Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

FAKTOR KIMIA DI LINGKUNGAN KERJA

Disusun oleh :
Kelompok 2
1. Tia Gustiana
2. Listio Adilistia
3. Alma Nuramaliah
4. Eka Triana
5. Lusiana

SMK BHAKTI PERTIWI TASIKMALAYA


TAHUN PELAJARAN 2015
BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG


Salah satu masalah utama dalam bidang kesehatan kerja adalah
gangguan kesehatan akibat lingkungan kerja. Lingkungan kerja dikaitkan
dengan segala sesuatu yang berada di sekitar pekerja atau yang
berhubungan dengan tempat kerja yang dapat mempengaruhi pekerja
dalam melaksanakan tugas yang dibebankan padanya.
Kesehatan lingkungan kerja membahas tentang kegiatan
pemecahan masalah kesehatan di lingkungan kerja. Pemecahan masalah
lingkungan kerja pada hakekatnya merupakan upaya pengurangan
terhadap beban tambahan bagi pekerja dan upaya penyerasian antara
kapasitas kerja dengan lingkungan kerja.
Apabila tidak memenuhi persyaratan maka lingkungan kerja dapat
mempengaruhi kesehatan kerja dalam dua bentuk yaitu kecelakaan kerja
(Occupational accident) dan penyakit akibat kerja (Occupational diseaces).
Kesehatan lingkungan kerja sering kali dikenal juga dengan istilah
Higiene Industri atau Higiene Perusahaan. Kegiatannya bertujuan agar
tenaga kerja terlindung dari berbagai macam resiko akibat lingkungan
kerja. Menurut Suma’mur (1976) Higiene Perusahaan adalah spesialisasi
dalam ilmu hygiene beserta prakteknya yang melakukan penilaian pada
faktor penyebab penyakit secara kualitatif dan kuantitatif di lingkungan
kerja Perusahaan, yang hasilnya digunakan untuk dasar tindakan korektif
pada lingkungan, serta pencegahan, agar pekerja dan masyarakat di
sekitar perusahaan terhindar dari bahaya akibat kerja, serta
memungkinkan mengecap derajat Kesehatan yang setinggi- tingginya.
Di Indonesia, upaya Kesehatan lingkungan kerja dikembangkan selaras
dengan aspek ergonomi, kesehatan dan keselamatan kerja, baik dari segi
keilmuan maupun penerapannya. Sedang pada perusahaan besar
diberbagai Negara, pelaksananya adalah Industrial Hygienist yang
mempunyai latar belakang pendidikan teknis yang memperoleh tambahan
pengetahuan dibidang lain yang terkait seperti fisika, kimia, kesehatan,
kedokteran dan sebagainya.

B.     TUJUAN
a. Agar siswa memahami tentang pengertian faktor kimia
b. Agar siswa memahami tentang jenis-jenis / macam-macam kimia
c. Agar siswa memahami tentang penyebab faktor kimia
d. Agar siswa memahami tentang pencegahan faktor kimia
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN FAKTOR KIMIA


