Anda di halaman 1dari 71

STANDAR 1.3.

MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA


BAB I
KEPEMIMPINAN DAN MANAJEMEN PUSKESMAS
7 STANDAR, 23 KRITERIA, 84 ELEMEN PENILAIAN

1.1 1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7

PERENCANA TATA MANAJEMEN MANAJEMEN MANAJEMEN PENGAWASAN PERAN DINAS


AN KELOLA SUMBER FASILITAS & KEUANGAN PENGENDALI KESEHATAN
PUSKESMAS ORGANISASI DAYA KESELAMAT AN KAB/KOTA
MANUSIA AN (MFK) PENILAIAN
KINERJA
• 2 KRITERIA • 5 KRITERIA • 6 KRITERIA • 8 KRITERIA • 1 KRITERIA • 3 KRITERIA • 1 KRITERIA
• 11 EP • 11 EP • 22 EP • 30 EP • 2 EP • 15 EP • 8 EP
Standar 1.3 MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PUSKESMAS DILAKUKAN SESUAI
DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
1.3.4
FILE KEPEGAWAIAN

1.3.3
PENINGKATAN 1.3.5
ORIENTASI PEGAWAI
KOMPETENSI

1.3.2
URAIAN 1.3.6
TUGAS 1.3.1 PENYELENGGARA
KETERSEDIAAN AN
SDM K3
1.3.1. KETERSEDIAAN SDM SESUAI JUMLAH, JENIS & KOMPETENSI
SESUAI KEBUTUHAN & PERATURAN
POKOK PIKIRAN
Pemenuhan kebutuhan SDM di Puskesmas berdasarkan jumlah,
jenis dan kompetensi maka perlu dilakukan analisis jabatan dan
analisis beban kerja
Penyusunan analisis jabatan dan analisis beban kerja mengikuti
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Analisis Jabatan yang dimaksud di Puskesmas merujuk pada jabatan
sesuai dengan struktur organisasi Puskesmas, jabatan fungsional
tenaga Puskesmas, dan jabatan pelaksana di Puskesmas.
Pemenuhan SDM tersebut dimaksudkan untuk memberikan
pelayanan sesuai kebutuhan dan harapan pengguna layanan dan
masyarakat
1.3.1. KETERSEDIAAN SDM SESUAI JUMLAH, JENIS & KOMPETENSI
SESUAI KEBUTUHAN & PERATURAN
ELEMEN PENILAIAN
1. Dilakukan analisis jabatan dan analisis beban kerja sesuai
kebutuhan pelayanan dan ketentuan peraturan perundang-
undangan. (R, D)
2. Disusun peta jabatan, uraian jabatan dan kebutuhan tenaga
berdasar analisis jabatan dan analisis beban kerja. (R, D, W)
3. Dilakukan upaya untuk pemenuhan kebutuhan tenaga
baik dari jenis, jumlah dan kompetensi sesuai dengan peta
jabatan dan hasil analisis beban kerja,(D, W) .
4. Tersedia mekanisme yang menjamin pegawai memiliki
pendidikan, keterampilan dan kompetensi, pengalaman,
orientasi dan pelatihan yang relevan dan terkini (D, W)
5. Tersedia hasil kredensialing yang mencakup sertifikasi dan
lisensi (D,W)
SK Bupati/Walikota atau Kepala DinKes
tentang Struktur organisasi PKM yang
dilengkapi dengan uraian jabatan
untuk setiap jabatan yang ada pada
strktur
1.3.2. URAIAN TUGAS

POKOK PIKIRAN
• Kepala Puskesmas menetapkan uraian tugas setiap pegawai sebagai acuan dalam melaksanakan
kegiatan pelayanan
• Uraian tugas pegawai berisi tugas pokok dan tugas tambahan serta kewenangan dan tanggung
jawab yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.
• Kepala Puskesmas dalam menetapkan tugas pokok memperhatikan: jenis pelayanan, kegiatan dan
SK jabatan fungsional
• Bagi pegawai non ASN, tugas pokok adalah tugas yang sesuai dengan surat keputusan
pengangkatan sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas berdasarkan standar kompetensi lulusan
• Tugas tambahan adalah tugas yang diberikan kepada pegawai untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan pelayanan dan kegiatan
• Penilaian kinerja pegawai dilakukan untuk melihat capaian sasaran kerja baik ASN maupun non
ASN, mengurangi variasi pelayanan, dan meningkatkan kepuasan pengguna layanan
• Indikator penilaian kinerja setiap pegawai Puskesmas disusun dan ditetapkan berdasarkan uraian
tugas dan tata nilai yang disepakati
1.3.2. URAIAN TUGAS

