DISUSUN OLEH
KELOMPOK 1
2021
PENDAHULUAN
Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih tinggi dalam
kecelakannya.
Industri petrokimia dengan bahan baku kimia yang diproses dengan suhu dan
tekanan tinggi serta mesin-mesin yang berteknologi tinggi dengan metode yang modern,
tentunya memiliki potensi bahaya yang dapat mengakibatkan kerugian terhadap orang,
harta benda perusahaan dan lingkungan. Dengan melihat potensi bahaya yang besar
tersebut, peranan keselamatan kerja sangat diperlukan untuk mencegah dan mengurangi
angka kecelakaan kerja atau pun kejadian hampir celaka yang sering mempunyai intensitas
dan kesehatan kerja tersebut maka diharapkan dapat menjawab kebutuhan akan pemenuhan
hak dasar tenaga kerja untuk mendapatkan jaminan keamanan dan kenyamanan di tempat
kerja.
LANDASAN TEORI
1.1. Kebisingan
Kebisingan adalah semua suara yang tidak dikehendaki yang bersumber dari alat
proses produksi atau alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan gangguan
Ambang Batas (NAB) faktor fisika dan kimia di tempat kerja, di dalamnya ditetapkan NAB
kebisingan sebesar 85 dBA sebagai intensitas tertinggi dan merupakan nilai yang masih dapat
diterima oleh pekerja tanpa mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam pekerjaan
sehari-hari untuk waktu tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu (Kuswana dalam
Siswati, 2017)).
pendengaran maupun non pendengaran. Pada indera pendengaran dapat menyebabkan tuli
progresif. Awalnya efek bising pada pendengaran adalah sementara dan pemulihan terjadi
secara cepat sesudah pekerjaan di area bising dihentikan. Efek paparan kebisingan yang
terjadi pada tenaga kerja dapat mengakibatkan gangguan auditori berupa gangguan
gangguan fisiologis dan psikologis. Kebisingan juga menyebabkan rasa tidak nyaman,
gangguan konsentrasi, dan susah tidur (Gani, 2018). Sedangkan pada gangguan non
Getaran atau vibrasi adalah bahaya potensial yang dapat dijumpai pada
pekerjaan dengan menggunakan alat yang bergetar. Pekerjaan tersebut antara lain,
penggunaan bor gigi pada dokter gigi, alat bor kayu atau tembok oelh teknisi
(HAVS) merupakan salah satu penyakit yang tengah berkembang dan mengancam
pekerja sektor industri. Hand arm vibration syndrome merupakan suatu penyakit akibat
kerja yang disebabkan oleh getaran, penyakit ini merupakan suatu kumpulan gejala
vaskuler, neurologik dan muskuloskeletal yang mengenai jari, tangan dan lengan yang
berlebihan atau diatas ambang batas. Hand arm vibration syndrome memiliki gejala
yang hampir sama dengan carpal tunnel syndrome (CTS) sehingga sulit untuk
gejala sensorineural. Gejala yang paling sering yaitu rasa baal atau rasa kesemutan pada
bagian tubuh tertentu terutama jari, tangan dan lengan selain itu juga ada keluhan
akibat pemakaian peralatan yang bergetar, misalnya penggunaan gergaji rantai, mesin
potong rumput, gerinda tangan, dan palu. HTV beresiko menyebabkan gangguan sistem
yang diawali dari gejala berupa pucat dari ujung jari yang bertambah parah jika berada
pada lingkungan yang dingin, gangguan syarat yang diawali dengan gejala berupa
kesemutan, kerusakan pada persendian dan tulang, serta melemahnya kekuatan otot jari.
KEP–51/MEN/I999).
1.3. Iklim kerja
Suhu atau temperatur merupakan salah satu aspek lingkungan kerja yang perlu
dengan tenaga kerja atau operator. Temperature di area kerja tidak diperbolehkan
melebihi Nilai Ambang Batas (NAB) yang telah ditetapkan. Temperature yang
berlebihan pada area kerja dapat menyebabkan penurunan kondisi fisik karyawan serta
untuk menurunkan suhu di tempat kerja yang masih di atas 30 derajat, dan
1.4. Pencahayaan
Pada bagian proses lini produksi sebagian besar proses produksinya dikerjakan
dengan mesin. Sehingga dalam pengerjaanya kondisi lingkungan fisik pada ruang kerja
haruslah memadai agar tingkat produktivitas pekerja tinggi. Pada kondisi lingkungan
fisik pencahayaan pada bagian lini produksi masih banyak yang kurang memadai,
padahal proses pengerjaan karung plastik dengan mesin harus mempunyai pencahayaan
yang maksimal. Dengan penerangan yang baik memungkinkan tenaga kerja melihat
objek-objek yang dikerjakan secara jelas, cepat dan tanpa upayaupaya yang tidak perlu.
Lebih dari itu, penerangan yang memadai memberikan kesan pemandangan yang lebih
memodifikasi sistem penerangan yang sudah ada dengan merubah posisi lampu,
penerangan alami harus diperhatikan agar jalan masuknya sinar tidak terhalang.
