Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KUNJUNGAN PERUSAHAAN

PT. IDE STUDIO

Disusun Oleh :
Kelompok 3

1. Abdul Fikri 13. Rudi Afriadi


2. Ayu Suwarna Putri 14. Selverida Boru Gultom
3. Halimah Nur Sadidah 15. Septi Olympia Nurasti
4. Johan Syarifudin 16. Shofura Mahmudah Sutrisno
5. Lukman Hakim 17. Sifa Nur Fitriani
6. Muh Wahyu Masnur Najib 18. Sri Ahliah Rappa
7. Nunki Pramesti Nugraha 19. Sri Rahayu
8. Nur Aini Rustiana Dewi 20. Sutardi
9. Nurhadi Widodo 21. Tanti
10. Pradipta Putri 22. Taufiqurrahman
11. Puja Mutiara Anggraeni 23. Yunita
12. Riska Okty Saputri

LEMBAGA PELATIHAN K3 DHAYO


YOGYAKARTA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) merupakan suatu program yang


dibuat sebagai upaya mencegah timbulnya kecelakaan kerja dan penyakit akibat
kerja. Tujuannya untuk menciptakan tempat kerja yang nyaman dan sehat
sehingga dapat menekan serendah mungkin risiko kecelakaan dan penyakit kerja,
peningkatan keselamatan dan kesehatan kerja diharapkan berdampak pada
penurunan angka kecelakaan kerja diperusahaan. Perusahaan menyadari bahwa
pekerja adalah aset utama. Oleh karena itu, mereka harus memperhatikan aspek
keselamatan dan kesehatan kerja guna mengurangi angka kecelakaan kerja.

Undang-undang No.1 Tahun 1970, tentang keselamatan kerja,


menyediakan suatu kerangka dasar untuk pencegahan terjadinya kecelakaan dan
timbulnya penyakit akibat kerja ditempat kerja. Keselamatan kerja tersebut adalah
keterlibatan tenaga kerja dan pengurus serta organisasi kerja yang ada didalamnya
untuk meningkatkan standar keselamatan dan kesehatan kerja (K3).

Ruang lingkup dari keselamatan dan kesehatan kerja meliputi pencegahan


kecelakaan, pencegahan peledakan, pencegahan kebakaran, pencegahan
peledakan, pemasangan jalur evakuasi, pelaksanaan P3K, manajemen APD,
pementauan lingkungan kerja, pencegahan penyakit akibat kerja, pemantauan
penerangan tempat kerja, iklim kerja, pemasangan ventilasi, pelaksanaan sanitasi
industri, dan pemeriksaan kesehatan. Tujuan dilakukannya program-program
tersebut adalah untuk mencegah dan mengurangi terjadinya kecelakaan kerja yang
dikenal sebagai Zero Accident.

Beberapa faktor dan kondisi yang menyebabkan terjadinya kecelakaan


kerja, seperti kurangnya perawatan terhadap perlengkapan kerja, penggunaan
perlengkapan kerja yang tidak sesuai prosedur dan peralatan kerja yang sudah
tidak layak pakai. Untuk mengurangi resiko kecelakaan kerja sebaiknya
perusahaan menerapkan program keselamatan dan kesehatan kerja agar karyawan
mengerti tentang prosedur melakukan pekerjaan.

PT. Ide Studio bergerak dibidang furniture, dalam hal ini bahan baku dari
utama yakni kayu jati. Selain itu, perusahaan dalam produksinya menggunakan
beberapa bahan dan mesin, bahan-bahan dan mesin yang digunakan kemungkinan
besar dapat menyebabkan kecelakaan bagi pekerja apabila tidak digunakan
dengan benar yang dapat mengakibatkan terjadinya kecelakaan kerja dan bahaya
kebakaran serta peledakan.

Dalam kunjungan pada pabrik PT Ide Studio kita melihat bagaimana


kegiatan produksi mulai dari penyediaan bahan baku, proses produksi, proses
assembling, proses finishing sampai ke proses packing. Dimana dalam proses-
proses tersebut dapat berpotensi menimbulkan dampak terhadap keselamatan,
kesehatan kerja terhadap sumber daya manusia dan lingkungan sekitarnya jika
faktor bahayanya tidak dikendalikan. Langkah pertama yang harus dilakukan oleh
perusahaan adalah mengidentifikasi permasalahan dan resiko yang kemungkinan
terjadi penyakit akibat kerja (PAK) selama proses produksi.

Salah satu langkah perusahaan dalam mewujudkan keselamatan kerja


adalah mewajibkan seluruh karyawannya untuk selalu menggunakan alat
pelindung diri (APD). Alat Pelindung Diri adalah peralatan yang dipakai untuk
meminimalkan paparan kecelakaan serius dan mencegah penyakit akibat kerja,
Kuswana (2015:01).