ELEMEN PENILAIAN
1. Ada penetapan uraian tugas yang berisi tugas pokok dan tugas tambahan untuk
setiap pegawai. (R)
2. Ditetapkan indikator penilaian kinerja pegawai sebagaimana diminta dalam pokok
pikiran. (R)
3. Dilakukan penilaian kinerja pegawai minimal setahun sekali dan tindak lanjut
terhadap hasil penilaian kinerja pegawai untuk upaya perbaikan. (D, W)
4. Ditetapkan indicator dan mekanisme survei kepuasa pegawai terhadap
penyelenggaraan kepemimpinan dan manajemen, UKM, UKPP dan kinerja
pelayanan Puskesmas. (R)
5. Dilakukan pengumpulan data, analisis dan upaya perbaikan dalam rangka
meningkatkan kepuasan pegawai. (D, W)
1. SK Penetapan Uraian Tugas
2. SK indiKator Kinerja Pegawai
3. Dokumen hasil Penilaian
Kinerja Pegawai dan RTL
1.3.3. PENINGKATAN KOMPETENSI
Setiap pegawai mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan ilmu
dan keterampilan yang diperlukan
• Dalam upaya peningkatan kompetensi dari semua pegawai yang ada di
puskesmas, maka puskesmas perlu merencanakan, dan memberi kesempatan
bagi seluruh pegawai yang ada di puskesmas untuk meningkatkan kompetensi POKOK
melalui pendidikan dan/atau pelatihan. Selain itu peningkatan kompetensi
PIKIRAN
pegawai dapat dilakukan dengan cara mengikuti workshop/lokakarya, seminar,
symposium, dan on the job training (OJT) baik secara daring dan atau luring.
• Puskesmas melakukan analisis gap kompetensi untuk memetakan kebutuhan
peningkatan kompetensi pegawai.
• Hasil gap kompetensi dijadikan sebagai dasar dalam mengajukan peningkatan
kompetensi para pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
• Puskesmas memfasilitasi pemenuhan gap kompetensi pegawai sesuai dengan
mekanismeyang telah ditetapkan sebagai bentuk dukungan dari manajemen
bagi semua tenaga puskesmas.
• Puskesmas melakukan pendokumentasian hasil peningkatan kompetensi sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
1.3.3. PENINGKATAN KOMPETENSI
Setiap pegawai mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan ilmu
dan keterampilan yang diperlukan
1. Tersedia informasimengenai peluang untuk
meningkatkan kompetensi bagi semua tenaga yang ada
di Puskesmas (R,D). ELEMEN
2. Ada dukungan dari manajemen bagi semua tenaga PENILAIAN
Puskesmas untuk memanfaatkan peluang tersebut (D,W)
3. Jika ada tenaga yang mengikuti peningkatan
kompetensi, dilakukan evaluasi penerapan terhadap
hasilpeningkatan kompetensi tersebut di tempat kerja
(D,W)
4. Dilakukan pendokumentasian pelaksanaan kegiatan
peningkatan kompetensi yang dilakukan oleh pegawai
Puskesmas (D)
1.3.4. DOKUMEN (FILE) KEPEGAWAIAN
Setiap pegawai mempunyai dokumen (file) kepegawaian yang lengkap dan
mutakhir
• Puskesmas wajib menyediakan file kepegawaian untuk tiap pegawai yang bekerja di Puskesmas
sebagai bukti bahwa pegawai yang bekerja memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan
dilakukan upaya pengembangan untuk memenuhi persyaratan tersebut.
• Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR), dan
atau Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
POKOK • File kepegawaian tiap pegawai berisi antara lain:
• bukti pendidikan (ijazah) dan verifikasinya
PIKIRAN • bukti surat tanda registrasi (STR) dan verifikasinya secara periodik
• bukti surat izin praktik (SIP) dan verifikasinya secara periodik
• uraian tugas pegawai dan/atau rincian wewenang klinis tenaga kesehatan
• bukti sertifikat pelatihan
• bukti pengalaman kerja jika dipersyaratkan
• hasil penilaian kinerja pegawai
• bukti kebutuhan pengembangan/pelatihan
• bukti evaluasi penerapan hasil pelatihan
• bukti pelaksaanaan orientasi.
1.3.4. DOKUMEN (FILE) KEPEGAWAIAN
Setiap pegawai mempunyai dokumen (file) kepegawaian yang lengkap dan
mutakhir

