DINAS KESEHATAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. DEFINISI
Kegiatan pelayanan medis dan non medis di Puskesmas Singosari tidak
pernah lepas dari pemanfaatan bahan-bahan kimia, memungkinkan timbulnya
dampak negatif atau membahayakan lingkungan sekitar, sumber daya manusia
dan peralatan medis maupun non medis. Bahaya tersebut berupa kebakaran,
ledakan, korosif, keracunan, mati lemas dan gangguan kesehatan (iritasi dan
lain-lain).
B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) adalah zat , energi , dan atau
komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, dan/ atau jumlah, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat membahayakan kesehatan,
kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup serta mencemarkan dan/atau
merusak lingkungan hidup sekitarnya.
Kecelakaan kerja merupakan dampak yang harus diperhitungkan dan di
antisipasi, sehingga sedapat mungkin hal ini harus dihindari dan dicegah agar
tidak terjadi. Kecelakaan kerja yang berkaitan dengan B3 selain akan
menimbulkan korban bagi pekerja/orang lain juga dapat menimbulkan
pencemaran terhadap lingkungan. Untuk itu dalam penyimpanan, pengelolaan,
dan penanganannya perlu memperhatikan faktor keamanan dan keselamatan.
Aspek keselamatan yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya
kecelakaaan, melibatkan tiga komponen yang saling berkaitan manusia,
prosedur/metode kerja, dan peralatan/bahan. Dari ketiga komponen, yang
menjadi faktor terbesar terjadinya kecelakaan kerja adalah faktor sikap dan
tingkah laku manusia. Hal ini dikarenakan keterbatasan pengetahuan
/ketrampilan karyawan, lalai dan ceroboh dalam bekerja, tidak melaksanakan
kerja sesuai SPO yang ditetapkan, dan tidak disiplin dalam mentaati peraturan
keselamatan kerja termasuk pemakaian alat pelindung diri (APD).
Beberapa upaya yang dapat mencegah bahaya-bahaya akibat
penggunaan bahan kimia, diantaranya pencegahan esensial bahan yaitu mencari
informasi yang sebanyak-banyaknya tentang nama kimia, komposisi, syarat
penyimpanan dan cara penggunaan yang benar, pemasangan label dan tanda
dengan memakai lambang atau tulisan peringatan pada wadah bahan
berbahaya, pemakaian protective equipment (alat pelindung diri) pada setiap
penanganan bahan, dan fasilitas keselamatan yang memadai dari seluruh
kemungkinan bahaya.
1
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk melindungi sumber daya manusia Puskesmas, pasien, pendamping
pasien, pengunjung, maupun lingkungan Puskesmas dari pajanan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun di
Puskesmas Singosari.
2. Tujuan Khusus
a. Terjaminnya karyawan, pasien Puskesmas, dan lingkungan hidup di sekitar
Puskesmas dari resiko dan ancaman terpapar atau terkontaminasi bahan
berbahaya dan beracun (B3).
b. Karyawan dan manajemen Puskesmas mengetahui maping/letak masing-masing
B3 di Puskesmas Singosari.
c. Karyawan yang menangani bahan-bahan berbahaya dipastikan mengetahui
informasi mengenai sifat masing-masing B3.
C. SASARAN
Seluruh karyawan Puskesmas Singosari, pasien, pengunjung/pengantar
pasien dan lingkungan Puskesmas
D. DASAR HUKUM
a. Undang-Undang Nomor : 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 101 tahun 2014 tentang
pengelolaan limbah B3
c. Peraturan Pemerintah No 85 tahun 1999 tentang Perubahan Peraturan
Pemerintah No. 18 tahun 1999 (PP85/1999)
f. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2013 Tentang Simbol dan
Label B3
E. BATASAN OPERASIONAL
1. B3 adalah zat , energi , dan atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi,
dan/ atau jumlah, baik secara langsung maupun tidak langsung, dapat
membahayakan kesehatan, kelangsungan hidup manusia dan makhluk hidup
serta mencemarkan dan/atau merusak lingkungan hidup sekitarnya.
2
2. Bahan berbahaya adalah bahan yang karena sifat, konsentrasinya, jumlahnya
secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak
lingkungan hidup/dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,
kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lainnya.
3. Bahan beracun adalah bahan yang dalam jumlah relatif kecil berbahaya bagi
kesehatan dan jiwa manusia.
4. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan yang mengandung B3.
