Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

DINAS KESEHATAN

UPT PUSKESMAS SINGOSARI


Jln Tohjoyo III/No. 1 Telp. 0341-458961 Singosari 65153
Email : puskesmassingosari03@gmail.com

BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Kegiatan pelayanan medis dan non medis di Puskesmas Singosari tidak
pernah lepas dari pemanfaatan bahan-bahan kimia, memungkinkan timbulnya
dampak negatif atau membahayakan lingkungan sekitar, sumber daya manusia
dan peralatan medis maupun non medis. Bahaya tersebut berupa kebakaran,
ledakan, korosif, keracunan, mati lemas dan gangguan kesehatan (iritasi dan
lain-lain).
B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) adalah zat , energi , dan atau
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/ atau jumlah, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat membahayakan kesehatan,
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup serta mencemarkan dan/atau
merusak lingkungan hidup sekitarnya.
Kecelakaan kerja merupakan dampak yang harus diperhitungkan dan di
antisipasi, sehingga sedapat mungkin hal ini harus dihindari dan dicegah agar
tidak terjadi. Kecelakaan kerja yang berkaitan dengan B3 selain akan
menimbulkan korban bagi pekerja/orang lain juga dapat menimbulkan
pencemaran terhadap lingkungan. Untuk itu dalam penyimpanan, pengelolaan,
dan penanganannya perlu memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan.
Aspek keselamatan yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya
kecelakaaan, melibatkan tiga komponen yang saling berkaitan manusia,
prosedur/metode kerja, dan peralatan/bahan. Dari ketiga komponen, yang
menjadi faktor terbesar terjadinya kecelakaan kerja adalah faktor sikap dan
tingkah laku manusia. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan
/ketrampilan karyawan, lalai dan ceroboh dalam bekerja, tidak melaksanakan
kerja sesuai SPO yang ditetapkan, dan tidak disiplin dalam mentaati peraturan
keselamatan kerja termasuk pemakaian alat pelindung diri (APD).
Beberapa upaya yang dapat mencegah bahaya-bahaya akibat
penggunaan bahan kimia, diantaranya pencegahan esensial bahan yaitu mencari
informasi yang sebanyak-banyaknya tentang nama kimia, komposisi, syarat
penyimpanan dan cara penggunaan yang benar, pemasangan label dan tanda
dengan memakai lambang atau tulisan peringatan pada wadah bahan
berbahaya, pemakaian protective equipment (alat pelindung diri) pada setiap
penanganan bahan, dan fasilitas keselamatan yang memadai dari seluruh
kemungkinan bahaya.
1
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk melindungi sumber daya manusia Puskesmas, pasien, pendamping
pasien, pengunjung, maupun lingkungan Puskesmas dari pajanan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di
Puskesmas Singosari.

2. Tujuan Khusus
a. Terjaminnya karyawan, pasien Puskesmas, dan lingkungan hidup di sekitar
Puskesmas dari resiko dan ancaman terpapar atau terkontaminasi bahan
berbahaya dan beracun (B3).
b. Karyawan dan manajemen Puskesmas mengetahui maping/letak masing-masing
B3 di Puskesmas Singosari.
c. Karyawan yang menangani bahan-bahan berbahaya dipastikan mengetahui
informasi mengenai sifat masing-masing B3.

C. SASARAN
Seluruh karyawan Puskesmas Singosari, pasien, pengunjung/pengantar
pasien dan lingkungan Puskesmas

D. DASAR HUKUM
a. Undang-Undang Nomor : 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 tahun 2014 tentang
pengelolaan limbah B3
c. Peraturan Pemerintah No 85 tahun 1999 tentang Perubahan Peraturan
Pemerintah No. 18 tahun 1999 (PP85/1999)

d. PP No.18 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Dan


Beracun

e. Permen LH Nomor 18 Tahun 2009 Tentang Tata Cara Perizinan Pengelolaan


Limbah Bahan Berbahaya Dan Beracun

f. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2013 Tentang Simbol dan
Label B3

g. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomo 66 Tahun 2016 Tentang


Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah Sakit

E. BATASAN OPERASIONAL
1. B3 adalah zat , energi , dan atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi,
dan/ atau jumlah, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
membahayakan kesehatan, kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup
serta mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup sekitarnya.

