KESELAMATAN (MFK)
Di Fasyankes
dr. Dina Dariana MKK
Pendidikan :
FK Unair
S2 Kedokteran Kerja FK UI
Pencatatan-Pelaporan-Monitoring-Evaluasi
1.4.3
MANAJEMEN B3 DAN LIMBAH B3
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
B3 adalah bahan (zat,
energi, dan/atau
komponen lain) yang
karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau
jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak
langsung dapat
mencemarkan dan atau
merusak lingkungan hidup,
dan atau dapat
membahayakan lingkungan
hidup, kesehatan,
POKOK PIKIRAN
• Bahan berbahaya beracun (B3) dan limbah B3 perlu
diidentifikasi dan dikendalikan secara aman.
• Puskesmas perlu menginventarisasi B3 meliputi lokasi,jenis,
dan jumlah B3 serta limbahnya yang disimpan.
• Daftar inventaris ini selalu dimutahirkan sesuai dengan
perubahan yang terjadi di tempat penyimpanan .
• Pengolahan limbah B3 sesuai standar (penggunaan dan
pemilahan, pewadahan dan penyimpanan/TPS B3 serta
pengolahan akhir)
• Tersedia IPAL sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan
MANAJEMEN B3 DAN LIMBAH B3
Elemen penilaian
Penggunaan dan
pemilahan,
Dilaksanakan pewadahan,
program penyimpanan/
1 2
TPS B3 serta
pengelolaan B3 pengolahan akhir
dan limbahnya
(D,W) sesuai standar
(D,O,W)
4 3
Monev
PROGRAM PENGELOLAAN B3
1. Penetapan jenis dan area/lokasi penyimpanan sesuai
ketentuan peraturan perundang-undangan
2. Pengelolaan, penyimpanan dan penggunaan B3 sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
3. Sistem pelabelan sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
4. Sistem pendokumentasikan dan perizinan B3 sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan
5. Penanganan tumpahan dan paparan B3 sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan
6. Sistem pelaporan dan investigasi jika terjadi tumpahan dan atau
paparan B3 sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
7. Penggunaan APD sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
PENGELOLAAN
B3 di Fasyankes
MSDS, label, simbol
SOP• Perencanaan pengadaan B3
Berdasarkan hasil evaluasi dan sesuai kebutuhan
Menggunakan APD, tidak makan minum di tempat
• Penggunaan B3 kerja, pengawasan secara berkala, lembar MSDS ,
SOP • Pengemasan B3
APAR, emergency kit
Dalam wadah lebih kecil, label dan simbol
SOP
• Penanganan insiden tumpahan B3
APD, spill kit, laporan insiden
• Pembuangan B3 kedaluarsa
Sesuai standar, MOU dengan pihak ke III, dikembalikan
ke pemasok
Contoh SDS
label dan simbol
Contoh form.
Inventarisasi B3
1.4.4
PROGRAM TANGGAP DARURAT
BENCANA
PPOKOK PIKIRAN
• Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP)
ikut bertanggung jawab untuk berperan aktif dalam upaya
mitigasi dan penanggulangan bila terjadi bencana baik
internal maupun eksternal.
• Strategi dan rencana untuk menghadapi bencana perlu
disusun sesuai dengan potensi bencana yang mungkin terjadi
berdasarkan hasil penilaian kerentanan bahaya (Hazard
Vulnerability Assesment).
• Program kesiapan menghadapi bencana disusun dan
disimulasikan (disaster drill) setiap tahun secara internal atau
melibatkan komunitas secara luas, terutama ditujukan untuk
menilai kesiapan sistem (2 sd 6) yang telah diuraikan di kriteria
1.4.1.
• Setiap karyawan wajib mengikuti pelatihan/ lokakarya dan
simulasi dalam pelaksanaan program tanggap darurat agar
siap jika sewaktu-waktu terjadi bencana yang diselenggarakan
minimal setahun sekali.
• Dilakukan debriefing pada simulasi yang dilaksanakan
POKOK PIKIRAN
Manajemen bencana perlu disusun dalam upaya menanggapi bila
terjadi bencana internal dan/ atau eksternal yang meliputi:
• Identifikasi jenis, kemungkinan, dan akibat dari bencana yang
mungkin terjadi
• Menentukan peran Puskesmas dalam kejadian tersebut
• Strategi komunikasi jika terjadi bencana
• Manajemen sumber daya
• Penyediaan pelayanan dan alternatifnya,
• Identifikasi peran dan tanggung jawab tiap karyawan, dan
manajemen konflik yang mungkin terjadi pada saat bencana,
• Peran Puskesmas dalam tim terkoordinasi dengan sumber daya
masyarakat yang tersedia.
