Anda di halaman 1dari 91

Menerapkan Prinsip Kesehatan Kerja

Untuk Mengendalikan Risiko K3


Kode Unit : KKK.00.02.012.01
CURRICULUM VITAE
Nama : Markus Pamenta
Unit Kerja: BBPLK Serang
Status : Nikah
Alamat : Perum Permata Banjar Asri
A9/13. Kota Serang Banten
Tlp : 081 807 325 303
Email :
markuspamenta@yahoo.co.id
UNDANG-UNDANG NO. 1
TAHUN1970
Tentang
KESELAMATAN KERJA
ARTI DAN MAKNA LAMBANG K3

a. Bentuk Lambang : Palang dilingkari roda


bergigi sebelas berwarna hijau diatas dasar
putih
b. Arti dan Makna Lambang :

- Palang : Bebas dari kecelakaan dan sakit akibat kerja.


- Roda gigi : bekerja dengan kesegaran jasmani dan
rohani.
- Warna putih : bersih, suci.
- Warna hijau : selamat, sehat dan sejahtera.
- Sebelas gerigi roda : 11 Bab dalam Undang-undang
Keselamatan Kerja dan sakit akibat kerja.
Pendahuluan
• Sumber bahaya (hazard) adalah sumber, situasi, atau
tindakan yang berpotensi mencederai badan atau
mengganggu kesehatan manusia.

• Menurut Undang-undang No.1 Tahun 1970


Tempat Kerja adalah : tiap ruangan atau lapangan tertutup
atau terbuka, bergerak atau tetap dimana tenaga kerja
bekerja atau sering dimasuki kerja untuk keperluan suatu
usaha dan dimana terdapat sumber atau sumber-sumber
bahaya sebagaimana diperinci dalam pasal 2; Termasuk
Tempat Kerja adalah suatu ruangan, lapangan halaman
dan sekelilingnya yang merupakan bagian-bagian atau
yang berhubungan dengan tempat kerja tersebut.
Mengenali Hazards di Tempat Kerja

1. Faktor Bahaya
KIMIA
FISIK

PSIKOLOGI
BIOLOGI

FISIOLOGI
FAKTOR FISIK
1. KEBISINGAN
Kebisingan adalah bunyi yang tidak
dikehendaki, seperti mesin dan peralatan
kerja menimbulkan suara (noise) di tempat
kerja.

Efek noise :
• Mengganggu komunikasi
• Mengganggu konsentrasi
• Tidak nyaman dalam bekerja
Jenis Kebisingan di Tempat Kerja

1. Kebisingan kontinyu dengan frekuensi luas


Mis : mesin, kipas angin, dll.

2. Kebisingan kontinyu dengan frekuensi sempit


Mis : gergaji sirkuler, katup gas.

3. Kebisingan terputus-putus (intermitten)


Mis : lalu lintas, suara pesawat terbang di bandara

4. Kebisingan impulsif
Mis : pukulan tukul, tembakan bedil atau meriam
GANGGUAN EXTRA AUDITORY

• GANGGUAN KOMUNIKASI
Berbicara harus teriak, suara orang sulit dimengerti.

• GANGGUAN TIDUR
Presentase seseorang akan bangun tidur pada tingkat kebisingan
tertentu

• GANGGUAN PSIKOLOGIS
Mudah marah, mengganggu kenyamanan
Nilai Ambang Batas (NAB) Kebisingan

Kepmenaker No. Kep. 13/Men/2011


NAB untuk kebisingan dalam waktu
tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam
seminggu adalah 85 dBA.
Alat pengukur kebisingan

1. Sound Level Meter (SLM)

2. Noise Dosemeter
Pengendalian Kebisingan

1. Pengendalian secara teknik

a. Pada sumbernya, contoh:


