Anda di halaman 1dari 12

Nomor

Revisi ke
Berlaku Tgl

PANDUAN PENGELOLAAN B3 DAN LIMBAH


UPTD PUSKESMAS JAKEN

DINAS KESEHATAN KABUPATEN PATI


UPTD PUSKESMAS JAKEN
Jl. Jaken-Jakenan, Sumberejo No 63, Jaken Telp (0295) 4790475 Kode Pos
59184. Email: puskjaken@gmail.com

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Atas Rahmat dan Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan


Panduan Keamanan Lingkungan Fisik Puskesmas Jaken . Panduan ini kami susun
sebagai salah satu upaya memberikan acuan dan kemudahan dalam pelaksanaan
Upaya Keamanan Lingkungan di Puskesmas Jaken Kabupaten Pati.
Panduan keamanan lingkungan ini bertujuan agar segala kegiatan puskesmas
dapat memberikan suasana aman, nyaman baik bagi karyawan maupun
pengunjung/pelanggan puskesmas Jaken dapat
Akhirnya perkenankanlah kami menyampaikan ucapan terimakasih atas
bimbingan, bantuan, kerjasama dan partisipasinya kepada semua pihak yang terlibat
dalam proses penyusunan Panduan Keamanan Lingkungan di Puskesmas Jaken .

Kepala UPTD Puskesmas Jaken

dr.Agung Setyo Widiyanto, MM


NIP. 19690809 200212 1 005
BAB I
DEFINISI

1. Bahan Berbahaya dan Beracun yang selanjutnya disingkat B3 adalah zat, energi,
atau komponen lain yang karena sifat, konsentrasi, atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan atau merusak lingkungan
hidup, atau membahayakan lingkungan hidup,kesehatan, serta kelangsungan
hidup manusia dan makhluk hidup lain.
2. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracunyang selanjutnya disebut Limbah B3
adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung B3.
3. Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan, mengangkut,
mengedarkan, menyimpan, menggunakan atau membuang B3.
4. Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi,
penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengolahan dan pen-
imbunan limbah B3.
5. Pengelolaan Limbah B3 adalah upaya untuk mencegah terjadinya risiko akibat
pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup akibat B3.
6. Kedaruratan Penanggulangan B3 dan/atau Limbah B3 adalah suatu keadaan ba-
haya yang mengancam keselamatan manusia, yang menimbulkan pencemaran
dan/atau kerusakan lingkungan hidup dan memerlukan Tindakan penanggulan-
gan sesegera mungkin untuk meminimalisasi terjadinya tingkat pencemaran
dan/atau kerusakan yang lebih parah.
BAB II
RUANG LINGKUP

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan


meningkatkan kesehatan, bertujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarakat. Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan
dasar yang menyelenggarakan upaya kesehatan pemeliharaan, peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit
(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilaksanakan secara
menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Konsep kesatuan upaya kesehatan
ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas pelayanan kesehatan di
Indonesia termasuk Puskesmas.
Peningkatan kinerja pelayanan kesehatan dasar yang ada di Puskesmas
dilakukan sejalan dengan perkembangan kebijakan yang ada pada berbagai sektor.
Adanya kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi diikuti pula dengan
menguatnya kewenangan daerah dalam membuat berbagai kebijakan. Selama ini
penerapan dan pelaksanaan upaya kesehatan dalam kebijakan dasar Puskesmas
yang sudah ada sangat beragam antara daerah satu dengan daerah lainnya, namun
secara keseluruhan belum menunjukkan hasil yang optimal.
Panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun (B3) dan limbah di
UPTD Puskesmas Jaken merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari
pelaksanaan upaya kesehatan, yang berperan penting dalam meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan bagi masyarakat. UPTD Puskesmas Jaken menggunakan
berbagaijenis bahan berbahaya dan beracun dalam penyelenggaran pelayanan
kesehatan yang berpotensi menimbulkan berbagai risiko. Untuk mengantisipasi dan
meminimalisasi dampak dari kemungkinan risiko-risiko tersebut, maka perlu dibuat
panduan pengelolaan bahan berbahaya dan beracun serta limbah bahan berbahaya
dan beracun (B3) sehingga memberikan rasa aman kepada petugas dan
lingkungan.
Berdasarkan hal tersebut maka perlu dibuat panduan pengelolaan B3 dan
limbah B3 dengan tujuan:
1. Sebagai acuan di UPTD Puskesmas Jaken dalam pengelolaan bahan
berbahaya dan beracun serta limbah B3 yang dihasilkan dalam pelayanan
kesehatan.
2. Memberikan keamanan kepada pasien, dokter, pengunjung dan karyawan
UPTD Puskesmas Jaken, serta mencegah pencemaran lingkungan dengan
adanya bahan berbahaya dan beracun.
3. Meminimalisasi risiko penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
Ruang lingkup panduan pengelolaan bahan dan limbah Bahan Berbahaya
Beracun (B3) di UPTD Puskesmas Jaken meliputi :
1. Identifikasi Bahan Berbahaya Beracun (B3) dan limbah B3.
2. Pengangkutan limbah bahan berbahaya beracun (B3).
3. Pengelolaan limbah bahan berbahaya beracun (B3).
4. Penyimpanan Bahan Berbahaya Beracun (B3)
5. Pengemasan, pelabelan B3 dan limbah B3
6. Penanganan tumpahan limbah B3 dan pelaporan insiden
7. Alat Pelindung Diri (APD) pada penanganan B3 dan limbah B3.
.
BAB III
TATA LAKSANA

