Anda di halaman 1dari 33

Pengawasan Norma K3 Lingkungan

Kerja dan Bahan Berbahaya

Jember, NOV - 2019


Industrialisasi

PENGGUNAAN MESIN, INSTALASI, PESAWAT ANGKAT DAN ANGKUT, ALAT-ALAT


KERJA, PROSES KERJA , LINGKUNGAN KERJA, PENANGANAN BAHAN2 (KIMIA),
SIFAT PEKERJAAN DAN SISTEM KERJA

Dampak/Risiko : Masalah terkait :


1.Tenaga Kerja : T
U • NARKOBA
- Kecelakaan kerja
- Penyakit Akibat Kerja & J • HIV & AIDS
Keracunan U • Tuberculosis (TB)
2.Perusahaan : A • Flu Burung dll.
- Loss A
- Kualitas & kuantitas produk N
- Kelangsungan usaha
3.Lingkungan :
- Pencemaran
- Global Warming
PRODUKTIVITAS
KERJA
@wilis65
K3 Lingkungan Kerja
lingkungan kerja
segala sesuatu yang ada di sekitar Pekerja/karyawan
pada saat bekerja, yang dapat mempengaruhi dirinya
dan pekerjaannya saat bekerja.

Jenis Lingkungan Kerja :


A. lingkungan kerja non fisik.
B. lingkungan kerja fisik
A. lingkungan kerja non fisik.
1. Hubungan kerja :
Dengan atasan
Dengan sesama rekan kerja,
Dengan bawahan,
2. Kejenuhan, bosan, senang, sifat pekerjaan monoton, dll
Lingkungan non fisik ini juga merupakan kelompok lingkungan kerja yang
tidak bisa diabaikan.

Tujuan :
1.suasana kekeluargaan,
2.komunikasi yang baik,
3.pengendalian diri.
B. lingkungan kerja fisik.
Semua keadaan berbentuk fisik secara langsung /tidak langsung kepada pekerja.
1. Hygiene Perusahaan
2. Pengendalian bahaya besar
3. Pestisida
4. Bahan Kimia Berbahaya (B3)
5. Sanitasi lingkungan
6. Alat Pelindung Diri (APD)
7. Limbah industri
8. Ruang Terbatas (confined Space)
9. Bekerja diketinggian (Work at Hight)

Tujuan :
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
Faktor-faktor Bahaya Lingkungan Kerja
1. Faktor fisika 2. Faktor kimia
 iklim kerja, (Tanur, cold storage,  Padatan /partikel,
perkantoran)
 Penerangan (Ruang (debu, awan, kabut, uap
Produksi,pekerjaan yang teliti) logam, dan asap
 kebisingan, (konstruksi, mesin  Cair, (Bahan Kimia)
press, bubut dll)
 Gas dan uap, kabut, aerosol
 getaran, dan uap yang
 gelombang Radiasi : pengelasan,
rumah sakit, berasal dari bahan-bahan
telekomunikasi, kantor kimia(industri kimia, tekstil,
 sinar ultra ungu/Violet, baterai, sepatu, migas.
 medan magnet dll
3. Faktor biologi
(Serangga, bakteri, virus, parasit. makanan, kehutanan,
pertanian)
4. Faktor fisiologi (ergonomi)
(Cara kerja, alat, Ruang produksi, konstruksi
5. Faktor psikologi
(Upah, kerja monoton, lokasi kerja yang terpencil
mercusuar, Pengawas gunung api, tambang.
Hygiene Perusahaan
Kata “hygiene” berasal dari bahasa Yunani
artinya ilmu untuk membentuk dan menjaga kesehatan (Streeth, J.A. and Southgate,H.A, 1986).
Dalam sejarah Yunani, Hygiene berasal dari nama seorang Dewi yaitu Hygea (Dewi pencegah
penyakit).

1. Hygiene perusahaan adalah ilmu pengenalan, penilaian dan pengendalian faktor-faktor


bahaya, sehingga tenaga kerja dan masyarakat terhindar dari efek sampingan kemajuan
teknologi.

2. Konsep hygiene perusahaan terdiri dari 3 tahapan kegiatan, yaitu :


1. Pengenalan lingkungan
2. Penilaian lingkungan
3. Pengendalian lingkungan
• Hygiene :
Usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya kepada
usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan pribadi hidup
manusia.
Beberapa manfaat dapat kita rasakan apabila kita menjaga sanitasi di
lingkungan kita, misalnya:

- Mencegah penyakit menular


- Mencegah kecelakaan
- Mencegah timbulnya bau tidak sedap
- Menghindari pencemaran
- Mengurangi jumlah (presentase sakit)
- Lingkungan menjadi bersih, sehat dan nyaman
Pengenalan terhadap bahaya faktor-
faktor lingkungan kerja

 Flow diagram dari kegiatan proses dan operasi.


