS harus tersedia.
Persyaratan terkait ketersediaan
MSDS
• MSDS harus tersedia di tempat kerja
• Karyawan harus paham terhadap informasi yang ada di
MSDS
• MSDS disediakan dalam bentuk cetak atau elektronik
• Jika hilang harus segera diganti dalam waktu paling lambat
30 hari
• B3 tidak boleh digunakan jika MSDS tidak tersedia
• MSDS harus tersedia untuk dibaca/didiskusikan oleh
karyawan
Informasi penting di
Sections
1
Format Kepmenaker
Identitas Perusahaan
M S D S - B3 ???
Format GHS (GLOBAL HARMONIZED SYSTEM)
Identitas Perusahaan
2 Komposisi Bahan * Identifikasi Bahaya *
3 Identifikasi Bahaya * Komposisi Bahan *
4 Tindakan P3K Tindakan P3K
5 Tindakan Penanggulangan Kebakaran Tindakan Penanggulangan Kebakaran

6 Tindakan Penanggulangan Kebocoran dan Tindakan Penanggulangan Kebocoran dan Tumpahan


Tumpahan

7 Penyimpanan dan Penanganan Bahan Penyimpanan dan Penanganan Bahan

8 Pengendalian Pemaparan dan APD Pengendalian Pemaparan dan APD

9 Sifat Fisika dan Kimia Sifat Fisika dan Kimia


10 Stabilitas dan Reaktifitas Bahan Stabilitas dan Reaktifitas Bahan

11 Informasi Toksikologi Informasi Toksikologi


12 Informasi Ekologi Informasi Ekologi
13 Pembuangan Limbah Pembuangan Limbah
14 Informasi Untuk Pengangkutan Bahan Informasi Untuk Pengangkutan Bahan

15 Informasi Perundang-undangan Informasi Perundang-undangan

16 Informasi Lain Informasi Lain


Material Safety Data Sheet (MSDS)
Prinsip Penyimpanan B3
Tinjau symbol, label, MSDS

Secondary containment

Cukup terang, ventilasi baik, suhu sesuai

FIFO

Monitoring
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(B3)
Sisa suatu kegiatan yang mengandung bahan
berbahaya dan be-racun, yang karena sifat dan atau
konsentrasinya, baik secara lang-sung maupun tak
langsung me-rusak lingkungan hidup, kesehatan
maupun manusia
(PP RI No. 18/1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun)
LIMBAH B3
DEFINISI LIMBAH B3
Sisa suatu usaha dan/atau kegiatan
yang mengandung bahan
berbahaya dan beracun atau B3
adalah zat, energi, dan/atau
komponen lain yang karena sifat,
konsentrasi, dan/atau jumlahnya,
baik secara langsung maupun tidak
langsung, dapat mencemarkan
dan/atau merusak lingkungan
hidup, dan/atau membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, serta
kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lain (UU 32/2009)
Peraturan Per-UU-an PENGELOLAAN LIMBAH B3
UU No 23 Th Peraturan Pemerintah Kep Ka Bapedal
1997 Kep Men LH
Permenkes
Pasal PP 19/1994 KEPDAL NOMOR 01 TAHUN 1995
01 PP 12/1995 Permen LH No: 30/2009
17 PP 18/1999 Permen LHK 56/2015
20 + 21  PP 85/1999 PERMENKES No 52/2018 tentang K3
di Fasyankes
35 + 36  PP 74/2001 Permenkes no 18 tahun 2020
43  PP 38 / 2007 Permen LHK no 6 tahun 2021
49  PP 101/2014
UU 32/2009
UMUM KHUSUS
-Ijin Pengelolaan -Pengumpulan
-Ijin Penyimpanan dan Pelumas Bekas
Pengumpulan -Program Kendali B3
-Pengolahan -Pengawasan oleh
-Penimbunan Daerah
-Simbol dan Label
-Dokumen Limbah B3
Limbah dari fasilitas pelayanan kesehatan
• Limbah yang dihasilkan oleh
fasilitas pelayanan kesehatan
dalam bentuk padat, cair, pasta
(gel) maupun gas yang dapat
mengandung mikroorganisme
pathogen bersifat infeksius,
bahan kimia beracun, dan
sebagian bersifat radioaktif.
• Maka dapat dikategorikan
sebagai limbah B3
Limbah yang dihasilkan oleh fasilitas
pelayanan kesehatan
• Limbah umum:
• sejenis limbah domestik, bahan pengemas, makanan binatang non-infectious,
limbah dari cuci serta materi lain yang tidak membahayakan pada kesehatan
manusia dan lingkungan.
• Limbah patologis:
• terdiri dari jaringan-jaringan, organ, bagian tubuh, plasenta, bangkai binatang,
darah dan cairan tubuh.
• Limbah radioaktif
• Limbah kimiawi:
• berupa benda padat, cairan atau gas misalnya berasal dari tindakan diagnostik
pembersihan / pemeliharaan atau prosedur desinfeksi. 
• Limbah infeksius:
• mengandung mikroorganisme patogen yang dilihat dari konsentrasi dan
kuantitasnya bila terpapar dengan manusia akan dapat menimbulkan
penyakit.
• Limbah Benda-benda tajam:
• berupa jarum suntik, syring, gunting, pisau, kaca pecah, gunting kuku dan
sebagainya yang dapat menyebabkan orang tertusuk (luka) dan terjadi infeksi,
yang mungkin terkontaminasi oleh darah, produk darah, cairan tubuh, bahan
mikrobiologi atau bahan sitotoksik. 
• Limbah farmasi:
• berupa produk-produk kefarmasian, obat-obatan dan bahan kimiawi yang
dikembalikan dari ruangan pasien isolasi, atau telah tertumpah, kadaluwarsa
atau terkontaminasi atau harus dibuang karena sudah tidak digunakan lagi.
• Kontainer-kontainer :
• Kontainer bekas tempat kimiawi, obat, juga container berupa tabung yang
mengandung gas dan aerosol yang dapat meledak bila diinsinerasi atau
bila mengalami kerusakan dapat mencederai.
Prinsip Pengelolaan limbah B3
• Jangan memproduksi
limbah B3
• Minimisasi Limbah B3
• Reduction, Recovery, Reuse
dan Recycling
• Pembuangan secara aman
(tidak membahayakan
kesehatan masyarakat dan
lingkungan hidup)
Komponen Dalam Sistem Pengelolaan Limbah B3
Perolehan Kembali
Penghasil Limbah
Penggunaan Kembali