A. Identifikasi Bahan Berbahaya Beracun(B3) dan Limbah B3


Limbah yang dihasilkan oleh aktivitas pelayanan puskesmas di kelompokan
menjadi :
1. Limbah Padat Medis
Limbah padat medis UPTD Puskesmas Jaken di hasilkan dari kegiatan
layanan poliklinik gigi, layanan KIA/ KB, Laboratorium dan Rawat Inap. Limbah
padat medis yang dihasilkan mencapai lebih kurang 50 kg / bulan.
2. Limbah Padat Non Medis
Limbah padat non medis dihasilkan dari aktivitas domestik UPTD Puskesmas
Jaken. Volume limbah padat non medis yang dihasilkan UPTD Puskesmas
Jaken mencapai 8 kg/ hari
3. Limbah Cair
Operasional UPTD Puskesmas Jaken menghasilkan limbah cair sebagai
berikut:
a. Limbah Cair Domestik
Limbah cair domestic dihasilkan dari aktivitas domestic MCK, volume
limbah cair domestik yang dihasilkan oleh UPTD Puskesmas Jaken
mencapai volume 0,855 m3/hari
b. Limbah Cair Medis
Limbah cair medis dihasilkan dari aktivitas layanan poliklinik Gigi, Lab-
oratorium, KIA/ VK dan Ranap. Volume limbah dihasilkan mencapai
0,8 m3 / hari.
B. Pengangkutan Limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3).
Limbah B3 dari masing – masing ruang penghasil limbah di bawa oleh petu-
gas kebersihan untuk di tempatkan di TPS B3 Medis. Limbah padat medis dalam
pengelolaan berkerjasama dengan pihak ke 3 yaitu PT Bendi Nasha Niaga Indus-
tri dengan izin penyelengara angkutan barang berbahaya (B3) Nomor : 662/PKP-
PLB3/PJP-BNNI.JTG/VIII/2022. Menggunakan kendaraan Truck bak tertutup.-
dengan ijin sampai 22 Agustus 2023 yang mempunyai ijin dari Dinas Perhubun-
gan.
C. Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3).
Pengelolaan B3 oleh PT Bendi Nasha Niaga Industri berkerjasama dalam
pengelolaan limbah B3 dengan PT. Trigunapratama Abadi yang mempunyai ijin
dari Kementrian Lingkungan Hidup
D. Penyimpanan Limbah Bahan Berbahaya Beracun (B3).
1. Inventarisasi
Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah bahan yang karena sifat,
konsentrasi atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung,
dapat mencemarkan, merusak lingkungan hidup, atau dapat membahayakan
lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk
hidup lainnya
2. Inventarisasi B3 meliputi pencatatan daftar B3 yang ada di tiap unit
puskesmas
beserta jumlahnya.
3. Inventarisasi B3 dilaksanakan oleh sanitarian dan petugas masing-masing
unit.
Penyimpanan B3 di UPTD Puskesmas Jaken di lakukan di TPS B3 Medis
dengan titik koordinat S: 06o 46’ 22” dan E 111 o 24’ 66”, dengan izin pengelolaan
limbah bahan berbahaya dan beracun untuk kegiatan penyimpanan sementara
limbah bahan berbahaya dan beracun UPTD Puskesmas Jaken Dinas Kesehatan
Kabupaten PatiNo. 503.654.1/03/B3/I/2020
E. Pengemasan, Pelabelan B3 dan Limbah B3
1. Semua B3 harus dicantumkan label / etiket dan tanda peringatan yang sesuai.
2. Bahan berbahaya dan beracun disimpan sesuai penggolongan sifatnya (toksik,
mudah terbakar) di tempat yang sesuai dengan label yang tertera.
3. Petugas harus mengenal bahaya bahan kimia dan mempunyai pengetahuan
dan keterampilan untuk menangani kecelakaan.
4. Fasilitas pembuangan limbah padat:
a. Tempat pengumpulan sampah / tempat sampah sesuai kategori
WARNA TEMPAT/
NO KATEGORI KANTONG PLASTIK LAMBANG
PENGUMPULAN SAM-
PAH

