Anda di halaman 1dari 55

SUBDIT LKBB

DIREKTORAT PENGAWASAN NORMA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI
TAHUN 2014
IR. RAHMAN DEWANTO

Tempat Tgl. Lahir : Jakarta, 30 September 1962


Status : Kawin
Pekerjaan : Kemnakertrans Pusat
Direktorat Pengawasan Norma K3
Jabatan : Pengawas Ketenagakerjaan
Alamat Kantor : Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51
Jakarta Selatan
Telp. Kantor : 021 – 5255733 Ext. 650
Alamat Rumah : @ Jl. Pamulang Barat Raya Blok A17/17
Komplek Pamulang Permai Satu (1)
Pamulang Kota Tangerang Selatan
@ Jl. Kriep Kel. Jagakarsa Kec. Jagakarsa Jakarta Selatan
Telp. Rumah : 021DEWANTO/081284043618
RAHMAN 710 52732
Outline
Latar Belakang
Dasar Hukum
Prinsip Dasar HI
Tahapan HI
Penerapan 5S
LATAR BELAKANG
 Pada setiap aktivitas produksi selalu terjadi interaksi antara :
♦ manusia (tenaga kerja)
♦ peralatan
♦ lingkungan kerja

 Penggunaan bahan, proses, teknologi untuk kegiatan produksi


mempunyai potensi bahaya.
 Berbagai bencana/bahaya di industri telah banyak menimbulkan banyak
korban dan kerugian.
 Mesin dan peralatan yg digunakan untuk proses produksi kurang
ergonomis.
 Sistim pencahayaan terkadang kurang memenuhi persyaratan (kurang
atau melebihi standar).
 Adanya kebisingan, getaran, radiasi, panas (iklim kerja panas)
Dasar
 
Hukum
1. UU No.1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja pasal 2,
pasal 3 ayat 1, f, g, I, j, k, l, m pasal 5, pasal 8, pasal 9 dan
pasal 14.
2. UU No.3 tahun 1969 tentang persetujuan Konvensi ILO
No.120 mengenai Hygine dalam perniagaan dan kantor
kantor psal 7
3. Peraturan Menteri Perburuhan No.7 tahun 1964 tentang
syarat kesehatan kebersihan serta penerangan dalam
tempat kerja.
4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
No.Per.08/MEN/2010 tentang Alat Pelindung Diri;
5. Peraturan Menteri Tenaga Kerja R.I. No. Per. 13/MEN/X/2011 tentang
Nilai Ambang Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja
DEFINISI HI
HI adalah Science dan seni yang mencurahkan
perhatian dalam mengantisipasi, merekognisi
(pengenalan), mengevaluasi dan pengendalian stressor
di LK yg dapat menyebabkan penyakit, ketidak
nyamanan pada pekerja atau pada masyarakat
(Barbara A. Plog)
DEFINISI HI
HI adalah Disiplin ilmu dan prakteknya dalam
mengantisipasi, mengidentifikasi,
mengevaluasi dan mengendalikan faktor
bahaya di LK yang dapat menyebabkan
penyakit atau ketidaknyamanan dan
menurunkan efisiensi tenaga kerja
PRINSIP DASAR PENERAPAN HI
TUJUAN
Meningkatkan kesadaran pengusaha dan tenaga
kerja akan pentingnya praktek HI di tempat kerja
sehingga dapat melindungi kesehatan tenaga kerja
terhadap faktor bahaya lingkungan kerja.

Melakukan pengawasan terhadap efek bahaya di


lingkungan kerja sehingga dapat dilakukan
pengendalian jangka pendek dan jangka panjang.
Tahapan Kegiatan
Hygiene Industri

Pengenalan Lingkungan
Penilaian Lingkungan
Pengendalian Lingkungan
Monitoring
MENGENAL BAHAYA DI LK
Dilihat dari Flow chart diagram
Kondisi tiap tahapan proses produksi
Sifat fisik & kimia dari bahan baku, bahan
setengah jadi, bahan jadi dan sisa produksi.
Indikator kesehatan (meningkatnya gejala
penyakit, TK meninggal keracunan akut).
Data-data informasi lain (MSDS/SDS).
Observasi
Referensi, Literatur, . . .
FAKTOR – FAKTOR LINGKUNGAN K
ERJA
Faktor Fisika
Faktor Kimia
Faktor Biologi
Faktor Ergonomi
Faktor Psikologi
A. FAKTOR FISIKA
1. IKLIM
KERJA
 Iklim kerja merupakan keadaan lingkungan
kerja yang diukur dari perpaduan antara
suhu udara, kelembaban udara, kecepatan
aliran udara, dan suhu radiasi.
 Tekanan panas (heat stress) adalah beban
iklim kerja yang diterima oleh tubuh. Kapan
tubuh harus mengeluarkan panas dan kapan
tidak, ketahanan tubuh tetap stabil core-
temperatur sekitar 37º C, ini diatur oleh kulit
tubuh dan kelenjar keringat.
 Pajanan Suhu Rendah dan Suhu Tinggi
 Tekanan udara rendah
2. Pencahayaan
Tujuan pencahayaan :
 Memberi kenyamanan dan efisiensi dalam melaksanakan
pekerjaan
 Memberi lingkungan kerja yang aman

Efek pencahayaan yang buruk: mata tidak nyaman, mata lelah, sakit
kepala, berkurangnya kemampuan melihat, dan menyebabkan
kecelakaan.

Keuntungan pencahayaan yang baik : meningkatkan semangat kerja,


produktivitas, mengurangi kesalahan, meningkatkan housekeeping,
kenyamanan lingkungan kerja, mengurangi kecelakaan kerja.
Bising adalah
suara atau bunyi yang tidak diinginkan.
Terdapat dua hal yang menentukan
kualitas suatu bunyi, yaitu frekuensi dan
intensitasnya.

 Pajanan kebisingan yang tinggi (>85


dBA) pada jangka waktu tertentu dapat
menyebabkan tuli yang bersifat
sementara maupun kronis.
Getaran dapat diartikan sebagai gerakan dari
suatu sistem bolak-balik.
 Getaran banyak di timbulkan dari lingkungan
kerja dengan pengoperasian mesin mesin, alat-
alat berat (excavator, bull doser, chain saw dll).
Dampak yang di timbulkan dari getaran
adalah berupa kerusakan yang mengarah pada
tulang-tulang dan sistem cardiovascular juga
berefek pada struktur bangunan tempat kerja.
Pekerjaan manual menggunakan “powered
tool” berasosiasi dengan gejala gangguan
peredaran darah yang dikenal sebagai “
Raynaud’s phenomenon “ atau “ vibration-
induced white fingers”(VWF).
5. Radiasi Non Mengion
 Radiasi non mengion antara lain : radiasi ultraviolet, visible
radiation, inframerah, laser, medan elektromagnetik (microwave
dan frekuensi radio) .
 Radiasi infra merah dapat menyebabkan katarak.
 Laser berkekuatan besar dapat merusak mata dan kulit.
 Medan elektromagnetik tingkat rendah dapat menyebabkan
kanker.
 Contoh :
 Radiasi ultraviolet : pengelasan.
 Radiasi Inframerah : furnaces/ tungku pembakaran
 Laser : komunikasi, pembedahan .
B. FAKTOR KIMIA

• Padat : debu (logam, mineral, padi,


tumbuhan), serat, partikel (kabut,
fume)
• Cair (iritasi, allergi, korosif,
keracunan sistemik)
• Gas dan uap (simple asfiksian,
chemical asfiksian, iritasi, allergi,
korosif, keracunan sistemik)
Bahaya Kimia
Jalan masuk bahan kimia ke dalam tubuh:

 Pernapasan ( inhalation ),

 Kulit (skin absorption )

