Anda di halaman 1dari 29

PENGENDALIAN BAHAN KIMIA

BERBAHAYA DI TEMPAT
KERJA

(Kep.Men. Tenaga Kerja No. KEP. 187/MEN/1999)

Oleh :
Dr. dr. Sudi Astono, MS
Direktorat Pemeriksaan Norma Ketenagakerjaan
DIREKTORAT JENDERAL BINWASNAKER DAN K3
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN RI

1 Dr Sudi-Binwas&K3 Kemnaker
Agenda
1. Latar Belakang
2. Referensi
3. Pengertian
4. Kewajiban Pengurus
5. LKDB dan Label
6. Kriteria Bahan Kimia Berbahaya
7. Penutup

DR SUDI-BINWAS&K3 KEMNAKER 2
PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA

DI TEMPAT KERJA

1. Latar belakang:
Kegiatan industri yang mengolah, menyimpan,
mengedarkan, mengangkut dan mempergunakan
bahan-bahan kimia berbahaya akan terus
meningkat sejalan dengan perkembangan
pembangunan sehingga berpotensi untuk
menimbulkan bahaya besar bagi industri, tenaga
kerja, lingkungan maupun sumberdaya lainnya.
DR SUDI-BINWAS&K3 KEMNAKER 3
Contoh kasus kecelakaan kerja…

Peledakan reaktor kimia di PT X.. JaTim

Korban jiwa
-Meninggal dunia : 2 org
-Luka berat : 9 org
-Luka ringan : 44 org

Kerusakan
-Unit PA-1, Unit PA-2 dan unit MA-2 rusak
total, 9 mobil,150 motor dan 2 trailer
perusahaan terbakar

Produksi
-Berhenti total untuk waktu yg lama

Dr Sudi-
4 Binwas&K3
Kemnaker
Contoh dampak kecelakaan kerja terhadap lingkungan
dan masyarakat…
Pencemaran limbah kimia di Teluk Buyat

 Pembuangan limbah logam


berat; Hg, As (dimana Hg
sebagai hasil antara)
 Pencemaran lingkungan
 Gangguan kesehatan
terhadap masyarakat
 Biaya sosial
 Community development

Dr5 Sudi-Binwas&K3 Kemnaker


Berbagai dampak kesehatan akibat Bahan Kimia
Berbahaya

Zat iritan
Iritasi selaput lendir
Zat korosif
Luka bakar
Zat karsinogenik
Cancer
Zat alergen
Dermatitis/eksism & asma akibat kerja
Zat Mutagenik
Mutasi genetic  Penyakit keturunan
Zat Teratogenik
Penyakit kongenital peny. bawaan
Debu reaktif (asbes,
silika, debu kapas, Pneumukoniosis Pengerasan paru2
berillium)

6 Dr Sudi-Binwas&K3 Kemnaker
Berbagai Kerugian akibat KK dan PAK

Kerugian ekonomi =
2,4-4 % GDP (ILO)

Dr Sudi-Binwas&K3 Kemnaker
BERBAGAI BENEFIT PENERAPAN K3
 Melindungi & meningkatkan kualitas SDM pekerja sebagai aset penting SDM
(human capital asset)
 Mencegah meminimalkan tingkat kesakitan, kasus KK & PAK beserta
kerugian2nya: cost, sickness, absenteism, lost time, turn over,
produktivitas, lost of business opportunity etc.di semua sektor usaha
 Meningkatnya produktivitas, daya saing perusahaan (competitive
advantage), & keberlangsungan usaha (sustainable business)
 Pemenuhan regulasi dan standar K3, SMK3, ISO, SA 8000, dll.
 Berkonstribusi dalam pembangunan global: Millenium/Sustainable
Development Goal (SDG’s 2030)
 Meningkatkan kualitas SDM pekerja dan masyarakat serta generasi penerus
bangsa untuk peningkatan HDI dan daya saing nasional di pasar global
 Menurunnya permasalahan2 ketenagakerjaan dan sosial ekonomi lainnya:
kehilangan kesempatan kerja, pengangguran, kemiskinan, beban ekonomi
tinggi, iklim investasi dll.

8
Dr Sudi-Binwas&K3 Kemnaker
2. Referensi

a. UU No 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja;


b. Konvensi ILO No 170 Tahun 1990 tentang Konvensi
Bahan Kimia (Chemical Convention);
c. Konvensi ILO No. 174 Tahun 1993 tentang Pencegahan
Kecelakaan Besar Pada Industri (Prevention of Major
Industrial Accident Convention)

DR SUDI-BINWAS&K3 KEMNAKER 9
3. Pengertian
BAHAN KIMIA BERBAHAYA

Bahan kimia dalam bentuk tunggal atau


campuran yang berdasarkan sifat kimia
atau fisika dan atau toksikologi
berbahaya terhadap tenaga kerja,
instalasi dan lingkungan

DR SUDI-BINWAS&K3 KEMNAKER 10
Nilai Ambang Kuantitas/NAK :