 Kondisi operasi tiap tahap dalam rangkaian operasi dan proses.
 Bahan baku, bahan pembantu, hasil antara, hasil samping, hasil
(produk) dan sisa produksi atau bahan buangan.
 Jurnal – jurnal teknik
 Keluhan dari tenaga kerja
• DALAM PENGENALAN LINGKUNGAN PERLU DIPERHATIKAN :
1. Alat – alat teknis penanggulangan apa yang sudah tersedia /
dipergunakan
2. Bentuk bahan baku yang dipergunakan dan bagaimana digunakan
3. Jumlah orang yang terpapar dan bekerja disetiap tahapan proses

• Tujuan Penilaian lingkungan Kerja :


 untuk mengetahui secara kualitatif tingkat bahaya dari suatu faktor
bahaya lingkungan yang timbul
 Metoda pengukuran, pengambilan sample serta analisa dilaboratorium,
kemudian dibandingkan dengan Standar baku
Pengendalian Lingkungan
• Penerapan metode teknik tertentu untuk menurunkan tingkat faktor bahaya lingkungan sampai batas yang
masih dapat ditolerir oleh manusia dan lingkungannya dengan Nilai Ambang Batas (NAB).

• Nilai Ambang Batas Bahan Kimia adalah kadar rata-rata dari bahan kimia dalam lingkungan kerja agar tenaga
kerja yang bekerja paling lama 8 jam perhari dan 40 jam perminggu tidak mengalami gangguan kesehatan
atau gangguan kenyamanan kerja.

Manfaat dari penilaian lingkungan adalah :


• Dasar utk menyatakan kondisi lingkungan kerja
• Penerapan teknik pengendalian dan penenggulangan merupakan dasar utama.
• Perencanaan alat – alat penanggulangan
• Dokumen untuk inspeksi
Sanitasi Lingkungan
Metode pengendalian lingkungan
• Substitusi
• Ventilasi
• Perubahan proses
• Pengeluaran setempat (lokal exhauster)
• Pemencilan proses/proteksi perorangan

Sanitasi adalah usaha kesehatan yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai faktor
lingkungan yang mempengaruhi atau mungkin mempengaruhi derajat kesehatan manusia.

Tujuan upaya sanitasi lingkungan:


1. Melakukan koreksi, yakni memperkecil dan memodifikasi terjadinya bahaya dari lingkungan
2. Melakukan pencegahan, dalam arti mengefisienkan pengaturan sumber-sumber lingkungan
Ruang lingkup sanitasi lingkungan:
1. Penyediaan air bersih dpt diminum & cukup
2. Menjamin kebersihan penyediaan makanan
3. Pencegahan & pembasmian serangga & binatang mengerat
4. Ketatarumahtanggaan yg baik di industri
5. Limbah industri
6. Sarana sanitasi/kakus dan lain2
Dasar Hukum Pengawasan
K3 Lingkungan Kerja.
1. UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2,
pasal 3 ayat 1, f, g, I, j, k, l, m pasal 5, pasal 8, pasal 9 dan
pasal 14.
2. UU No.3 tahun 1969 tentang persetujuan Konvensi ILO
No.120 mengenai Hygine dalam perniagaan dan kantor
kantor psal 7
3. Peraturan Menteri Perburuhan No.7 tahun 1964 tentang
syarat kesehatan kebersihan serta penerangan dalam tempat
kerja.
4. Permenaker No.3/Men/1985 tentang keselamatan dan
kesehatan kerja Pemakaian asbes.
5. Permenaker No.03/Men/1986 tentang syarat keselamatan dan
kesehatan di tempat kerja yang mengelola Pestisida
6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Nomor
Per.13/Men/X/2011 Tahun 2011 Tentang Nilai Ambang Batas
Faktor Fisika Dan Faktor Kimia Di Tempat Kerja
7. Kepmenaker No.187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya di Tempat Kerja.
8. Instruksi Menteri Tenaga Kerja No.2/M/BW/BK/1984 tentang
Pengesahan alat Pelindung Diri
K3 Pada Penggunaan Bahan Kimia
Berbahaya
Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya
Kriteria bahan kimia berbahaya Menurut
Kep.Men. Tenaga Kerja No. KEP.187/MEN/1999

