i
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahnya
sehingga kami dapat meyelesaikan penyusunan program Pengelolaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) tahun 2018.Progam ini sebagai acuan bagi pihak - pihak
yang terkait, agar dapat mengelola Berbahaya dan Beracun (B3) yang ada di RSUD
Batara Guru Belopa.
Kami menyadari bahwa program ini masih jauh dari sempurna, kritik dan saran yang
bersifat membangun sangat kami harapkan
Penyusun,
iii
PROGRAM
PENGELOLAAN BAHAN DAN LIMBAH BERBAHAYA DAN BERACUN (B3)
RSUD BATARA GURU BELOPA TAHUN 2018
I. PENDAHULUAN
Didalam Undang-Undang No 36 tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa
Upaya Kesehatan Kerja harus diselenggarakan disemua tempat kerja, khususnya
tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan, mudah terjangkit penyakit
atau mempunyai pekerja paling sedikit 10 orang. Rumah Sakit adalah tempat kerja
yang kondisinya seperti tersebut diatas sehingga harus menerapkan Upaya
Kesehatan kerja disamping Keselamatan kerja . Rumah Sakit merupakan industri jasa
yang padat karya, padat pakar, padat modal dan padat tehnologi sehingga resiko
Penyakit akibat Kerja ( PAK ) sangat tinggi.
Salah satu penyakit yang dapat terjadi dalam kegiatan Rumah Sakit ini adalah akibat
adanya paparan dari Bahan Berbahaya dan Beracun .Selama Bahan Berbahaya
digunakan sebagaimana mestinya maka Penyakit akibat bahan ini dapat
diminimalkan, tetapi apabila dalam penanganan tidak dilaksanakan dengan benar
maka dapat menimbulkan penyakit khususnya pada petugas dan pasien.
Dengan demikian perlu adanya Program Penanganan Bahan Berbahaya dan Beracun
agar dapat digunakan sebagai acuan dalam menjalankan tugas di Rumah Sakit.
1
Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) adalah bahan yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup, dan atau dapat
membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lainnya.
III. TUJUAN
A. TUJUAN UMUM
Sebagai acuan pengelolaan setiap unit yang terkait dengan B3 agar aman bagi
pasien,staf,pengunjung dan lingkungan RSUD Batara Guru Belopa.
B. TUJUAN KHUSUS
1. Sebagai acuan dalam membuat daftar bahan berbahaya dan beracun serta
limbah B3 yg dihasilkan oleh rumah sakit
2. Sebagai acuan dalam proses pengadaan,penyimpanan,distribusi
dan pemakaian B3 ,serta pengelolaan limbah B3.
3. Sebagai acuan penyelenggaraanpencegahan, pengendalian dan
penanggulangan kejadian tumpahan atau paparan B3.
2
Pengadaan B3 /
Hazmat Perencanaan
Penyimpanan B3 / Pencatatan /
Hazmat Pengawasan Program
Manajemen Resiko
B3
Distribusi B3 / Hazmat
Penggunaan B3 /
Hazmat Pengawasan
Pedoman Pengelolaan
Pembuangan B3 / Hazmat limbah
Limbah Non
B3
6. Monitoring
a.Melakukan walktrhough survey secara periodik untuk mengetahui
pengadaan, penyimpanan, penggunaan B3/Hazmat dan pengolahan
limbah B3/Hazmat.
b.Interview secara acak karyawan tentang penyimpanan,pendistribusian,
penggunaan dan penanggulangan kejadian tumpahan B3/Hazmat yang
ada di unit masing-masing.
c. Pendokumentasian hasil monitoring.
3
- Nama.
- Kelas bahayanya.
- Lembar data keselamatan (MSDS). Pastikan bahwa format lembar data
keselamatan/Material Safety Data Sheet (MSDS) telah sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Pastikan pula bahwa lembar data keselamatan dibuat
dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh pemakainya.
2 - - - -
3 - - - -
4 - - - -
B. ANALISA RESIKO
Lakukan analisa resiko dengan mengkaji MSDS, yang mencakup:
1.Karakteristik fisik dan kimia bahan.
2.Kuantitas bahan yang disimpan.
3.Wujud/frasa B3/Hazmat.
4.Risiko bahan, frasa resiko (risk phrase), frasa keselamatannya (safety phrase).
Frasa resiko adalah frasa yang menggambarkan tentang resiko bahaya dari suatu
bahan. Sedangkan frasa keselamatan menggambarkan secara singkat upaya-
upaya keselamatan apa yang harus dilakukan berkaitan dengan resiko bahaya
suatu bahan.
