Anda di halaman 1dari 80

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA

MASALAH KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL: ANSIETAS DENGAN


TINDAKAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN TERAPI MUSIK
RELAKSASI PADA NY.S DAN NY. R DI RT013/RW011 KELURAHAN
JOHAR BARU
KECAMATAN JOHAR BARU
KOTA JAKARTA PUSAT

PROPOSAL KTI

Nama : Ikah

Nim : 18010

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN Dr.SISMADI
JAKARTA
2021
ii

KARYA TULIS ILMIAH

ASUHAN KEPERAWATAN PENYAKIT DIABETES MELITUS PADA


MASALAH KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL : ANSIETAS DENGAN
TINDAKAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM DAN TERAPI MUSIK
RELAKSASI PADA NY.S DAN NY. R DI RT013/RW011 KELURAHAN
JOHAR BARU
KECAMATAN JOHAR BARU
KOTA JAKARTA PUSAT

Nama : Ikah

NIM : 18010

Dosen Pembimbing : 1. Ns.Hernida Dwi Lestari S.Pd,M.kep 2.

Ns. Fahmi Hidayat DW S.kep

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN Dr.SISMADI

JAKARTA

2021

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat serta karunia-NYA sehingga
saya dapat menyusun dan menyelesaikan tugas akhir Program Studi Diploma
III yaitu Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “ Asuhan Keperawatan penyakit
Diabetes Melitus pada masalah keperawatan psikososial ansietas dengan tindakan
teknik relaksasi nafas dalam dan terapi musik relaksasi pada Ny.S dan Ny.R di
RT013/RW011 Kelurahan Johar Baru Kecamatan Johar Baru Kota
Jakarta Pusat.” pada tahun 2021.

Tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah dalam rangka memenuhi syarat
dalam menyelesaikan pendidikan Perguruan Tinggi Diploma III Keperawatan untuk
mendapatkan gelar Ahli Madya Keperawatan.

Tersusunn Karya Tulis Ilmiah ini tentu tidak lepas dari bimbingan,saran dan
dukungan moral kepada penulis, untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Ns.Hernida Dwi Lestari, Spd M.Kep selaku Pimpinan Ketua Stikes

Dr.Sismadi dan sekaligus sebagai pembimbing I yang telah memberikan

arahan dan masukan kepada saya selaku penulis dalam penyusunan Karya

Tulis Ilmiah ini.

2. Bapak Ns. Fahmi Hidayat Dwi Wardana S.Kep selaku pembimbing II yang

telah memberikan arahan dan masukan kepada saya dalam penyusunan Karya

Tulis ilmiah ini.

3. Ibu Ns. Rogayah M.Kep selaku Ketua Prodi DIII Keperawatan STIKes Dr.Sismadi

4. Kedua orang tua saya, bapak dan ibu saya atas semua doa, semangat, dan bantuan

finansial untuk menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Ini.

5. Rekan-rekan program DIII Kpereawatan Tingkat III yang telah memberikan

semangat dan motivasi untuk penulis menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah Ini.

6. Kepada teman-teman saya yang sudah memberikan dukungan dan semangat dalam

i
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini jauh dari
sempurna,oleh karna itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
yang akan digunakan nantinya untuk masa depan

Akhir kata saya ucapkan terimakasih. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermnafaat
bagi banyak orang dikemudian hari. Aamiin. Wassalamualaikum Warrahmatullahi
Wabarakatuh.

Jakarta, … Oktober 2021

Penulis

(Ikah/18010)

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN KULIT……………………………………………………………….......

HALAMAN JUDUL………………………………………………………………......

