Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kegiatan pelayanan medis dan non medis di RS Ibu dan Anak Muhammadiyah Malang tidak pernah
lepas dari pemanfaatan bahan-bahan kimia, memungkinkan timbulnya dampak negatif atau
membahayakan lingkungan sekitar, sumber daya manusia dan peralatan medis maupun non medis.
Bahaya tersebut berupa kebakaran, ledakan, korosif, keracunan, mati lemas dan gangguan kesehatan
(iritasi dan lain-lain)
Kecelakaan kerja merupakan dampak yang harus diperhitungkan dan di antisipasi, sehingga sedapat
mungkin hal ini harus dihindari dan dicegah agar tidak terjadi. Kecelakaan kerja yang berkaitan
dengan B3 selain akan menimbulkan korban bagi pekerja/orang lain juga dapat menimbulkan
pencemaran terhadap lingkungan. Untuk itu dalam penyimpanan, pengelolaan, dan penanganannya perlu
memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan.
Aspek keselamatan yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya kecelakaaan, melibatkan tiga
komponen yang saling berkaitan manusia, prosedur/metode kerja, dan peralatan/bahan. Dari ketiga
komponen, yang menjadi faktor terbesar terjadinya kecelakaan kerja adalah faktor sikap dan tingkah
laku manusia. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan /ketrampilan karyawan, lalai dan ceroboh
dalam bekerja, tidak melaksanakan kerja sesuai SPO yang ditetapkan, dan tidak disiplin dalam mentaati
peraturan keselamatan kerja termasuk pemakaian alat pelindung diri (APD).
Beberapa upaya yang dapat mencegah bahaya-bahaya akibat penggunaan bahan kimia, diantaranya
pencegahan esensial bahan yaitu mencari informasi yang sebanyak-banyaknya tentang nama kimia,
komposisi, syarat penyimpanan dan cara penggunaan yang benar, pemasangan label dan tanda dengan
memakai lambang atau tulisan peringatan pada wadah bahan berbahaya, pemakaian protective
equipment (alat pelindung diri) pada setiap penanganan bahan, dan fasilitas keselamatan yang memadai
dari seluruh kemungkinan bahaya.

1.2 Tujuan

a. Tujuan Umum:
Sebagai pedoman untuk pengadaan barang yang menjamin spesifikasi teknik dalam rangka pengelolaan
dan penggunaan B3 (bahan berbahaya dan beracun) di RS Ibu dan Anak Muhammadiyah
Malang
b. Tujuan Khusus:
- Terjaminnya karyawan, pasien rumah sakit, dan lingkungan hidup di sekitar rumah sakit dari resiko
dan ancaman terpapar atau terkontaminasi bahan berbahaya dan beracun (B3)
- Karyawan dan manajemen rumah sakit mengetahui maping/letak masing-masing B3 di RS Ibu dan
Anak Muhammadiyah Malang
- Karyawan yang menangani bahan-bahan berbahaya dipastikan mengetahui informasi
mengenai sifat masing-masing B3

Panduan Pengadaan dan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di RSIA Muh Malang 1
BAB II