5. Kontaminasi adalah proses terkenanya bahan pada manusia karena kena
tumpahan, terpecik, tercium, atau tertelan atau tertumpahnya bahan pada
lingkungan hidup.
6. Pengelolaan B3 adalah upaya meminimalkan risiko penggunaan Bahan
Berbahaya dan Beracun (B3) dan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
terhadap sumber daya manusia Puskesmas, pasien, pendamping pasien,
pengunjung, maupun lingkungan Puskesmas, kegiatan yang menghasilkan,
mengangkut, mengedarkan, menyimpan, menggunakan atau membuang B3.
7. Pengadaan barang yang berbahaya dan beracun (B3) adalah proses pembelian
barang beracun dan berbahaya (B3) yang mempunyai karakteristik mudah
terbakar, mudah meledak, beracun, bersifat korosif/reaktif atau bisa
menyebabkan infeksi dari PBF/supplier.
8. Pengelolaan barang yang beracun dan berbahaya (B3) adalah zat, bahan kimia,
dan biologi, baik dalam bentuk tunggal maupun campuran yang dapat
membahayakan kesehatan dan keselamatan karyawan dan pengguna jasa
Puskesmas serta pencemaran lingkungan hidup baik secara langsung maupun
tidak langsung, yang mempunyai sifat racun, teratogenik, mutagenik, korosif, dan
iritasi.
9. Bahan mudah terbakar adalah bahan yang mudah bereaksi dengan oksigen dan
menimbulkan kebakaran. Kebakaran dapat terjadi bila ada 3 (tiga) unsur bertemu
yaitu bahan, oksigen, dan panas.
10. Bahan mudah meledak adalah bahan kimia padat, cair atau campuran keduanya
yang karena suatu reaksi kimia dapat menghasilkan gas dalam jumlah dan
tekanan yang besar disertai suhu tinggi sehingga dapat menimbulkan ledakan.
11. Bahan beracun adalah bahan kimia yang dalam konsentrasi tertentu akan dapat
menimbulkan gangguan kesehatan terhadap manusia.
12. Gas bertekanan yaitu gas yang disimpan dalam tekanan tinggi baik gas yang
ditekan, gas cair, atau gas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah tekanan.
13. Identitas Bahaya Adalah tanda pengenal bahaya, tingkat bahaya yang dapat
ditimbulkan akibat paparan seketika dalam waktu yang singkat. Identitas bahaya
ini berupa gambar/simbol seperti dibawah ini:
3
Bahaya Korosif Mudah Terbakar Mudah Meledak
4
BAB II
RUANG LINGKUP
Ruang lingkup pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah seluruh
proses mulai dari pemesanan, penerimaan, penyimpanan, pendistribusian di seluruh
unit Puskesmas Singosari.
Macam-macam Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) yang ada di Puskesmas Singosari
adalah sebagai berikut:
CHLORETHYL
3 /ETHYLCHLORIDE(OBAT ANASTESI) ML CAIRAN MUDAH TERBAKAR
BAHAN BERTEKANAN TINGGI
4 OKSIGEN (GAS O2) LITER GAS MUDAH TERBAKAR
BERTEKANAN TINGGI
5 LISOL CONSENTRAT LITER BERACUN/MENGIRITASI
6 BAYCLIN/ONE CLEAN/KLORIN LITER KOROSIF/IRRITAN
7 PERHIDROL H203 LITER OKSIDATOR/KOROSIF
BERACUN,KOROSIF,MERUSAK
8 ALKACIDE LITER LINGKUNGAN,KARSINOGENIK
9 ALKAZYM SACC/GRAM KOROSIF
10 ZIEHL NELSEN LITER BERACUN,IRRITAN
11 HANDWASH LITER IRRITAN
LOGISTIK RT(RUMAH TANGGA)
1 DETERGENT CAIR LITER BERACUN
2 CAIRAN PEMBERSIH LANTAI LITER BERACUN,BAHAYA BAGI LINGKUNGAN
3 DETERGENT CAIR LITER BERACUN
4 BAYGON SPRAY ML BERACUN,GAS BERTEKANAN TINGGI
CHLORETHYL/ETHYLCHLORYDE
3 (OBAT ANASTESI) ML CAIRAN MUDAH TERBAKAR
BAHAN BERTEKANAN TINGGI
