Anda di halaman 1dari 40

PENGELOLAAN B3

Julaikah, MPH
UU Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja

Keputusan Menteri Tenaga Kerja RI No Kep


187/MEN/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya Di Tempat Kerja

Keputusan Dirjen PPK No Kep 84 / PPK/X/2012


tentang Tata Cara Penyusunan Dokumen
Pengendalian Potensi Bahaya Besar dan Menengah.

Dasar Hukum Pengelolaan B3


Lanjutan….
Permenkes 1204/Menkes/PerXI/2004 tentang
Persayaratan Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit.

KepMen KLH No 58 Tahun 1995 tentang Baku


Mutu Limbah Cair bagi Kegiatan Rumah Sakit.

PP Nomor 18 Tahun 1999 Jo PP 85 Tahun 1999


Tentang Pengelolaan limbah B3 (Bahan Beracun
Berbahaya).
TUJUAN PENGELOLAAN
B3 DI TEMPAT KERJA
1. Menurunkan dan mencegah kejadian peledakan B3
2. Menurunkan dan mencegah kebakaran yang berhubungan dengan B3
3. Menurunkan Dan mencegah kecelakaan kerja dan PAK dengan cara merubah
perilaku petugas dalam mengelola B3
4. Menurunkan dan mencegah keracunan B3 atau terpapar dengan B3
5. Mencegah menumpuknya limbah B3 di tempat kerja
6. Mencegah Dan atau mengurangi risiko dampak B3 terhadap lingkungan hidup,
kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya
Definisi B3
B3 atau Bahan Berbahaya dan Beracun menurut OSHA (Occupational Safety
and Health of the United State Government) adalah bahan yang karena sifat
kimia maupun kondisi fisiknya berpotensi menyebabkan gangguan pada
kesehatan manusia, kerusakan properti dan atau lingkungan.

Menurut PP Nomor 101 Tahun 2014 Tentang Pengelolaan Limbah B3


Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat,
energi, dan/atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/atau
jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan
dan/atau merusak lingkungan hidup, dan/atau membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup lain.
Istilah yang berkaitan dengan B3
• BAHAN KIMIA BERBAHAYA
• Bahan kimia berbahaya adalah bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang
berdasarkan sifat kimia, fisika ataupun toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja,
instalasi dan lingkungan.

• NILAI AMBANG KUANTITAS


• Biasanya disebut dengan NAK adalah standart kuantitas bahan kimia berbahaya untuk
menetapkan potensi bahaya bahan kimia tempat kerja.

• LEMBAR DATA KESELAMATAN BAHAN (LDKB) atau Material Safety Data


Sheet (MSDS)
• LDKB adalah lembar petunjuk yang berisikan informasi tentang sifat fisika, kimia dari
bahan berbahaya, jenis bahaya yang dapat ditimbulkan, cara penanganan dan tindakan
khusus yang berhubungan dengan keadaan darurat dalam penanganan bahan berbahaya.
LABEL
Adalah pemberian tanda berupa gambar/symbol, huruf/tulisan, kombinasi keduanya atau
bentuk pernyataan lain tentang klasifikasi dan jenis B3 yang disertakan pada bahan
berbahaya, dimasukkan kedalam, ditempelkan, atau terdapat di kemasan bahan berbahaya
tersebut.

SISTEM HARMONISASI GLOBAL (GLOBAL HARMONIZED SYSTEM)


Adalah suatu pendekatan umum atau logis yang terharmonisasi secara global untuk
mendefinisikan dan mengklarifikasikan bahaya bahan kimia serta mengkomunikasikan
informasi tersebut pada label dan lembar data keselamatan bahan kimia/LDKB (Material
Safety Data Sheet/MSDS).

DOCUMENT PENGENDALIAN POTENSI BAHAYA (DPPB)


DPPB adalah document berupa laporan tertulis yang memuat informasi teknis, manajement,
dan oprasional mencakup potensi bahaya dan risiko dari suatu instalasi dan pengendalian
serta prosedur keselamatan instalasi.
Pengelolaan B3
Kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan, dan atau
membuang B3

Penyimpanan B3
Tehnik kegiatan penempatan B3 untuk menjaga kualitas dan kuantitas B3 dan atau mencegah dampak
negatif B3 terhadap lingkungan hidup, kesehatan manusia, dan makhluk hidup lainnya

Pengemasan B3
Kegiatan mengemas, mengisi atau memasukkan B3 ke dalam suatu wadah dan atau kemasan menutup
dan atau menyegelnya

Pengangkutan B3
Kegiatan pemindahan B3 dari suatu tempat ke tempat yang lain dengan menggunakan sarana angkutan
Kategori B3