KATA PENGANTAR………………………………………………………………...i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………ii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………...…iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG……………………………………………………….......1

1.2 TUJUAN PENULISAN………………………………………………………......3

1.3 RUMUSAN MASALAH………………………………………………………....4

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN……………………………………………….......4

1.5 MANFAAT PENULISAN……………………………………………….…...…..5

BAB II TINJAUN PUSTAKA

2.1 KONSEP PENYAKIT DIABETES MELITUS……………………………….6

2.1.1 DEFINISI DIABETES MELITUS……………………………………………..6

2.1.2 KLASIFIKASI DIABETES MELITUS……………………………………......6

2.1.3 ETIOLOGI DIABETES MELITUS………………………………………...…7

2.1.4 MANIFESTASI KLINIS DIABETES MELITUS…………………………..…9

2.1.5 PATOFISIOLOGI DIABETES MELITUS…………………………………...10

2.1.6 PATHWAY DIABETES MELITUS……………………………………….…12

2.1.7 KOMPLIKASI DIABETES MELITUS………………………………………14

2.1.8 PENATALAKSANAAN DIABETES MELITUS……………………………14

2.2 KONSEP MASALAH KEPERAWATAN ANSIETAS…………………...…15

2.2.1 DEFINISI ANSIETAS………………………………………………………...15

2.2.2 MACAM-MACAM ANSIETAS……………………………………….......…16

2.2.3 TINGKAT ANSIETAS………………………………………….....…………16

iii
2.2.4 PENGUKURAN TINGKAT ANSIETAS……………………………...............17

2.2.5 FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ANSIETAS……………………….…17

2.2.6 CIRI-CIRI FISIK DAN GEJALA ANSIETAS……………………….………18

2.2.7 ANSIETAS PADA PENDERITA DIABETES MELITUS…………………..19

2.3 KONSEP TINDAKAN KEPERAWATAN ANSIETAS…………….………20

2.3.1 DEFINISI TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM……………………..…21

2.3.2 TUJUAN TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM………………………. .21

2.3.3 TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM……………………………………21

2.3.4 MANFAAT TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM………………...……22

2.3.5 DEFINISI TERAPI MUSIK………………………………………………..…22

2.3.6 JENIS TERAPI MUSIK………………………………………………………23

2.3.7 MANFAAT TERAPI MUSIK………………………………………………. .24

2.4 KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS………………….……26

2.4.1 PENGKAJIAN KEPERAWATAN………………………………………...…26

2.4.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN…………………………………………...…27

2.4.3 INTERVENSI KEPERAWATAN…………………………………….....……27

2.4.4 IMPLEMENTASI KEPERAWATAN………………………………..………29

2.4.5 EVALUASI KEPERAWATAN………………………………………….........29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 RANCANGAN STUDI KASUS………………………………………......……31

3.2 SUBJEK STUDI KASUS.....................................................................................................31

3.3 FOKUS STUDI KASUS……………………………………………………...…32

3.4 DEFINISI OPERASIONAL………………………………………………….…32

3.5 LOKASI DAN WAKTU STUDI KASUS……………………………………. .33

3.6 INSTRUMEN STUDI KASUS…………………………………………………33

3.7 LANGKAH STUDI KASUS……………………………………………………34

3.8 ANALISA STUDI KASUS……………………………………………………..34

3.9 ETIKA STUDI KASUS…………………………………………………………35

iv
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………37

LAMPIRAN....................................................................................................................................38

Lampiran 1 : HALAMAN PENGESAHAN…………………...……………………38

Lampiran 2 : LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS………..………………39

Lampiran 3 : LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA TULIS ILMIAH……………………………………… …40

Lampiran 4 : FORMAT STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN

KEPERAWATAN……………………………………………………41

Lampiran 5 : LEMBAR LEAFLET……………………………………………....…42

Lampiran 6 : SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN………….……43

Lampiran 7 : SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN……………………….....…44

Lampiran 8 : LEMBAR WAWANCARA DAN OBSERVASI……………….……45

Lampiran 9: LEMBAR PEDOMAN OBSERVASI TINGKAT ANSIETAS…....…46

Lampiran 10 : SOP TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM…………….………50