- Pemeliharaan (pelumasan, perbaikan
mesin).
- Penggantian mesin (press mekanik
diganti dgn press hidrolik).
- perubahan metode dan proses kerja
b. Pada daerah sebaran, contoh :
- Mengurangi kecepatan / gerak mesin
- Menggunakan peredam suara
- Mengisolasi sumber kebisingan
- Memperjauh jarak sumber kebisingan
dengan pekerja.
c. Pada penerima, contoh :
- Menggunakan alat pelindung telinga
- Perubahan waktu kerja
- Mengisolasi pekerja dari sumber bising
Alat pelindung telinga ear muff dan ear plug
2. GETARAN
• Adalah suatu faktor fisik yang bekerja pada
manusia dengan penjalaran (transmission)
dari pada tenaga mekanik dari sumber
goyangan (osilator).
• Getaran kerja dihasilkan oleh : mesin,
kendaraan, traktor, truk, bus, tank, alat kerja
tangan, pengebor, dll
JENIS GETARAN
1. Getaran Umum / Whole Body Vibration Getaran
berpengaruh pada tubuh.
Misalnya: traktor, kendaraan.

2. Getaran setempat/ Hand Arm Vibration


Getaran yang merambat melalui tangan atau lengan.
Misalnya:Bor tangan, Chain Saw, bor pneumatic.
Secara Garis besar Pengaruh Getaran
Hirarki Pengendalian

Eliminasi

Substitusi

Rekayasa Teknis

Rekayasa Administratif

Alat Pelindung Diri

20
• Eliminasi yaitu menghilangkan suatu
bahan/tahapan proses berbahaya.
• Substitusi yaitu mengganti dari yang berbahaya
dengan yang tidak berbahaya.
• Rekayasa Engineering yaitu melakukan
perubahan atau modifikasi secara teknis sehingga
sumber bahaya hilang.
• Rekayasa administrasi yaitu menghilangkan
perubahan terhadap penempatan pekerja.
• APD (Alat Pelindung Diri) yaitu suatu bentuk
pemberian isolasi yang diterapkan kepada
manusia
3. PENERANGAN

• Agar dapat melihat benda-benda yg ada


disekitarnya dengan mudah & jelas.
• Memberikan lingkungan kerja yg aman dan
nyaman
• Mengurangi risiko kecelakaan
• Meningkatkan produktivitas kerja
Efek Penerangan

• Membuat kesulitan melihat dan mengenali


bahaya di tempat kerja
• Kontribusi pada EYE STRAIN
• Menyebabkan orang melongok (stressful
posture) untuk melihat secara jeli.
• Secara langsung/ tidak menyebabkan problem
kesehatan dan keselamatan lain meningkat
– Lelah mata, mental, pegal, kerusakan mata
meningkatkan kecelakaan
Alat ukur penerangan : LUXMETER
PENGENDALIAN SECARA UMUM
– penggunaan cahaya matahari (daylight)
– Gunakan warna yang cerah
– Sediakan penerangan yang cukup bagi pekerja,
– Sediaan pencahayaan lokal untuk pekerjaan yang
memerlukan ketepatan & pekerjaan pemeriksaan.
– sediakan penutup/selubung untuk mengurangi
pantulan langsung.
– Singkirkan permukaan yang mengkilat
– Pemilihan latar belakang yang sesuai
– Bersihkan jendela, dan peliharalah sumber cahaya.
FAKTOR KIMIA
Bahan Kimia Berbahaya
Defenisi : (Kep.Menaker RI No. 187/1999 tentang pengendalian bahan kimia berbahaya di tempat kerja)
Bahan kimia dalam bentuk tunggal atau campuran yang berdasarkan sifat kimia
dan atau fisika dan atau toksikologi berbahaya terhadap tenaga kerja, instalasi dan
lingkungan.