ELEMEN PENILAIAN
1. Ditetapkan dan tersedia kelengkapan isi file
kepegawaian untuk tiap pegawai yang bekerja di
Pukesmas yang terpelihara sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan. (R, D, O, W)
2. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut secara
periodik terhadap kelengkapan dan
pemutakhiran data kepegawaian. (D, W)
1.3.5. ORIENTASI PEGAWAI
Pegawai baru dan alih tugas wajib mengikuti orientasi agar memahami dan mampu
melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
• Setiap pegawai baru dan alih tugas baik yang diposisikan sebagai
Pimpinan Puskesmas, Penanggung jawab Upaya Puskesmas,
POKOK koordinator pelayanan, maupun pelaksana kegiatan harus mengikuti
PIKIRAN orientasi, agar pegawai baru dan alih tugas memahami tugas, peran,
dan tanggung jawab yang akan diemban
• Khusus Puskesmas yang menerima mahasiswa dengan tujuan
magang maka pelaksanaan orientasi dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan Puskesmas dan kurikulum dari Institusi Pendidikan
• Kegiatan orientasi UMUM dilaksanakan untuk mengenal secara garis
besar visi, misi, tata nilai, tugas pokok dan fungsi serta struktur
organisasi Puskesmas, program mutu Puskesmas dan keselamatan
pengguna layanan, serta program pengendalian infeksi.
1.3.5. ORIENTASI PEGAWAI
Pegawai baru dan alih tugas wajib mengikuti orientasi agar memahami dan mampu
melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya

POKOK PIKIRAN
• Kegiatan orientasi KHUSUS difokuskan pada orientasi di
tempat tugas yang menjadi tanggung jawab dari pegawai
yang bersangkutan dan tanggung jawab spesifik sesuai
dengan penugasan pegawai tersebut.
• Pada kegiatan orientasi khusus ini pegawai baru
diberi/dijelaskan terkait apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukan, bagaimana melakukan dengan aman sesuai
dengan Panduan Praktik Klinis, panduan asuhan lainnya
dan pedoman program lainnya.
1.3.5. ORIENTASI PEGAWAI
Pegawai baru dan alih tugas wajib mengikuti orientasi agar memahami dan mampu
melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya

ELEMEN PENILAIAN

1.Kegiatan orientasi dilaksanakan sesuai kerangka


acuan yang disusun. (D, W)
2.Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut terhadap
pelaksanaan orientasi (D.W)
ORIENTASI PEGAWAI
PERSIAPAN PELAKSANAAN DAN EVALUASI
1. Identifikasi Analisis data pegawai baru dan pegawai 1. Lakukan orientasi sesuai jadwal.
lama dengan tugas baru termasuk pada PJ program 2. PJ kepegawaian melakukan pengawasan orientasi baik pada pelaksana
(UKM, UKP)
orientasi atau lokasi orientasi
2. Buat kebijakan
3. Susun laporan orientasi meliputi:
 Tetapkan kebijakan orientasi
 Laporan kegiatan seluruh pegawai orientasi
 Susun Kerangka acuan
 Laporan kegiatan individu
 Susun Instrumen orientasi meliputi materi
4. Evaluasi orientasi
orientasi, lamanya orientasi, lokasi
orientasi dll  Apakah semua sasaran orientasi sudah menyelesaikan orientasi
sesuai rencana?
 Lamanya orientasi dipertimbangkan
dengan jumlah layanan yg ada.  Tetapkan RTL dan TL hasil evaluasi
3. Lakukan orientasi sesuai jadwal 5. Implementasi evaluasi orientasi

23
JADWAL KEGIATAN ORIENTASI
Nama peserta :
Jabatan :

NO PROGRAM/RUANG PELAYANAN PENANGGUNGJAWAB MATERI 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 MANAJEMEN PJ ADMEN 1. VISI, MISI, TUJUAN, TATA NILAI DAN


PERATURAN INTERNAL
2. ORIENTASI JENIS-JENIS PELAYANAN
DAN RUANG PELAYANAN

2 UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT


1. KIA
2. GIZI
3. IMUNISASI
4. PROMKES
5. KESLING
6. IMUNISASI
7. DST
3 UPAYA KESEHATAN PERORANGAN
1. PELAYANAN LABORATORIUM
2. PELAYANAN FARMASI
3. RUANG TINDAKAN
4. DST
24
1.3.6. Penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
POKOK PIKIRAN
•Pegawai yang bekerja di Puskesmas mempunyai risiko terpapar
infeksi yang dapat menimbulkan penyakit akibat kerja, terjadinya
kecelakaan kerja terkait dengan pekerjaan yang dilakukan dalam
pelayanan baik langsung maupun tidak langsung.
•Program pemeriksaan kesehatan secara berkala perlu dilakukan sesuai
ketentuan yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas, demikian juga
pemberian imunisasi bagi pegawai sesuai dengan hasil identifikasi
risiko epidemiologi penyakit infeksi, serta program perlindungan
pegawai terhadap penularan penyakit infeksi proses pelaporan jika
terjadi paparan, tindak lanjut pelayanan kesehatan, dan konseling
perlu disusun dan diterapkan.
1.3.6. Penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
POKOK PIKIRAN
•Pegawai juga berhak untuk mendapat perlindungan dari
kekerasan yang dilakukan oleh pengguna layanan, keluarga
pengguna layanan, maupun oleh sesama pegawai
•Dalam Program kesehatan dan keselamatan kerja pegawai,
semua staf harus memahami bagaimana cara mereka
melaporkan, cara mereka dirawat, dan cara mereka menerima
konseling dan tindak lanjut akibat cedera seperti tertusuk
jarum (suntik), paparan terhadap penyakit menular,
memahami identifikasi risiko dan kondisi yang berbahaya
dalam fasilitas serta masalah-masalah kesehatan dan
keselamatan lainnya
1.3.6. Penyelenggaraan Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (K3)
1.Program K3 bagi pegawai disusun, ditetapkan,
dilaksanakan, dan dievaluasi. (R,D,W)
Elemen 2.Dilakukan pemeriksaan kesehatan berkala terhadap
karyawan untuk menjaga kesehatan karyawan sesuai
Penilaian dengan program yang telah ditetapkan oleh Kepala
Puskesmas. (D,W)
3.Ada program dan pelaksanaan imunisasi bagi
karyawan sesuai dengan tingkat risiko dalam
pelayanan. (D,W)
4.Dilakukan konseling dan tindak lanjut terhadap
karyawan yang terpapar penyakit infeksi atau
penyakit/cedera akibat kerja. (D,W) 
Potensi masalah kesehatan pekerja cukup besar yakni pekerja dapat
mengalami penyakit akibat kerja, cedera akibat kecelakaan kerja,
penyakit menular dan tidak menular serta masalah kesehatan lainnya.
Di era globalisasi dan pasar bebas WTO dan GATS (General Agreement
on Trade in Service), K3 merupakan salah satu prasyarat

Upaya memberikan jaminan


K3 adalah bentuk upaya keselamatan, kesehatan dan

K3
untuk menciptakan peningkatan derajat kesehatan
tempat kerja yang pekerja dengan cara pencegahan
aman, sehat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat
pencemaran. kerja, promosi kesehatan,
pengobatan dan rehabilitasi
Undang-undang no 1 tahun 1970

Pimpinan tempat kerja wajib


melakukan pembinaan terhadap
karyawannya dalam pencegahan
kecelakaan dan pemberantasan
kebakaran serta peningkatan
keselamatan dan kesehatan kerja serta
dalam pemberian pertolongan
pertama pada kecelakaan
Tujuan K3
The Joint ILO WHO The Joint ILO WHO Committee
Committee on Occupational on Occupational Health, 1985
Health, 1950
• Peningkatan kapabilitas pekerja
Meningkatnya derajat (fisik, psikis, keselamatan
kesehatan dan produktivitas kerja)
kerja para pekerja di • Kesejahteraan (kemampuan
fasyankes untuk hidup produktif secara
• Upaya peningkatan Kesehatan ekonomi dan sosial)
pekerja • Peningkatan mutu lingkungan
• Upaya pencegahan PAK
• Upaya penyembuhan dan kerja
pemulihan • Pengorganisasian yang
• Upaya pelindungan pekerja menjamin keselamatan dan
kesehatan kerja
KECELAKAAN AKIBAT KERJA PENYAKIT AKIBAT KERJA
Kecelakaan kerja ( accident ) adalah suatu Penyakit yang diderita
kejadian atau peristiwa yang tidak karyawan/pekerja akibat faktor risiko
diinginkan yang merugikan terhadap yang spesifik, berasal dari lingkungan
manusia, merusak hartabenda atau
kerugian terhadap proses (Didi Sugandi,
tempat kerja, peralatan kerja,
2003). material/bahan baku yang dipakai,
proses produksi, cara kerja, limbah
Kecelakaan Kerja adalah sesuatu yang dan hasil produksi atau mempunyai
tidak terduga dan tidak diharapkan yang
dapat mengakibatkan kerugian harta asosiasi yang kuat dengan
benda, korban jiwa / luka / cacat maupun pekerjaannya yang umumnya terdiri
pencemaran. dari 1 (satu) agen penyebab
Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan (fasyankes) tingkat pertama
merupakan tempat kerja dimana terdapat
berbagai bahaya yang dapat mengancam
kesehatan dan keselamatan, baik terhadap
petugas, pasien,pendamping pasien,
pengunjung maupun masyarakat sekitar. SASARAN
o Petugas,pasien,pendamping

Wajib K3 pasien, pengunjung


o Proses kerja/ cara kerja
o Alat dan bahan kerja
Permenkes 52 /2018 o Tempat kerja dan lingkungan
kerja
Suhu, bising, radiasi,
getaran, pencahayaan,
FISIK tekanan

Listrik, mekanik,
lingkungan KESELA
KIMIA
MATAN
Padat, cair, gas, uap
POTENSI
BAHAYA
Virus, bakteri,
parasit, jamur,
Posisi kerja, postur ERGONOMI BIOLOGI
kerja, cara kerja,
gerakan berulang,
lingkungan kerja, Beban kerja, konflik di tempat kerja,
alat kerja
PSIKO shift kerja, jam kerja, ketidakpuasan,
SOSIAL tidak ada penghargaan, hubungan
atasan dan bawahan, dll
Pemberdayaan Pos UKK (sektor
masyarakat informal)

Program GP2SP (ASI eksklusif, kes


Pembinaan reproduksi, KIA, anemi, gizi, dll), P2P,
Keluar lingkungan kerja, pengolahan
Tempat kerja
makanan, dll

Kegiatan Pelayanan Promotif, preventif, kuratif,


K3 di kesehatan kerja rehabilitatif (penyakit umum dan
puskesma penyakit akibat kerja)
s
Manajemen K3
Penerapan K3 Standar K3

Kedalam
Pelayanan Promotif, preventif, kuratif,
Kesehatan kerja rehabilitatif
PENERAPAN K3 di FASYANKES

SMK3
STANDAR K3
Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sistem Manajemen K3 (SMK3)
1. Penetapan tujuan
Penerapan SMK3 merupakan 2. Penetapan kebijakan
suatu kebijaksanaan strategis 3. Perencanaan
dan mempunyai arti penting 4. Pelaksanaan rencana
dalam upaya peningkatan 5. Pemantauan dan
kualitas SDM maupun
evaluasi
perlindungan tenaga kerja dari
aspek ekonomi, sosial, budaya 6. Peninjauan dan
dan politis peningkatan kinerja

(PMK No. 52 Tahun 2018 tentang K3 di fasyankes)


1. Tujuan SMK3
Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
yang terukur, terstruktur dan terintegrasi
Menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan produktif untuk SDM
fasyankes
Tempat kerja yang aman untuk pasien dan pengunjung
Mencegah dan mengurangi KAK dan PAK
2. Penetapan kebijakan K3
Kebijakan K3 meliputi :
• Penetapan kebijakan dan
Komitmen tujuan program
• Penetapan organisasi K3
• Penetapan dukungan
pendanaan, sarana dan
prasarana