Penyimpanan
“On Site”
Penyimpanan
Sementara
Pengumpulan
Pengangkutan
Pengangkutan

Pengangkutan

Pengolahan

Pembuangan
Akhir
Simbol dan label limbah B3
• Permen LH no 14/2013 : Simbol dan Label Limbah B3
Wadah/kantong sampah limbah di fasyankes

• Merah
• Kuning
• Ungu
• Coklat
Prinsip penanganan
• Diletakkan dalam wadah/kantong sesuai kategori
limbah
• Volume paling tinggi dalam wadah/kantong
¾ agar dapat ditutup secara aman
• Penanganan harus hati-hati untuk menghindari
tertusuk benda tajam, limbah benda tajam
dimasukkan dalam safety box
• Pemadatan/penekanan dalam wadah/kantong
mutlak tidak boleh
• Penanganan secara manual harus dihindari
• Gunakan wadah/kantong ganda jika robek, bocor
atau tidak tertutup sempurna
Pengumpulan limbah B3

• Pengumpulan limbah dari setiap


ruangan penghasil limbah
menggunakan troli khusus yang
tertutup, bahan kuat, cukup ringan,
kedap air, anti karat, beroda,
permukaan mudah dibersihkan
Masa penyimpanan (PP 101/2014), Permen
LHK 56/2015
• Limbah B3 infeksius, benda tajam, dan patologis disimpan di tempat
penyimpanan limbah B3 sejak dihasilkan paling lama:
• Dua hari pada temperature lebih besar dari nol derajat Celsius
• 90 hari pada temperature sama atau lebih kecil dari nol derajat Celsius
• Limbah B3: farmasi, sitotoksis, kimiawai, radioaktif, container
bertekanan, limbah dg kandungan logam berat tinggi:
• 90 hari jika dihasilkan sama atau lebih dari 50 kg/perhari, atau
• 180 hari jika dihasilkan kurang dari 50 kg perhari untuk kategori 1
Persyaratan TPS B3
(PP 38 / 2007, Permen LH No: 30/2009)
• Bangunan TPS  yang memenuhi kapasitas dan beratap yang melindungi dari hujan dan dinding untuk menghindari tampias
• Alat pemadam api ringan  (APAR)
• Shower / eye wash
• Sistem Penangkal petir   (jika TPS limbah B3 lebih tinggi dari bangunan sekitar)
• Pagar pengaman
• Penanganan tumpahan (bak penampung 110 % dari kemasan terb esar)  
• Kemiringan lantai 1⁰
• Penanganan ceceran (serbuk gergaji / spill kit)
• Kotak P3K
• Label dan Simbol Limbah B3
• Sistem Ventilasi
• Sistem Penerangan
• Alarm
• Mencantumkan penanggung jawab (personal incharge) pada bangunan TPS
• Jenis limbah B3 dibedakan berdasarkan karakteristik
• Penyimpanan antar kemasan minimal 60 cm.
TPS LIMBAH B3
KEPDAL NOMOR 01 TAHUN 1995
• TPS B3: Tempat untuk menyimpan sementara limbah b3
sebelum dilakukan pengelolaan lebih lanjut
• untuk mencegah terlepasnya limbah B3 ke lingkungan yang
dapat menyebabkan pencemaran atau bahaya terhadap
manusia
• Harus memenuhi persyaratan teknis dalam kepdal nomor
01 tahun 1995 tentang tatacara dan persyaratan teknis
penyimpanan dan pengumpulan limbah B 3
WAKTU PENYIMPANAN LIMBAH B3 (PP 101 tahun 2014: Ps.28)

LIMBAH B3 YANG DISIMPAN WAKTU PENYIMPANAN (MAKSIMUM)

 Limbah B3 yang dihasilkan 50 (lima puluh) 90 (sembilan puluh) hari sejak Limbah B3 dihasilkan
kilogram per hari atau lebih;

 Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 180 (seratus delapan puluh) hari sejak Limbah B3
(lima puluh) kilogram per hari untuk Limbah dihasilkan
B3 kategori 1;

 Limbah B3 yang dihasilkan kurang dari 50 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah
(lima puluh) kilogram per hari untuk Limbah B3 dihasilkan
B3 kategori 2 dari sumber tidak spesifik dan
dari sumber spesifik umum;

 Limbah B3 kategori 2 dari sumber spesifik 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari sejak Limbah
khusus. B3 dihasilkan
Limbah domestik
•  Limbah kegiatan non medis seperti dapur, sampah pengunjung,
pepohonan, yang tidak infeksius

• Pengelolaan. :
• 1. tempat sampah tertutup organic non organic
• 2. Lapisi kantong hitam
• 3. Sediakan APD pagi petugas kebersihan
• 4. Tindak lanjut bila terjadi pajanan
• 5. Reduce, Reuse, Recylce

Anda mungkin juga menyukai