2
2. Bahan berbahaya adalah bahan yang karena sifat, konsentrasinya, jumlahnya
secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak
lingkungan hidup/dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
3. Bahan beracun adalah bahan yang dalam jumlah relatif kecil berbahaya bagi
kesehatan dan jiwa manusia.
4. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan yang mengandung B3.
5. Kontaminasi adalah proses terkenanya bahan pada manusia karena kena
tumpahan, terpecik, tercium, atau tertelan atau tertumpahnya bahan pada
lingkungan hidup.
6. Pengelolaan B3 adalah upaya meminimalkan risiko penggunaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
terhadap sumber daya manusia Puskesmas, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan Puskesmas, kegiatan yang menghasilkan,
mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan atau membuang B3.
7. Pengadaan barang yang berbahaya dan beracun (B3) adalah proses pembelian
barang beracun dan berbahaya (B3) yang mempunyai karakteristik mudah
terbakar, mudah meledak, beracun, bersifat korosif/reaktif atau bisa
menyebabkan infeksi dari PBF/supplier.
8. Pengelolaan barang yang beracun dan berbahaya (B3) adalah zat, bahan kimia,
dan biologi, baik dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat
membahayakan kesehatan dan keselamatan karyawan dan pengguna jasa
Puskesmas serta pencemaran lingkungan hidup baik secara langsung maupun
tidak langsung, yang mempunyai sifat racun, teratogenik, mutagenik, korosif, dan
iritasi.
9. Bahan mudah terbakar adalah bahan yang mudah bereaksi dengan oksigen dan
menimbulkan kebakaran. Kebakaran dapat terjadi bila ada 3 (tiga) unsur bertemu
yaitu bahan, oksigen, dan panas.
10. Bahan mudah meledak adalah bahan kimia padat, cair atau campuran keduanya
yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan
tekanan yang besar disertai suhu tinggi sehingga dapat menimbulkan ledakan.
11. Bahan beracun adalah bahan kimia yang dalam konsentrasi tertentu akan dapat
menimbulkan gangguan kesehatan terhadap manusia.
12. Gas bertekanan yaitu gas yang disimpan dalam tekanan tinggi baik gas yang
ditekan, gas cair, atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan.
13. Identitas Bahaya Adalah tanda pengenal bahaya, tingkat bahaya yang dapat
ditimbulkan akibat paparan seketika dalam waktu yang singkat. Identitas bahaya
ini berupa gambar/simbol seperti dibawah ini:

3
Bahaya Korosif Mudah Terbakar Mudah Meledak

Berbahaya bagi Bahaya Reaktif Bahaya Beracun


Lingkungan

Padat Mudah IRRITAN Bahaya Infeksius


meledak Padat Mudah

4
BAB II
RUANG LINGKUP

Ruang lingkup pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah seluruh
proses mulai dari pemesanan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian di seluruh
unit Puskesmas Singosari.

Macam-macam Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang ada di Puskesmas Singosari
adalah sebagai berikut:

NO NAMA SATUAN PENJELASAN


  GUDANG FARMASI    
1 ALKOHOL 70 % LITER CAIRAN MUDAH TERBAKAR
2 CAIRAN HANDRUB LITER CAIRAN MUDAH TERBAKAR
  MICROSHIELD   CAIRAN MUDAH TERBAKAR
  SOFTAMEN   CAIRAN MUDAH TERBAKAR

CHLORETHYL
3 /ETHYLCHLORIDE(OBAT ANASTESI) ML CAIRAN MUDAH TERBAKAR
      BAHAN BERTEKANAN TINGGI
4 OKSIGEN (GAS O2) LITER GAS MUDAH TERBAKAR
      BERTEKANAN TINGGI
5 LISOL CONSENTRAT LITER BERACUN/MENGIRITASI
6 BAYCLIN/ONE CLEAN/KLORIN LITER KOROSIF/IRRITAN
7 PERHIDROL H203 LITER OKSIDATOR/KOROSIF
BERACUN,KOROSIF,MERUSAK
8 ALKACIDE LITER LINGKUNGAN,KARSINOGENIK
9 ALKAZYM SACC/GRAM KOROSIF
10 ZIEHL NELSEN LITER  BERACUN,IRRITAN
11 HANDWASH LITER IRRITAN
  LOGISTIK RT(RUMAH TANGGA)    
1 DETERGENT CAIR LITER BERACUN
2 CAIRAN PEMBERSIH LANTAI LITER BERACUN,BAHAYA BAGI LINGKUNGAN
3 DETERGENT CAIR LITER BERACUN
4 BAYGON SPRAY ML BERACUN,GAS BERTEKANAN TINGGI