Perusahaan tidak hanya mewajibkan namun juga harus menyediakan APD,


alat pelindung diri bukan alat untuk mencegah kecelakaan tetapi sebagai langkah
untuk mengurangi akibat dari kecelakaan tersebut. Alat-alat ini merupakan usaha
terakhir dari rangkaian program “Accident Prevention”. Selain APD dalam pabrik
penting juga memperhatikan ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja yang
mungkin dalam pabrik karena PT. Ide Studio merupakan pabrik penghasil
furniture dengan bahan baku kayu yangmana sangat beresiko terjadinya
kebakaran dan juga peledakan alat-alat dengan tekanan tinggi. Pencegahan
kebakaran sesuai dengan Kepmenaker R.I No.Kep-186/MEN/1999. Pencegahan
peledakan seperti dalam permenaker Per-01/MEN/1982. Upaya pencegahan
kebakaran yang bisa kita lihat di PT. Ide Studio adalah terdapatnya Alat Pemadam
Api Ringan (APAR), team penanggulangan kebakaran serta sistem penanganan
tanggap darurat.

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk memaparkan materi


mengenai keselamatan kerja dengan judul “Keselamatan Kerja dan
Penanggulangan Kebakaran di PT. Ide Studio”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah pada laporan ini


adalah bagaimana Penerapan Keselamatan Kerja dan Penanggulangan Kebakaran
di PT. Ide Studio?

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui penerapan keselamatan kerja dan penanggulangan


kebakaran di PT. Ide Studio.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui potensi bahaya bahan mekanik, bahan listrik, bahan kimia,


bahaya kebakaran dan peledakan.

b. Mengetahui penggunaan dan ketersediaan APAR di PT. Ide Studio.


c. Mengetahui penggunaan dan ketersediaan APD di PT. Ide Studio.

d. Mengetahui manajemen organisasi K3 di PT. Ide Studio.

e. Mengetahui program unit tanggap darurat di PT. Ide Studio.

D. Manfaat

1. Bagi Penulis

Untuk menambah pengetahuan dalam konteks keselamatan kerja dan


penanggulangan kebakaran yang nantinya dapat diaplikasikan di dunia kerja.

2. Bagi Perusahaan

Untuk dapat menjadi sebuah gambaran peningkatan pelaksanaan


keselamatan kerja dan penanggulangan kebakaran di PT. Ide Studio.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat digunakan sebagai bahan dalam melanjutkan penelitian/


pelaporan tentang keselamatan kerja dan penanggulangan kebakaran.

E. Lokasi dan Waktu

1. Lokasi

PT. Ide Studio yang beralamat di Jl. Parangtritis KM 8, Sewon, Bantul,


Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Waktu

Kunjungan perusahaan dilaksanakan pada tanggal 25 November 2021.

F. Metode Penelitian
1. Jenis Data
Jenis dan sumber data yang penulis gunakan dalam penulisan laporan ini
adalah menggunakan data primer dan data sekunder.
a. Data Primer
Data primer yaitu data mentah yang diperoleh dari hasil
penelitian langsung dan harus diolah kembali menjadi informasi yang
dapat dimengerti oleh pengguna informasi. Dalam hal ini penulis
memperoleh informasi dari wawancara secara langsung.
b. Data Sekunder
Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan yaitu
penelaahan buku-buku, arsip-arsip dan catatan-catatan tertulis yang
berkenan dengan masalah yang diteliti dari perpustakaan dan dokumen
yang diperoleh dari tempat penelitian. Dalam hal ini penulis memperoleh
data dari perusahaan yang meliputi struktur organisasi, sejarah singkat
perusahaan dan lain-lain.
2. Sumber Data
a. Observasi
Yaitu dilakukan dengan cara melakukan kunjungan lapangan secara
virtual, untuk mendapatkan data dan informasi yang dibutuhkan pada PT.
Ide Studio.
c. Wawancara
Yaitu melakukan dengan cara mewawancarai pihak narasumber PT. Ide
Studio.
d. Analisis Data
Dalam melakukan analisis data, penulis menggunakan analisis
deskriptif yaitu data yang terkumpul dianalisis dengan memberikan
gambaran secara rinci berdasarkan pernyataan yang ada di lapangan
serta mengaitkan dengan teori-teori yang sesuai dengan permasalahan
yang ada. Kemudian akan memberikan interpretasi terhadap hasil yang
relevan dan kemudian diambil kesimpulan dan saran.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) merupakan upaya untuk
menciptakan lingkungan kerja yang sehat dan aman, sehingga dapat
mengurangi kejadian kecelakaan kerja /penyakit akibat kerja.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) tidak dapat dipisahkan dengan
proses produksi baik jasa maupun industri. Perkembangan pembangunan
setelah Indonesia merdeka menimbulkan konsekuensi meningkatkan
intensitas kerja yang mengakibatkan pula meningkatnya resiko kecelakaan di
lingkungan kerja. Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan
yang lebih tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka
ragam bentuk maupun jenis kecelakaannya.
Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat saling berkaitan.
Pekerja yang menderita gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja
cenderung lebih mudah mengalami kecelakaan kerja. Menengok ke negara-
negara maju, penanganan kesehatan pekerja sudah sangat serius. Mereka
sangat menyadari bahwa kerugian ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan
atau negara akibat suatu kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja
sangat besar dan dapat ditekan dengan upaya-upaya di bidang kesehatan dan
keselamatan kerja.
Kecelakaan kerja adalah salah satu dari sekian banyak masalah di bidang
keselamatan dan kesehatan kerja yang dapat menyebabkan kerugian jiwa dan
materi. Salah satu upaya dalam perlindungan tenaga kerja adalah
menyelenggarakan P3K di perusahaan sesuai dengan UU dan peraturan
Pemerintah yang berlaku. Penyelenggaraan P3K untuk menanggulangi
kecelakaan yang terjadi di tempat kerja. P3K yang dimaksud harus dikelola
oleh tenaga kesehatan yang professional.