PENGERTIAN

2.1 Definisi operasional

1. B3 adalah bahan-bahan yang selama pembuatan, pengolahan, pengangkutan, penyimpanan,


penggunaan dan pembuangan limbah dapat melepaskan debu, partikel, gas, serat, radiasi yang bisa
menimbulkan iritasi, korosif, keracunan, kebakaran, ledakan, dan bahaya lain yang bisa
menimbulkan gangguan kesehatan, cacat, kematian, dan kerusakan harta benda dan lingkungna hidup
2. Bahan berbahaya adalah bahan yang karena sifat, konsentrasinya, jumlahnya secara langsung
maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak lingkungan hidup/dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya
3. Bahan beracun adalah bahan yang dalam jumlah relatif kecil berbahaya bagi kesehatan dan jiwa
manusia
4. Kontaminasi adalah proses terkenanya bahan pada manusia karena kena tumpahan, terpecik,
tercium, atau tertelan atau tertumpahnya bahan pada lingkungan hidup
5. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut, mengedarkan,
menyimpan,menggunakan atau membuang B3
6. Pengadaan barang yang berbahaya dan beracun (B3) adalah proses pembelian barang beracun dan
berbahaya (B3) yang mempunyai karakteristik mudah terbakar, mudah meledak, beracun, bersifat
korosif/reaktif atau bisa menyebabkan infeksi dari PBF/supplier
7. Pengelolaan barang yang beracun dan berbahaya (B3) adalah zat, bahan kimia, dan biologi, baik dalam
bentuk tunggal maupun campuran yang dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan karyawan
dan pengguna jasa rumah sakit serta pencemaran lingkungan hidup baik secara langsung maupun tidak
langsung, yang mempunyai sifat racun, teratogenik, mutagenik, korosif, dan iritasi
8. Bahan mudah terbakar adalah bahan yang mudah bereaksi dengan oksigen dan menimbulkan
kebakaran. Kebakaran dapat terjadi bila ada 3 (tiga) unsur bertemu yaitu bahan, oksigen, dan
panas
9. Bahan mudah meledak adalah bahan kimia padat, cair atau campuran keduanya yang karena suatu
reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan tekanan yang besar disertai suhu tinggi
sehingga dapat menimbulkan ledakan
10. Bahan beracun adalah bahan kimia yang dalam konsentrasi tertentu akan dapat menimbulkan
gangguan kesehatan terhadap manusia
11. Gas bertekanan yaitu gas yang disimpan dalam tekanan tinggi baik gas yang ditekan, gas cair, atau
gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan

Panduan Pengadaan dan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di RSIA Muh Malang 2
2.2 Identitas Bahaya

Adalah tanda pengenal bahaya, tingkat bahaya yang dapat ditimbulkan akibat paparan seketika dalam
waktu yang singkat. Identitas bahaya ini berupa gambar/simbol seperti dibawah ini:

Bahaya Mudah Terbakar Mudah Meledak


Korosif

Berbahaya Bahaya Reaktif Bahaya Beracun


bagi
Sumber : Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 14 tahun 2013 tentang Simbol dan Label B3 (PermenLH

No.14 tahun 2013)


Padatan Bahaya Infeksius
Mudah

Panduan Pengadaan dan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di RSIA Muh 3
BAB III
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah seluruh proses mulai dari
pemesanan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian di seluruh unit RS Ibu dan Anak Muhammadiyah
Malang

Macam-macam Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang ada di RS Ibu dan Anak Muhammadiyah Malang
adalah sebagai berikut:

NO. UNIT/RUANG NAMA B3 KATAGORI B3

1 Logistik Farmasi 1. H2O2 3% Oksidator, Korosif


2. Klorhexidin Gluconate 4% Korosif, irritant, beracun
- Microshield 4%
- Cutisorb handwash4%
- Hydrex
3. Formalin (Paraformaldehida) Racun, irritant, karsinogenik
4. Alkohol 70% Cairan mudah terbakar
5. Alkohol 96% Cairan mudah terbakar
6. Formalin Tab Racun, irritant, karsinogenik
7. Kaporit Oksidator kuat
Korosif
Reaktif
8. Onerub Disinfektan/ irritant
9. Odex Beracun/ irritant
Cairan mudah terbakar
Berbahaya bagi lingkungan
10. Cairan Handrub Cairan mudah terbakar
- Microshield
- Softa-Man
11. Chlorethyl (obat anastesi) Cairan mudah terbakar
Bahan bertekanan tinggi
16. Isoflurane (Aerrane) Racun/ Irritant
17. Milcid Racun/ Irritant
18. Milzym Racun/ Irritant
19. Oksigen (Gas O2) Gas mudah terbakar
Bertekanan tinggi

Panduan Pengadaan dan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di RSIA Muh 4
2 Logistik RT 1. Detergent Beracun
2. Baygon Spray Beracun
Beracun
3. Pembersih Lantai (vixal) Gas bertekanan tinggi
4. Bayclin (Clorin) Beracun, bahaya bagi lingk.

3 IGD 1. Alkohol 70% Cairan mudah terbakar


2. Hydrex Beracun, Irritant, korosif
3. Hibicet (7%) Irritant
4. H2O2 3% Oksidator, Korosif
5. Handrub Cairan mudah terbakar
6. Ethylchloride Cairan mudah terbakar
Bahan bertekanan tinggi
7. Bayclin Korosif, Irritant
8. Baygon spray Beracun
Bahan bertekanan tinggi
9. Oksigen (Gas O2) Gas Mudah terbakar
Bertekanan tinggi
4 Laboratorium 1. Reagen Beracun
Bahaya bagi lingkungan
2. Handrub Beracun
3. Sabun Cucu Tangan Beracun

5 Farmasi Rawat 1. Alkohol 70% Cairan mudah terbakar


Jalan 2. Handrub Cairan mudah terbakar

6 Farmasi Rawat 1. Alkohol 70% Cairan mudah terbakar


Inap 2. Handrub Cairan mudah terbakar

7 Kasir, TPP 1. Handrub Cairan mudah terbakar

8 R. Operasi 1. H2O2 3% Oksidator, Korosif


2. Formalin cair Racun, Irritant, Karsinogenik
3. Presept 2.5 g Oksidator
4. Alkohol 70% Cairan mudah terbakar

Panduan Pengadaan dan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di RSIA Muh 5
5. Odex Irritant, mudah terbakar
6. Formalin Tablet Racun, Irritant, Karsinogenik
6. Isoflurane Racun
11. Saflon Irritant, beracun
12. Alkohol 96% Cairan mudah terbakar
13. Hydrex Irritant, beracun
14. Handrub Cairan mudah terbakar
15. Milzym Irritant, beracun
16. Sunlight Beracun

9 Klinik THT 1. H2O2 3% Oksidator, korosif


2. Alkohol 70% Cairan mudah terbakar
3. Handrub Cairan mudah terbakar

10 Klinik Obgyn & KIA 1. Alkohol 70% Cairan mudah terbakar


2. Handrub Cairan mudah terbakar

11 Klinik Peny. Dalam 1. Alkohol 70% Cairan mudah terbakar


2. Handrub Cairan mudah terbakar

12 R. Tata Usaha 1. Handrub Cairan mudah terbakar

13 R. Rekam Medis 1. Handrub Cairan mudah terbakar

14 R. Anak 1. Alkohol 70% Cairan mudah terbakar


4. Handrub Cairan mudah terbakar
5. Oksigen (Gas O2) Gas mudah terbakar
Gas bertekanan tinggi
6. Milcid Korosif, irritant

15 R. Bayi 1. Alkohol 70% Cairan mudah terbakar


2. Milcid Irritant, beracun
3. Handrub Cairan mudah terbakar
4. Oksigen (Gas O2) Gas mudah terbakar
Gas bertekanan tinggi
5. Sabun Cuci Botol Korosif, Irritant

Panduan Pengadaan dan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di RSIA Muh 6
16 R. Kaber 1. Alkohol 70% Cairan mudah terbakar
2. Hydrex Irritant, beracun
3. Hibicet 7% Irritant, beracun
4. Handrub Cairan mudah terbakar
5. Wipol Korosif, Irritant
6. Sunlight Beracun
7. Oksigen (Gas O2) Gas mudah terbakar
Gas bertekanan tinggi

17 R. ICU 1. Alkohol 70% Cairan mudah terbakar


2. Hydrex Irritant, beracun
3. Hibicet 7% Irritant, beracun
4. Handrub Cairan mudah terbakar
5. Bayclin Korosif, Irritant
6. Baygon spray Beracun, gas tekanan tinggi

18 R. Gizi 1. Handrub Cairan mudah terbakar


2. Gas Elpiji Gas mudah meledak

19 R. Laundry 1. Handrub Cairan mudah terbakar


2. Detergent Kororsif
3. Gas elpiji Gas mudah meledak

20 R. IPS 1. Handrub Cairan mudah terbakar


2. Kaporit Oksidator kuat
Korosif
Reaktif

Panduan Pengadaan dan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di RSIA Muh 7
BAB IV
TATA LAKSANA