Kriteria bahan kimia berbahaya:

•bahan beracun
•bahan sangat beracun
•cairan mudah terbakar
•cairan sangat mudah terbakar
•gas mudah terbakar
•bahan mudah meledak
•bahan reaktif
•bahan oksidator
Nilai Ambang Batas (NAB)
Definisi:

Standard faktor-faktor lingkungan kerja yang dianjurkan


di tempat kerja agar tenaga kerja masih dapat
menerimanya tanpa mengakibatkan penyakit atau
gangguan kesehatan, dalam pekerjaan sehari-hari untuk
waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam
seminggu.
Bahan Kimia di tempat kerja

Wujud berupa :

• Gas
• Uap
• Debu
• Kabut
•Awan
•Asap
Bahan Kimia Berbahaya
Klasifikasi umum: (Fundamentals of chemical safety/ Milos Nedved/p. 57/ ILO, 1991)
• Bahan Kimia beracun (toxic)
• Bahan Kimia Korosif (Corrosives)
• Bahan mudah terbakar (Flammable substances)
• Bahan Peledak (Explosives)
•Bahan Kimia Oxidator (Oxidation agents)
• Bahan kimia yang reaktif terhadap air (Water sensitivity substances)
Risk Control

Interpretations of hierarchy :
• Engineering control
- Elimination
- Substitution
- Isolation

•Adm. Control
- Job Rotation

•PPE
- Safety glass, safety shoes, etc.
Risk Control

Different type of PPE available :

•Respiratory protection
•Eye and face protection
•Hand and arm protection
•Feet and legs
FAKTOR BIOLOGI
Faktor Biologi di tempat kerja

Sumber :

• Pekerjaan Pertanian
• Pekerjaan yang berhubungan dengan penanganan hewan dan produknya
(mis. Klinik dokter hewan, rumah potong hewan, pasar daging dan ikan)
• Pekerjaan lapangan dimana ada kemungkinan berkontak dengan tinja
hewan
• Laboratorium, dll.
Faktor Biologi di tempat kerja

Virus
Jamur

Tempat
kerja

Protozoa
Bakteri

Cacing
Bakteri

• Organisme bersel tunggal berdiameter 1-2 mikron


• Beberapa bakteri menyebabkan penyakit, seperti tetanus. Yang lain berguna,
sebagai sumber antibiotika
• Contoh: Antraks pada tenaga kerja berhubungan dengan wol, tetanus pada
tenaga kerja pertanian
Virus

 Merupakan partikel hidup yang paling kecil yang berdiameter antara 0,025
s/d 0,25 mikron
 Merupakan parasit yang menginfeksi manusia, hewan, tumbuhan dan
bakteri.
 Contoh: Hepatitis pada petugas laboratorium
Faktor Biologi di lingkungan kerja

Jamur :

• Jamur dapat berupa sel tunggal atau koloni


• Contoh: Infeksi jamur kulit pada pekerja sektor peternakan

Parasit:
• Beberapa macam parasit (mis: protozoa dan cacing) banyak ditemukan di
tempat kerja
• Contoh: malaria pada tenaga kerja kehutanan

cacing tambang pada pekerja pertanian


Faktor Biologi di tempat kerja

Route of Entry :

 Menembus kulit utuh, misalnya: antraks dan leptospirosis

 Menembus kulit yang rusak, misalnya: rabies, tetanus, virus hepatitis


B
 Beberapa patogen protozoa masuk ke tubuh melalui gigitan serangga,
misalnya malaria
 Melalui inhalasi percikan (droplet), spora atau debu tercemar,
misalnya: histoplasmosis
 Melalui makanan tercemar, misalnya disentry
Pengendalian Faktor Biologi
di tempat kerja

Tenaga Kerja :
• Imunisasi
• Sanitasi dan Hygiene Perorangan
• Alat Pelindung diri

Tempat Kerja :
• Desinfeksi

• Perbaikan sistem ventilasi


FAKTOR
FISIOLOGI (ERGONOMI)
ERGONOMI
Definisi
Ilmu yang dalam penerapannya berusaha
untuk menyerasikan pekerjaan dan
lingkungan kerja terhadap tenaga kerja
atau sebaliknya dengan tujuan efisiensi
yang setinggi-tingginya melalui
pemanfaatan faktor manusia seoptimal-
optimalnya
RUANG LINGKUP
 Antropometri ( Ukuran tubuh manusia)
 Penciptaan lingk. kerja yang mendukung
 Sikap tubuh dan sarana / alat kerja
 Mengangkat dan mengangkut
 Jam kerja, kerja lembur / gilir, istirahat
 Kesegaran jasmani
 Musik di tempat kerja
SIKAP TUBUH DALAM BEKERJA