Standar kuantitas bahan kimia


berbahaya untuk menetapkan potensi
bahaya bahan kimia di tempat kerja

DR SUDI-BINWAS&K3 KEMNAKER 11
4. KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU
PENGURUS :
MENGENDALIKAN
BAHAN KIMIA BERBAHAYA
DI TEMPAT KERJA

UNTUK
MENCEGAH
TERJADINYA
KECELAKAAN KERJA &
PENYAKIT AKIBAT KERJA

DR SUDI-BINWAS&K3 KEMNAKER 12
Pengurus yang :
• Menggunakan Lengkapi dengan:
• Menyimpan •LDKB
• Memakai •Label
• Memproduksi Ps. 3 Point a
• Mengangkut bahan kimia
• Ahli K3 Kimia
berbahaya, wajib melakukan
• Petugas K3 Kimia
pengendalian (Pasal 2)

LDKB dan Label di letakan di tempat yang mudah diketahui


oleh Tenaga Kerja dan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan
(Pasal 6)

DR SUDI-BINWAS&K3 KEMNAKER 13
5. Lembar Data Keselamatan Bahan
(LDKB) berisikan keterangan : SDS GHS
1. Identitas Bahan dan Perusahaan 9. Sifat Fisika dan Kimia
2. Komposisi Bahan 10. Stabilitas dan Reaktifitas
Bahan
3. Identifikasi Bahaya
11. Informasi Toksikologi
4. Tindakan P3K
12. Informasi Ekologi
5. Tindakan Penanggulangan
Kebakaran 13. Pembuangan Limbah
6. Tindakan Mengatasi Kebocoran 14. Pengangkutan Bahan
& Tumpahan
15. Informasi Perat.Peruu yang
7. Penyimpanan & Penanganan berlaku
Bahan
16. Informasi Lain yang
8. Pengendalian Pemajanan & APD Diperlukan.

DR SUDI-BINWAS&K3 KEMNAKER 14
LABEL
berisikan tentang :
1. Nama produk 7. Instruksi Kebakaran
2. Identifikasi Bahaya 8. Instruksi Tumpahan atau
Bocoran
3. Tanda Bahaya dan Artinya
9. Instruksi Pengisian dan
4. Uraian Risiko dan
Penyimpanan
Penanggulangannya
10. Referensi
5. Tindakan Pencegahan
11. Nama, Alamat dan No.
6. Instruksi apabila Terkena
Telp. Pabrik Pembuat atau
atau Terpapar
Distributor

DR SUDI-BINWAS&K3 KEMNAKER 15
Label GHS

DR SUDI-BINWAS&K3 KEMNAKER 16
PENEMPATAN : (Pasal 6)

Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB) dan Label

Ditempatkan pada tempat yang mudah diketahui oleh :


◦ Tenaga Kerja
◦ Pegawai Pengawas

DR SUDI-BINWAS&K3 KEMNAKER 17
6. KRITERIA BAHAN KIMIA BERBAHAYA (Ps.
9)

1. Bahan beracun
2. Bahan sangat beracun
3. Cairan mudah terbakar
4. Cairan sangat mudah terbakar
5. Gas mudah terbakar
6. Bahan mudah meledak
7. Bahan reaktif
8. Bahan oksidator

DR SUDI-BINWAS&K3 KEMNAKER 18
KRITERIA
BAHAN BERACUN
Ditetapkan dengan memperhatikan sifat kimia, fisika dan
toksik sbb. :
◦Mulut :
LD 50 > 25 atau < 200 mg/kg berat badan
◦Kulit :
LD 50 > 25 atau < 400 mg/kg berat badan
◦Pernafasan :
LC 50 > 0.5 atau < 2 mg/l

DR SUDI-BINWAS&K3 KEMNAKER 19
KRITERIA
SANGAT BERACUN
Ditetapkan dengan memperhatikan sifat kimia,
fisika dan toksik sbb. :
◦ Mulut :
◦ LD 50 < 25 mg/kg berat badan
◦ Kulit :
◦ LD 50 < 25 mg/kg berat badan
◦ Pernafasan :
◦ LC 50 < 0.5 mg/l

DR SUDI-BINWAS&K3 KEMNAKER 20
Bahan-bahan beracun dalam industri dapat dibagi dalam beberapa
kelompok :
a. Senyawa logam dan metaloid : Pb, Hg, kadmium, krom arsen dan
fosfor
b. Bahan pelarut organik : kloroform, etanol, metanol
c. Gas-gas beracun : N2, CO2, HCN, H2s
d. Bahan karsinogenik : Benzena, asbes, benzidin, vinil klorida
e. Pestisida : organoklorin, organo fosfat

DR SUDI-BINWAS&K3 KEMNAKER 21
KRITERIA
Cairan Mudah Terbakar,
Cairan Sangat Mudah Terbakar
dan Gas Mudah Terbakar