B. Dasar Hukum
a. Undang-Undang No. 1 Tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja
Undang-undang ini mengatur masalah Kesleamatan dan Kesehatan Kerja
umum di semua tempat kerja, baik di darat, di laut, di dalam air ataupun di
udara diseluruh wilayah hukum Indonesia.
b. Undang-undang Nomor 1 Tahun 1951 dan Undang-undang Nomor 12
Tahun 1948
Tentang pembagian jam kerja dan waktu istirahat pekerja agar tidak terjadi
kecelakaan kerja.
c. Undang-undnag No 3 Tahun 1969 Tentang Persetujuan Konvensi ILO No.
120 mengenai Higiene dalam Perniagaan dan kantor-kantor
d. Undang-undang No 13 tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
e. Peratura Pemerintah No 50 Tahun 2021 tentang Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)
f. Peraturan Mentero Tenaga Kerja No 5 Tahun 2018 tentang syarat-syarat
K3 Lingkungan Kerja

C. Penanggulangan Kebakaran
Keadaan darurat ialah keafaan sulit yang tidak diduga yang memerlukan
penanganan segera agar tidak terjadi kecalakaan yang fatal. Unit tanggap
darurat ialah unit yang bekerja untuk menaggulangi keadaan daruat dalam
lingkungan suatu perusahaan dan unit tersebut dibentuk dengan tujuan
memenuhi persyaratan OHSAS 18001:2007 klausul 4.4.7 Emergency
Preparedness and Response (Persiapan Tanggap Darurat). Keptusuan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomer 186 Tahun 1999 tentang Unit
Penanggulangan Kebakaran di Tempat Kerja, mewajibkan perusahaan yang
mempunyai potensi terjadinya kebakaran wajib membentuk Unit
Penanggulangan Kebakaran yang terdiri dari:
1. Petugas Peran Kebakaran
Peran petugas penanggulangan kebakaran adalah petugas yang
ditunjuk dan diserahi tugas tambahan untuk mengidentifikasi sumber-
sumber bahaya dan melaksanakan upaya-upaya penanggulangan
kebakaran. Peran petugas kebakaran sekurang-kurangnya 2 orang untjk
setiap jumlah tenaga kerja 25 orang.
Peran petugas kebakaran mempunyai tugas utama adalah pengamanan
dan tugas lainnya:
a. Mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yang dapat
menimbulkan bahaya kebakaran.
b. Memadamkan kebakaran pada tahap awal.
c. Mengarahkan evakuasi orang dan barang.
d. Mengadakan koordinasi dengan terkait.
e. Mengamaknkan lokasi kebakaran.

Untuk dapat ditunjuk sebagai petugas kebakaran harus memiliki


syarat:
a. Sehat jasmani dan rohani.
b. Pendidikan minimal SLTP
c. Telah mengikuti kursus teknis penanggulangan kebakaran tingkat
dasar.

