BERBAHAYA
DI TEMPAT KERJA
Banyak kecelakaan
kimia baik dalam
laboratorium maupun
dalam proses industri
yang disebabkan oleh
ke-tidaktahuan akan
bahaya bahan-bahan
kimia berbahaya.
Dengan LDKB anda
mempunyai ilmu untuk
mengendalikan bahaya
bahan Kimia.
Bab II
Penyediaan dan Penyampaian LDKB dan label
pasal 4
LDKB meliputi keterangan :
1. Identitas Bahan dan Perusahaan 4. Tindakan P3K
-Nama bahan : Mata, Kulit, Tertelan, Terhirup,
-Rumus Kimia : 5. Tindakan Penanggulangan
-Code Produksi : Kebakaran
-Sinonim
-Nama Perusahaan, Distributor, 6. Tindakan Mengatasi Kebocoran &
Importir, alamat dan No Telp. Tumpahan
2. Komposisi Bahan 7. Penyimpanan & Penanganan
CAS =Chemical Abstract Services Bahan
3. Identifikasi Bahaya 8. Pengendalian Pemajanan & APD
Akbibat bahaya pada Mata, Kulit,
Tertelan, Terhirup, Reproduksi,
Teratogenik Karsinogenik
8. Pengendalian Pemajanan & APD
13
Pasal 8
(2) Berdasarkan hasil penelitian sebagaimana dimaksud dalam
pasal 6 ayat (2) Kantor Departemen/Dinas Tenaga Kerja
setempat menetapkan kategori potensi bahaya perusahaan
atau industri yang bersangkutan.
(3) Potensi bahaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri
dari :
a. bahaya besar.
b. bahaya menengah
(4) Kategori potensi bahaya berdasarkan
a. Nama,
b. Kriteria
c. Nilai Ambang Kuantitas (NAK) Bahan Kimia Berbahaya
di tempat kerja.
Pasal 9
Kriteria bahan kimia berbahaya terdiri dari :
a. Bahan beracun
b. Bahan sangat beracun
c. Cairan mudah terbakar
d. Cairan sangat mudah terbakar
e. Gas mudah terbakar
f. Bahan mudah meledak
g. Bahan reaktif
h. Bahan oksidator
Pasal 10
Bahan kimia termasuk kriteria bahan beracun atau sangat beracun ditetapkan dengan memperhatikan sifat
kimia, fisika dan toksik sbb :
Kriteria beracun :
Mulut :
LD 50 > 25 atau < 200 mg/kg berat badan
Kulit :
LD 50 > 25 atau < 400 mg/kg berat badan
Pernafasan :
LC 50 > 0.5 atau < 2 mg/l
Mulut :
LD 50 < 25 mg/kg berat badan
Kulit :
LD 50 < 25 mg/kg berat badan
Pernafasan :
LC 50 < 0.5 mg/l
- Lethal Dose 50 (LD 50) adalah dosis yang menyebabkan kematian pada
50% binatang percobaan.
- Lethal Concentration 50 (LC 50) adalah konsentrasi yang
menyebabkan kematian pada 50% binatang percobaan
Bahan-bahan beracun dalam industri dapat dibagi dalam beberapa
kelompok :
a. Senyawa logam dan metaloid : Pb, Hg, kadmium, krom arsen dan
fosfor
b. Bahan pelarut organik : kloroform, etanol, metanol
c. Gas-gas beracun : N2, CO2, HCN, H2S
d. Bahan karsinogenik : Benzena, asbes, benzidin, vinil klorida
e. Pestisida : organoklorin, organo fosfat
Pasal 11.
KRITERIA
Cairan Mudah Terbakar, Cairan Sangat Mudah Terbakar
dan Gas Mudah Terbakar
Asam mengeluarkan panas dan gas yang mudah terbakar atau beracun atau korosif
Seperti : kalium klorat, kalium permanganat, asam kromat, Lithium,Sodium,Potasium,Calcium
Sulfida, Cyanida, Asam pekat
Pasal 12
(2) Oksidator
Apabila reaksi kimia atau penguraiannya menghasilkan :
– Oksigen yang dapat menyebabkan kebakaran
Terdiri dari :
a. Oksidator anorganik : permanganat, perklorat dikromat,
b. Peroksida organik : bensil peroksida, eter oksida, asam perasetat Organik dan
anorganik nitrat,Bromat,Dicromat.