 Pekerjaan dilakukan dalam sikap duduk atau


duduk-berdiri bergantian
 Sikap yang tidak alami dihindari, atau beban
statik diperkecil
 Tempat duduk dapat memberikan relaksasi
pada otot yang tidak dipakai
 Posisi dan sikap tubuh harus diusahakan
untuk menghindari upaya yang tidak perlu.
MENGANGKAT DAN MENGANGKUT

Faktor yang mempengaruhi :


 Beban, jarak angkut, intensitas pembebanan

 Kondisi lingkungan
 Ketrampilan

 Peralatan kerja dan keamanannya


Prinsip kinetik
 Beban diusahakan menekan pada otot tungkai yang
kuat, otot tulang belakang dibebaskan dari beban
 Momentum gerak badan dimanfaatkan untuk
mengawali gerakan
KESEGARAN JASMANI & MUSIK
Kesegaran jasmani :
 Pekerja yang segar jasmaninya tidak akan cepat lelah
 setelah istirahat kelelahan akan cepat hilang
 Pekerja yang sehat dan segar menurunkan biaya
pengobatan, angka sakit dan kecelakaan

Musik Di tempat Kerja


 Musik diperlukan untuk pekerjaan monoton,
berulang, dan aktivitas mental.
 Kebisingan tinggi, musik tidak dianjurkan
 Musik yg keras tdk dianjurkan, Tempo musik tidak
terlalu cepat atau lambat, sebaiknya instrumentalia.
JAM KERJA, KERJA LEMBUR / GILIR

Jam kerja sebaiknya 8 jam sehari bila lebih perlu shift baru
Kerja lembur sebaiknya ditiadakan, bila lebih 2 jam tidak
akan melindungi tenaga kerja

ISTIRAHAT
4 Macam istirahat
• Istirahat curian

• Istirahat spontan
• Istirahat yg berhub dng proses kerja

• Istirahat yg ditentukan
FAKTOR PSIKOLOGI
Beberapa Aspek Psikologi Kerja

• Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja


• Seleksi dan Penempatan Pegawai
• Pelatihan dan Pengembangan
• Produktivitas Kerja
• Stres Kerja
Motivasi dan Kepuasan Kerja
• Termotivasi:
Bekerja untuk memenuhi kebutuhannya
• Motivasi Tinggi:
Bekerja untuk mendapat kesenangan dan
kepuasan.
• Setelah bekerja  orang melakukan penilaian.
• Bila hasil pekerjaan telah sesuai dengan harapan
dan tujuan  Kepuasan Kerja
• Bila belum  timbul dorongan untuk
mencapainya.
Seleksi dan Penempatan Pegawai
• Seleksi: Proses dalam penerimaan pegawai
dengan tujuan mengetahui sejauh mana calon
tenaga kerja memiliki ciri kepribadian yang
disyaratkan oleh perusahaan  ditaksir sejauh
mana keberhasilan dalam bekerja
• Penempatan:
Mencocokan kualifikasi calon dengan persyaratan
yang telah ditetapkan dari setiap jenis pekerjaan
yang tersedia
Pelatihan dan Pengembangan
• Pelatihan ialah proses pendidikan jangka pendek
dgn prosedur yang sistimatis dan terorganisir,
dimana tenaga kerja non managerial
mempelajari pengetahuan dan ketrampilan
teknis

• Pengembangan ialah proses pendidikan jangka


panjang, dengan prosedur sistimatis dan
terorganisir, dimana tenaga kerja manajerial
mempelajari pengetahuan konseptual dan
teoritis
Produktivitas Kerja
• Produktivitas : Perbandingan antara hasil atau
keluaran (Output) dengan masukan (Input).
Artinya: Menghasilkan lebih banyak dan
berkualitas (Output) dengan usaha yang sama
(Input).

• Produktivitas Tenaga Kerja: ialah efisiensi proses


menghasilkan sumber daya yang digunakan, bukan
dengan tenaga kerja bekerja lebih berat tetapi dengan
perencanaan yang tepat, teknologi dan manajemen yang
baik.
Stres Kerja
• Ialah suatu ketidak seimbangan yang dihayati
antara tuntutan pekerjaan dengan
kemampuan, bila kegagalan yang terjadi
berdampak penting.
• Merupakan dampak negatif dalam bekerja
dan dapat dialami oleh setiap pekerja, apapun
jabatan dan kedudukannya.
PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK)
• Peraturan Perundangan yang berkaitan dengan PAK :
- U.U. No.1 tahun 1970
- Permenakertrans No.Per.01/Men/1981
- Keppres No.22 tahun 1993

 Alasan-alasan tidak dilaporkannya PAK ini karena :


- ketidak tahuan dalam menegakkan diagnosanya
- perusahaan khawatir terhadap ganti rugi yang harus
dibayar
- adanya hambatan teknis dan administratif dalam
penyelenggaraan program Kesehatan Kerja diperusahaan
Penyakit Akibat Kerja ( Occupational Diseases)

• Penyakit / kelainan yang disebabkan oleh


lingkungan kerja atau pekerjaan

• Penyakit Akibat hubungan kerja (Work Related


Diseases ) yaitu penyakit yang dicetuskan ,
dipermudah atau diperberat oleh pekerjaan.
Penyakit ini disebabkan secara tidak langsung
oleh pekerjaan dan biasanya penyebabnya
adalah berbagai jenis atau multi faktor.
5 SYARAT TERKENA PAK

• Penyakit disebabkan oleh pekerjaan


• Timbul selama kerja
• Biasanya masyarakat tidak terkena
• Bukan penyakit keturunan , tidak menurun,
kronis
• Terkait dengan pekerjaan
Pelayanan
Kesehatan Tenaga Kerja
Dalam Rangka Mengkomunikasikan
Informasi Kesehatan Kerja
Pelayanan Kesehatan Kerja
 Dalam penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja Peraturan yang
terkait adalah Permennaker No, 03/Men.1982 dan Keputusan
DirjenBinawas No. Kep.157/M/BW/1989 tentang Tata Cara dan Bentuk
Laporan Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja dimana Pengurus
wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja
.

 Dokter perusahaan adalah setiap dokter yang ditunjuk atau bekerja


diperusahaan yang bertugas atau bertanggung jawab atas higiene
perusahaan, kesehatan dan keselamatan kerja

 Dokter Pemeriksa Kesehatan Tenaga Kerja diperusahaan harus / telah


mengikuti training Hiperkes dan Keselamatan Kerja dan mendapat
pengesahan oleh DIRJEN BINAWAS KEMNAKER.
Pelayanan Kesehatan Kerja

Paramedis perusahaan adalah tenaga paramedis


yang ditunjuk atau ditugaskan untuk
melaksanakan atau membantu penyelenggaraan
tugas-tugas higiene perusahaan, keselamatan
dan kesehatan kerja diperusahaan atas petunjuk
dokter perusahaan dan telah mengikuti pelatihan
Hiperkes dan Keselamatan Kerja.
Tujuan :

 Meningkatkan dan memelihara derajad kesehatan tenaga kerja yang


setinggi-tingginya baik jasmani ,rohani maupun sosial untuk semua
lapangan pekerjaan

 Mencegah timbulnya gangguan kesehatan dan melindungi tenaga


kerja yang disebabkan oleh kondisi / lingkungan kerja

 Menempatkan tenaga kerja pada suatu lingkungan kerja yang sesuai


dengan kondisi fisik, mental dan faal tubuh.

 Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi


tenaga kerja yang menderita.
Pelayanan Kesehatan Kerja yang Efektif

• Agar pelayanan kesehatan kerja dapat berfungsi secara


efektif maka semua staf kesehatan kerja wajib melayani
kepentingan semua tempat kerja.
• Dokter perusahaan harus benar-benar dapat bertindak
sebagai “Occupational Physician” dan merupakan “Key
Individual” serta berperan aktif dalam proses penentuan
suatu keputusan tentang program kesehatan kerja di
perusahaan.
• Keterlibatan dokter perusahaan dalam aktivitas
manajemen terutama yang berhubungan dengan
kesehatan kerja akan semakin dibutuhkan.
Tugas Pokok Pelayanan Kesehatan Kerja Berdasarkan
PERMENAKER 03/1982 pasal 2

1. Pemeriksaan Kesehatan
- Pemeriksaan kesehatan awal (sebelum
kerja)
- Pemeriksaan Kesehatan berkala (periodik )
- Pemeriksaan kesehatan khusus
2. Pembinaan dan pengawasan atas
penyesuaian pekerjaan terhadap tenaga kerja
3. Pembinaan dan Pengawasan terhadap
lingkungan kerja
4. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan
sanitair
Tugas Pokok Pelayanan Kesehatan Kerja

5. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan


untuk kesehatan tenaga kerja
6. Pencegahan dan pengobatan terhadap penyakit
umum dan PAK
7. Melakukan pertolongan pertama pada
kecelakaan .
8. Memberikan nasehat mengenai perencana an
dan pembuatan tempat kerja dan gizi serta
penyelenggaraan makan diperu sahaan.
9 . Membantu usaha rehabilitasi akibat kecelakaan
atau PAK
Tugas Pokok Pelayanan Kesehatan Kerja

10.Latihan dan pendidikan tentang kesehatan dan


keselamatan kerja bagi semua tenaga kerja.
11. Pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga
kerja yang mempunyai kelainan tertentu dalam
kesehatannya.
12. Memberikan laporan berkala tentang Pelayanan
Kesehatan Kerja
Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja Yang Ada sesuai PERMENAKER
03/1982 pasal 4

• Dalam Perusahaan
Bentuk ini merupakan pelayanan yang terbaik.
Disini semua tenaga kerja bekerja full time dan
semua sarana ada di dalam perusahaan. Pekerja
dan perusahaan tidak kehilangan waktu dalam
mencari pelayanan kesehatan dan semua upaya
kesehatan akan dapat dilaksanakan dengan lebih
mudah dan murah.
• Sebagian Dalam Perusahaan
Pada umumnya berbentuk poliklinik perusahaan dengan dokter part timer
sedang perawat full timer. Segala keperluan lain menyangkut palaksanaan
upaya kesehatan kerja dapat dilaksanakan dengan kerja sama penyelenggara
kesehatan diluar. Pelaksanaan penyelenggaraan ini bisa :
- Dikoordinir oleh perusahaan
Semua tenaga kesehatan mendapat honorarium dari perusahaan, sedang
semua keperluan / kebutuhan akan dipenuhi oleh perusahaan.
- Kontrak / Borongan
Disini dokter bertindak sebagai pemborong pelayanan kesehatan kerja.
Dengan demikian semua kebutuhan dan resiko pengeluaran yang ada akan
ditanggung oleh pemborong tersebut.
• Diluar Perusahaan
Bentuk ini populer dengan istilah dokter langganan.
Sebetulnya bentuk ini kurang bisa melaksanakan upaya
kesehatan kerja secara maksimal, karena pada umumnya
dokter yang ditunjuk kurang atau bahkan tidak pernah
mengetahui kondisi tempat kerja.