Memancarkan Racun
Radiasi dan
arus listrik

Mudah
Korosif
Meledak

Mudah Menyala
atau Terbakar Karsinogenik
dan Iritan

Teratogenik
Oksidator dan
Mutagenik
Perencanaan dan Penerapan K3 dalam Penggunaan B3 harus memperhatikan
• APD yang sesuai dengan faktor risiko dan bahaya
• APAR dan P3K harus siap dan cukup
• Kondisi Kerja dan lingkungan dinyatakan aman oleh yang berwenangan
• Peralatan kerja harus layak pakai
• Metode kerja / pelaksanaan /protap/SOP sudah aman dan efektif
• Kelengkapan administrasi sudah siap

Selama penggunaan B3 hindari tindakan tidak aman


• Sesuai Standar Prosedur Operasional (SPO)

Penggunaan pada transisi shift kerja / jaga


• Setiap serah terima shift dan tanggungjawab dilakukan sebaik-baiknya
• Laporkan situasi dan kondisi kerja (aman/tidak)
Selesai kerja
• Amankan dan bersihkan alat kerja, lingkungan kerja dan atau wadah sisa B3.

Bila ada kecelakaan


• Lakukan P3K dan penanganan lebih lanjut
Ketika menggunakan Bahan Kimia
Bacalah baik-baik informasi sebuah bahan kimia
sebelum digunakan. Informasi ini terdapat dalam MSDS.

Berhati-hati ketika memindahkan bahan kimia.

Pastikan kontainer bahan kimia selalu dalam


keadaan tertutup ketika tidak digunakan.

Anggaplah seluruh bahan kimia tersebut


berbahaya.

Berikan label dan simpan bahan kimia sesuai


dengan aturan
Prinsip dasar pencegahan dan pengendalian
B3
Identifikasi semua B3 dan Instalasi serta laboratorium yang akan
ditangani untuk mengenal ciri-ciri dan karakteristiknya

Lakukan penataan yang rapi dan teratur sesuai dengan alphabet dan
tingkat toksisitas / bahaya.

Buat label dan kode sesuai hasil identifikasi yang dapat membedakan
antara B3 satu dengan yang lainnya.

Gunakan informasi dari masing-masing MSDS bahan B3 untuk proses


identifikasi.

Evaluasi untuk menentukan langkah atau tindakan yang diperlukan


sesuai dengan sifat dan karakteristik bahan sekaligus juga memprediksi
risiko yang mungkin terjadi.
Lanjutan….(1)

Pengendalian sebagai alternative berdasarkan


identifikasi dan evaluasi yang dilakukan meliputi:
• Pengendalian operasional seperti eliminasi, subtitusi, ventilasi,
penggunaan APD, dan hygiene perorangan.
• Pengendalian organisasi administrasi, seperti pemasangan label,
penyediaan MSDS, pembuatan prosedur kerja, pengaturan tata
ruang, pemantauan rutin dan pendidikan atau latihan.
• Inspeksi dan pemeliharaan sasrana, prosedur, dan proses kerja
aman.
• Pembatasan keberadaan B3 di tempat kerja sesuai jumlah ambang.
Lanjutan… (2)

Upaya mengurangi risiko karena penanganan B3 antara lain:


• Upayakan substitusi, yaitu mengganti B3 dengan bahan kurang berbahaya
• Upayakan menggunakan atau menyimpan B3 dalam jumlah sedikit mungkin
dengan cara memilih proses kontinyu yang menggunakan bahan setiap saat
dalam jumlah sedikit
• Bahan dapat dipesan sesuai kebutuhan sehingga risiko penyimpanan lebih kecil.
• Upayakan mendapatkan informasi terlebih dahulu tentang B3 tentang sifat, cara
penanganan dan penyimpanan, cara pengelolaan bahan sisa dan tumpahan
serta cara pengobatan apabila terjadi kecelakaan.
• Upayakan proses dilakukan secara tertutup atau mengendalikan kontaminan
dengan system ventilasi yang dipantau secara berkala agar tidak melampaui
ambang batas yang ditetapkan.
Lanjutan…(2.1)
• Upayakan agar pekerja tidak mengalami paparan yang terlalu lama dengan
mengurangi waktu kerja atau system shift serta mengikuti prosedur kerja yang
aman.
• Upayakan pekerja menggunakan APD yang sesuai dan telah melalui
pengujian, pelatihan dan pengawasan.
• Upayakan agar penyimpanan bahan-bahan berbahaya sesuai prosedur dan
petunjuk teknis yang ada serta memberikan tanda-tanda peringatan yang
sesuai dan jelas.
• Tempat penyimpanan B3 harus dalam keadaan aman, bersih, dan terpelihara
dengan baik.
• Upayakan agar limbah yang dihasilkan sekecil mungkin.
Komponen Lembar Data Keselamatan Bahan (MSDS)
• Identitas bahan dan perusahaan.
• Komposisi bahan.
• Identifikasi bahaya.
• Tindakan pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K).
• Tindakan penanggulangan kebakaran.
• Tindakan mengatasi kebocoran dan tumpahan.
• Penyimpanan dan penanganan bahan.
• Pengendalian pemajanan dan alat pelindung diri.
• Sifat fisika dan kimia.
• Stabilitas dan reaktifitas bahan.
• Informasi toksikologi.
• Informasi ekologi.
• Pembuangan limbah.
• Pengangkutan bahan.
• Informasi peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Informasi lain yang diperlukan.
Komponen label dalam kemasan
• Nama produk.
• Identifikasi bahaya.
• Tanda bahaya dan artinya.
• Uraian resiko dan penanggulangannya.
• Tindakan pencegahan.
• Instruksi dalam hal terkena atau terpapar.
• Instruksi kebakaran.
• Instruksi tumpahan atau bocoran.
• Instruksi pengisian dan penyimpanan.
• Referensi.
• Nama, alamat dan no. telepon pabrik pembuat dan atau distributor.
PENGELOLAAN TUMPAHAN BAHAN KIMIA