Lampiran 11 : SOP TERAPI MUSIK……………………………………….………51

Lampiran 12 : FORMAT PENGKAJIAN ASUHAN KEPERAWATAN

PSIKOSOSIAL……………………………………………………. .53

v
0
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit Diabetes Melitus meupakan masalah kesehatan dunia. Diabetes
merupakan penyebab utama kematian ke-9 didunia dengan 2,1 juta kematian
setiap tahunnya
pada tahun 2015 Diabetes Melitus merupakan kelainan metabolik yang ditandai
dengan peningkatan kadar glukosa darah dan kegagalan sekresi insulin dalam
metabolisme tersebut mengakibatkan gejala hiperglikemia.Ada beberapa jenis
Diabetes Melitus yaitu Diabetes Melitus tipe 1,Diabetes Melitus tipe 2,dan Diabetes
Melitus tipe gestasional.Seseorang yang mengalami Diabetes Melitus dapat
mengalami gangguan penglihatan,penyakit jantung,impotensi seksual,luka sulit
sembuh dan membusuk atau ganggren,infeksi paru-paru. Bagi penderita Diabetes
Melitus untuk mempertahankan glukosa darah yang stabil membutuhkan terapi
insulin atau obat pemacu sekresi insulin (Ashadi,2018 & Sifaul D 2020).

Pada tahun 2012,terdapat 1,5 juta kematian diseluruh dunia secara langsung
disebabkan oleh diabetes. Pada tahun 2015 prevalensi diabetes secara global
mencapai 8,8% dan diperkirakan akan meningkat menjadi 10,4% ditahun 2040.
Jumlah penderita diabetes sebanyak 415 juta jiwa ditahun 2015 (WHO,2016)
yaitu pada usia (20-79 tahun) dan diperkirakan akan meningkat menjadi 642 juta
jiwa ditahun 2040 ( Novita et al.,2018)
Pravelensi Diabetes Melitus semua umur diindonesia pada Riskesdas 2018
sebesar 1,5%.

Pravelensi Diabetes Melitus pada tahun 2018 jenis kelamin,dan daerah domisili.
Berdasarkan kategori usia,penderita diabetes melitus terbesar pada rentang usia
55-64 tahun dan 65-74 tahun. Selain itu,penderita DM di Indonesia lebih banyak
berjenis kelamin perempuan (1,8%) daripada laki-laki (1,2%). Kemudian untuk
daerah domisili lebih banyak penderita Diabetes Melitus yang berada di
perkotaan (1,9%) dibandingkan dengan di perdesaan (1,0%) (khairani,2019).
Pravelensi diabetes di Jakarta berdasarkan hasil riset kesehatan dasar ( Riskesdas
2018) meningkat dari 2,5 % menjadi 3,4 % dari total 10,5 juta jiwa atau sekitar
50 ribu penduduk di DKI menderita diabetes.Pravelensi diabetes secara nasional
10,9%. DKI Jakarta menjadi provinsi tertinggi karena banyakanya jumlah
penduduk dan sudah banyak tersedia sarana pemeriksaan gula darah.

Diabetes Melitus mempunyai dampak terhadap fisik maupun psikologis


penderita.Dampak fisik yang muncul pada pasien Diabetes Melitus antara lain
poliuria,polidipsia,polifagia
mengeluh lelah dan mengantuk,disamping itu dapat mengalami penglihatan
kabur, kelemahan dan sakit kepala . Sedangkan dampak psikologis antara lain
ansietas, kemarahan, berduka, malu, rasa bersalah,hilang harapan, depresi
kesepian, tidak berdaya ( Widya & Soerjostmojo,2018)

Ansietas merupakan kekhawatiran yang tidak jelas pada individu sehingga


individu akan meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi
( Diaz et al,2017). Ansietas adalah suatu ketegangan yang tidak
menyenangkan,rasa takut,gelisah rasa takut yang mungkin timbul dari penyebab
yang tidak diketahui. Keadaan ansietas ini merupakan gangguan mental yang
sering dijumpai (Ashadi ,2018).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Nindyasari (2010) dari 30 responden,