Bentuk diluar dapat juga dilaksanakan dengan


mengadakan kerjasama dengan perusahaan jasa
pemeriksaan / pelayanan kesehatan yang telah
mendapatkan pengesahan sesuai Permennaker No.
Per.04/Men/1995.
Tenaga, Organisasi dan Sarana
 Berdasarkan Permennaker No. Per.03/MEN/1982 ,
Penyelenggaraaan Pelayanan Kesehatan Kerja dipimpin dan
dijalankan oleh dokter pemeriksa kesehatan tenaga kerja
 Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja harus
memenuhi ketentuan dan syarat yang ditentukan dan
mendapat pengesahan dari Disnaker setempat. Dokter
pemeriksa dapat didampingi paramedis yang sudah
mengikuti pelatihan hiperkes dan keselamatan kerja
 Sarana dan prasarana disesuaikan dengan kemam puan dan
tingkat bahaya yang ada minimal : ruang tunggu, ruang
periksa, penanganan gawat darurat, kamar mandi/WC, dsb.
Memantau dan memfasilitasi promosi
kesehatan pekerja termasuk pendidikan dan
pelatihan kesehatan kerja
Peranan & Fungsi Pengusaha & Pekerja Dalam
Mensukseskan Program Kesehatan Kerja Di Perusahaan

• Pengusaha harus menyadari bahwa usaha peningkatan


kesehatan kerja di perusahaan bukanlah semata-mata
untuk kepentingan pekerja, tetapi juga bertujuan
untuk meningkatkan produksi perusahaan. Oleh
karena itu pengusaha harus memiliki tanggung jawab
yang besar dalam upaya meningkatkan kesehatan
pekerja.
Peranan & Fungsi Pengusaha & Pekerja Dalam
Mensukseskan Program Kesehatan Kerja Di
Perusahaan
• Pekerja wajib mentaati semua peraturan kesehatan
kerja yang telah ada dan harus menyadari pula
bahwa peningkatan kesehatan kerja ikut
mengembangkan kehidupan perusahaan. Rasa ikut
bertanggung jawab terhadap keberhasilan
kesehatan kerja dapat dibina atau dirangsang
melalui :
1. Pendidikan & latihan
2. Menunjukkan keuntungan (economic value) dari
penerapan yang berhasil
Peranan & Fungsi Personil Kesehatan
• Dokter atau perawat perusahaan yang melayani kesehatan
kerja seharusnya secara langsung bertanggung jawab kepada
pimpinan perusahaan (top manajemen), sedangkan
petugas/staf pelayanan kesehatan kerja lainnya secara
profesional bertanggung jawab pada pimpinan organisasi
kesehatan kerja yang ada.

• Diperusahaan dimana pelayanan kesehatan kerja ditangani


oleh perawat secara full timer dan dokter yang part timer.
Peranan perawat tersebut dalam menerapkan kesehatan kerja
sangat ditentukan oleh pengetahuan dan ketrampilan dibidang
K3. Tidak beralasan bilamana perawat yang terdidik itu tidak
dibenarkan dibenarkan untuk menyelenggarakan secara
kompeten program kesehatan kerja di perusahaan.
Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (P2K3)
Wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk
mengembangkan kerjasama saling pengertian dan
partisipasi efektif dalam penerapan K3.
Tugas : Memberikan saran dan pertimbangan baik diminta
maupun tidak kepada pengusaha atau pengurus mengenai
masalah K3.
Kenaggotaan P2K3 terdiri dari unsur pengusaha dan
pekerja yang susunannya terdiri dari Ketua, Sekertaris, dan
Anggota.
Sekertaris P2K3 merupakan Ahli K3, yaitu tenaga tehnis
berkeahlian khusus dari luar Depnaker yang ditunjuk oleh
Menaker untuk mngawasi ditaatinya UUKK.
KEWAJIBAN
AHLI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

1. Melakukan pemeriksaan keselamatan dan kesehatan kerja di tempat


kerja yang bersangkutan sesuai dengan Undang-Undang No. 1 tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Melakukan koordinasi dengan pegawai pengawas ketenagakerjaan
(keselamatan dan kesehatan kerja) di instansi pengawas K3 setempat.
3. Melaporkan semua kegiatan yang dilaksanakan kepada Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi cq. Dirjen Binawas setiap 3 (tiga)
bulan sekali.
4. Melaporkan setiap kecelakaan kerja yang terjadi di tempat kerja.
Mengevaluasi dan meninjau ulang
program kesehatan kerja
Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