 Tertelan ( ingestion )
Korosi
Bahan kimia yang bersifat korosif menyebabkan
kerusakan pada permukaan tempat dimana terjadi
kontak.
Kulit, mata dan sistem pencernaan adalah bagian
tubuh yang paling umum terkena.
Contoh : konsentrat asam dan basa , fosfor.
Iritasi
Iritasi menyebabkan peradangan pada permukaan di
tempat kontak. Iritasi kulit bisa menyebabkan reaksi
seperti eksim atau dermatitis. Iritasi pada alat-alat
pernapasan yang hebat dapat menyebabkan sesak
napas, peradangan dan oedema ( bengkak )
Contoh :
 Kulit : asam, basa,pelarut, minyak .
 Pernapasan : aldehydes, alkaline dusts, amonia, nitrogen
dioxide, phosgene, chlorine ,bromine, ozone.
Reaksi Alergi
 Bahan kimia alergen atau sensitizers dapat menyebabkan reaksi
alergi pada kulit atau organ pernapasan
 Contoh :
 Kulit : colophony ( rosin), formaldehyde, logam seperti
chromium atau nickel, epoxy hardeners, turpentine.
 Pernapasan : isocyanates, fibre-reactive dyes, formaldehyde,
nickel.
Asfiksiasi
Asfiksian yang sederhana adalah inert gas yang
mengencerkan atmosfer yang ada, misalnya pada
kapal, silo, atau tambang bawah tanah.
Konsentrasi oksigen pada udara normal tidak boleh
kurang dari 19,5% volume udara.
Contoh :
 methane, ethane, hydrogen, helium, carbon
monoxide, nitrobenzene, hydrogen cyanide,
hidrogen sulphide
Kanker
Karsinogen pada manusia adalah bahan kimia yang
secara jelas telah terbukti pada manusia.
Kemungkinan karsinogen pada manusia adalah
bahan kimia yang secara jelas sudah terbukti
menyebabkan kanker pada hewan .
Contoh :
 Terbukti karsinogen pada manusia : benzene ( leukaemia);
vinylchloride ( liver angiosarcoma); 2-naphthylamine,
benzidine (kanker kandung kemih ); asbestos (kanker paru-
paru , mesothelioma);
 Kemungkinan karsinogen pada manusia : formaldehyde,
carbon tetrachloride, dichromates, beryllium
Efek Reproduksi
 Bahan-bahan beracun mempengaruhi fungsi reproduksi dan seksual
dari seorang manusia.
 Perkembangan bahan-bahan racun adalah faktor yang dapat
memberikan pengaruh negatif pada keturunan orang yang terpapar,
sebagai contoh :aborsi spontan.
 Contoh :
 Manganese, carbondisulphide, monomethyl dan ethyl ethers dari
ethylene glycol, mercury, .Organic mercury compounds,
carbonmonoxide, lead, thalidomide, pelarut.
Racun Sistemik
 Racun sistemik adalah agen-agen yang menyebabkan luka pada
organ atau sistem tubuh.
 Contoh :
 Otak : pelarut, lead,mercury, manganese
 Sistem syaraf peripheral : n-hexane, lead, arsenic,
carbon disulphide
 Sistem pembentukan darah: benzene,ethylene glycol
ethers
 Ginjal : cadmium,lead,mercury,chlorinated
hydrocarbons
 Paru-paru : silica,asbestos, debu batubara
( pneumoconiosis )
C. FAKTOR BIOLOGI
 Bahaya biologi berasal dari sumber-sumber biologi
antara lain virus, bakteri, jamur, protein dari
binatang atau bahan-bahan dari tumbuhan. spora
dan mycotoxins; Racun biogenik termasuk
endotoxins, aflatoxin dan bakteri.

 Penyakit akibat kerja karena infeksi relatif tidak


umum dijumpai. Pekerja yang potensial
mengalaminya a.l.: pekerja di rumah sakit,
laboratorium, jurumasak, penjaga binatang, dokter
hewan dll.

 Contoh : Hepatitis B, tuberculosis, anthrax, brucella,


tetanus, salmonella, chlamydia, psittaci.
D. FAKTOR ERGONOMI
 Ergonomi: ilmu pengetahuan yang
mencocokkan kondisi tempat kerja
dan kebutuhan pekerjaan terhadap
kemampuan karyawan ( U.S. Dept.of
Health)
 Pedekatan praktis yang
mempertimbankan penyesuaian
antara orang , peralatan yang
dipergunakan didalam proses kerja
dan lingkungan kerja.
E. FAKTOR PSIKOLOGI
Stress
Stress adalah tanggapan tubuh (respon) yang sifatnya
non-spesifik terhadap setiap tuntutan atasnya. Manakala
tuntutan terhadap tubuh itu berlebihan, maka hal ini
dinamakan stress.
Gangguan emosional yang di timbulkan : cemas, gelisah,
gangguan kepribadian, penyimpangan seksual, ketagihan
alkohol dan psikotropika.
Penyakit-penyakit psikosomatis antara lain : jantung
koroner, tekanan darah tinggi, gangguan pencernaan, luka
usus besar, gangguan pernapasan, asma bronkial, penyakit
kulit seperti eksim,dll.
IDENTIFIKASI

Dilakukan dengan walkthrough survey :


Proses produksi
Bahan (jenis, jumlah, rute pemaparan).
Jenis mesin, peralatan
Tanda peringatan
Teknologi pengendalian
Jumlah TK yang terpapar hazard
Manfaat Pengenalan Lingkungan
Mengetahui segera faktor yang secara potensial dapat
membahayakan
Bila diperlukan pengukuran, maka secara cepat dan
tepat dapat diketahui lokasi bahaya, alat dan metode
yang dipakai
Mengetahui secara kuantitatif jumlah pekerja yang
terpapar faktor bahaya
Sumber
BAHAYA
B. PENILAIAN LINGKUNGAN
Assessing
Workplace
Risks
Identification of Workplace Hazard