Cairan Mudah Cairan Sangat Gas Mudah


Terbakar : Mudah Terbakar : Terbakar :
Berdasarkan sifat Berdasarkan sifat Berdasarkan sifat
kimia dan fisika : kimia dan fisika : kimia dan fisika :
 Titik nyala: Titik nyala :
 Titik didih :
>21º C dan < 55º C < 21º C < 20º C
Pada tek. 1 atm  Titik didih : > 20º C
Pada tek. 1 atm
Pada tek. 1atm

DR SUDI-BINWAS&K3 KEMNAKER 22
Bahan Mudah terbakar dapat Dibagi dalam 3 kelompok :
Zat padat mudah terbakar : Belerang , fosfor, kertas/rayon, kapas
Zat cair mudah terbakar : eter, alkohol, aseton, benzena, Formaldehyde
Gas mudah terbakar : hidrogen, asetilen, etilen oksida, ammonia

DR SUDI-BINWAS&K3 KEMNAKER 23
KRITERIA
MUDAH MELEDAK
Apabila Reaksi Kimia Bahan tsb menghasilkan :
◦ Gas dalam jumlah yang besar
◦ Tekanan yang besar
◦ Suhu yang tinggi
Menimbulkan kerusakan disekelilingnya
Beberapa contoh bahan mudah meledak :
Bahan kimia eksplosif : Trinitoluen (TNT), nitrogliserin
Debu eksplosif : debu karbon, zat warna diazo, magnesium
Campuran eksplosif : Campuran bahan oksidator dan reduktor
( as.nitrat + etanol)

DR SUDI-BINWAS&K3 KEMNAKER 24
KRITERIA REAKTIF

Apabila bahan tsb.bereaksi dengan :


Air mengeluarkan panas dan gas yang mudah
terbakar
contoh seperti : Alkali,alkalitana,logam halida,oksida anhidrat, oksida non logam halida
( Lithium, Sodium, Potasium, Calcium,Cobalt, Nitrat , Sulfid, Carbid, Asam pekat, dll.)

Asam mengeluarkan panas dan gas yang mudah


terbakar atau beracun atau korosif
Seperti : kalium klorat, kalium permanganat, asam kromat,
Lithium,Sodium,Potasium,Calcium Sulfida, Cyanida, Asam
pekat
DR SUDI-BINWAS&K3 KEMNAKER 25
KRITERIA OKSIDATOR
Apabila reaksi kimia atau penguraiannya
menghasilkan Oksigen yang dapat menyebabkan
kebakaran
Terdiri dari :
a.Oksidator anorganik : permanganat, perklorat, dikromat,
b.Peroksida organik : bensil peroksida, eteroksida, asam
perasetat Organik dan anorganik nitrat,Bromat,Dicromat.

DR SUDI-BINWAS&K3 KEMNAKER 26
7. Penutup
Tagline
Bangsa yang maju adalah bangsa yang peduli K3
Kualitas pelaksanaan K3 menunjukan Kualitas
Bangsa

Budayakan terus K3 di Setiap Tempat Kerja


Menuju
“Kemandirian Masyarakat Indonesia Berbudaya
K3 Berkelanjutan”
DR SUDI-BINWAS&K3 KEMNAKER 27
SEKIAN
TERIMA KASIH

Hidup Sehat dg olah Raga


di mana saja, kapan saja,
dengan apa saja

Dr Sudi-
28 Binwas&K3
Kemnaker
Profil Singkat Narasumber
Nama
: Dr. dr. Sudi Astono, MS.
Instansi : Ditjen Binwasnaker & K3, Kemenaker R.I
Mobile : HP/WA. 0817898107
Email : sudiastono2030@gmail.com
Jabatan Pengawas Ketenagakerjaan Ahli Madya
Koordinator Pemeriksaan Norma K3
Dokter Penasihat Ketenagakerjaan Tingkat Pusat
Dosen Prodi K3 POLTEKNAKER

Pendidikan & Pelatihan: Organisasi:


 Dokter Umum, Universitas Sebelas Maret • Ketua Umum DPP Asosiasi Pengawas
Surakarta (1992) Ketenagakerjaan Indonesia (DPP APKI 2020-
 S2 Kedokteran Kerja, FK UI (2003) 2023)
 Pasca Sarjana (S3) Manajemen SDM, UNJ
• Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter
(2020)
 TOT Widya Iswara Luar Biasa, Pusdiklat
Kesehatan Kerja Indonesia (IPP-DKI)
• Anggota Komite Pengawasan
Kemnakertrans (2010)
 Pelatihan Asessor Kompetensi K3 (2009) Ketenagakerjaan
 Training of Integration of Manajemen • Sekretris Eksekutif Harian Indonesian
System (2007) Network of Occupational Safety and Health
 Ergonomics Training Course, JICA, Japan Professionals” (INOSHPRO)
(2004)
 Dll.
Dr Sudi-Binwas&K3 Kemnaker 29

Anda mungkin juga menyukai