2. Regu Penanggulangan Kebakaran


Regu penggulangan kebakar ialah satuan tugas yang mempunyai tugas
khusus fungsional di bidang penaggulangan kebakaran dan ditetapkan
untuk tempat kerja tingkat resiko bahaya kebakaran ringan dan sedang I
yang memperkerjakan tenaga kerja 300 orang atau lebih. Regu
penanggulangan kebakaran mempuntai tugas utamanya adalh pemadaman
sedangkan tugas lainnya:
a. Mengidentifikasi dan melaporkan tentang adanya faktor yang dapat
menimbulkan bahaya kebakaran.
b. Melakukan pemeliharaan sarana proteksi kebakaran.
c. Memebrikan penyuluhan tentang penanggulangan kebakaran tahap
awal
d. Memebantu menyusun buku rencana tanggap darurat kebakaran.
e. Memadamkan kebakaran.
f. Mengarahkan evakuasi orang dan barang.
g. Mengadakan koordinasi dengan instansi terkait.
h. Memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan.
i. Mengamanakan lokasi tempat kerja.

3. Koordinator Unit Penanggulangan Kebakaran


Koordinator unit penanggulangan kebakaran ditetapkan sebagai berikut:
a. Untuk tempat kerja resiko bahaya kebakaran ringan dan sedang I
sekurang-kurangnya 1 orang untuk setiap jumlah tenaga kerja 100
orang.
b. Untuk tempat kerja esiko kebakaran sedang II dan berat, sekurang-
kurangnya satu orang untuk setiap unit kerja.

4. Ahli K3 Spesialis Penanggulangan Kebakaran


Ahli K3 spesialis penanggulangan kebakaran ditetapkan untuk tempat
kerja tingkat resiko bahaya kebakaran ringan dan sedang I yang
mempunyai tenaga kerja 300 orang atau lebih atau setiap tempat kerja
tingkat resiko bahaya kebakaran sedang II, sedang III dan berat.
Ahli K3 mempunyai tugas:
a. Membantu mengawasi pelakanaan peraturan perundang-undangan
bidang penanggulangan kebakaran.
b. Memberikan laporan lepda menteri atau pejabat yang ditunjuk sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
c. Memimpin penanggulangan kebakaran sebelum perusahaan atau
instansi yang dapat berhubungan dengan jabatannya.
d. Memimpin penanggulangan kebakaran sebelum mendapat bantuan dari
instalansi yang berwenang.
e. Menyusun program kerja atau kegiatan penanggulangan kebakaran.
f. Melakukan koordinasi dengan instalasi yang terkait.

D. Jenis-Jenis Kebakaran
Jenis-jenis kebakaran atau yang sering disebit sebagai klasifikasi
kebakaran ialah penggolongan atau pembagian atas kebakaran berdasarkan
pada jenis benda-benda atau bahan-bahan yang terbakar. Adanya klasifikasi
kebakaran diharapkan akan lebih mudah / lebih cepat dan lebih tepat dalam
memilih dan menggunakan media pemadaman yang akan digunakan untuk
melakukan pemadaman. Indonesia telah memberlakukan klasifikasi kebakaran
yang metrujuk pada NFPA (National Fire Protection Association) yang sesuai
dengan klasifikasi kebakaran darat Amerika sesuai dengan Peraturan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.PER 04/MEN/1980 Tanggal 14 April
1980 tentang Syarat-Syarat Pemasangan Dan Pemeliharaan Alat Pemadam
Api Ringan.
Klasifikasi kebakaran menurut NFPA adalah:
1. Klas A: api yang berasal dari kebakaran benda padat kecuali logam,
contohnya kayu, kertas, karet, palstik, asbes dll.
2. Klas B: api yang berasal dari bahan bakar/ benda cair atau gas seperti
bensin, solar, spiritus, oli,minyak, dll.
3. Klas C: api yang berasal dari listrik yang masih hidup (ada aliran listrik).
4. Kals D: api yang berasal dari benda/bahan-bahan logam seperti,
Magnesium Natrium (Sodium), Kalium (Potasium). Titanium dll.

E. Tahap-Tahap Kebakaran
1. Tahap Intitiation atau penyalaan
Kebakaran dimulai dari munculkan panas (source energy) yang tidak
dikehendaki atau diduga dimana tempat munculnya panas tersebut
terdapat bahan yang mudah kebakar karena oksigen ada dimana-mana
maka bertemunya panas dengan bahan yang mudah terbakar akan
menimbulkan nyala api. Mematikan api saat initation biasanya
menggunakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR).
2. Tahap Growth atau api membesar
Pada tahap ini aapi akan membesar atau mengembang awal, namun pada
tahap ini APAR sudah lagi banyak fungsinya untuk memadamkan api.
Tahap ini merupakan tahap awal yang disebut sebagai kebakaran. Oleh
karena itu pada tahap ini mematikan api harus digunakan Hydrant atau
sprinkler yang tepat.
3. Tahap Flash Over atau api menyebar
Tahap ini merupakan tahap peralihan antara tahap pembagian awal dan
tahap pengembangan penuh. Tahap ini penyebaran api cepat .
4. Tahap Stready atau Full Development Fire atau api mencapai puncaknya
Pada tahap ini api berkembang secara penuh dan membakar bahan-bahan
bakar yang berdekatan dengan intensitas maksimum.
BAB III
IDENTITAS PERUSAHAAN