Pasal 9 :
a. Bahan beracun
b. Bahan sangat beracun
c. Cairan mudah terbakar
d. Cairan sangat mudah terbakar
e. Gas mudah terbakar
f. Bahan mudah meledak
g. Bahan reaktif
h. Bahan oksidator
A. PRINSIP UMUM 7. Pisahkan asam karboksilat
1. Hindarkan dari suhu yang tinggi dengan asam oksidator
2. Hindarkan nyala api, bara, bunga api 8. Pisahkan logam-logam dengan
listrik asam
3. Hindarkan dari air, uap air atau 9. Ventilasi gudang harus cukup
kelembaban yang tinggi baik
4. Pisahkankan bahan-bahan yang 10. Pemesan bahan seseuai dengan
bersifat piroforik atau hidrida dengan kebutuhan
bahan-bahan yang bersifat oksidator
11. Bangunan gedung terpisah dari
5. Pisahkan bahan-bahan yang bersifat bangunan yang lain
oksidator dengansenyawa organik
atau bahan yang bersifat reduktor 12 . Bangunan paling sedikit harus
6. Pisahkan asam dengan basa punya dua pintu
13. Harus ada LDKB atau MSDS
B. SYARAT SYARAT PENYIMPANAN BAHAN
1. BAHAN MUDAH TERBAKAR
Gudang tempat penyimpanan harus :
 Jauh dari bangunan lain dan jalan raya
 Jauh dari sumber panas, nyala api dan bara
 Mampu menahan api min 2 jam
 Mempunyai ventilasi yang baik
 Dilengkapi dengan gas monitor dan heat detector

2. BAHAN REAKTIF
 Bahan yag reaktif thd air harus disimpan di tempat yang
kering dan dingin, serta bebas dari banjir
 Bahan yg reaktif thd oksigen dlm udara yang mampu
terbakar sendiri tanpa adanya api atau sumber panas
harus disimpan di bawah gas inert seperti NITROGEN
 Bahan yang reaktif thd asam harus disimpan terpisah dari
asam
 Bahan yang mudah terurai harus disimpan dalam ruang yag dingin
3. BAHAN BERACUN
 Disimpan dalam wadah yang tertutup rapat
 Pada ruang yang dingin dan mempunyai ventilasi yg baik
 Label bahan harus tetap menempel pada wadah
 Khusus bhn yang amat beracun harus disimpan pada wadah amat kuat, than
korosi dan tidak mudah pecah
 Ruang penyimpanan harus dipasang eye washer dan shower
 Ruang penyimpanan harus dipasang gas detektor

4. BAHAN KOROSIF
 Bahan korosif harus disimpan pada wadah yg kuat dan tahan korosi
 Asam dan basa harus dipisahkan. Demikian juga asam oksidator dan asam
organik juga harus dipisah
 Pada ruang penyimpanan harus disediakan bahan penetral untuk mengatasi
tumpahan, bahan inert seperti pasir, bubuk bata merah dan tanah kering
untuk menyerap tumpahan
 Dekat ruang penyimpanan harus disediakan eye washer dan shower
5. GAS BERTEKANAN
Dalam penyimpanan gas bertekanan tinggi perlu diperhatikan

 Tabung gas harus disimpan dlm posisis tegak dan terikat kuat
 Harus ditempatkan pada tempat yang mempunyai ventilasi baik atau
pada udara bebas
 Ruang penyimpanan harus bebas dari sumber panas, nyala api, bara,
serta tanda dilarang merokok
 Harus dipasang gas detektor pada ruang penyimpanan
 Pengangkutan tabung gas harus menggunakan troli dan terikat
 Khusus untuk penyimpanan tabung gas Khlorin (Cl2) harus dipisahkan
dari yang lain karena amat beracun dan korosif
 Tabung harus diuji secara berkala
C. GUDANG PENYIMPANAN BAHAN
1. LOKASI GUDANG
 Gudang sebaiknya jauh dari bangunan utama dan jalan raya
 Akses ke lokasi harus mudah lakukan
 Lokasi gudang sebaiknya tidak di lantai atas
 Gudang harus terhindar dari bahaya banjir
 Lokasi gudang harus jauh dari sumber panas