Perbaikan kontras, di mana warna objek yang dikerjakan kontras dengan latar belakang
objek tersebut. Misalnya: cat tembok di sekeliling tempat kerja harus berwarna kontras
dengan warna objek yang dikerjakan. Menata warna dinding dan langit-langit. Menjaga
dilakukan secara rutin karena kotoran dan debu ternyata dapat mengurangi intensitas
pencahayaan hingga 35%. Untuk sistem pencahayaan buatan dapat menggunakan lampu
hemat energi yang dapat mengurangi konsumsi energi. Perusahaan disarankan untuk
menggunakan lampu jenis SL dengan watt rendah (8-11 watt) akan tetapi memiliki
berhati-hati dalam bekerja dan arahan tentang penggunaan APD. Sedangkan untuk
pengendalian APD dengan menyediakan safety googles, welding mask, welding shield
tidak aman dari pekerja karena sengaja melanggar peraturan keselamatan yang
diwajibkan dengan tidak menggunakan alat pelindung diri, sehingga berisiko terpajan
Risiko dari bahaya radiasi berada pada tingkat risiko yang tinggi. Sehingga
tempat kerja, menyediakan kacamata berlensa (untuk melindungi dari bahaya radiasi
sinar), peningkatan pengetahuan terkait dengan cara bekerja yang aman dan
APD di tempat kerja. Nilai Ambang Batas radiasi sinar ultra ungu: 0,1 µW/cm2 .
1.6. Debu
Debu adalah partikel-partikel zat padat yang disebabkan oleh kekuatan alami
peledakan, dll dari bahan-bahan, baik organik maupun organic, misalnya batu, kayu,
bijih logam, arang batu dan butir-butir zat. Debu merupakan salah satu sumber yang
tidak dapat diabaikan. Dalam kondisi tertentu debu merupakan bahaya yang dapat
menimbulkan kerugian besar. Tempat kerja yang prosesnya mengeluarkan debu, dapat
Baku Mutu Udara Ambien Nasional maka hal ini akan menimbulkan gangguan
kesehatan pada karyawan. Untuk itu perlu adanya keseimbangan dan keselarasan antara
manusia dan lingkungan kerjanya. Partikel zat padat yang mempunyai ukuran diameter
0,1 – 50 µm atau lebih. Partikel debu terlihat oleh mata berukuran > 10 µm. Ukuran <
semua penyakit akibat kerja 30% sampai 50% adalah penyakit silokis dan penyakit
pernafasan) yang disebabkan oleh paparan debu tempat kerja terjadi seluruh dunia
setiap tahunnya.
1.7. Kadar CO
Salah satu risiko pada proses ini yaitu terhirup uap bahan kimia (H2SO4 dan
HCL) yang dioleskan ke permukaan kerajinan. Dampak dari uap tersebut dapat
menyebabkan iritasi pernapasan (seperti gejala sengau, nausea, pening dan sakit
kepala), iritasi mata (kemerahan). Dalam jangka paparan yang lama dapat membuat
mengakibatkan kerusakan sistem saraf dan otak. Perusahaan telah melakukan tindakan
berhati-hati dalam bekerja dan arahan tentang penggunaan APD berupa masker
Masker respirator berfungsi untuk melindungi saluran pernafasan dari debu, asap, uap,
gas berbahaya dan partikel berbahaya lainnya yang mungkin ditemukan di lingkungan
kerja. Risiko terhirup uap kimia memiliki tingkat risiko yang tinggi, sehingga
Pengendalian yang dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan menyediakan respirator dan
MSDS.
Rekomendasi pengendalian yang diberikan untuk iritasi gangguan pernafasan
akibat menghirup gas atau uap kimia yaitu melakukan tindakan pengendalian atau
pengurangan risiko dengan sosialisasi dan pelatihan penggunaan APD berupa safety
googles dan respirator yang benar bagi pekerja, penanganan bahan kimia, memasang
MSDS, instruksi kerja waste management dan SOP pembersihan dan pewarnaan pada
tempat kerja untuk meningkatkan kepatuhan pekerja dan mengurangi tingkat kecelakaan
kerja.
IDENTITAS PERUSAHAAN
PROSES PRODUKSI
1. Bahan Produksi :
2. Mesin/Peralatan Kerja yang digunakan : Mesin gergaji, Oven, Mesin planner, Mesin
belah, Mesin serut, Mesin bor, Mesin sanding, Mesin doktail, Mesin las, Palu, dll.
Finishing=Amplas/Cat Packing.
b. Cair : Kaleng lem, Kaleng cat/plitur, potongan kertas, potongan kertas, Oli
bekas dll.
c.