A. Identitas Perusahaan
PT Ide Studio Indonesia yang beralamatkan di daerah Jl. Parangtritis Km
8 Cabeyan, Desa Panggungharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul,
Provinsi Yogyakarta, merupakan Perusahaan PMA yang bergerak dalam
bidang Manufaktur Furniture yang focus pada penggunaan bahan baku kayu
jati dengan barang yang dihasilkan yaitu aneka mebel kayu.

B. Tujuan Perusahaan
a. Sebagai perusahaan yang mampu bersaing dan berkembang dalam
menyediakan funiture dengan bahan baku kayu jati kepada konsumen
menengah-atas
b. Memberikan keuntungan bagi pemegang saham
c. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dengan kompensasi sesuai beban
kerja, pengembangan keterampilan karyawan dengan memberikan
pelatihan, jenjang karir, dan sebagainya

C. Sasaran Perusahaan
a. Memberikan produk funiture dengan bahan baku kayu jati untuk kalangan
menengah–atas hingga dengan kualitas terbaik
b. Meningkatkan awareness pembeli dan angka penjualan
c. Meningkatkan kompetensi SDM perusahaan untuk menjaga kinerja
perusahaan
BAB IV
HASIL PENGAMATAN

Nama Perusahaan   : PT IDE STUDIO


Jenis Perusahaan   : Furniture
Alamat Perusahaan : Jl. Parangtritis Km 8, Sewon, Bantul, DI Yogyakarta.
Jumlah Tenaga Kerja : 211 orang.
Tanggal Kunjungan  : 25 November 2021

Hasil Pengamatan :
Pada Tanggal Kamis, 25 November 2021, mengadakan survey di PT IDE
STUDIO untuk melaksanakan kunjungan dan survey tempat kerja secara virtual,
acara dimulai pukul 15.00 s/d selesai WIB.
Dari hasil pengamatan PT IDE STUDIO merupakan PT Ide Studi Indonesia
merupakan perusahaan PMA yang bergerak dalam bidang Manufaktur Furniture yang
fokus pada penggunaan bahan baku kayu recycle. PT Ide Studio Indonesia telah
mendapatkan sertifikasi FSC dalam penggunaan bahan baku sebagai bentuk
tanggungjawab dan kepedulian terhadap kelestarian lingkungan serta bentuk
penolakan terhadap illegal logging.
Bahwa dapat diketahui bahwa PT IDE STUDIO merupakan suatu perusahaan
yang bergerak dalam bahan produksi yaitu bahan baku menggunakan (kayu jati),
tidak hanya itu bahan tambahan yang digunakan antara lain:
Lem, Asesories mebel, Tiner, Plitur, Cat (Toning), Bleaching, Paku sekrup dll. Mesin
atau Peralatan Kerja yang digunakan yaitu Mesin gergaji,
Oven, Mesin planner, Mesin belah, Mesin serut, Mesin bor, Mesin sanding, Mesindok
tail, Mesin las, Palu, dll.
Hal Keselamatan Kerja dan Penanggulangan Kebakaran di PT IDE STUDIO
memiliki indentifikasi potensi bahaya diantaranya adalah bahaya mekanik, bahaya
listrik, bahaya kimia, serta bahaya kebakaran dan peledekan. adapun pengamatannya
dari setiap bahaya tersebut sebagai berikut :