5. Cara penyimpanan dan penanganan, termasuk bahan yang saling tidak sesuai.
C. EVALUASI RESIKO
Dibuat grading resiko B3 dengan melihat faktor – faktor kekerapan dan
kefatalan.Selanjutnya diambil keputusan terhadap resiko tersebut apakah diterima,
ditolak atau dialihkan pada pihak ketiga.
4
2.Mengganti (subtitusi) dengan bahan yang risikonya lebih kecil.
3. Meminimumkan jumlah penggunaan dan penyimpanan pemisahan/penjauhan
bahan berbahaya dan beracun dari aktivitas manusia.
4.Dokumentasi upaya pengendalian yang telah dibuat.
5. Lakukan peninjauan kembali, perbaiki bila diperlukan, bila terjadi perubahan-
perubahan terhadap sistem penyimpanan bahan, termasuk perubahan jenis dan
kuantitas B3/Hazmat yang disimpan.
b. Penyimpanan B3
Lakukan perencanaan sistem penyimpanan, misalkan dengan membuat peta tata
letak penyimpanan B3/Hazmat sesuai dengan klasifikasi dan risiko
bahayanya.Indikasikan pula dimana letak peralatan kesiagaan dan tanggap darurat
serta peralatan pelindung diri.
5
Terapkan sistem masuk-awal keluar-awal (first-in first-out) untuk menghindari
terjadinya penyimpanan dalam waktu lama yang dapat menyebabkan suatu bahan
menjadi kadarluarsa.
B3/Hazmat harus disimpan berdasarkan kesesuaian.Susun blok-blok penyimpanan
sesuai dengan kesalingsesuaian dan pemisahannya.Bahan yang tidak saling sesuai
harus dipisahkan untuk menghindari munculnya risiko bahaya karena terjadinya
kontak atau pencampuran [lihat pada Tabel).Perhatikan LDK/MSDS yang berkaitan
dengan bahan yang tidak sesuai beserta penanganannya. [Dalam penanganan dan
penyimpanan B3/Hazmat harus sesuai dengan sifat dan karakteristiknya yang akan
dijelaskan dalam Lampiran)
c. Distribusi B3
Pendistribusian B3/Hazmat di RSUD Batara Guru Belopa dari gudang logistik
farmasi dan/atau umum ke unit pemakai harus memperhatikan hal berikut :
1)Alat bantu angkut (trolley) harus kuat, stabil dan tidak terbuat dari bahan yang
dapat bereaksi dengan B3/Hazmat yang diangkut apabila terjadi kebocoran,
tumpahan atau ceceran.
2)Apabila akan mengangkut lebih dari satu B3/Hazmat, penyimpanan didalam
trolleynya harus disusun sesuai dengan kesalingsesuaian dan pemisahannya,
apabila tidak memungkinkan, maka pendistribusian dilakukan perjenis
B3/Hazmat.
3)Penggunaan APD sesuai dengan B3/Hazmat yang diangkut.
d. Penggunaan B3
Penggunaan B3/Hazmat harus termonitoring secara terpadu. Berikut adalah
beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan B3/Hazmat:
1)Penggunaan B3/Hazmat diupayakan seminimal mungkin digunakan, jika
memungkinkan B3/Hazmat disubtitusi atau diganti dengan bahan lain yang tidak
bersifat berbahaya.
2)Dalam penggunaan B3/Hazmat harus dilaporkan kepada penanggung jawab
B3/Hazmat (Instalasi Farmasi).
6
3)Setiap pengguna B3/Hazmat harus memiliki LDK/MSDS yang berada di dekat
material tersebut.
4)Setiap pengguna harus menggunakan alat pelindung diri yang sesuai dengan
ketentuan.
5)Setiap pengguna harus mengerti potensi dan sifat bahaya yang ditimbulkan oleh
bahan tersebut.
Mudah Menyala
Asam Organik
Pengoksidasi
Gas beracun
Gas korosif
Gas Inert
Beracun
Basa
X X X X X X X X X X
Gas mudah
menyala
X X X
Gas Korosif
X X
Gas Beracun
X X X X X X
Gas
Pengoksidasi
Gas Inert
X X X X X X X
Reaktif
Terhadap Air
X X X X X X
Bahaya Reaktif
Lainnya
X X X X
Pengoksidasi
7
X Mudah
Menyala
X X
Asam
Pengoksidasi &
Inorganik
X
Asam Organik
Basa
Beracun
Tidak beracun
& Berbahaya
Keterangan :
e. Penanganan Limbah B3
Penanganan Limbah B3/Hazmat dapat dilihat pada Pedoman Pengolahan
Limbah/Waste Management Plan
f. Penanganan Tumpahan Dan Ceceran
Berikut adalah prinsip-prinsip dasar dalam penanganan tumpahan dan ceceran,
yaitu:
1)Penanganan tumpahan dan ceceran hanya boleh dilakukan oleh orang yang
terlatih atau berpengalaman dengan menggunakan peralatan yang memadai,
sesuai dengan karakteristik bahaya bahan dan besarnya tumpahan atau ceceran.