4 OKSIGEN (GAS O2) LITER GAS MUDAH TERBAKAR
BERTEKANAN TINGGI
5 LISOL CONSENTRAT LITER BERACUN/MENGIRITASI
6 BAYCLIN/ONE CLEAN/KLORIN LITER KOROSIF/IRRITAN
7 PERHIDROL H203 LITER OKSIDATOR/KOROSIF
5
BERACUN,KOROSIF,MERUSAK
8 ALKACIDE LITER LINGKUNGAN,KARSINOGENIK
9 ALKAZYM SACC KOROSIF
10 BAYGON SPRAY ML BERACUN,GAS BERTEKANAN TINGGI
11 HANDWASH LITER IRRITAN
LABORATORIUM
1 DRABKINS LITER BERACUN
MUDAH
2 HCL 0,1 LITER TERBAKAR/KOROSIF/IRRITAN/KARSINOGENIK
3 CLORIN/ONE CLEAN LITER KOROSIF/IRITASI
4 ALKOHOL 70 % LITER MUDAH TERBAKAR/KOROSIF
5 ZIEHL NELSEN LITER MUDAH TERBAKAR/KOROSIF
RUANG KANTOR
(T.U,R.AKREDITASI,R.DOKTER
R.KAPUS,KEUANGAN,ADMIN,AULA)
1 HANDRUB LITER CAIRAN MUDAH TERBAKAR
HANDWASH ( SABUN CUCI
2 TANGAN) LITER IRRITAN
RUANG DAPUR
BAB III
TATALAKSANA
6
A. Lingkup Kegiatan
a. Metode
b. Langkah Kegiatan
8
- Bila terkena pakaian, segera cuci pakaian tersebut sampai bersih.
4. Bahan gas mudah terbakar dan meledak
- Bila terbakar, segera matikan api dengan APK.
- Amankan tabung-tabung lainnya agar tidak ikut terbakar.
- Jauhkan sumber api dari tabung oksigen.
5. Bahan gas pembius
- Gunakan alat pelindung diri (masker dan sarung tangan karet)
- Segera bawa ke IGD untuk mendapatkan pertolongan.
5. Bahan korosif
a. Menghindari kontak, khususnya kulit, mata dan selaput lendir dengan
pemakaian APD lengkap.
9
b. Pelapisan bahan yang tahan korosif, pemberian label dan tanda pada
semua wadah, pipa, peralatan, instalasi dan bangunan yang kontak bahan
korosif.
c. Ventilasi dan isolasi dengan bahan organic.
d. Penjelasan dan pelatihan tenaga kerja bersangkutan dalam menghadapi
resiko bahaya.
e. Tersedia fasilitas pertolongan pertama; air untuk mandi, untuk cuci dan air
untuk cuci mata.
6. Bahan radioaktif
a. Adanya ijin pemakaian dari BATAN untuk tujuan pemakaian, nama
petugas penanggung jawab, jenis isotop/alat yang dipakai dan jangka
waktu perijinan.
b. Memiliki peralatan teknis untuk menjamin perlindungan keselamatan kerja
yang tepat.
c. Memiliki tenaga ahli radiologi.
d. Pemeriksaan kesehatan para pekerja dan kalibrasi alat secara berkala.
e. Penyelenggaraan dokumentasi yang baik tentang semua hal terkait bahan
radioaktif.
Ketentuan Pengelolaan Limbah Bahan Beracun dan Berbahaya (B3)
1. Jika bahan B3 rusak atau Expired Date dikembalikan ke pihak
distributor/perusahaan yang bersangkutan.
2. Jika tidak bisa dikembalikan, dilakukan pemusnahan dengan incenerator
PT Putra Restu Ibu Abadi .
3. Jika dilakukan pengumpulan limbah B3, harus dilakukan oleh pihak yang
telah memiliki kontrak kerja sama antara Puskesmas dan pihak pengolah
atau pengumpul limbah B3.
10
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumentasi semua proses pengadaan dan pengelolaan Bahan Berbahaya dan
Beracun (B3) terkait dengan stok dimasukkan secara computerized. Penerimaan B3
dari supplier/distributor resmi disertai dengan MSDS (Material Safety Data Sheet) dan
faktur disimpan di Gudang Farmasi. Pendistribusian ke seluruh unit di Puskesmas
Singosari dilengkapi dengan bukti pengeluaran barang dari gudang farmasi. Panduan
dan SPO terkait pengelolaan B3 dibuat oleh Tim K3 Puskesmas dan disahkan oleh
Kepala Puskesmas.
11