HASIL PEMERIKSAAN PT. STUDIO
1.1. DENAH
b. BAGIAN KOMPONEN
c. BAGIAN ASSEMBLING :
e. BAGIAN PENGECATAN :
f. BAGIAN PENGEPAKAN :
g. RUANG KOMPRESOR :
h. RUANG GENSET :
Poliklinik Perusahaan : Tidak, Dokter & Perawat : Tidak, Periksa di Puskesmas biaya BPJS
Kesehatan
Berikut adalah lampiran P3K dan Handsanitizer
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kebisingan:
Kebisingan (Db)
Lokasi Leq L Max Jenis Bising Nab (dB) Keterangan
Bagian Bahan Baku 86,5 dBA 92,8dBA Kebisingan Kontinyu 80-100 dB Sangat Hiruk
Bagian Komponen 88,5 dBA 98,2dBA Kebisingan Kontinyu 80-100 dB Sangat Hiruk
Bagian Assembling 84,1 dBA 92,6dBA Kebisingan Kontinyu 80-100 dB Sangat Hiruk
Bagian Finishing 98,5 dBA 108,2dBA Continuous Noise 80-100 dB Menulikan
Amplas
Bagian Pengecatan 78,2 dBA 82.1 dBA Kebisingan 6o-80 dB Kuat
Terputus-Putus
(Intermitten)
Bagian Pengepakan 78,2 dBA 82,1 dBA 6o-80 dB Kuat
Kebisingan
Terputus-Putus
(Intermitten
Ruang Kompresor 102,3 dBA 110,1dBA Continuous Noise 100-120 dB Menulikan
2. GETARAN
Hasil Pengujian
Nilai
TK
Jenis Sumber Ambang
No Lokasi Getaran Keterangan
Getaran Getaran Batas
(m/Det²)
(m/Det²)
Mesin
Bagian 3,11 Gergaji & 4
1 HAV Sangat tidak nyaman eksrim
Komponen (m/Det²) Mesin (m/Det²)
Belah
Bagian 2.85 4
2 HAV Mesin Bor Sangat tidak nyaman eksrim
Asembling (m/Det²) (m/Det²)
mesin
Bagian 3.13 4
3 HAV Sonding / Sangat tidak nyaman eksrim
Finishing (m/Det²) (m/Det²)
Amplas
pengepaka 26,6oC 80% 27,5 Sedang 26,7oC Bisa kerja terus menerus
n selama
8 jam kerja
APD : Menambahkan alat pelindug diri seperti safety helmet, masker, pelindung mata,
Kesimpulan dan Saran : Tingkat panas di PT. IDE STUDIO mulai dari tingkat
kepanasan sedang sampai berat sehingga disarankan untuk menambah ventilasi dan penyejuk
Diperlukan
Studio
produksi
Amplas
52 62 68 62 Pengecatan 62 lux
pencahayaan berasal dari lampu, itu masih kurang jadi ada baiknya lampunya
ditambah.
Saran : ada baiknya lampunya ditambah supaya pencahayaan di Pt.Ide Studio semakin
jelas.
5. RADIASI UV
6. KADAR DEBU
Pengendalian:
Eliminasi:
Membuang debu pada alat
penyedot secara berkala, agar
alat dapat berfungsi secara
optimal
Substitusi: mengganti
penyedot debu dengan model
yang lebih besar dengan daya
tamping yang lebih banyak.
Pengengendalian teknis:
Alat penyedot debu diletakkan
disekitar kegiatan yang
menghasilkan debu seperti di
sekitar mesin gergaji dan
mesin serut
Pengendalian administrative
Melatih pekerja agar bekerja
sesuai standar SOP dalam hal
keselamatan kerja
Apd: mengawasi pekerja untuk
selalu menggunakan apd
seperti masker dan kacamata.
7. KADAR GAS CO
2. Dalam pengujian getaran, disimpulkan bahwa terdapat potensi bahaya getaran pada
proses produksi dengan penggunaan mesin / peralatan kerja yang menjadi sumber
potensi bahaya.
3. Tingkat panas di PT. IDE STUDIO mulai dari tingkat kepanasan sedang sampai berat.
4. Berdasarkan hasil uji pencahayaan di Pt.Ide Studio, Sumber pencahayaan berasal dari
5. Hasil pengujian dari perbaikan alat, didapatkan 389 µW/cm2 dengan range 100/400
6. Dari hasil Uji kadar debu, didapat kurang nya alat untuk menyedot debu, menambah
apd seperti kacamata dan masker sesuai standart agar terhindar dari paparan debu.
7. Kekurangan / masalah perusahaan, pada aspek potensi bahaya fisik dan kimia dalam
SARAN
menghindari kebisingan.
3. Dalam iklim kerja di PT. IDE STUDIO Disarankan untuk menambah ventilasi dan
penyejuk ruangan (exhaust fan) terutama dibagian yang tingkat panasnya tinggi (berat).
4. Ada baiknya lampunya ditambah supaya pencahayaan di Pt.Ide Studio semakin jelas.
5. Diharapkan jika memperbaiki alat terutama yang dapat meyebabkan radiasi terhadap
kulit ataupun mata, pekerja menggunakan apd minimal topeng las untuk melindungi
6. Dari hasil pengujian kami menyarankan menambah alat untuk menyedot debu dan