1. Radio Aktif Merah

2. Infeksius/Toksik/
Kimia Kuning

3. Sitotoksik Ungu
4. Umum Hitam “DOMESTIK”
warna putih

Sampah benda tajam dibuang dalam Safety Box tanpa melakukan recap-
ping untuk spuit injeksi. Safety Box dimasukkan dalam container apabila
sudah ¾ terisi.
b. Tempat Penampungan Sampah Sementara
1) Semua sampah B3 ditampung di container bersuhu rendah.
2) Container dikosongkan secara rutin sesuai jadwal kerjasama dengan pi-
hak ketiga.
5. Fasilitas pembuangan limbah cair:
a. Limbah cair umum yang dialirkan masuk kedalam septic tank.
b. Limbah cair infeksius dialirkan menuju saluran Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL).
c. Penyimpanan limbah B3 infeksius menggunakan Freezer dengan suhu
00C, sedangan untuk limbah medis non infeksius mengunakan tempat
sampah medis.
6. Sifat B3 dan limbah B3 dan instalasi atau unit penghasil

Instalasi/unit PenghasilB3
No JenisB3 dan Limbah B3
dan Limbah B3
1 Laboratorium Infeksius, mudah terbakar
2 Perawatan Infeksius, mudah terbakar
3 IGD dan poliklinik Infeksius, mudah terbakar.
4 Kesehatan Lingkungan Beracun, korosif, berbahaya
terhadap lingkungan
5 Gizi, Laundry Mudah meledak, mudah terbakar

F. Penanganan Tumpahan Limbah B3 dan Pelaporan Insiden


Upaya penanganan tumpahan B3 agar berjalan efektif, perlu didukung
dengan penyediaan sarana spill kit tumpahan B3. Spill kit tersebut adalah
seperangkat perlengkapan penanganan tumpahan yang terdiri dari sarung
tangan dan APD
1. Penanganan tumpahan limbah B3
a. Tumpahan darah dan cairan tubuh
a. Tuang larutan klorin 0,5% diatas tumpahan
b. Tutup dengan koran/kain pembersih, diamkan selama 3-5 menit
hingga menyerap
c. Bersihkan dengan serok dan penjepit
d. Buang koran/kain pembersih ke kantong warna kuning
e. Semprotkan cairan deterjen lalu bersihkan dengan kain pembersih
sekali pakai.
f. Buang kain pembersih ke kantong sampah warna kuning
g. Bersihkan dengan kain pel yang telah dibasahi larutan klorin 0,5%.
h. Rendam kain pel dengan larutan klorin 0.5%.
i. Lepaskan APD dan buang ke kantong kuning dan bereskan alat.
b. Tumpahan oli/minyak, cairan aki.pecahan lampu.
1) Lokalisir area tumpahan dengan menaburkan serbuk kayu/pasir
untuk oli/minyak, pasir untuk tumpahan aki bekas, dan ambil pecahan
kaca menggunakan kertas yang kaku.
2) Untuk serbuk kayu dan pasir masukkan ke kresek warna hitam
sedangkan untuk pecahan lampu masukkan ke safety box .
c. Tumpahan reagen
1) Kumpulkan bekas resapan menggunakan serokan ke dalam plastik hitam.
2) Bersihkan lantai dengan menggunakan air dan larutan klorin 0,5
3) Lepas APD
4) Buang ke kotak sampah infeksius
5) Cuci tangan dengan sabun.
H. Alat Pelindung Diri (APD) Pada Penanganan B3 dan Limbah B3.
Bahan dan limbah bahan Berbahaya dan Beracun berpotensi
menimbulkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku tentang Keselamatan Kerja,
maka harus menyediakan peralatan pelindung diri yang digunakan secara benar
disertai prosedur tertulis cara penggunaannya serta dipelihara dalam kondisi
layak pakai.
Jenis Alat Pelindung Diri (APD) yang digunakan ditiap instalasi/unit kerja
cukup banyak jenisnya, diantaranya:
1. Masker
2. Sepatu boot
3. Sarungtangan disposible
4. Apron disposible
5. Jas lab
Jenis Alat Pelindug Diri (APD) Di UPTD Puskesmas Jaken
No Jenis APD Instalsi/Unit Risiko Bahaya Gambar
1 Masker Farmasi Debu
Perawatan Penularan
Laboratorium penyakit
Kesling Pestisida
2 Sepatu Kebersihan Terpeleset,
Booth Jurumasak tertusuk benda
tajam, kejatuhan
benda