2. RUANG GUDANG
 Gudang harus mempunyai pntu darurat untuk jalan keluar
 Bangunan gudang harus tahan api min 2 jam
 Gudang harus mempunyai ventilasi yang cukup baik
 Peralatan listrik harus ditanahkan
 Ruangan gudang harus terhindar sinar matahari
 Suhu ruangan gudang harus dingin dan kering
3. PENATAAN BAHAN

 Bahan oksidator jangan disimpan bersama-sama dengan bahan yang


bersifat reduktor
 Garam-garam beracun jangan disimpan dengan bahan yang bersifat
asam
 Bahan yang bersifat asam jangan disimpan bersama-sama dengan logam-
logam, dan bahan yang bersifat basa
 Asam-asam oksidator jangan disimpan bersama dengan asam organik
 Bahan yang reaktif dengan air harus disimpan pada tempat yang dingin
dan kering. Khusus untuk logam-logam alkali dan alkali tanah harus
disimpan dalam minyak tanah
 Bahan yang reaktif dengan oksigen dalam udara harus disimpan dalam
gas inert (N2)
K3 Bekerja Pada Ruang Terbatas
RUANG TERBATAS
• Ruang = area
• Terbatas
• - Dibatasi oleh dinding
• - Dibatasi oleh Gerak
• - Dibatasi oleh Kegiatan/aktifitas
• - Dibatasi oleh Pintu keluar masuk
• - Dibatasi oleh Sirkulasi udara
• - Dibatasi oleh Penerangan/iluminasi
• - Dibatasi Oleh Jumlah orang
• - Dibatasi oleh pemakaian alat
• Tidak dirancang untuk aktifitas normal
• Memiliki resiko tinggi
Identifikasi Ruang Terbatas

1. Cukup luas dan besar untuk memungkinkan pekerja masuk


dan bekerja di dalamnya
2. Mempunyai akses keluar/masuk yang terbatas, dan
3. Tidak dirancang untuk tempat kerja berkelanjutan atau
terus menerus
Jenis Ruang Terbatas
Tank/Tangki
Vessels/Bejana
Manholes/lubang lalu orang
Reaktor
Silo
Hood/Hoppers
Vaults/bunker
Pipes/pipa
Trenches/selokan
Tunnels/terowongan
Ducts/saluran pipa
Pits/lubang dengan kedalaman min 1,5 m
Klasifikasi Ruang Terbatas
1. Ruang Terbatas Dengan Ijin Masuk
1. Terdapat potensi gas atmosfir
Ijin Masuk
berbahaya;
Ruang
Terbatas 2. Terdapat bahan (cairan atau padatan)
dibutuhkan yang potensial memerangkap pekerja
apabila atau akses keluar masuk;
terdapat 1
dari 4 potensi 3. Mempunyai bentuk atau struktur yang
bahaya dapat memerangkap pekerja;

4. Terdapat bahaya lain yang dapat


menyebabkan cidera serius dan kematian
2. Ruang Terbatas Tanpa Ijin Masuk
Ruang terbatas yang tidak berpotensi
mengandung gas atmosfer berbahaya,
substansi cair ataupun padat berpotensi
yang dapat memerangkap pekerja serta
mengandung bahaya lain yang dapat
menyebabkan kematian ataupun cidera

yang serius lainnya.


Potensi Bahaya di Ruang Terbatas
1. Kekurangan dan 4. Perangkap /
Kelebihan Oksigen Engulfment
•Kekurangan (19.5% or less) ◦ Substansi cair atau padat
yang tersimpan
•Kelebihan (23.5% or higher )
5. Struktur
2. Bahan Mudah Ruang/Konfigurasi
Terbakar dan ◦ Dinding atau lantai,
Meledak undakan dll
Uap atau debu dalam 6. Sumber Energi
konsentrasi yang cukup ◦ Energi mekanis, elektrik
dari peralatan kerja atau
3. Bahan Beracun sumber panas lainnya
Gas, Uap, dan fumes
Engulfment Hazards

Ruang Terbatas harus


dipastikan telah kosong
dari substansi

Selalu gunakan lifelines,


alat bantu mekanis dan
alat penahan jatuh
Kondisi dan bentuk ruang dapat menimbulkan bahaya al:

• Penggunaan tangga dan Scaffolding


• Permukaan yang basah dan licin
• Dasar yang tidak jelas
• Area yang sempit dapat mengakibatkan Tenaga kerja
terjebak
• Pencahayaan yang kurang memadai
Thank You

Anda mungkin juga menyukai