5 PEMBERSIH RUANGAN SPRAY ML IRRITAN,BERACUN,GAS BERTEKANAN TINGGI


6 PEMBERSIH KAMAR MANDI LITER BERACUN,BAHAYA BAGI LINGKUNGAN
7 BAYCLIN/CLORIN LITER KOROSIF/IRRITAN
8 HANDWASH (SABUN CUCI TANGAN) LITER IRRITAN
  UGD    
1 ALKOHOL 70 % LITER CAIRAN MUDAH TERBAKAR
2 CAIRAN HANDRUB LITER CAIRAN MUDAH TERBAKAR
  MICROSHIELD   CAIRAN MUDAH TERBAKAR
  SOFTAMEN   CAIRAN MUDAH TERBAKAR

CHLORETHYL/ETHYLCHLORYDE
3 (OBAT ANASTESI) ML CAIRAN MUDAH TERBAKAR
      BAHAN BERTEKANAN TINGGI
4 OKSIGEN (GAS O2) LITER GAS MUDAH TERBAKAR
      BERTEKANAN TINGGI
5 LISOL CONSENTRAT LITER BERACUN/MENGIRITASI
6 BAYCLIN/ONE CLEAN/KLORIN LITER KOROSIF/IRRITAN
7 PERHIDROL H203 LITER OKSIDATOR/KOROSIF

5
BERACUN,KOROSIF,MERUSAK
8 ALKACIDE LITER LINGKUNGAN,KARSINOGENIK
9 ALKAZYM SACC KOROSIF
10 BAYGON SPRAY ML BERACUN,GAS BERTEKANAN TINGGI
11 HANDWASH LITER IRRITAN
  LABORATORIUM    
1 DRABKINS LITER BERACUN

MUDAH
2 HCL 0,1 LITER TERBAKAR/KOROSIF/IRRITAN/KARSINOGENIK
3 CLORIN/ONE CLEAN LITER KOROSIF/IRITASI
4 ALKOHOL 70 % LITER MUDAH TERBAKAR/KOROSIF
5 ZIEHL NELSEN LITER MUDAH TERBAKAR/KOROSIF

6 HANDWASH LITER IRRITAN


7 HANDRUB LITER CAIRAN MUDAH TERBAKAR
  POLI UMUM    
1 ALKOHOL 70 % LITER MUDAH TERBAKAR/KOROSIF
2 OKSIGEN (GAS O2) ML GAS MUDAH TERBAKAR
      BERTEKANAN TINGGI
3 BAYCLIN/ONE CLEAN LITER KOROSIF/IRRITAN
4 HANDWASH LITER IRRITAN
  RAWAT INAP    
1 ALKOHOL 70 % LITER MUDAH TERBAKAR/KOROSIF
2 HANDRUB LITER CAIRAN MUDAH TERBAKAR
3 OKSIGEN ( O2) ML GAS MUDAH TERBAKAR
4 HANDWASH LITER IRRITAN
  R.GIZI    
1 HANDRUB LITER CAIRAN MUDAH TERBAKAR
       
  R.LAUNDRY    
1 HANDRUB LITER CAIRAN MUDAH TERBAKAR
2 DETERGENT CAIR LITER BERACUN
       
  R.STERILISASI PPI    
1 HANDRUB LITER CAIRAN MUDAH TERBAKAR
2 ONE CLEAN/BAYCLINE LITER KOROSIF/IRRITAN
3 ALKOHOL 70 % LITER MUDAH TERBAKAR/KOROSIF
HANDWASH ( SABUN CUCI
4 TANGAN) LITER IRRITAN

RUANG KANTOR
(T.U,R.AKREDITASI,R.DOKTER
  R.KAPUS,KEUANGAN,ADMIN,AULA)    
1 HANDRUB LITER CAIRAN MUDAH TERBAKAR
HANDWASH ( SABUN CUCI
2 TANGAN) LITER IRRITAN
       
  RUANG DAPUR    

GAS BERTEKANAN TINGGI,MUDAH


1 TABUNG 3 KG + ISI KG TERBAKAR ,BERACUN
       

BAB III

TATALAKSANA
6
A. Lingkup Kegiatan

Ketentuan Pengadaan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)