Estimate likelihood of occurrence

Organisational Experience
Industry Experience
Expert Opinion
PERMASALAHAN
Umumnya faktor bahaya tidak terlihat secara
visual.
Beberapa bahan kimia tidak berbau dan tidak
berasa, tidak berwarna.
TK tidak menyadari terpapar kontaminan
Pihak perusahaan tidak punya cukup data dan
informasi tentang potensi bahaya yg ada di LK.
Efek pemaparan sering tidak menimbulkan
efek secara langsung.
Dll.
Melalui Penilaian Lingkungan Kerja
Dilakukan dengan melakukan pengukuran,
pengambilan sampel dan analisis laboratorium.
Dibandingkan dengan standar.

Tujuan :
- Mengetahui tingkat pemaparan yg terjadi.
- Mengetahui efektifitas alat pengendalian.
- Penentuan kebijakan
Evaluasi faktor-faktor penyebab sakit yang bersifat
bahan-bahan kimia dapat dilakukan dengan
berbagai cara:

Subyektif oleh indera manusia.


Dengan menggunakan hewan-hewan
Dengan memakai alat-alat detektor.
Pengambilan sample dan pemeriksaan
laboratorium.
Manfaat Penilaian Lingkungan :
Dasar untuk menyatakan kondisi lingkungan perlu
penerapan teknik pengendalian dan penanggulangan
Untuk mengoreksikan kasus kecelakaan dan PAK
dengan kondisi lingkungan
Dasar perencanaan alat-alat penanggulangan
Sebagai dokumen untuk inspeksi
Maksud Penilaian
Engineering Surveilance, Sebagai pengecekan
efektivitas alat – alat dalam mengurangi faktor
bahaya
Legal Surveilance, Sebagai kondisi lingkungan untuk
memeriksa ditaatinya peraturan K3
Epidemologi dan Penelitian Medis
Dalam penilaian lingkungan perlu diperhatikan :

A. Alat dan Metode


(Alat deteksi, pengambilan sample, manual,
power )
B. Lokasi Pengukuran
(Setinggi Zone pernafasan, tempat kerja,
sumber emisi, tempat lalu lalang pekerja )
C. Waktu
( ALat deteksi langsung waktu singkat )
Beberapa metode dapat dilakukan dalam rangka penilaian
bahan- bahan dari faktor kimia maupun fisika, dengan
menggunakan alat-alat sebagai berikut:

Detector Kitagawa.
Dust / Particle Monitor
Multi Gas Detector
Luxmeter
Sound Level Meter.
Heatstress
STANDAR PEMAPARAN

Nilai Ambang Batas (NAB) atau Threshold


Limit Value
Standar faktor lingkungan kerja yang di
anjurkan di tempat kerja agar TK masih dapat
menerimanya tanpa menyebabkan penyakit atau
gangguan kesehatan.
- NAB Faktor Fisik dan Faktor Kimia di Tempat
Kerja Permenakertrans RI. No. Per.
13/MEN/X/2011
- TLV & BEI ACGIH 2010
C. PENGENDALIAN LINGKUNGAN
Eliminate the Hazard
If not possible then:

Substitute for a lesser hazard


HIERARCHY

Isolate the hazard from the person

Minimise by engineering measures

Minimise by Administrative means

Last Resort – Personal protective equipment


D. MONITORING

Pelaksanaan Monitoring :

1. Memantau evaluasi secara menyeluruh


2. Memonitoring pengendalian yang telah dilakukan
Manfaat Program HI
Meningkatkan derajat kesehatan TK
Menghemat dana kompensasi
Mengurangi angka absenteeisme.
Meningkatkan produktivitas
Meningkatkan citra perusahaan
dll
Pelaksanaan Housekeeping yang baik
Metode Penerapan 5S ditempat Kerja
Hal yang sangat mendasar dan perlu dimengerti pada
pelaksanaan housekeeping dengan menggunakan
daftar periksa pengamatan untuk mengingatkan dan
metaati prosedur kerapian guna membantu bekerja
secara aman yaitu dengan:
 Menempatkan keselamatan pada prioritas utama.
 Memastikan semua prosedur sudah tersedia
 Mengamati dengan pengamatan diri,
 Menggunakan metoda bertanya apa yang telah diamati
 Bertindak untuk mentaati prosedur yang benar untuk setiap
pekerjaan.
A R T I 5-S :

INDONESIA
5-S MAKSUD/ARTI
(JEPANG)