Ketentuan pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah:


4.1Ketentuan Pengadaan Barang Beracun dan Berbahaya (B3)
1. Pengadaan barang atau bahan berbahaya, beracun, dan beresiko adalah: bahan kimia berbahaya,
obat-obatan berbahaya, dan gas berbahaya, harus melibatkan unit terkait (Logistik) sebagai
penanggung jawab
2. Pengadaan barang atau bahan berbahaya harus menyerahkan Surat Pesanan RS Ibu dan Anak
Muhammadiyah Malang kepada distributor/ pabrik/rekanan/supplier resmi yang ditunjuk
perusahaan
3. Pihak rekanan/pabrik/distributor/supplier yang menyediakan bahan berbahaya, beracun, dan beresiko,
harus memberikan informasi tertulis (Lembar data pengaman/MSDS) yang berisi tentang spesifikasi
bahan (sifat fisika/kimia), cara penyimpanan, resiko paparan, serta prosedur penanggulangan bila
terjadi kontaminasi
4. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi kecelakaan kerja, unit terkait harus segera
melaporkan kejadian dan langkah-langkah penanggulangannya kepada Direktur Rumah Sakit
melalui Tim K3 RS Ibu dan Anak Muhammadiyah Malang

4.2 Ketentuan Penyimpanan Barang Beracun dan Berbahaya (B3)


1. Tempat penyimpanan/gudang Barang Beracun dan Berbahaya (B3) harus memenuhi
persyaratan sebagai berikut:
a. Letak yang jauh dari sumber tenaga, jalan raya, maupun bangunan lain.
b. Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, dan tidak mudah
terbakar.
c. Isolasi dari material/bahan reaktif lain, bahan tetap kering, tidak terkena sinar
matahari langsung
d. Ruang penyimpanan sejuk, berventilasi baik dan bebas dari kelembapan
e. Sebaiknya menggunakan penerangan alami
f. Tersedia alat pemadam api yang memadai baik otomatis maupun manual
g. Tersedia label bahan berbahaya dan rambu-rambu peringatan bahaya
h. Tersedia wastafel/ kran air yang selalu mengalir
i. Tersedia alat-alat kebersihan
j. Khusus bahan radioaktif, tempat kerja atau bangunan harus memenuhi ketentuan- ketentuan
kerja yang aman sesuai kewenangan dan perizinan dari BATAN (Badan Tenaga Atom
Nasional)

Panduan Pengadaan dan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di RSIA Muh 8
2. Tata laksana penyimpanan bahan beracun dan berbahaya (B3)
a. Isolasi dari material lain dan dijauhkan dari bahan obat-obatan, makanan dan
minuman
b. Selalu dalam kemasan atau botol aslinya beserta label/etiketnya, jika kemasan ulang
juga harus disertai etiket pada wadah kemasan ulang
c. Dijaga dari kerusakan dan kebocoran kemasan/wadah
d. Etiket harus jelas dan tidak boleh rusak
e. Bersihkan setiap tumpahan atau percikan pada wadah dan etiket
f. Gudang dilengkapi Lembar Data Pengaman/MSDS bahan berbahaya
g. Gudang selalu terkunci dan terbatas pada petugas yang selalu memakai APD

3. Tata Cara Penyimpanan Bahan Berbahaya Berdasarkan Sifat Karakteristik Bahan


a. Bahan cair mudah terbakar
- Simpan ditempat sejuk, jauh dari panas dan api, ditempatkan dalam wadah tertutup
rapat
- Dilarang merokok atau membuat api terbuka dan bunga api di hazard area
- Beri tanda peringatan dilarang merokok dan cairan mudah terbakar
b. Bahan cair korosif dan pengoksidasi
- Disimpan dalam lemari asam
- Beri tanda korosif dan pengoksidasi
c. Bahan cair korosif
- Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terbuat dari plastik
- Beri tanda korosif
d. Bahan gas mudah terbakar dan meledak
- Disimpan terlindung dari panas
- Jauhkan dari sumber api
e. Bahan gas pembius
- Disimpan dalam wadah botol kaca warna gelap dan tertutup rapat pada suhu tempat
penyimpanan/ruangan 20-300C.