1. Pengadaan barang atau bahan berbahaya, beracun, dan berisiko adalah: bahan
kimia berbahaya, obat-obatan berbahaya, dan gas berbahaya, harus melibatkan
Gudang Farmasi sebagai penanggung jawab
2. Pengadaan barang atau bahan berbahaya harus menyerahkan Surat Pesanan
Puskesmas Singosari kepada distributor/pabrik/rekanan/supplier resmi yang
ditunjuk perusahaan.
3. Pihak rekanan/pabrik/distributor/supplier yang menyediakan bahan berbahaya,
beracun, dan beresiko, harus memberikan informasi tertulis (Lembar data
pengaman/MSDS) yang berisi tentang spesifikasi bahan (sifat fisika/kimia), cara
penyimpanan, resiko paparan, serta prosedur penanggulangan bila terjadi
kontaminasi
4. Apabila dalam pelaksanaan pekerjaan terjadi kecelakaan kerja, unit terkait harus
segera melaporkan kejadian dan langkah-langkah penanggulangannya kepada
Kepala Puskesmas melalui Tim K3 Puskesmas Singosari.

Ketentuan Penyimpanan Barang Beracun dan Berbahaya (B3)


Tempat penyimpanan/gudang Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) harus
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Letak yang jauh dari sumber tenaga, jalan raya, maupun bangunan lain.
b. Dinding dan lantai terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, dan tidak
mudah terbakar.
c. Isolasi dari material/bahan reaktif lain, bahan tetap kering, tidak terkena
sinar matahari langsung
d. Ruang penyimpanan sejuk, berventilasi baik dan bebas dari kelembapan
e. Sebaiknya menggunakan penerangan alami
f. Tersedia alat pemadam api yang memadai
g. Tersedia label bahan berbahaya dan rambu-rambu peringatan bahaya
h. Tersedia wastafel/ kran air yang selalu mengalir
i. Tersedia alat-alat kebersihan
j. Khusus bahan radioaktif, tempat kerja atau bangunan harus memenuhi
ketentuan-ketentuan kerja yang aman sesuai kewenangan dan perizinan
dari BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional)

a. Metode

1. Tata laksana penyimpanan bahan beracun dan berbahaya (B3)


a. Isolasi dari material lain dan dijauhkan dari bahan obat-obatan, makanan
dan minuman
b. Selalu dalam kemasan atau botol aslinya beserta label/etiketnya, jika
kemasan ulang juga harus disertai etiket pada wadah kemasan ulang
c. Dijaga dari kerusakan dan kebocoran kemasan/wadah
7
d. Etiket harus jelas dan tidak boleh rusak
e. Bersihkan setiap tumpahan atau percikan pada wadah dan etiket
f. Gudang dilengkapi Lembar Data Pengaman/MSDS bahan berbahaya
g. Gudang selalu terkunci dan terbatas pada petugas yang selalu memakai
APD
2. Tata Cara Penyimpanan Bahan Berbahaya Berdasarkan Sifat Karakteristik
Bahan
a. Bahan cair mudah terbakar
- Simpan di tempat sejuk, jauh dari panas dan api, ditempatkan dalam
wadah tertutup rapat
- Dilarang merokok atau membuat api terbuka dan bunga api di hazard
area
- Beri tanda peringatan dilarang merokok dan cairan mudah terbakar
b. Bahan cair korosif dan pengoksidasi
- Disimpan dalam lemari asam
- Beri tanda korosif dan pengoksidasi
c. Bahan cair korosif
- Simpan dalam wadah tertutup rapat dan terbuat dari plastik
- Beri tanda korosif
d. Bahan gas mudah terbakar dan meledak
- Disimpan terlindung dari panas
- Jauhkan dari sumber api
e. Bahan gas pembius
- Disimpan dalam wadah botol kaca warna gelap dan tertutup rapat pada
suhu tempat penyimpanan/ruangan 20-300C.

b. Langkah Kegiatan

Ketentuan Cara Penanggulangan Supaya Tidak Terjadi Kecelakaan


1. Bahan cair mudah terbakar
- Bila terbakar segera matikan api dengan APK.
- Bila terkena luka dan terasa panas segera cuci dengan larutan Boorwater.
2. Bahan cair korosif dan pengoksidasi (asam kuat)
- Gunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan, kaca mata
pelindung).
- Bila terkena mata dan kulit segera cuci dengan air sampai pedih dan gatal
hilang.
- Bila terhirup dan terasa sesak, segera bawa ke daerah yang berhawa
segar, jika perlu beri pernafasan dengan oksigen.
3. Bahan cair korosif
- Gunakan alat pelindung diri (masker, sarung tangan karet)
- Bila mengalami iritasi pada mata dan kulit segera cuci dengan air bersih
sampai iritasi hilang.