• Tumpahan Kimia adalah


terlepasnya bahan kimia
berbahaya secara tidak
terkendali, baik padatan,
cairan, ataupun gas, dari wadah
pelindung.
PROSEDUR PENANGANAN

Proses
Penghenti pembersi
an han
Pelingkup
an sumber
Pengguna
Penilaian an
Risiko pakaian
pelindung
(APD)
Prinsip Penanganan Tumpahan B3 (ABSB)

A= B= S= B=
Amankan Bendung Serap Bersihkan
1. AMANKAN

Amankanlah diri anda dan lokasi kejadian.

kegiatan pengamanan dilakukan dengan pengetahuan tentang segala informasi mengenai


Bahan kimia tersebut melalui MSDS.

Misalkan bahan kimia yang tumpah adalah bahan kimia mudah terbakar berarti di lokasi
kejadian tidak boleh ada sumber panas dan listrik.

Gunakan safety barricade untuk mencegah orang-orang yang tidak berkepentingan


memasuki area kejadian.

Melakukan netralisir bahan kimia (bila diperlukan) juga merupakan salah satu kegiatan
pengamanan.
Kegiatan dilakukan untuk menghentikan
aliran dari tumpahan B3 dan mencegahnya
2. BENDUNG semakin meluas hingga memasuki saluran
air.

Apabila kebocoran terjadi pada pipa, hal


yang dapat kita lakukan adalah
menutup valve atau mematikan pompa
terlebih dahulu sebelum membendung
bahan kimia menggenang di lantai.

Merobohkan drum (sisi yang bocor ditaruh


diatas) juga dapat menjadi salah satu dari
kegiatan menghentikan aliran.
3. SERAP

Jika kita meletakkan


absorben di tengah- Maka bendunglah
Kegiatan
tengah genangan bahan terlebih dahulu
penyerapan
kimia tanpa melakukan sisi-sisi luar
dilakukan setelah
pembendungan terlebih genangan sebelum
pembendungan
dahulu maka genangan melakukan
selesai dilakukan.
tersebut akan cenderung penyerapan.
semakin melebar.
4. BERSIHKAN Untuk mencegah bahan kimia tersebar
ke mana-mana segera lakukan proses
pembersihan (dekontaminasi)
terhadap seluruh peralatan yang
Segera terlibat dalam kejadian tersebut
bersihkan misalkan APD, sapu, atau bahkan
TKP forklift.

Buanglah
limbah
tumpahan
ke TPS B3.
Prosedur Pembersihan
Gunakan metode
Gunakan mengelap secara
absorbent untuk melingkar dari luar
memulai proses ke dalam untuk
penyerapan membatasi
tumpahan penyebaran
kimia. tumpahan kimia.

Bersihkan sisa Simpan absorbent


tumpahan dengan dalam kantong
cara mengelap sampah khusus
menggunakan tumpahan kimia
absorbent yang yang telah tersedia
tersedia.
Selalu ingat untuk…

Menjaga stasiun kerja selalu rapi dan bersih.

Baca dan patuhi seluruh peraturan keselamatan dan prosedur kerja di


stasiun kerja (produksi).

Laporkan segera kepada Kepala bagian produksi jika ada tumpahan,


kecelakaan dan segala bentuk cedera yang diakibatkan oleh pekerjaan.

Bersihkan dan simpan peralatan kerja ditempat aman setelah selesai


digunakan.

Buanglah sampah dan produk limbah sesuai dengan peraturan


keselamatan.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai