1.3.3
PENINGKATAN 1.3.5
ORIENTASI PEGAWAI
KOMPETENSI
1.3.2
URAIAN 1.3.6
TUGAS 1.3.1 PENYELENGGARA
KETERSEDIAAN AN
SDM K3
1.3.1. KETERSEDIAAN SDM SESUAI JUMLAH, JENIS & KOMPETENSI
SESUAI KEBUTUHAN & PERATURAN
POKOK PIKIRAN
Pemenuhan kebutuhan SDM di Puskesmas berdasarkan jumlah,
jenis dan kompetensi maka perlu dilakukan analisis jabatan dan
analisis beban kerja
Penyusunan analisis jabatan dan analisis beban kerja mengikuti
ketentuan peraturan perundang-undangan.
Analisis Jabatan yang dimaksud di Puskesmas merujuk pada jabatan
sesuai dengan struktur organisasi Puskesmas, jabatan fungsional
tenaga Puskesmas, dan jabatan pelaksana di Puskesmas.
Pemenuhan SDM tersebut dimaksudkan untuk memberikan
pelayanan sesuai kebutuhan dan harapan pengguna layanan dan
masyarakat
1.3.1. KETERSEDIAAN SDM SESUAI JUMLAH, JENIS & KOMPETENSI
SESUAI KEBUTUHAN & PERATURAN
ELEMEN PENILAIAN
1. Dilakukan analisis jabatan dan analisis beban kerja sesuai
kebutuhan pelayanan dan ketentuan peraturan perundang-
undangan. (R, D)
2. Disusun peta jabatan, uraian jabatan dan kebutuhan tenaga
berdasar analisis jabatan dan analisis beban kerja. (R, D, W)
3. Dilakukan upaya untuk pemenuhan kebutuhan tenaga
baik dari jenis, jumlah dan kompetensi sesuai dengan peta
jabatan dan hasil analisis beban kerja,(D, W) .
4. Tersedia mekanisme yang menjamin pegawai memiliki
pendidikan, keterampilan dan kompetensi, pengalaman,
orientasi dan pelatihan yang relevan dan terkini (D, W)
5. Tersedia hasil kredensialing yang mencakup sertifikasi dan
lisensi (D,W)
SK Bupati/Walikota atau Kepala DinKes
tentang Struktur organisasi PKM yang
dilengkapi dengan uraian jabatan
untuk setiap jabatan yang ada pada
strktur
1.3.2. URAIAN TUGAS
POKOK PIKIRAN
• Kepala Puskesmas menetapkan uraian tugas setiap pegawai sebagai acuan dalam melaksanakan
kegiatan pelayanan
• Uraian tugas pegawai berisi tugas pokok dan tugas tambahan serta kewenangan dan tanggung
jawab yang ditetapkan oleh Kepala Puskesmas.
• Kepala Puskesmas dalam menetapkan tugas pokok memperhatikan: jenis pelayanan, kegiatan dan
SK jabatan fungsional
• Bagi pegawai non ASN, tugas pokok adalah tugas yang sesuai dengan surat keputusan
pengangkatan sebagai tenaga kesehatan di Puskesmas berdasarkan standar kompetensi lulusan
• Tugas tambahan adalah tugas yang diberikan kepada pegawai untuk mendukung kelancaran
pelaksanaan pelayanan dan kegiatan
• Penilaian kinerja pegawai dilakukan untuk melihat capaian sasaran kerja baik ASN maupun non
ASN, mengurangi variasi pelayanan, dan meningkatkan kepuasan pengguna layanan
• Indikator penilaian kinerja setiap pegawai Puskesmas disusun dan ditetapkan berdasarkan uraian
tugas dan tata nilai yang disepakati
1.3.2. URAIAN TUGAS
ELEMEN PENILAIAN
1. Ada penetapan uraian tugas yang berisi tugas pokok dan tugas tambahan untuk
setiap pegawai. (R)
2. Ditetapkan indikator penilaian kinerja pegawai sebagaimana diminta dalam pokok
pikiran. (R)
3. Dilakukan penilaian kinerja pegawai minimal setahun sekali dan tindak lanjut
terhadap hasil penilaian kinerja pegawai untuk upaya perbaikan. (D, W)
4. Ditetapkan indicator dan mekanisme survei kepuasa pegawai terhadap
penyelenggaraan kepemimpinan dan manajemen, UKM, UKPP dan kinerja
pelayanan Puskesmas. (R)
5. Dilakukan pengumpulan data, analisis dan upaya perbaikan dalam rangka
meningkatkan kepuasan pegawai. (D, W)
1. SK Penetapan Uraian Tugas
2. SK indiKator Kinerja Pegawai
3. Dokumen hasil Penilaian
Kinerja Pegawai dan RTL
1.3.3. PENINGKATAN KOMPETENSI
Setiap pegawai mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan ilmu
dan keterampilan yang diperlukan
• Dalam upaya peningkatan kompetensi dari semua pegawai yang ada di
puskesmas, maka puskesmas perlu merencanakan, dan memberi kesempatan
bagi seluruh pegawai yang ada di puskesmas untuk meningkatkan kompetensi POKOK
melalui pendidikan dan/atau pelatihan. Selain itu peningkatan kompetensi
PIKIRAN
pegawai dapat dilakukan dengan cara mengikuti workshop/lokakarya, seminar,
symposium, dan on the job training (OJT) baik secara daring dan atau luring.
• Puskesmas melakukan analisis gap kompetensi untuk memetakan kebutuhan
peningkatan kompetensi pegawai.
• Hasil gap kompetensi dijadikan sebagai dasar dalam mengajukan peningkatan
kompetensi para pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
• Puskesmas memfasilitasi pemenuhan gap kompetensi pegawai sesuai dengan
mekanismeyang telah ditetapkan sebagai bentuk dukungan dari manajemen
bagi semua tenaga puskesmas.
• Puskesmas melakukan pendokumentasian hasil peningkatan kompetensi sesuai
dengan prosedur yang telah ditetapkan.
1.3.3. PENINGKATAN KOMPETENSI
Setiap pegawai mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan ilmu
dan keterampilan yang diperlukan
1. Tersedia informasimengenai peluang untuk
meningkatkan kompetensi bagi semua tenaga yang ada
di Puskesmas (R,D). ELEMEN
2. Ada dukungan dari manajemen bagi semua tenaga PENILAIAN
Puskesmas untuk memanfaatkan peluang tersebut (D,W)
3. Jika ada tenaga yang mengikuti peningkatan
kompetensi, dilakukan evaluasi penerapan terhadap
hasilpeningkatan kompetensi tersebut di tempat kerja
(D,W)
4. Dilakukan pendokumentasian pelaksanaan kegiatan
peningkatan kompetensi yang dilakukan oleh pegawai
Puskesmas (D)
1.3.4. DOKUMEN (FILE) KEPEGAWAIAN
Setiap pegawai mempunyai dokumen (file) kepegawaian yang lengkap dan
mutakhir
• Puskesmas wajib menyediakan file kepegawaian untuk tiap pegawai yang bekerja di Puskesmas
sebagai bukti bahwa pegawai yang bekerja memenuhi persyaratan yang ditetapkan dan
dilakukan upaya pengembangan untuk memenuhi persyaratan tersebut.
• Tenaga Kesehatan yang bekerja di Puskesmas harus mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR), dan
atau Surat Izin Praktik (SIP) sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan
POKOK • File kepegawaian tiap pegawai berisi antara lain:
• bukti pendidikan (ijazah) dan verifikasinya
PIKIRAN • bukti surat tanda registrasi (STR) dan verifikasinya secara periodik
• bukti surat izin praktik (SIP) dan verifikasinya secara periodik
• uraian tugas pegawai dan/atau rincian wewenang klinis tenaga kesehatan
• bukti sertifikat pelatihan
• bukti pengalaman kerja jika dipersyaratkan
• hasil penilaian kinerja pegawai
• bukti kebutuhan pengembangan/pelatihan
• bukti evaluasi penerapan hasil pelatihan
• bukti pelaksaanaan orientasi.
1.3.4. DOKUMEN (FILE) KEPEGAWAIAN
Setiap pegawai mempunyai dokumen (file) kepegawaian yang lengkap dan
mutakhir
ELEMEN PENILAIAN
1. Ditetapkan dan tersedia kelengkapan isi file
kepegawaian untuk tiap pegawai yang bekerja di
Pukesmas yang terpelihara sesuai dengan
prosedur yang telah ditetapkan. (R, D, O, W)
2. Dilakukan evaluasi dan tindak lanjut secara
periodik terhadap kelengkapan dan
pemutakhiran data kepegawaian. (D, W)
1.3.5. ORIENTASI PEGAWAI
Pegawai baru dan alih tugas wajib mengikuti orientasi agar memahami dan mampu
melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
• Setiap pegawai baru dan alih tugas baik yang diposisikan sebagai
Pimpinan Puskesmas, Penanggung jawab Upaya Puskesmas,
POKOK koordinator pelayanan, maupun pelaksana kegiatan harus mengikuti
PIKIRAN orientasi, agar pegawai baru dan alih tugas memahami tugas, peran,
dan tanggung jawab yang akan diemban
• Khusus Puskesmas yang menerima mahasiswa dengan tujuan
magang maka pelaksanaan orientasi dilaksanakan sesuai dengan
kebijakan Puskesmas dan kurikulum dari Institusi Pendidikan
• Kegiatan orientasi UMUM dilaksanakan untuk mengenal secara garis
besar visi, misi, tata nilai, tugas pokok dan fungsi serta struktur
organisasi Puskesmas, program mutu Puskesmas dan keselamatan
pengguna layanan, serta program pengendalian infeksi.
1.3.5. ORIENTASI PEGAWAI
Pegawai baru dan alih tugas wajib mengikuti orientasi agar memahami dan mampu
melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
POKOK PIKIRAN
• Kegiatan orientasi KHUSUS difokuskan pada orientasi di
tempat tugas yang menjadi tanggung jawab dari pegawai
yang bersangkutan dan tanggung jawab spesifik sesuai
dengan penugasan pegawai tersebut.
• Pada kegiatan orientasi khusus ini pegawai baru
diberi/dijelaskan terkait apa yang boleh dan tidak boleh
dilakukan, bagaimana melakukan dengan aman sesuai
dengan Panduan Praktik Klinis, panduan asuhan lainnya
dan pedoman program lainnya.
1.3.5. ORIENTASI PEGAWAI
Pegawai baru dan alih tugas wajib mengikuti orientasi agar memahami dan mampu
melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawab yang diberikan kepadanya
ELEMEN PENILAIAN
23
JADWAL KEGIATAN ORIENTASI
Nama peserta :
Jabatan :
K3
untuk menciptakan peningkatan derajat kesehatan
tempat kerja yang pekerja dengan cara pencegahan
aman, sehat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat
pencemaran. kerja, promosi kesehatan,
pengobatan dan rehabilitasi
Undang-undang no 1 tahun 1970
Listrik, mekanik,
lingkungan KESELA
KIMIA
MATAN
Padat, cair, gas, uap
POTENSI
BAHAYA
Virus, bakteri,
parasit, jamur,
Posisi kerja, postur ERGONOMI BIOLOGI
kerja, cara kerja,
gerakan berulang,
lingkungan kerja, Beban kerja, konflik di tempat kerja,
alat kerja
PSIKO shift kerja, jam kerja, ketidakpuasan,
SOSIAL tidak ada penghargaan, hubungan
atasan dan bawahan, dll
Pemberdayaan Pos UKK (sektor
masyarakat informal)
Kedalam
Pelayanan Promotif, preventif, kuratif,
Kesehatan kerja rehabilitatif
PENERAPAN K3 di FASYANKES
SMK3
STANDAR K3
Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sistem Manajemen K3 (SMK3)
1. Penetapan tujuan
Penerapan SMK3 merupakan 2. Penetapan kebijakan
suatu kebijaksanaan strategis 3. Perencanaan
dan mempunyai arti penting 4. Pelaksanaan rencana
dalam upaya peningkatan 5. Pemantauan dan
kualitas SDM maupun
evaluasi
perlindungan tenaga kerja dari
aspek ekonomi, sosial, budaya 6. Peninjauan dan
dan politis peningkatan kinerja
•Penyedian SDM
•Penyediaan sarana dan
prasarana
•Kegiatan2
5. Pemantauan dan Evaluasi
Dengan cara , antara lain :
• Pemeriksaan
• Pengujian
• Pengukuran kuantitatif lingkungan kerja
• Pengukuran kualitatif inspeksi
Dilaksanakan oleh SDM yang berkompeten
Dilakukan evaluasi 1x/tahun peninjauan dan peningkatan kinerja
Peninjauan ulang terhadap
6. Peninjauan dan penerapan (penetapan
kebijakan, perencanaan,
Peningkatan Kinerja pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi) setiap tahun
Manajemen Risiko
Form 1 : IDENTIFIKASI BAHAYA POTENSIAL
Bagian : .........................................