2)Lakukan identifikasi dan pencegahan terhadap terjadinya tumpahan atau ceceran
ke bagian lain.
3)Sediakan peralatan yang memadai untuk menangani tumpahan dan ceceran.
8
4)Setiap tumpahan dan ceceran harus ditangani sesegera mungkin, tatacara
penanganan tumpahan dan ceceran dapat dilihat pada SOP Penanganan
Tumpahan dan Ceceran B3/Hazmat.
5)Tumpahan dan ceceran B3/Hazmat harus diperlakukan sebagai limbah
B3/Hazmat, yang pengelolanya harus mengikuti peraturan yang berlaku.
6)Setiap tumpahan dan ceceran B3/Hazmat harus dibuat pelaporannya (incident
report) dan tata cara pelaporannya dapat dilihat pada Pedoman K3.
E. PELAPORAN INSIDEN
Pelaporan insiden mengadopsi laporan keselamatan pasien.
9
5. Mencatat aktivitas penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran B3/Hazmat.
6. Mencatat jumlah dan karakteristik limbah B3/Hazmat yang dihasilkan oleh unit
terkait
7. Mencatat jumlah dan karakterisitk limbah B3/Hazmat yang diolah di RSUD Batara
Guru Belopa dan yang diserahkan kepada pihak pengelola/pemanfaat limbah
B3/Hazmat yang berizin.
8. Membuat dan melaksanakan program pemantauan berkala terhadap seluruh
B3/Hazmat dan limbah B3/Hazmat yang disimpan serta peralatan yang digunakan
untuk menangani bahan tersebut. Hal ini untuk memastikan bahwa semua bahan
terkelola dengan baik.
10
1. Menunjukkan dan menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang:
- Kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta apa yang dapat timbul dalam tempat
kerja,
- Semua pengamanan dan alat-alat pelindung yang diharuskan dalam semua
tempat kerjanya,
- Alat Pelindung Diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan,
- Cara-cara dan sikap aman dalam melaksanakan pekerjaan.
2. Menyelenggarakan pembinaan bagi semua tenaga kerja dalam pencegahan
kecelakaan dan pemberantasan kebakaran serta peningkatan keselamatan dan
kesehatan kerja, pula dalam pemberian pertolongan pertama dalam kecelakaan
akibat B3/Hazmat.
3. Jumlah sumber daya manusia dengan kualifikasi yang memenuhi persyaratan
harus memadai jumlahnya.
VI. SASARAN
Target
No Kegiatan Keterangan
Sasaran
1 Pengadaan B3 100%
2 Penyimpanan B3 100%
3 Distribusi B3 100%
4 Penggunaan B3 100%
Penanganan Tumpahan
6 dan Ceceran 100%
11
VII. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
NO KEGIATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 Identifikasi
Resiko B3
Resiko B3
3 Pengadaan B3
4 Penyimpanan B3
5 Distribusi B3
6 Penggunaan B3
7 Penanganan Limbah B3
8 Penanganan Tumpahan
dan Ceceran
9 Edukasi staf
11 Pencatatan, pelaporan
12
2. Melakukan pemeriksaan apakah pengendalian resiko telah diterapkan dan
efektif.
3. Mempromosikan penerapan rencana dan pengendalian resiko untuk
memberikan umpan balik bagi semua pihak.
4. Menyediakan informasi yang dapat digunakan dalam melakukan peninjauan
dan juga sangat penting untuk melakukan perbaikan terhadap sistem
Pengelolaan B3/Hazmat serta pelatihan yang harus diadakan.
5. Mereview standar pencapaian (goal) untuk tahun berikutnya.
Ada beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja Pengelolaan
B3/Hazmat diantaranya adalah data kecelakaan kerja akibat penggunaan
B3/Hazmat dan kejadian tumpahan atau ceceran dapat digunakan sebagai indikator
langsung kinerja Pengelolaan B3/Hazmat dan penggunaan APD. Nilai ambang,
ditetapkan sebagai pedoman/standar menetapkan peralatan dan prasarana diarea
kerja, rumah sakit harus mengacu pada nilai ambang batas sesuai dengan
peraturan yang berlaku, jika kondisi aktual yang ada dalam rumah sakit melebihi
ambang batas yang telah dipersyaratkan, maka pihak rumah sakit harus
mengendalikan resiko.
13