Pasal 13
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)
Kriteria Beracun
Kriteria Sangat Beracun
Kriteria Mudah Meledak
Kriteria Reaktif
Ditetapkan dalam Lampiran III Kep.Mennaker No.
Kep.187/MEN/1999
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK) :
Beracun (I)
No. Nama Bahan Kimia NAK
1. Aceton Cyanohydrin (2-Cyanopropan-2-1) 200 ton
2. Acrolein (2-propenal) 200 ton
3. Acrylonitrile 20 ton
4. Allyl alcohol (2-propen-1-1) 200 ton
5. Allyamine 200 ton
6. Ammonia 100 ton
7. Bromine 10 ton
8. Carbon disulphide 200 ton
9. Chlorine 10 ton
10. Diphenil methane di-isocyanate (MDT) 200 ton
11. dst
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)
Sangat Beracun (II)
No. Nama Bahan Kimia NAK
1. Aldicarb 100 kg
2. 4-Aminodiphenil 1 kg
3. Amiton 1 kg
4. Anabasine 100 kg
5. Arsenic pentoxide 500 kg
6. Arsenic trioxide 100 kg
7. Arsine ( Arsenic hydride) 10 kg
8. Azinphos – ethyl 100 kg
9. Benzidine 1 kg
10. Beryllium (powder compounds) 10 kg
11. Dst.
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)
Sangat Reaktif (III)
No. Nama Bahan Kimia NAK
1. Acethylene 50 ton
2. Ammonium nitrate 500 ton
3. Ethylene oxide 50 ton
4. Ethylene nitrate 50 ton
5. Hydrogen 10 ton
6. Oxygen 500 ton
7. Paracetic Acid (Concent. >60%) 50 ton
8. Propylene Oxide 50 ton
9. Sodium Chlorate 20 ton
10. Dst.
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)
Mudah Meledak (IV)
No. Nama Bahan Kimia NAK
1. Barium Azide 50 ton
2. Chlorotrinitrobenzene 50 ton
3. Cellulose nitrate (contain.>12.6% nitrogen) 50 ton
4. Cyclotetramethylene-trinitramine 50 ton
5. Diazodinitrophenol 10 ton
6. Diethylene glycol dinitrate 10 ton
7. Hydrazine nitrate 50 ton
8. Lead Azide 50 ton
9. Mercury Fluminate 50 ton
10. Dst
Pasal 14
NILAI AMBANG KUANTITAS DAPAT PULA DITETAPKAN SBB :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Latar belakang
bencana industri ( major accident) telah menimbulkan
kerugian yang tidak sedikit baik tenaga kerja, moril dan
material.
Guna mengantisipasi terulangnya kembali bencana industri
tersebut dipandang perlu mengambil langkah-langkah segera
dan sistimatis untuk mengendalikan potensi bahaya industri
kimia baik potensi bahaya berskala kecil, sedang maupun
potensi bahaya besar ( major hazard installation ).
SE No. 140 / DPKK/III/2004
I. KELOMPOK UMUM
1. Kebijakan Pemerintah di bidang K3
2. Perat. Peruu di bidang K3
3. Peraturan ttg Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO.03/MEN/1985
TENTANG
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PEMAKAIAN ASBES
BAB II
PENGGUNAAN ASBES
Pasal 2
Asbes atau bahan yang mengandung asbes tidak boleh digunakan dengan cara
menyemprotkan.
Pasal 3
Setiap proses atau pekerjaan yang menggunakan atau pemakaian asbes biru
(crosidolit) dilarang.
BAB III
KEWAJIBAN PENGURUS
Pasal 4
(1) Pengurus berkewajiban:
a. menyediakan alat-alat pelindung diri bagi tenaga kerja.
b. Memberikan penerangan kepada tenaga kerja mengenai:
1. bahaya yang mungkin terjadi karena pemaparan asbes;
2. cara-cara kerja yang aman;
3. pemakaian alat pelindung diri yang benar.
c. memberitahukan secara tertulis kepa
da Menteri dan menjelaskan proses produksi,
jenis asbes yang dipakai atau ditamb
ang, barang jadi dan lokasi kegiatan-
kegiatannya selambat-lambatnya dalam waktu 14 hari sebelum proses dimulai;
PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA RI
NO.03/MEN/1986
TENTANG
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PEMAKAIAN PESTISIDA