Tanggal : .........................................
Kelompok : .........................................
Bising
Getaran
Suhu
panas
Form 3 : MATRIKS ANALISIS RISIKO DAMPAK KESEHATAN
Bahaya Ergonomi
BAHAYA SUMBER AKIBAT Analisis Risiko Kategori
BAHAYA BAHAYA E P R tingkat
risiko
RESUME HASIL EVALUASI RISIKO
AREA RISIKO KATEGO KATEGO PRIORI JANGKA USUL
YANG RI NILAI RI TAS WAKTU PENGEN
DITEMU RISIKO TINGKAT PENGEN PENGEN DALIAN
KAN RISIKO DALIAN DALIAN
2. Penerapan
Kewaspadaan Standar
Penerapan Pengelolaan
Penggunaan Pengendalian
Kebersihan peralatan
APD lingkungan
tangan medis
Penanganan Perlindungan
Penanganan Penempatan
limbah benda kesehatan
linen pasien
tajan karyawan
Penyuntikan
Etika batuk yang aman
Manual
handling
Shift kerja
3.Penerapan
prinsip ergonomi
Postur kerja
Workstation
4. Pemeriksaan
kesehatan berkala
•Pemeriksaan kesehatan sesuai
pajanan yang ada
•Dilakukan oleh tenaga yang
berkompeten
•Tersedia anggaran
•Dilakukan analisis hasil pemeriksaan
•Ada penentuan kelaikan kerja
5. Pemberian imunisasi
•Penanggungjawab
•SOP
•Jadwal dan pelaksanaan kegiatan pemantauan, pemeriksaan,
pengujian
•Tersedia air bersih
•Instalasi listrik memenuhi pesyaratan keamanan
•Bangunan memenuhi pesyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan
8. Pengelolaan peralatan medis dari aspek K3
•Pemantauan pengelolaan peralatan medis
(penerimaan, penyimpanan, penggunaan,
pemeliharaan, dll)
•Pemantauan pelaksanaan sterilisasi alat
•Uji fungsi dan uji coba peralatan, dll
9. Kesiapsiagaan menghadapi kondisi
darurat dan bencana termasuk kebakaran
•Identifikasi risiko kondisi darurat •Terdapat tim tanggap darurat
atau bencana •SOP2, pelaksanaan sesuai prosedur
•Dilakukan analisis risiko bencana •Tersediat alat/prasarana kondisi
melalui HVA tools (hazard darurat termasuk kebakaran
vulnerability assesment) •Dilakukan analisis potensi bahaya,
•Terdapat penetapan kebijakan penentuan area berisiko
pimpinan untuk pengendalian •Simulasi kebakaran
kondisi darurat atau bencana dalam •Pemeriksaan peralatan
bentuk surat keputusan. •Program kesiapsiagaan, evaluasi
•Terdapat prosedur tanggap darurat program
atau bencana
10. Pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3) dan limbah B3
Penanggung jawab
SOP
Tempat sampah (dilapisi plastik, dan
terpilah )
Tersedia APD bagi petugas pengelola
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
1. Promotif gizi kerja, olahraga , dll
2. Preventif pengendalian lingkungan, imunisasi,
pemeriksaan Kesehatan, dll
3. Kuratif penyakit umum, penyakit akibat kerja, cedera
akibat kerja
4. Rehabilitatif rehabilitasi medis dan rehabilitasi
pekerjaan
1.3.6.4
1.3.6.4
an
yan
l a
a Pe
gar
g
e len
e ny
e nP
i tm
m
Ko