3 Sarung Perawat Iritasi kulit


tangan Laboratorium Penularan
Dokter penyakit
Kesling

5 Celemek Laundry Melindungi dari


cairan klorin dan
darah

6 Jas Laboratorium Percikan


laboratorium specimen lab
BAB IV
DOKUMENTASI

Untuk menjamin keamanan dalam kegiatan pengelolaan bahandan limbah B3


(bahan berbahayadan beracun) di UPTD Puskesmas Jaken, maka perlu dilakukan
pendokumentasian terhadap berbagai tahapan pengelolaannya, mulai dari
pengadaan hingga pemusnahan B3.

A. Pengadaan bahan berbahaya dan beracun.


Dokumentasi pengadaan akan kebutuhan bahan berbahaya dan beracun
(B3) di UPTD Puskesmas Jaken dilaksanakan oleh petugas yang berwenang
sesuai ketentuan yang berlaku. Pengadaan B3 harus dilengkapi dokumen ijin
atau sertifikat dari rekanan atau supplier yang mengadakan B3.

B. Penyimpanan B3 dan Limbah B3


Dokumentasi penyimpanan B3 dan limbah B3 dilaksanakan oleh petugas
kesehatan lingkungan. Kegiatan pendokumentasian meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Pendokumentasian jumlah, jenis dan label atau simbol B3 di seluruh tempat
penyimpanan B3.
2. Pencatatan jumlah limbah bahan berabahaya beracun yang masuk TPS
3. Pendokumentasian perijinan terhadap penyimpanan sementara limbah B3
dari instansi yang berwenang.

Kepala UPTD Puskesmas Jaken

dr.Agung Setyo Widiyanto, mm


NIP. 19690809 200212 1 005
REFERENSI

1. Undang – Undang RI No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja


2. Undang – Undang RI No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan
3. Undang – Undang RI No.32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup
4. Peraturan Pemerintah RI No.101 tahun 2014 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya
dan Beracun (B3)
5. Peraturan Pemerintah RI No.74 tahun 2001 tentang Bahan Berbahaya Beracun
6. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup RI No. 14 tahun 2013 tentang Simbol Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun.
7. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.472/MENKES/PER/V/1999 tentang
Pengamanan Bahan Berbahaya Bagi Kesehatan.
8. Keputusan Badan Pengelola Dampak LingkunganNo.01/BAPEDAL/09/1995
Tentang Tata Cara dan Persyaratan Teknis Penyimpanan dan Pengumpulan Limbah
Bahan Berbahaya dan Beracun.
9. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesoa Nomor
P.74/MENLHK/SETJEN/KUM.1/10/2019 tentang Program Kedaruratan Pengelo-
laan Bahan Berbahaya dan Beracun dan / atau Limbah Bahan berbahaya dan Bera-
cun.

Anda mungkin juga menyukai