1. Bahaya Mekanik
Bahaya mekanik itu sendiri merupakan potensi bahaya yang berasal dari
benda atau proses yang bergerak yang dapat menimbulkan dampak seperti
benturan, terpotong, tertusuk, tersayat, tergores, jatuh, terjepit.
Bahaya mekanik yang didapatkan dari hasil pengamatan di PT IDE STUDIO
yang disebabkan oleh mesin atau alat kerja mekanik yang dapat terjadi seperti
benda dapat melukai, benda dapat memperangkap, benda dapat membentur dan
jatuh dari ketinggian sama. Merupakan jenis bahaya yang berdampak pada
kesehatan, menyebabkan gangguan kesehatan dan penyakit akibat kerja. adapun
penjelasan bahaya mekanik yaitu :
a. Benda dapat melukai
Benda yang dapat melukai pekerja saat melakukan pekerjaan yaitu
mesin gergaji, mesin belah, mesin serut merupakan sumber potensi bahaya
yang akan menimbulkan jenis potensi bahaya terpotong, teriris dan tergores.
Maka dari itu, pengendalian yang dapat dilakukan atau diterapkan dalam
pencegahan agar tidak terjadi kecelakaan kerja atau meminimalisir kecelakaan
kerja yaitu penggunanaan alat pelindung diri (sarung tangan, masker,
kacamata, baju kerja, apron dan sepatu), meja dan ruang gerak saat
pemotongan diperluas, pemberian ruang atau sekat dalam menyusun kayu dan
pekerja mematuhi pemakaian APD lengkap sesuai prosedur.
b. Benda dapat memperangkap
Benda yang dapat memperangkap dalam pekerjaan yaitu mesin planner
dan tumpukan kayu diruangan bahan baku merupakan potensi bahaya yang
akan menimbulkan jenis potensi bahaya tertindih dan terjepit. Maka dari itu,
pengendalian yang dapat dilakukan atau diterapkan dalam pencegahan
kecelakaan kerja yaitu pekerja menggunakan APD lengkap, membuat denah
atau susunan kayu agar menjadi sama rata dan terlihat lebih rapih agar
menurunkan resiko kayu jatuh dan tertindih, pemasangan rambu-rambu
peringatan agar setiap karyawan melihat atau mengingatkan bahwa ada tempat
atau alat yang berbahaya atau perlu berhati-hati.
c. Benda dapat membentur
Benda dapat membentur dalam pekerjaan yaitu palu, ruang produksi,
ruang assembling, packing dan gudang produk merupakan potensi bahaya
yang akan menimbulkan jenis potensi bahaya terbentur dan tertabrak. Maka
dari itu, pengendalian yang dapat dilakukan atau diterapkan agar
meminimalisir terjadinya kecelakaan kerja yaitu melakukan tindakan sesuai
prosedur, penggunaan APD (sarung tangan, sepatu boot), perluas tempat
produksi karena terlalu sempit, penambahan ruang sekat dalam menyimpan
kayu, menyimpan alat pada tempat yang aman.
d. Jatuh dari ketinggian sama
Jatuh dari ketinggian yang sama dalam pekerjaan yaitu akses untuk
mobilisasi terlalu sempit di ruang produksi, resiko jatuh karena kabel tidak
tertata secara rapi di ruang asembling, ruang finishing, dan ruang genset.
Resiko tergelincir karena serbuk tercecer di ruang Limbah. Resiko tergelincir
karena di ruang toilet becek dan kotor. Potensi bahaya yang timbul yaitu
tergelincir dan tersandung. Maka dari itu, pengendalian yang dapat dilakukan
untuk meminimalisir terjadi kecelakaan kerja yaitu dengan meletakan barang
secara ergonomis seperti penyesuaian peralatan dan perlengkapan kerja
dengan kemampuan pekerja. Tata ruang seperti menata kabel secara rapi,
membersihkan secara berkala.

2. Bahaya Listrik
Kemudian tidak hanya bahaya mekanik saja yang dapat terjadinya potensi
bahaya adapun bahaya listrik terhadap PT IDE STUDIO. Potensi bahaya
listrik adalah Bahaya kejut listrik. Panas yang ditimbulkan oleh energi listrik.
Medan listrik. Dari hasil pengamatan yang dilakukan dapat terjadi kesetrum dan
terbakar sehingga beresiko terjadinya potensi bahaya listrik yang terjadi dibagian
assembling kabel tidak tertata rapi. Peletakan dispenser dan aqua berdekatan
dengan stop kontak resiko konselting. Dibagian finishing kabel tidak tertata rabi
dan berdekatan dengan tumpukan kayu. Dibagian packing letak sekring berdekatan
dengan tumpukan kardus.
Dari sumber potensi bahaya yang sudah diamati dapat dilakukan dengan
pengendalian diantaranya dengan Penataan kabel secara rapi dan maintenance
kabel agar selalu terjaga keamanannya dan tertata peletakan stop kontak tidak
terlalu berdekatan dengan tempat menuang air agar tidak terjadi konsleting karena
terpapar air dan Menghindarkan tumpukan kardus dari alat-alat kelistrikan