SISIH SISIHKAN BARANG-BARANG YANG TIDAK DIPERLUKAN DI


1-S (SEIRI) TEMPAT KERJA DAN BUANG
SUSUN BARANG-BARANG YANG DIPERLUKAN SUPAYA
MUDAH DITEMUKAN OLEH SIAPA SAJA BILA DIPERLUKAN,
SUSUN SEPERTI:
2-S (SEITON)
 SATU TEMPAT UNTUK BARANG SEJENIS
 SEGALA SESUATU ADA PADA TEMPATNYA

SASAP BERSIHKAN TEMPAT KERJA ANDA DENGAN TERATUR,


3-S (SEISO) SEHINGGA TIDAK TERDAPAT DEBU DI LANTAI, MEJA, LEMARI
DAN PERALATAN
SOSOH PELIHARA TARAF PENATAAN RUMAH TANGGAAN YANG BAIK
4-S (SEIKETSU) DAN ORGANISASI TEMPAT KERJA SETIAP SAAT

SULUH SULUH SEMUA ORANG UNTUK MEMATUHI DISIPLIN


5-S ( S HITSUKE ) PENGURUSAN RUMAH TANGGA YANG BAIK ATAS KESADARAN
SENDIRI
5S memberi dasar perubahan sikap,
tingkah laku dan pola pikir karyawan,
menerapkannya berarti membangun
sikap, tingkah laku dan pola pikir
yang paling dasar para karyawan

Sebelum landasan ini diperkuat,


usaha peningkatan produktivitas
tidak akan berhasil dengan baik
TUJUAN PELAKSANAAN 5S DAN PERBAIKAN
KERJA
5S PERBAIKAN KERJA TUJUAN
• MENGURANGI INVENTORI
MENGURANGI
SEIRI • PELAKSANAAN KERJA YANG EFISIEN BIAYA
SISIH/RINGKAS
• MENGHILANGKAN BARANG YANG BERTUMPUK DI
TEMPAT KERJA

SEITON • MENGURANGI WAKTU PENCARIAN BARANG MEMPERBAIKI


SUSUN/RAPIH KERJA
• MENINGKATKAN KEAMANAN

SEISO • MERPERTAHANKAN KONDISI PERALATAN KANTOR PERBAIKAN


KUALITAS
SASAP/RESIK • MENJAGA KEBERSIHAN

SEIKETSU • MEMPERBAIKI KONDISI LINGKUNGAN KERJA MENGURANGI


KECELAKAAN
SOSOH/RAWAT • MEMPERBAIKI BUDAYA KERJA KERJA

• MENGURANGI KETIDAK PEDULIAN/KESALAHAN


MENAMBAH
SHITSUKE MORAL KERJA
• MENYEPAKATI KEPUTUSAN BERSAMA
SULUH/RAJIN
• MENAMBAH HUBUNGAN YANG HARMONIS
EXISTING CONDITION

SUPERSEITON NEED IMPROVEMENT


FIFO
LIFO
Random Access
Beberapa contoh Housekeeping yang baik
1. Penandaan Pada Lantai
( Marking On
The Floor)
Penandaan pada lantai sangat
membantu tenaga kerja dalam
bekerja pada area yang benar. Jalan
lalu orang ditandai ditengah-
tengah bagian dari plant,
memfasilitasi perpindahan tenaga
kerja.

Penandaan pada lantai sangat


efektif di dalam pemeliharaan
housekeeping. Penandaan dengan
warna kuning pada lantai sangat
membantu setiap orang/tenaga
kerja yang akan melintasi sehingga
terjamin keselamatannya.
4. Kotak Limbah ( waste Boxes)
THANK YOU
TERIMA KASIH

www.nakertrans.go.id
www.pnk3.com
IR. RAHMAN DEWANTO

Tempat Tgl. Lahir : Jakarta, 30 September 1966


Status : Kawin
Pekerjaan : Kemnakertrans Pusat
Direktorat Pengawasan Norma K3
Jabatan : Pengawas Ketenagakerjaan
Alamat Kantor : Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 51
Jakarta Selatan
Telp. Kantor : 021 – 5255733 Ext. 650
Alamat Rumah : @ Jl. Pamulang Barat Raya Blok A17/17
Komplek Pamulang Permai Satu (1)
Pamulang Kota Tangerang Selatan
@ Jl. Kriep Kel. Jagakarsa Kec. Jagakarsa Jakarta Selatan
Telp. Rumah : 021DEWANTO/081284043618
RAHMAN 710 52732

Anda mungkin juga menyukai