 Pemeriksaan Kesehatan Kerja dilakukan untuk


memenuhi 2 kebutuhan :
1. untuk memberikan diagnosa dan terapi bagi tenaga
kerja yang menderita penyakit umum.
2. untuk mengadakan pencegahan dan mendiagnosa
PAK serta menentukan derajat kecacatan .
Jenis Pemeriksaan dan tujuan
 Pemeriksaan Kesehatan Awal : adalah
pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh
dokter sebelum seorang tenaga kerja diterima
untuk melakukan pekerjaan

tujuan: agar tenaga kerja yang diterima berada


dalam kondisi kesehatan yang setinggi-tingginya,
tidak mempunyai penyakit menular yang akan
mengenai tenaga kerja lainnya dan cocok untuk
pekerjaan yang akan dilakukan sehingga
keselamatan dan kesehatan kerja ybs dan tenaga
kerja lainnya dapat dijamin.
Jenis Pemeriksaan dan tujuan

 Pemeriksaan Kesehatan berkala (periodik) adalah


pemeriksaan kesehatan pada waktu-waktu tertentu
terhadap tenaga kerja yang dilakukan dokter.

Tujuannya : dimaksudkan untuk mempertahan-kan


derajad kesehatan tenaga kerja sesudah berada dalam
pekerjaannya, serta menilai kemungkinan adanya
pengaruh-pengaruh dari pekerjaan seawal mungkin
yang perlu dikendalikan dengan usaha-usaha
pencegahan.
Jenis Pemeriksaan dan tujuan

Pemeriksaan Kesehatan khusus adalah


pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh
dokter secara khusus terhadap terhadap
tenaga kerja tertentu.

Tujuannya : dimaksudkan untuk menilai


adanya pengaruh–pengaruh dari pekerjaan
tertentu terhadap tenaga kerja atau
golongan-golongan tenaga kerja tertentu .
Jenis Pemeriksaan dan tujuan

Pemeriksaan Kesehatan purna bakti adalah


pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh
dokter pada 3 ( tiga ) bulan sebelum tenaga
kerja memasuki masa pensiun.

Tujuannya: dimaksudkan untuk menilai adanya


pengaruh–pengaruh dari pekerjaan terhadap
tenaga kerja sesudah berada dalam
pekerjaannya.
Teknis Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

• Kesehatan awal meliputi :


- Anamnese ( riwayat penyakit diri dan
keluarga, riwayat pekerjaan, kondisi
kesehatan, kebiasaan2, umur, dll )
- Pemeriksaan klinis (mental, phisik dan
laboratorium)
- Pemeriksaan khusus ( Rontgen, test alergi,
buta warna, dll ).
Teknis Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja

• Kesehatan berkala , khusus dan purna bakti menurut


ketentuan dalam peraturan perundangan harus
dilaksanakan paling tidak setahun sekali, sesuai
dengan faktor tingkat bahaya yang ada diperusahaan,
meliputi :
- Anamnese ( riwayat penyakit diri dan keluarga,
riwayat pekerjaan, kondisi kesehatan, kebiasaan2,
umur dll )
- Pemeriksaan klinis ( mental, phisik dan laboratorium )
- Pemeriksaan khusus ( Rongent, ketajaman penglihtan
dan pendengaran, biological monitoring ).
MUTU
Tugas

91
Formulir Identifikasi dan Pengendalian Bahaya di Tempat Kerja
Unit Kerja : Tanggal :
Pekerjaan : Penilai :

Akibat Kecelakaan dan


No Pokok Kegiatan Potensi Bahaya Penyakit Akibat Kerja Kendali

1 2 3 4 5

92

Anda mungkin juga menyukai