3. Bahaya Kimia
Selanjutnya hasil pengamatan potensi bahaya kimia di PT IDE STUDIO,
bahaya kimia merupakan potensi bahaya yang berasal dari bahan kimia dalam
bentuk gas, cair dan padat yang mempunyai sifat mudah terbakar, mudah meledak
dan korosif. Potensi bahaya kimia yang sudah di amati bersifat flammble,
explosive, iritatif dan korosif masih menjadi sumber potensi bahaya. adapun
penjelasan dari bahaya kimia yaitu :
a. Flammble
Sumber potensi bahaya yang di timbulkan dari flammble yaitu oli dan solar.
Pengendalian yang dapat dilakukan untuk meminimalisir kecelakaan kerja yaitu
dengan penyimpanan ili dan solar dijauhkan dari api dengan begitu kejadian
kecelakaan kerja di tempat kerja minim atau tidak terjadi.
b. Iritatif
Sumber potensi bahaya yangdi timbulakan dari iritatif yaitu thinner.
Pengendalian dalam pencampuran cat dengan thinner pekerja harus memakai
sarung tangan dan masker untuk menghindari gangguan pada sistem
pernafasan.
c. Explovise dan Korosif
Sesuai yang sudah di amati bahwa di PT. IDE STUDIO tidak menggunakan
bahan kimia yang mudah meledak misalnya TNT, Amonium nitrat dan
nitroselulosa. PT. IDE STUDIO tidak menggunakan bahan kimia yang dapat
membuat korosif misalnya asam kuat.

4. Bahaya Kebakaran dan Peledakan


Dan potensi bahaya terakhir yaitu bahaya kebakaran dan peledakan, potensi
bahaya ini dapat mudah terbakar, adanya sumber panas, Lmudah meledak, dan alat
kerja dengan tekanan tinggi. Disebabkan adanya kayu, oli, solar, mesin oven,
mesin las, dan adanya kompressor di PT IDE STUDIO sehingga diperlukannya
beberapa pengendalian untuk terjadinya resiko kebakaran ataupun peledekan
dianataranya yaitu : menjauhkan bahan - bahan tersebut dari sumber api,
Melakukan maintenance alat agar tetap berfungsi dengan baik, serta Pekerja
memakai APD dalam penggunaan alat. Seperti kacamata dan sarung tangan untuk
menghindari percikan api.

5. APAR
Tentunya hal ini perlu dalam penggunaan APAR di PT IDE STUDIO, APAR
itu sendiri adalah (Alat Pemadam Api Ringan) atau fire extinguisher adalah alat
yang digunakan untuk memadamkan api atau mengendalikan kebakaran kecil. Alat
Pemadam Api Ringan (APAR) pada umumnya berbentuk tabung yang diisikan
dengan bahan pemadam api yang bertekanan tinggi. Dalam hal Kesehatan dan
Keselamatan Kerja (K3), APAR merupakan peralatan wajib yang harus dilengkapi
oleh setiap Perusahaan dalam mencegah terjadinya kebakaran yang dapat
mengancam keselamatan pekerja dan asset perusahaannya.
PT IDE STUDIO sudah memiliki beberapa APAR diantaranya Dari hasil
survey terdapat Jenis DCP dengan Jumlah 11 dengan penempatan berada di ruang
gudang bahan baku, ruang produksi, ruang assembling, ruang finishing, ruang
pengecatan, ruang packing, dan berada dekat tangga menuju lantai 2 pada saat
mengamati survey dan Jenis Co yang terpasang dengan Jumlah 2 dari penjelasan
dari Bapak Wahyono, S. Pd. Terkait pemeriksaan pada Co2 tidak dapat di amati
karena berada di ruang staff lantai 2. Dan terdapat titik kumpul di gerbang depan.
Dikarenakan fungsinya untuk penanganan dini, peletakan APAR-pun ditempatkan
di tempat-tempat tertentu seperti di Dinding dan di Tiang dan mudah terlihat
sehingga memudahkan didalam penggunaannya.

