a. Berdasarkan info. Di atas dan tabel 3.1.2. di bawah, hitung ATE mixture!
b. Tentukan kelas dan kategori campuran A menurut GHS!
c. Jelaskan symbol dan hazard statement campuran A!
d. Jelaskan definisi untuk kelas campuran A!
e. Jelaskan apakah campuran A dapat menyebabkan kematian pada mausia!
JAWAB
1. a. (1) Peraturan Menteri Perindustrian No. 87 Tahun 2009 tentang Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label pada
Bahan Kimia
(2) Peraturan Menteri Perindustrian No. 23 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Perindustrian Nomor
87/M-IND/PER/9/2009 tentang Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label Pada Bahan Kimia
(3) Peraturan Dirjen Industri Agro dan Kimia No. 21/IAK/PER/4/2010 tentang Petunjuk Teknis Penerapan Sistem
Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label Pada Bahan Kimia
(4) Peraturan Dirjen Basis Industri Manufaktur No. 04/BIM/PER/1/2014 tentang Petunjuk Teknis dan Petunjuk
Pengawasan Pelaksanaan Sistem Harmonisasi Global Klasifikasi dan Label pada Bahan Kimia
b. Tujuan GHS: untuk mendefinisikan dan mengklasifikasikan bahaya kimia dan mengkonfirmasikan bahaya tersebut pada label
dan lembar data keselamatan. GHS menyediakan prinsip-prinsip dasar untuk penetapan program keselamatan bahan kimia.
(Sumber lain) Tujuan GHS:
1. Untuk lebih meningkatkan perlindungan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan dengan menyediakan sistem yang
lebih komprehensif secara internasional untuk mengkomunikasikan bahaya bahan kimia.
2. Menyediakan framwork untuk negara-negara yang belum memiliki sistem klasifikasi dan label bahan kimia.
3. Mengurangi kebutuhan akan pengujian dan evaluasi bahan kimia.
4. Memfasilitasi perdagangan internasional bahan kimia dimana bahaya bahan kimia tersebut sudah dikaji dan diidentifikasi
dengan basis internasional.
Manfaat mengadopsi GHS:
1. Memperluas perlindungan terhadap keselamatan manusia dan lingkungan dengan menyediakan komunikasi bahaya yang
dapat dipahami secara internasional
2. Memfasilitasi perdagangan kimia internasional dimana bahaya kimia yang ada lebih diteliti dan diidentifikasikan secara
internasional
3. Mengurangi keperluan untuk penduplikasian pengetesan dan evaluasi terutama penggunaan binatang untuk pengetesan
4. Membantu negara-negara dan organisasi internasional dalam manajemen kimia secara menyeluruh.
c. 4 Sumber GHS:
1. United Nations Economic and Social Council’s Committee of Experts of Experts on the Transport of Dangerous Goods.
2. OECD (Classification criteria for health and environmental hazards - Developed by the Organization for Economic
Cooperation and Development)
3. UNCETDG/ILO (Classification criteria for physical hazards - Developed by the United Nations Subcommittee of Experts
on the Transport of Dangerous Goods)/ (International Labour Organization)
4. United Nations Conference on Environment and Development (UNCED)
5. Interorganization Programme for the Sound Management of Chemicals (IOMC)
d. Signal word, hazard pictogram, hazard statement, product identifier, supplier identification, precautionary statements,
tambahan info lain sesuai lembaga yg berwenang
e. 1. Identifikasi senyawa (Tunggal atau Campuran) dan perusahaan: info mengenai bhn kimia/nama lain bahan, jg berisi nama
perusahaan bhn kimia terkait, alamat perusahaan, no. telp yg dpt dihubungi saat keadaan darurat
2. Identifikasi bahaya: info mengenai bhy dr bhn kimia
3. Komposisi/Informasi tentang bahanpenyusun senyawa tunggal: menyertakan nama bhn kimia, CAS, number sinonim,
impurities dan konsentrasi bhn dlm camp., zat adiktif penyetabil bhn kimia beserta identifikasi unik lainnya harus
dimasukkan dan ditempatkan pd sect 3 GHS SDS
4. Tindakan pertolongan pertama: harus dimasukkan karena termasuk gejala/ efek apa yg biasa terjadi pd saat terjadi
kecelakaan apakah gejalanya akut/tertunda
5. Tindakan pemadaman kebakaran: untuk tau jenis media pemadam yg cocok, bahaya spesifik yg ditimbulkan
6. Tindakan penanggulangan jika terjadi kebocoran: info mengenai peringatan bagi individu beserta APD&prosedur tanggap
darurat terkait kecelakaan
7. Penanganan dan penyimpanan: info mengenai kondisi aman dalam hal penyimpanan beserta petunjuk ketidaksesuaian dr
bhn kimia
8. Kontrol paparan/perlindungan diri: untuk meminimalisisr paparan, penggunaan APD yg sesuai untuj meminimalisasi dan
mengontrol paparan
9. Sifat fisika dan kimia: info ttg sifat fisika dan kimia untuk mengontrol penanganan dan penyimpanan
10. Stabilitas dan Reaktifitas: info ttg kemungkinan terjadi rx bhy yg tidak diinginkan beserta kondisi yang dihindari untuk
mencegah hal tsb
11. Informasi Toksikologi: menyediakan semua data mengenai bhy kesehatan. Ex: LD/LC
12. Informasi Ekologi: menyediakan semua data ttg lingkungan. Ex: toksisitas, degradabilitas, dll
13. Pertimbangan pembuangan / pemusnahan (limbah): limbah bhn kimia harus diolah scr benar sesuai metoda yg ditulis
14. Informasi transportasi/pengangkutan bahan
15. Informasi yang berkaitan dengan regulasi/peraturan perundang-undangan
16. Informasi lain termasuk informasi yang diperlukan dalam pembuatan dan revisi SDS: tgl pembuatan SDS, indikasi
perubahan SDS, singkatan dlm penggunaan SDS, referensi dan literature untuk membuat SDS
2. a. (1) Melalui pengujian
(2) Dengan Bridging Principle
(3) Konsentrasi salah satu hahan campuran (melihat tabel %)
b. Selain dengan pengujian, untuk menentukan kelas dan kategori bahaya campuran dapat dilakukan dengan cara melakukan
bridging principle, dengan 6 prinsip:
Dillution (pengenceran): campuran A diencerkan dengan bahan B yg kurang atau sama bahayanya. B.A+B = A
Batching: Campuran A&B adalah dua batch yg diproduksi dalam kondisi yg sama. A=B;
Concentration of highly toxic mixtures: Campuran A diklasifikasikan pada bahaya kategori tertinggi, ex: acute toxicity cat.1
B konsentrasi lebih tinggi dari A. B=A
Interpolasi: Campuran A dan B sama tingkat dan klasifikasi bahayanya. Jika camp. C masuk, C=A=B
Similar Mixture: Untuk dua camp. A+B dan C+B, jika konsentrasi dan data bahaya A mirip dg C, dan konsentrasi B mirip
dengan kedua campuran, A+B=C+B
Aerosol: camp. yg dalam bentuk aerosol dianggap memiliki klasidikasi yg sama dg bentuk camp non aerosol asalkan
propelan tidak mempengaruhi bahaya camp
3. c. Adalah suatu zat/camp bhn peledak padat/cair yang dilemahkan untuk menekan sifat eksplosifnya untuk suatu tujuan sehingga
tidak bisa meledak secara masif dan tidak tidak terbakar dengan cepat, dan oleh karenanya dikecualikan dari kelas bahaya
“Explosive”. Mercon masuk dalam piroteknik
e. SADT (Self-Accelerating Decomposition Temperature): suhu terendah pada saat dekomposisi secara cepat dan otomatis pada
saat zat/ bahan kimia tsb dikemas