Pembentukan Tim K3/ penanggung jawab K3


PERENCANAAN
•Selaras dengan sistem manajemen fasyankes
•Mengacu pada kebijakan pelaksanaan K3
•Penetapan indikator kinerja, skala prioritas, jangka waktu
pencapaian,sumber daya, dll
•Berdasarkan :
oHasil tinjauan awal sumber daya yang ada
oHasil Identifikasi potensi bahaya, penilaian dan upaya
pengendalian
oLaporan PAK dan KAK
oPeraturan perundang2an, standar
oDisesuaikan dengan standar fasyankes
Sumber daya yang diperlukan untuk penerapan K3
• Sumber dana (alokasi
•SDM yang terlatih dan realisasi
K3/Kesehatan kerja anggaran)
(dokter, perawat,
SKM) dan • Sarana dan prasarana
administrator terkait K3 (ruang
pelayanan, peralatan,
•Lingkungan kerja APD, buku
(IPAL, spill kit, pencatatan
alert/sign/symbol pelaporan, media
bahan berbahaya, penyuluhan, wastafel,
Safety Data Sheet APAR, karet anti slip
bahan berbahaya, dll) di ram, dll)
Contoh indikator kinerja
•Adanya komitmen dan kebijakan
•Adanya SK Tim/penanggungjawab
•Adanya rencana kerja
•Adanya SDM yang terlatih
•Standar K3 yang dilaksanakan
•Adanya SOP
•Adanya pencatatan pelaporan
•Dan lain-lain
4. PELAKSANAAN RENCANA

•Penyedian SDM
•Penyediaan sarana dan
prasarana
•Kegiatan2
5. Pemantauan dan Evaluasi
Dengan cara , antara lain :
• Pemeriksaan
• Pengujian
• Pengukuran kuantitatif lingkungan kerja
• Pengukuran kualitatif  inspeksi
Dilaksanakan oleh SDM yang berkompeten
Dilakukan evaluasi 1x/tahun  peninjauan dan peningkatan kinerja
Peninjauan ulang terhadap
6. Peninjauan dan penerapan (penetapan
kebijakan, perencanaan,
Peningkatan Kinerja pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi) setiap tahun

Perbaikan dan peningkatan kinerja,


berdasarkan :
- Perubahan peraturan
- Perkembangan ilmu pengetahuan
- Hasil kajian PAK dan KAK
- Saran dan masukan dari SDM fasyankes
Standar K3 di Fasyankes
Standar K3
di Fasyankes 6. Pembudayaan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat
1. Pengenalan potensi bahaya 7. Pengelolaan sarana dan prasarana
dan pengendalian risiko dari aspek K3
2. Penerapan kewaspadaan 8. Pengelolaan peralatan medis dari
standar aspek K3
3. Penerapan prinsip ergonomi 9. Kesiapsiagaan menghadapi bencana
4. Pemeriksaan kesehatan 10. Pengelolaan Bahan Berbahaya
berkala Beracun (B3) dan limbah B3
5. Pemberian imunisasi 11. Pengelolaan limbah domestik
1. Pengenalan potensi bahaya
dan pengendalian risiko K3
• Identifikasi potensi bahaya
• Sosialisasi potensi bahaya
yang ditemukan
• Penilaian risiko
• Pengendalian risiko

Manajemen Risiko
Form 1 : IDENTIFIKASI BAHAYA POTENSIAL
Bagian : .........................................
Tanggal : .........................................
Kelompok : .........................................

Lokasi/ Potensi bahaya


bagian/ Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psikososial
ruang
Form 2 : MATRIKS ANALISIS RISIKO DAMPAK KESEHATAN
Bahaya Fisik
BAHAYA SUMBER AKIBAT Analisis Risiko Kategori
BAHAYA BAHAYA E P R tingkat
risiko

Bising

Getaran

Suhu
panas
Form 3 : MATRIKS ANALISIS RISIKO DAMPAK KESEHATAN
Bahaya Ergonomi
BAHAYA SUMBER AKIBAT Analisis Risiko Kategori
BAHAYA BAHAYA E P R tingkat
risiko
RESUME HASIL EVALUASI RISIKO
AREA RISIKO KATEGO KATEGO PRIORI JANGKA USUL
YANG RI NILAI RI TAS WAKTU PENGEN
DITEMU RISIKO TINGKAT PENGEN PENGEN DALIAN
KAN RISIKO DALIAN DALIAN
2. Penerapan
Kewaspadaan Standar
Penerapan Pengelolaan
Penggunaan Pengendalian
Kebersihan peralatan
APD lingkungan
tangan medis