8
- Bila terkena pakaian, segera cuci pakaian tersebut sampai bersih.
4. Bahan gas mudah terbakar dan meledak
- Bila terbakar, segera matikan api dengan APK.
- Amankan tabung-tabung lainnya agar tidak ikut terbakar.
- Jauhkan sumber api dari tabung oksigen.
5. Bahan gas pembius
- Gunakan alat pelindung diri (masker dan sarung tangan karet)
- Segera bawa ke IGD untuk mendapatkan pertolongan.

Ketentuan Upaya Keselamatan


1. Bahan mudah meledak
a. Pencegahan terjadinya campuran bahan mudah meledak dengan
pemakaian ventilasi mekanis, penataan yang baik dan vaccum debu
secara teratur.
b. Meniadakan sumber nyala; dengan menghindari nyala gas/rokok,
menghindari bertumpuknya sampah dan sisa minyak, penanganan
peralatan listrik yang baik, pelumasan bagian-bagian yang bergerak dan
pengkondisian suhu yang tepat.
c. Tersedianya prosedur penanggulangan keselamatan dan perlengkapan
pemadam yang memadai.
2. Bahan mudah terbakar
a. Penyimpanan yang baik.
b. Penggantian dengan bahan yang kurang berbahaya.
c. Meniadakan sumber terjadinya kebakaran, dengan isolasi bahan dari
koduktor dan alat pemanas, ventilasi mekanis, pemasangan listrik yang
aman, maintenance peralatan, pendisiplinan terhadap bahaya merokok,
pembersihan tumpahan dan kebersihan.
3. Bahan yang mengoksidasi
a. Menyediakan tempat penyimpanan secara terpisah dan tersendiri.
b. Labeling dan pemberian lambang peringatan bahaya.
4. Bahan beracun
a. Petunjuk teknis penanganan bahan yang jelas untuk mencegah
kemungkinan terhirup, kontak dengan kulit, termkaan/terminum racun.
b. Alat pelindung diri (APD) yang memadai dan dipakai semestinya.
c. Informasi pekerja agar waspada dan terampil dalam menghadapi bahaya
keracunan.
d. Peningkatan pemeliharaan kebersihan lingkungan kerja dan perorangan.
e. Pemeriksaan kesehatan kerja.

5. Bahan korosif
a. Menghindari kontak, khususnya kulit, mata dan selaput lendir dengan
pemakaian APD lengkap.
9
b. Pelapisan bahan yang tahan korosif, pemberian label dan tanda pada
semua wadah, pipa, peralatan, instalasi dan bangunan yang kontak bahan
korosif.
c. Ventilasi dan isolasi dengan bahan organic.
d. Penjelasan dan pelatihan tenaga kerja bersangkutan dalam menghadapi
resiko bahaya.
e. Tersedia fasilitas pertolongan pertama; air untuk mandi, untuk cuci dan air
untuk cuci mata.
6. Bahan radioaktif
a. Adanya ijin pemakaian dari BATAN untuk tujuan pemakaian, nama
petugas penanggung jawab, jenis isotop/alat yang dipakai dan jangka
waktu perijinan.
b. Memiliki peralatan teknis untuk menjamin perlindungan keselamatan kerja
yang tepat.
c. Memiliki tenaga ahli radiologi.
d. Pemeriksaan kesehatan para pekerja dan kalibrasi alat secara berkala.
e. Penyelenggaraan dokumentasi yang baik tentang semua hal terkait bahan
radioaktif.
Ketentuan Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)
1. Jika bahan B3 rusak atau Expired Date dikembalikan ke pihak
distributor/perusahaan yang bersangkutan.
2. Jika tidak bisa dikembalikan, dilakukan pemusnahan dengan incenerator
PT Putra Restu Ibu Abadi .
3. Jika dilakukan pengumpulan limbah B3, harus dilakukan oleh pihak yang
telah memiliki kontrak kerja sama antara Puskesmas dan pihak pengolah
atau pengumpul limbah B3.

10
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi semua proses pengadaan dan pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) terkait dengan stok dimasukkan secara computerized. Penerimaan B3
dari supplier/distributor resmi disertai dengan MSDS (Material Safety Data Sheet) dan
faktur disimpan di Gudang Farmasi. Pendistribusian ke seluruh unit di Puskesmas
Singosari dilengkapi dengan bukti pengeluaran barang dari gudang farmasi. Panduan
dan SPO terkait pengelolaan B3 dibuat oleh Tim K3 Puskesmas dan disahkan oleh
Kepala Puskesmas.

11

Anda mungkin juga menyukai