Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengolahan Lingkungan Hidup , Bahan
Berbahaya dan Beracun ( B3 ) adalah zat,energi, dan komponen lain yang karena sifat, konsentrasi,
dan jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsungdapat mencemarkan dan/atau merusak
lingkungan hidup, membahayakan lingkungan hidup, Kesehatan, serta kelangsungan hidup manusia
dan makhluk hidup lain.
1. KLASIFIKASI B3
a. Menurut Peraturan Pemerintah RI
Menurut PP No. 74 Tahun 2001, pengelolaan B3 dibedakan menjadi 3 kelompok antara lain
sebagai berikut :
1) B3 yang dapat digunakan.
Terdapat 209 jenis bahan yang boleh digunakan, diantaranya bahan bakar, bahan
pembersih, pengawet makanan, dan pewarna sintetis.
2) B3 yang dilarang digunakan, terdapat 10 jenis bahan yang dilarang untuk digunakan di
antaranya klordan ( senyawa organoklorin yang banyak digunakan untuk pestisida ),
diklorodifenitrikloroetana ( DDT ), dan aldrin ( pestisida )
3) B3 yang terbatas penggunakannya. Terdapat 45 jenis bahan yang di batasi
penggunaanya, antara lain klorobenzilat ( pestisida ), senyawa merkuri, methyl –
parathion ( insektisida )
b. MenurutNational Fire Protection Agency ( NFPA )
NFPA mengklsifikasikan bahan berbahaya berdasarkan pada potensi bahaya yang
kemungkinan akan di timbulkan oleh materi dalam keadaan darurat akibat respons seketika
dalam waktu yang sangat singkat. NFPA memberikan kode angka dari 0 sampai 4
berdasarkan tingkat bahaya. Potensi terendah diberi kode angka 0 dan bahaya tertinggi di
bereri kode 4. NFPA juga juga menggolong
kan B3 kedalam 4 kriteria yang sekaligus berfungsi untuk pemberian label pada materi B3
tersebut.
BAHAYA KESEHATAN MUDAH TERBAKAR
( Berbahaya, beracun, korosi, dan iritasi ( Titik Nyala )
4. mematikan, beracun, kaustik, dan iritasi 4. dibawah 73° F
akut 3. dibawah 100° F
3. menyebabkan cedera serius 2. dibawah 200 ° F
2. menyebabkan cedera jika perawatan 1. diatas 200 ° F
medis tidak segera di lakukan 0. tidak dapat menyala
1. menyebabkan iritasi ringan
0. tidak berbahaya Catatan :
100°F = (100 °F – 32) X1,8 = 122,4° C
2. Pegelolaan B3
a. Prosedur penyimpanan B3
Prosedur penyimpanan B3 harus ditangani dengan baik. Penataan B3 meliputi
pemisahan ( segregation ), pelabelan ( labelling ), risiko bahaya ( multiple hazards ),
fasilitas penyimpanan ( storage facilities )
Inventarisasi ( inventory ), wadah sekunder ( secondary containment ), bahan
kadaluarsa ( outdate chemicals ), dan informasi resiko bahaya ( hazard information ).
Penyimpanan materi B3 harus dilakukan pada wadah sekunder yang terisolasi antara
zat satu dan lainnya untuk menghindari terjadinya reaksi antar zat yang di simpan.
Berikut urutan tingkat bahaya dari potensi paling besar sampai potensi terendah dalam
penataan B3
b. Pelabelan bahan
Salah satu upaya meminimalisir kecelakaan kerja adalah mengenalibahan yang terdapat
di tempat kerja ( bengkel ). Oleh karena itu bahan kerja khusus B3 memiliki identitas
atau label
c. Pengolahan limbah B3
Limbah B3 adalah sisa suatu usaha/ kegiatan yang mengandung B3. Oleh karena itu
limbah B3 harus ditangani dengan baik dan bijak