Faktor kimia adalah faktor didalam tempat kerja yang bersifat
kimia, yang meliputi bentuk padatan (partikel, cair, gas, kabut, aerosol,
dan uap yang berasal dari bahan-bahan kimia, mencakup wujud yang
bersifat partikel adalah debu, awan, kabut, uap logam, dan asap ;
serta wujud yang tidak bersifat partikel adalah gas dan uap (pasal 1,
butir 11, dan butir 12. Permennakertransi No.PER. 13/MEN/X/2011,
tentang NAB (Nilai Ambang Batas) Faktor Fisika dan Kimia di Tempat
Kerja).
Sedangkan bahan kimia (chemical), adalah unsur kimia dan
senyawanya dan campurannya, baik yang bersifat alami maupun
sintetis.Keracunan bahan kimia, dimana dalam keadaan normal, badan
manusia mampu mengatasi bermacam-macam bahan dalam batas-
batas tertentu. Keracunan terjadi apabila batas-batas tersebut dilampui
dimana badan tidak mampu mengatasinya(melalui saluran pencernaan,
penyerapan atau pembuangan).
Derajad racun (toxicity), adalah potensi kandungan bahan kimia
yang menyebabkan keracunan. Racun dari bahan kimia sangat
beragam (contoh ; beberapa tetesan bahan kimia bisa mematikan,
sementara yang lain baru memberikan efek kalau dikonsumsi dalam
jumlah yang besar). Bahaya kimia (chemical hazard) adalah bahan
kimia yang digolongkan kedalam bahan-bahan berbahaya atau
memiliki informasi yang menyatakan bahwa bahan terse
but berbahaya, biasanya informasi tersebut dalam “lembar data
keselamatan (chemical safety data sheet)”, yang memuat dokumen
dan informasi penting untuk para pengguna yang bertalian dengan
sifat kandungan bahayanya dan cara-cara penggunaan yang aman,
ciri-ciri,supplier, penggolongan, bahayanya, peringatan-peringatan,
bahaya dan prosedur tanggap darurat.
Faktor-faktor yang menciptakan kondisi intensitas bahaya di area
lingkungan tempat kerja yang berhubungan dengan penggunaan
bahan kimia meliputi ; (i) derajat racun, (ii) sifat-sifat fisik dari bahan,
(iii) tata cara kerja, (iv) sifat dasar, (v) tempat/jalan masuk, (vi)
kerentanan individu para pekerja, dan (vii) kombinasi faktor-faktor (i)
sampai dengan (vi) akan menibulkan situasi yang berbahaya.
Bahaya ini adalah bahaya yang berasal dari bahan yang dihasilkan
selama produksi. Bahan ini terhambur ke lingkungan dikarenakan cara
kerja yang salah, kerusakan atau kebocoran dari peralatan atau
instalasi yang digunakan dalam proses kerja. Bahaya kimia yang
terhambur ke lingkungan kerja dapat mengganggu baik itu loka
maupun sistemik. Gangguan lokal adalah kelainan yang ditimbulkan di
tempat bahan kimia kyang kontak dengan tubuh, yaitu kulit dan
selaout lendir yang menimbulkan gejala iritasim ulkus dan kadang-
kadang kangker. Apabila ia terserap dan masuk peredaran darah akan
timbul gejala sistemik.
Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh adalah;
a.    Melalui Kulit
b.   Melalui pernafasan
c.    Melalui pencernaan
Gejala yang tibul bisa bersifat akut atau kronis tergantung pada pola
dan tingkat paparannya.
B. JENIS-JENIS KIMIA DI TEMPAT KERJA
Bahan kimia di tempat kerja dapat berupa :
a.    Bahan kimia oksidator
Bahan kimia oksidator bersifat eksplosif karena sangat reaktif dan
tidak stabil, mampu menghasilkan oksigen dalam reaksi atau
penguraianya sehingga dapat menimbulkan kebakaran selain
ledakan. Bahan oksidator terdiri dari :
1)   Oksidator organik : Permanganat, Perklorat, Dikromat, Hidrogen
Peroksida, Periodat, Persulfat.
2)   Peroksida organik : Benzil Peroksida, Asetil Peroksida, Eteroksida,
Asam Parasetat.
Peroksida-peroksida organik dapat pula terbentuk pada
penyimpanan pelarut organik seperti eter, keton, ester, senyawa-
senyawa tidak jenuh dsb yang bersifat eksplosif.
b.   Bahan reaktif terhadap air
Beberapa bahan kimia dapat bereaksi hebat dengan air, dapat
meledak atau terbakar. Ini disebabkan zat-zat tersebut bereaksi
secara eksotermik (mengeluarkan panas) yang besar atau
mengeluarkan gas yang mudah terbakar, contoh :
-   Alkali (Na, K) dan Alkali tanah (Ca)
-   Logam Halida (Alumunium tibromida)
-   Oksida logam anhidrat (CaO)
-   Oksida non logam Halida (Sulfuril Halida)
Jelas bahan-bahan tersebut harus jauh dari air atau disimpan
ditempat yang kering dan bebas dari kebocoran bila hujan turun,
dan bahan reaktif diatas juga reaktif terhadap asam. Selain itu juga
terdapat bahan-bahan lain yang dapat bereaksi dengan asam
secara hebat. Reaksi yang terjadi adalah reaksi eksotermis atau
menghasilkan gas-gas yang mudah terbakar atau eksplosif,
contoh : Kalium Klorat/perklorat, Kalium Permanganat, Asam
Akromat (Cr₂O₃).
c.    Gas bertekanan
Gas bertekanan telah banyak digunakan dalam industri ataupun
laboratorium. Bahaya dari gas tersebut pada dasarnya adalah
karena tekanan tinggi dan juga efek yang mungkin juga bersifat
racun, aspiksian, korosif, dan mudah terbakar.
Tabel penggunaan gas bertekanan dan bahayanya
GAS Penggunaan Bahaya
Mudah terbakar,
aspiksian
Gas bakar
Asetilen Beracun
Bahan baku pupuk
Ammonia Beracun dan
Sterilisasi
Etilen Oksida mudah terbakar
Hidrogenasi, gas
Hidrogen Mudah terbakar
karier
Nitrogen dn meledak
Gas pencuci,
Aspiksian
membuat udara inert
Klor
Klorinasi
Vinil Klorida Beracun, korosif
Produksi plastik
Beracun dn
mudah terbakar

Gas-gas tersebut diatas dalam silinder yang bertekanan, harus


disimpan dalam keadaan terlindung, bebas panas, dan goncangan
serta terikat kuat dan bebas dari kebocoran kran.
Bahan kimia banyak digunakan dalam lingkungan kerja yang dapat
dibagi dalam tiga kelompok besar yaitu :
a.    Industri Kimia, yaitu industri yang mengolah dan menghasilkan
bahan-bahan kimia,diantaranya industri pupuk, asam sulfat, soda,
bahan peledak, pestisida, cat , deterjen, danlain-lain. Industri kimia
dapat diberi batasan sebagai industri yang ditandai
denganpenggunaan proses-proses yang bertalian dengan
perubahan kimiawi atau fisik dalamsifat-sifat bahan tersebut dan
khususnya pada bagian kimiawi dan komposisi suatu zat.
b.   Industri Pengguna Bahan Kimia, yaitu industri yang menggunakan
bahan kimia sebagaibahan pembantu proses, diantaranya industri
tekstil, kulit, kertas, pelapisan listrik,pengolahan logam, obat-
obatan dan lain-lain.
c.    Laboratorium, yaitu tempat kegiatan untuk uji mutu, penelitian
dan pengembangan sertapendidikan. Kegiatan laboratorium banyak
dipunyai oleh industri, lembaga penelitiandan pengembangan,
perusahaan jasa, rumah sakit dan perguruan tinggi

C. MACAM-MACAM BAHAN KIMIA DI TEMPAT KERJA


Klasifikasi atau penggolongan bahan kimia berbahaya diperlukan
untuk memudahkanpengenalan serta cara penanganan dan
transportasi. Secara umum bahan kimia berbahyadiklasifikasikan
menjadi beberapa golongan diantaranya sebagai berikut :
a.    Bahan Kimia Beracun (Toxic)
Adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan bahaya terhadap
kesehatan manusia ataumenyebabkan kematian apabila terserap ke
dalam tubuh karena tertelan, lewat pernafasanatau kontak lewat
kulit.
b.   Bahan Kimia Korosif (Corrosive)
Adalah bahan kimia yang karena reaksi kimia dapat mengakibatkan
kerusakan apabilakontak dengan jaringan tubuh atau bahan lain.
c.    Bahan Kimia Mudah Terbakar (Flammable)
Adalah bahan kimia yang mudah bereaksi dengan oksigen dan
dapat menimbulkankebakaran. Reaksi kebakaran yang amat cepat
dapat juga menimbulkan ledakan.
d.   Bahan Kimia Peledak (Explosive)
Adalah suatu zat padat atau cair atau campuran keduanya yang
karena suatu reaksi kimiadapat menghasilkan gas dalam jumlah
dan tekanan yang besar serta suhu yang tinggi,sehingga
menimbulkan kerusakan disekelilingnya.
e.    Bahan Kimia Oksidator (Oxidation)
Adalah suatu bahan kimia yang mungkin tidak mudah terbakar,
tetapi dapatmenghasilkan oksigen yang dapat menyebabkan
kebakaran bahan-bahan lainnya. Bahan
f.    Kimia Reaktif Terhadap Air (Water Sensitive Substances)Adalah
bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan air dengan
mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar.
g.   Bahan Kimia Reaktif Terhadap Asam (Acid Sensitive Substances)
Adalah bahan kimia yang amat mudah bereaksi dengan asam
menghasilkan panas dangas yang mudah terbakar atau gas-gas
yang beracun dan korosif.
h.   Gas Bertekanan (Compressed Gases)
Adalah gas yang disimpan dibawah tekanan, baik gas yang ditekan
maupun gas cair ataugas yang dilarutkan dalam pelarut dibawah
tekanan.
i.     Bahan Kimia Radioaktif (Radioactive Substances)
Adalah bahan kimia yang mempunyai kemampuan memancarkan
sinar radioaktif denganaktivitas jenis lebih besar dari 0,002
microcurie/gram.Perlu diingat bahwa suatu bahan kimia dapat
termasuk diantara satu atau lebih golongandi atas karena memang
mempunyai sifat kimia yang lebih dari satu sifat.
j.     Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya
Mengelompokkan bahan kimia berbahaya di dalam
penyimpanannya mutlak diperlukan,sehingga tempat/ruangan yang
ada dapat di manfaatkan sebaik-baiknya dan aman.
Mengabaikansifat-sifat fisik dan kimia dari bahan yang disimpan
akan mengandung bahaya seperti kebakaran,peledakan,
mengeluarkan gas/uap/debu beracun, dan berbagai kombinasi dari
pengaruh tersebut.

D. PENYEBAB
Beberapa jalur masuk dari bahan kimia antara lain:
a.    Inhalasi : di perindustrian, jalur pernafasan menjadi jalur masuk
pertama yang paling rawandan paling signifikan. Perlindungan lebih
diperlukan karena bahan kimia dalam bentuk uapdan debu dapat
masuk melalui pernafasan.
b.   Via saluran pencernaan (oral) : menjadi mungkin saat pekerja
memakan makanan merekamasih di area kerja dimana
makanan/minuman mereka mungkin terpapar oleh bahan
kimiadalam bentuk uap
c.    Absorpsi kulit : bahan kimia cair cepat sekali menyerap masuk ke
dalam tubuh melaluiresapan pori-pori kulit
E. PENCEGAHAN FACTOR KIMIA LINGKUNGAN KERJA
Ada beberapa cara pencegahan factor kimia lingkungan kerja
antara lain:
1. Subtitusi
Yang dimaksud subtitusi adalah penggantian bahan-bahan
berbahaya/beracun dengan bahan yang tidak beracun, hal ini agak
sukar dilaksanakan mengingat banyak dari bahan kimia yang
dipakai dalam proses produksi yang apabila diganti dengan bahan
lain dapat mempengaruhi dari hasil produksi dengan kata lain
produksi mungkin akan tidak sama bila memakai bahan aslinya dan
untuk mendapatkan hasil yang sama diperlukan penelitian-
penelitian yang saksama dan membutuhkan biaya tinggi.
2. Isolasi
Isolasi yang dimaksud disini adalah mengisolir tempat atau
ruangan-ruangan yang mengandung aspek bahan kimia yang
berbahaya dari para pekerja atau tidak kontak langsung bahan-
bahan berbahaya tersebut, cukup dilakukan dengan mengontrol
dari luar atau tempat lain.
3.     Ventilasi
Ventilasi yang dimaksudkan disini adalah mengatur sirkulasi udara
yang baik masuk kedalam ruang kerja. Ada berapa macam
ventilasi, tetapi disini yang dibicarakan adalah ventilasi ekshauster.
Ada dua macam ekshauster sebagai berikut:
a. Lokal Ekshauster
Yaitu ekshauster yang dipakai hanya pada tempat dimana orang
bekerja.
b. General ekshauster.
Yaitu ventilasi untuk seluruh ruangan
4. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Pemakaian alat pelindung diri hanya dilakukan apabila ketiga sistem
tersebut diatas tidak dapat mengurangi atau menghilangkan
bahaya bahan kimia yang ada pada suatu lingkungan kerja ataupun
kurang efisien penggunaannya.
Ada berapa macam alat pelindung diri antara lain:
a. Masker
Alat ini dipakai untuk melidungi tenaga kerja dari debu ataupun
uap, gas yang dapat masuk kedalam tubuh melalui pernapasan.
b. Sarung tangan
Alat ini dipakai melindungi tenaga kerja dari kontak dengan bahan
kimia berbahaya
c. Pakaian kerja
Alat ini dipakai untuk melindungi tenaga kerja dari kontak bahan
kimia yang berbahaya.
d.     Respirator
Alat ini dipakai untuk melindungi pernapasan tenaga kerja dimana
konsentrasi bahan kimia dalam ruangan kerja dimungkinkan
dengan hanya mermakai masker.
BAB III
KESIMPULAN

Bahan kimia telah meningkatkan mutu kehidupan. Bahan kimia


disektor pertanian dalam bentuk pembasmian hama (pestisida) dan pupuk
(fertilizer) telah secara besar-besaran meningkatkan produksi makanan.
Obat kemotrapi telah memberikan kontribusi terhadap pengobatan kanker
dan obat-obat baru terus menerus secara konstan memasuki pasaran
untuk pengobatan penyakit jantung misalnya. Serat karbon secara luas
digunakan dipabrik pembuatan bahan baru yang ringan, sementara serat
keramik digunakan sebagai bahan penyekat dan sering digunakan sebagai
pengganti asbestos.
Kini sesungguhnya setiap tempat kerja, tercemar oleh bahan kimia
seperti bahan pelarut yang digunakan untuk membersihkan dan
menghilankan minyak, campuran cat dan pernis dan pelarut campuran
yang kental dan bahan campuran lainnya. Bahan kimia dalam bentuk
padat dapat berubah dijadikan bubuk atau partikel abu selama proses
manufaktur dan dapat bersisa masuk kedalam udara ambient untuk
jangka waktu yang lama.
DAFTAR PUSTAKA

-    Hendra. Bahaya Kimia di Tempat Kerja. Higiene Industri. Semarang :


Program Sarjana Universitas Dipenogoro
-    Slamet soemirat juli. Kesehatan lingkungan. Bandung : Gajah Mada
-    Soemarwoto otto. Analisis mengenai dampak lingkungan. Yogyakarta :
UGM
-    Yakin addinul. Ekonomi sumber daya dan lingkungan. Jakarta :
Akademika presido
-    http://maribelajartentanglingkungan.blogspot.com
-    http://bima-nusantara.com
-    http://eanabae.blogspot.com

Anda mungkin juga menyukai