4.3 Ketentuan Cara Penanggulangan Supaya Tidak Terjadi Kecelakaan


1. Bahan cair mudah terbakar
- Bila terbakar segera matikan api dengan APK
- Bila terkena luka dan terasa panas segera cuci dengan larutan Boorwater
2. Bahan cair korosif dan pengoksidasi (asam kuat)
- Gunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kaca mata pelindung)
- Bila terkena mata dan kulit segera cuci dengan air sampai pedih dan gatal hilang
- Bila terhirup dan terasa sesak, segera bawa ke daerah yang berhawa segar, jika perlu beri
pernafasan dengan oksigen
3. Bahan cair korosif
- Gunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan karet)
- Bila mengalami iritasi pada mata dan kulit segera cuci dengan air bersih sampai iritasi
hilang

Panduan Pengadaan dan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di RSIA Muh 9
- Bila terkena pakaian, segera cuci pakaian tersebut samapi bersih
4. Bahan gas mudah terbakar dan meledak
- Bila terbakar, segera matikan api dengan APK
- Amankan tabung-tabung lainnya agar tidak ikut terbakar
- Jauhkan sumber api dari tabung oksigen
5. Bahan gas pembius
- Gunakan alat pelindung diri (masker dan sarung tangan karet)
- Segera bawa ke IGD untuk mendapatkan pertolongan

4.4 Ketentuan Upaya Keselamatan


1. Bahan mudah meledak
a. Pencegahan terjadinya campuran bahan mudah meledak dengan pemakaian ventilasi
mekanis, penataan yang baik dan vaccum debu secara teratur
b. Meniadakan sumber nyala; dengan menghindari nyala gas/rokok, menghindari
bertumpuknya sampah dan sisa minyak, penanganan peralatan listrik yang baik,
pelumasan bagian-bagian yang bergerak dan pengkondisian suhu yang tepat
c. Tersedianya prosedur penanggulangan keselamatan dan perlengkapan pemadam yang
memadai
2. Bahan mudah terbakar
a. Penyimpanan yang baik
b. Penggantian dengan bahan yang kurang berbahaya
c. Meniadakan sumber terjadinya kebakaran, dengan isolasi bahan dari koduktor dan alat
pemanas, ventilasi mekanis, pemasangan listrik yang aman, maintenance peralatan,
pendisiplinan terhadap bahaya merokok, pembersihan tumpahan dan kebersihan
3. Bahan yang mengoksidasi
a. Menyediakan tempat penyimpanan secara terpisah dan tersendiri
b. Labeling dan pemberian lambang peringatan bahaya
4. Bahan beracun
a. Petunjuk teknis penanganan bahan yang jelas untuk mencegah kemungkinan terhirup,
kontak dengan kulit, termkaan/terminum racun
b. Alat pelindung diri (APD) yang memadai dan dipakai semestinya
c. Informasi pekerja agar waspada dan terampil dalam menghadapi bahaya keracunan
d. Peningkatan pemeliharaan kebersihan lingkungan kerja dan perorangan
e. Pemeriksaan kesehatan kerja
5. Bahan korosif
a. Menghindari kontak, khususnya kulit, mata dan selaput lendir dengan pemakaian APD
lengkap
b. Pelapisan bahan yang tahan korosif, pemberian label dan tanda pada semua wadah,
pipa, peralatan, instalasi dan bangunan yang kontak bahan korosif
c. Ventilasi dan isolasi dengan bahan organik
d. Penjelasan dan pelatihan tenaga kerja bersangkutan dalam menghadapi resiko bahaya