Penanganan Perlindungan
Penanganan Penempatan
limbah benda kesehatan
linen pasien
tajan karyawan

Penyuntikan
Etika batuk yang aman
Manual
handling

Shift kerja

3.Penerapan
prinsip ergonomi
Postur kerja

Workstation
4. Pemeriksaan
kesehatan berkala
•Pemeriksaan kesehatan sesuai
pajanan yang ada
•Dilakukan oleh tenaga yang
berkompeten
•Tersedia anggaran
•Dilakukan analisis hasil pemeriksaan
•Ada penentuan kelaikan kerja
5. Pemberian imunisasi

•Dilakukan imunisasi untuk


SDM yang berisiko
•Tersedia anggaran
•Pelaporan
1. Tidak merokok di tempat kerja 7. Makan sebelum bekerja
2. Tidak menkonsumsi NAPZA dan 8. Menggunakan air bersih dan
alkohol mandi setelah bekerja
3. Menkonsumsi makanan sehat dan 9. Cukup tidur dan istirahat
minuman air yang cukup
10. Kendalikan emosi
4. Mencuci tangan dengan sabun dan
11. Rekreasi
air mengalir
5. Menggunakan APD sesuai 12. Menerapkan peraturan dan
pekerjaannya prosedur kerja
6. Melakukan aktifitas fisik dan olahraga 13. Membuang sampah pada
secara teratur tempatnya

6. Pembudayaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat


(PHBS) di fasyankes
7. Pengelolaan sarana dan prasarana
di puskesmas dari aspek K3

•Penanggungjawab
•SOP
•Jadwal dan pelaksanaan kegiatan pemantauan, pemeriksaan,
pengujian
•Tersedia air bersih
•Instalasi listrik memenuhi pesyaratan keamanan
•Bangunan memenuhi pesyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan
8. Pengelolaan peralatan medis dari aspek K3
•Pemantauan pengelolaan peralatan medis
(penerimaan, penyimpanan, penggunaan,
pemeliharaan, dll)
•Pemantauan pelaksanaan sterilisasi alat
•Uji fungsi dan uji coba peralatan, dll
9. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi
darurat dan bencana termasuk kebakaran
•Identifikasi risiko kondisi darurat •Terdapat tim tanggap darurat
atau bencana •SOP2, pelaksanaan sesuai prosedur
•Dilakukan analisis risiko bencana •Tersediat alat/prasarana kondisi
melalui HVA tools (hazard darurat termasuk kebakaran
vulnerability assesment) •Dilakukan analisis potensi bahaya,
•Terdapat penetapan kebijakan penentuan area berisiko
pimpinan untuk pengendalian •Simulasi kebakaran
kondisi darurat atau bencana dalam •Pemeriksaan peralatan
bentuk surat keputusan. •Program kesiapsiagaan, evaluasi
•Terdapat prosedur tanggap darurat program
atau bencana
10. Pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) dan limbah B3

•Terdapat penanggung jawab


•SOP pengelolaan B3 dan limbah B3
•Sarana pengelolaan limbah B3
•Pemberian label dan simbol
•Tersedia lembar MSDS
•Tersedia SOP penanganan tumpahan B3
•Tersedia spill kit
11. Pengelolaan limbah domestik

Penanggung jawab
SOP
Tempat sampah (dilapisi plastik, dan
terpilah )
Tersedia APD bagi petugas pengelola
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
1. Promotif gizi kerja, olahraga , dll
2. Preventif  pengendalian lingkungan, imunisasi,
pemeriksaan Kesehatan, dll
3. Kuratif  penyakit umum, penyakit akibat kerja, cedera
akibat kerja
4. Rehabilitatif  rehabilitasi medis dan rehabilitasi
pekerjaan
1.3.6.4
1.3.6.4
an
yan
l a
a Pe
gar
g
e len
e ny
e nP
i tm
m
Ko

Sumber : PMK 52/2018

Anda mungkin juga menyukai