Program Tanggap Bencana
Elemen penilaian
SAAT BENCANA
PEMULIHAN
• Memfungsikan kembali prasarana dan sarana pada
keadaan semula
REHABILITASI
• Rehabilitasi fisik dan rehabilitasi psikis
REKONSTRUKSI
• Mengukur kinerja seluruh
komponen
• Identifikasi area yang perlu
diperbaiki
• Meningkatkan kemampuan staf
dan karyawanmenghadapi bencana
• Pemanfaatan sumber daya
• Implementasi : program, prosedur,
kebijakan terkait
1.4.5
PROGRAM PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
POKOK PIKIRAN
41
PROTEKSI
KEBAKARAN
AKTIF
PROTEKSI KEBAKARAN PASIF
PINTU
DARURAT
Inspeksi, pengujian, pemeliharaan
sistem proteksi & penanggulangan
kebakaran
Identifikasi
risiko kebakaran
MONEV - EDUKASI
SIMULASI
• Merokok berdampak negatif
terhadap kesehatan, dan dapat
menjadi sumber terjadinya
kebakaran.
• Puskesmas harus menetapkan
larangan merokok di lingkungan
Puskesmas baik bagi petugas, pasien,
dan pengunjung.
• Larangan merokok wajib dipatuhi oleh
petugas, pasien dan pengunjung, dan
dilakukan perbaikan terhadap
UU RI No.32 pelaksanaannya
Th 2010. MONEV
Upaya Pencegahan Kebakaran
- Hati-hati bekerja dengan peralatan listrik
- Penggunaan bahan tidak mudah terbakar (non-combustible)
- Pekerjaan menggunakan peralatan dan proses yang
menimbulkan panas (hot work) dilakukan oleh orang yang
profesional dan diawasi
- Lakukan pemeriksaan dan perawatan secara berkala
terhadap peralatan proteksi
- Laksanakan fire-safe houskeeping
49
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
A. Klasifikasi kebakaran
B. Prinsip Penanggulangan Kebakaran
C. Pembentukan Tim Penanggulangan Kebakaran
D. Penggunaan APAR
E. Evaluasi penanggulangan kebakaran
50
A. Klasifikasi Kebakaran
Bahan biasa yang Bahan cairan yang
mudah terbakar (kayu, mudah terbakar
kertas, plastik, (bensin, minyak,
tanaman kering) gas)
Kebakaran bahan
Kebakaran listrik (listrik yang mengandung
masih hidup)
peralatan listrik,
logam (magnesium,
elektronik zeng, aluminium,
dll)
51
Bahan bakar, O2, Mencegah
sumber energi penyalaan
PROSES
PENYALAAN
Timbul api Pemadaman pada
tahap dini
PRINSIP !
“Siapa berbuat apa”
•Siapa yang merespon saat awal kejadian
•Siapa yang mengambil dan menggunakan APAR
•Siapa yang menyelamatkan/memindahkan pasien/keluarga/pengunjung
•Siapa yang melakukan komunikasi darurat
•Siapa yang menjadi bantuan cadangan
•Siapa yang bertanggungjawab terhadap sistem listrik, dll
53
EVALUASI PENANGGULANGAN KEBAKARAN
1. Identifikasi bahan bahaya (material yang mudah terbakar)
2. Identifikasi potensi yang dapat menimbulkan bahaya kebakaran (tumpahan,
peralatan yang pecah, meledak, percikan api, dll)
3. Identifikasi metode paparan sumber panas
4. Estimasi dampak dari bahaya kebakaran
5. Identifikasi program pencegahan kebakaran
6. Identifikasi peralatan sistem kebakaran
7. Review keefektifan dari usaha yang sedang berjalan
8. Susun program perbaikan
9. Susun program inspeksi dan pengujian berkala serta perawatan
10.Susun prosedur tanggap darurat
11. Lakukan audit internal 54
1.4.6.
PROGRAM JAMINAN KETERSEDIAAN ALAT
KESEHATAN
POKOK PIKIRAN
Elemen penilaian
1Dilakukan inventarisasi alat kesehatan
sesuai dengan ASPAK. (R,D)
• Tersedia
• Berfungsi baik
• Siap digunakan
Pemeriksaan
Pemeliharaan
Uji kualitas air
PEMELIHARAAN PEMELIHARAAN
TERENCANA TIDAK TERENCANA
1 2
Fasilitas dan Keselamatan
bagi petugas (R, D)
Dilaksanakan program
pendidikan Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan
bagi petugas sesuai
3
rencana. (D,W)
Dilakukan evaluasi dan
tindak lanjut perbaikan
dalam pelaksanaan
program Manajemen
Fasilitas dan Keselamatan
bagi petugas (D,W)
PROGRAM DIKLAT M F K