Panduan Pengadaan dan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di RSIA Muh 1
e. Tersedia fasilitas pertolongan pertama; air untuk mandi, untuk cuci dan air untuk cuci
mata
6. Bahan radioaktif
a. Adanya ijin pemakaian dari BATAN untuk tujuan pemakaian, nama petugas penanggung
jawab, jenis isotop/alat yang dipakai dan jangka waktu perijinan
b. Memiliki peralatan teknis untuk menjamin perlindungan keselamatan kerja yang tepat
c. Memiliki tenaga ahli radiologi
d. Pemeriksaan kesehatan para pekerja dan kalibrasi alat secara berkala
e. Penyelenggaraan dokumentasi yang baik tentang semua hal terkait bahan radioaktif

4.5 Ketentuan Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)


1. Jika bahan B3 rusak atau Expired Date dikembalikan ke pihak distributor/perusahaan
yang bersangkutan
2. Jika tidak bisa dikembalikan, dilakukan pemusnahan dengan incenerator PT Pria
dilengkapi dengan Berita Acara Pemusnahan
3. Jika dilakukan pengumpulan limbah B3, harus dilakukan oleh pihak yang telah memiliki
kontrak kerja sama antara Rumah Sakit dan pihak pengolah atau pengumpul limbah B3

Panduan Pengadaan dan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di RSIA Muh 1
BAB V
DOKUMENTASI

Dokumentasi semua proses pengadaan dan pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) terkait dengan
stok dimasukkan secara computerized dalam SIM Rumah Sakit di Logistik. Penerimaan B3 dari
supplier/distributor resmi disertai dengan MSDS dan faktur disimpan di Logistik. Pendistribusian ke seluruh unit
di RS Ibu dan Anak Muhammadiyah Malang dilengkapi dengan bukti pengeluaran barang dari Logistik. Panduan
dan SPO terkait pengelolaan B3 dibuat oleh Tim K3RS dan disahkan oleh Direktur Rumah Sakit.

Panduan Pengadaan dan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di RSIA Muh 1
BAB VI
PENUTUP

Panduan ini disusun untuk menjadi acuan pengadaan dan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3)
di RS Ibu dan Anak Muhammadiyah Malang . Bagi unit-unit yang menggunakan bahan berbahaya dan
beracun (B3) dalam kegiatannya agar memahami eksistensi, klasifikasi, dampak, dan aturan-aturan yang
harus dipatuhi ketika menangani salah satu atau beberapa macam bahan berbahaya tersebut, untuk menghindari
terjadinya bahaya atau gangguan terhadap lingkungan, tenaga kerja dan peralatan yang dapat merugikan rumah
sakit.

Kami berharap adanya masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak demi kesempurnaan panduan ini.

Panduan Pengadaan dan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di RSIA Muh 1
DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor : 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan


Hidup
Peraturan Pemerintah No 18 tahun 1999 tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
(PP18/1999)

Peraturan Pemerintah No 85 tahun 1999 tentang Perubahan Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1999
(PP85/1999)

PP No.18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun

Permen LH Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya Dan Beracun

Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2013 Tentang Simbol dan Label B3

Panduan Pengadaan dan Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) di RSIA Muh 1
DENAH LOKASI
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DAN TEMPAT BERESIKO
RS IBU DAN ANAK MUHAMMADIYAH MALANG
POLIKLINIK / RAWAT JALAN
DENAH LOKASI
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DAN TEMPAT BERESIKO
RS IBU DAN ANAK MUHAMMADIYAH MALANG
LANTAI 1
DENAH LOKASI
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DAN TEMPAT BERESIKO
RS IBU DAN ANAK MUHAMMADIYAH MALANG
LANTAI 2

MUDAH TERBAKAR
DENAH LOKASI
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DAN TEMPAT BERESIKO
RS IBU DAN ANAK MUHAMMADIYAH MALANG
LANTAI 3

MUDAH TERBAKAR
DENAH LOKASI
BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN DAN TEMPAT BERESIKO
RS IBU DAN ANAK MUHAMMADIYAH MALANG
LANTAI 4

MUDAH TERBAKAR

BIOLOGIS /
INFEKSIUS

Anda mungkin juga menyukai