6. Alat Pelindung Diri (APD)


Tidak hanya dalam penggunaan APAR saja tentunya dalam melindungi dari
keselamatan kerja dibutuhkan APD. APD adalah Alat Pelindung Diri adalah
kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan risiko kerja
untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang di sekelilingnya. APD
digunakan untuk mencegah terjadinya potensi bahaya dalam individu atau orang
disekelilingnya, tentu saja paparan debu, lentingan kayu, meninjak benda tajam,
terkena bahan kimia ke tubuh sangat berbahaya makannya diperlukan APD
diantara lainnya adalah Masker, Kacamata, Earmufif, Sepatu, Sarung tangan,
Apron sangat diperlukan, dari hasil pengamatan ini diperlukan untuk pekerja di PT
IDE STUDIO tersebut karena tidak kurang lebih pekerja tidak menggunakan
sehingga diperlukan sekali dalam penggunaan APD.
Dari hasil pengamatan di PT IDE STUDIO diperlukannya Organisasi K3,
dalam P2K3 karena dari beberapa program ada yang dilaksanakan dan ada yang
tidak dilaksanakannya. Beberapa yang dilaksanakan dianataranya adalah
identifikasi potensi bahaya yang terdapat dilaksanakan dengan cara pemeriksaan
gas CO dari genset, pengujian dan pemeriksaan lingkuhan kesehatan kerja yang
dilaksanakan 6 bulan di puskesmas, pengujian keselamatan kerja yang
dilaksanakan tiap tahun, dan laporan kecelakaan kerja yang dilaporkan tiap 3 bulan
ke DISNAKER dengan kecelakann ringan seperti luka lecet.
PT IDE STUDIO memiliki organisasi dalam unit tanggap darurat yaitu
adanya identifikasi potensi kebakaran, alat pemadam kebakaran, deteksi api, alarm
manual, ruang panel kontrol, dan jalur evakuasi. Dapat disimpulkan bahwa PT.
IDE STUDIO sudah menerapkan upaya keselamatan kerja dan penanggulangan
kebakaran diantaranya adalah penyediaan APD untuk tenaga kerja dan penyediaan
APAR di setiap sudut ruangan serta maintenance alat-alat namun untuk sarana
kelistrikan seperti kabel masih belum tertata dengan rapi sehingga dapat memicu
terjadinya potensi bahaya. Sehingga diharapkan PT. Ide Studio lebih
memperhatikan penataan dan maintenance alat-alat kelistrikan agar meminimalisir
potensi bahaya yang dapat terjadi serta menjaga kebersihan lantai yang tercecer
serbuk kayu dan basah agar para pekerja terhindar dari bahaya tergelincir.
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian dan analisis data yang telah dilakukan kepada PT. Ide
Studio yang beralamat di Jl. Parangtritis KM. 8 Cabeyan, desa Panggungharjo,
Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul, Provinsi Yogyakarta, merupakan
perusahaan yang bergerak dalam bidang Manufaktur yang focus pada
penggunaan bahan baku kayu jati dengan barang yang dihasilkan yaitu aneka
meubel kayu. Dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan Alat Pelindung Diri ( APD ) Pada PT. Ide Studio belum
sepenuhnya terlaksana, masih banyak pekerja yang tidak memakai APD
sesuai kebutuhan.
2. Pelaksanaan Pemeriksaan keselamatan kerja pada PT. Ide Studio hanya
dilakukan setiap tahun.
3. Pengukuran dan evaluasi Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja di PT. Ide Studio belum sesuai dengan Permenaker No. 05/Men/1996.
Dimana perusahaan belum ada pelaksanaan inspeksi K3 yang terencana
dengan baik serta perusahaan tidak memiliki pengesahan untuk pemakaian
alat yang ada di perusahaan. Dalam hal ini belum Nampak bentuk suatu
pernyataan atau surat pernyataan dan dokumen tentang pengukuran dan
evaluasi mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
perusahaan.
4. Potensi bahaya mekanik di PT. Ide Studio masih ada sumber potensi yang
muncul
5. Di perusahan PT,Ide Studio untuk potensi listrik masih tinggi
6. Untuk penggunan bahaya bahan kimia PT. Ide Studio tidak menggunakan
bahan kimia yang dapat membuat korosif misalnya asam kuat.
7. Di perusahan dalam untuk potensi bahaya kebakaran dan peledak masih
berpotensi sangat tinggi
8. Di PT.Ide Studio sudah memenuhi syarat K3 nya

B. Saran
Berdasarkan dari hasil pembahasan dan kesimpulan diperoleh, maka kami
mengajukan saran beberapa saran, yaitu :
1. Perusahaan disarankan untuk mengawasi lebih ketat para pekerja dalam
penggunaan Alat Pelindung Diri ( APD ) Agar dapat meminimalisir resiko
kecelakaan kerja.
2. Disarankan untuk perusahaan agar pemeriksaan keselamatan kerja dilakukan
per triwulan seperti tiga bulan sekali.
3. Perusahaan disarankan agar menjalankan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 50 Tahun 2012
tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta
Permenaker No. 05/Men/1996.
4. Pengadaan APD sudah cukup baik namun disarankan kepada pegawai untuk
lebih disiplin menggunakan APD yang telah disediakan
5. Untuk penataan kabel di perusahan bisa di rapikan agar tidak terjadi konslet
listrik
6. Disarankan kepada perusahaan untuk menambahkan Hydrant karena
pengadaan APAR saja tidak cukup jika terjadi kebakaran.

Anda mungkin juga menyukai