sebanyak 17 responden mengalami ansietas ringan, 2 respon mengalami ansietas
ringan,, dan 11 responden mengalami ansietas berat. Hasil dari penelitian yang
dilakukan Putra & Swastini (2012 ) dari 22 responden, sebanyak 18 responden
( 81,82 % ) mengalami gangguan ansietas berat. Sedangkan studi pendahuluan
yang dilakukan oleh peneliti terhadap 10 orang responden, 7 responden
menyatakan mengalami gangguan sulit tidur, mudah tersinggung, sering
mengalami gangguan pencernaan, merasa menyusahkan keluarga , dan
kehilangan minat terhadap apa yang disukai oleh mereka. Sedangkan 3
responden lainnya mengatakan mereka putus asa terhadap penyakit yang
dideritanya sehingga diet yang harus dilakukan tidak dilakukan dan tidak rutin
untuk minum obat. Selain itu mereka juga mengatakan tinggal menunggu mati.
Hal ini membuktikan masi banyaknya gangguan ansietas pada pasien diabetes
melitus tipe II dan melihat dampak yang diakibatkan ansietas pada pasien
diabetes melitus tipe II sehingga menjadi bahan penelitian.

2
Penatalaksanaan ansietas dilakukan dengan berbagai pendekatan yang
holistik,yaitu mencakup fisik , psikologis, psikososial (Rahma,2010)
untuk mencegah sesorang mengalami ansietas perlu ditingkatkan sehingga dapat
menghadapi stressor psikologis. Pengobatan pada pasien Diabetes Melitus yang
efektif untuk pasien dengan ansietas teknik relasasi nafas dalam dan terapi musik
Sesuai dengan jurnal Indriyani , R.M dan Ambarwati (2017) tindakan terapi
relaksasi nafas dalam yang dilakukan secara rutin 3 kali sehari dengan durasi 15
menit per sesinya mampu menurunkan tingkat kecemasan dari tingkat sedang
dengan skor 60 menjadi tingkat normal/ tidak cemas dengan skor 40.

Pada penelitian yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Prambanan Klaten


berjumlah 120 orang dengan DM tipe II yang menggunakan terapi musik berhasil
dilaksanakan dengan adanya menurunkan tingkat ansietas dan kadar gula darah
bahwa musik membuat responden lebih merilekskan pikiran dan tubuhnya.
Berdasarkan data diatas, penulis tertarik untuk membahas asuhan keperawatan
penyakit Diabetes Melitus pada masalah keperawatan psikososial ansietas
sebagai bahan laporan karya tulis ilmiah dengan harapan dapat memberikan
asuhan keperawatan yang tepat pada klien.
1.2 Tujuan Penulisan
1.2.1 Tujuan Umum
Tujuan Penulis karya tulis ini adalah memberikan Asuhan Keperawatan
penyakit Diabetes Melitus pada masalah keperawatan psikososial ansietas
dengan tindakan Teknik relaksasi nafas dalam dan Terapi musik relaksasi
pada Ny.S dan Ny.R di RT013/RW011 Kelurahan Jokhar baru
Kecamatan Johar baru Kota Jakarta
Pusat 1.2.2 Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian pada pasien Diabetes Melitus
b. Menegakkan diagnose keperawatan pada pasien Diabetes Melitus
c. Memberikan implementasi pada pasien Diabetes Melitus dengan prioritas
masalah keperawatan ansietas
d. Melakukan dokumentasi asuhan keperawatan pada pasien Diabetes
Melitus dengan prioritas masalah keperawatan ansietas

3
1.3 Rumusan Masalah
Berdasatkan uraian latar belakang masalah diatas maka dapat dirumuskan bahwa
Diabetes Melitus dapat menyebabkan seseorang menjadi ansietas (cemas) maka
pertanyaan pada peneliti ini adalah bagaimanakah “ Asuhan keperawatan
penyakit Diabetes Melitus pada masalah keperawatan psikososial ansietas dengan
tindakan Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Terapi Musik Relaksasi pada Ny.S
dan Ny.R di RT013/RW011 Kelurahan Johar Baru Kecamatan Johar Baru Kota
Jakarta Pusat.
1.4 Sistematika Penulisan
Karya tulis ilmiah ini disusun secara sistematik terdiri dari lima bab yaitu :
Bab I adalah pendahuluan yang terdiri dari latar belakang,tujuan penulis,rumusan
masalah,sistemetika penulisan,dan manfaat studi kasus
Bab II adalah tinjauan pustaka yang terdiri konsep penyakit,konsep masalah
keperawatan,konsep tindakan keperawatan,dan konsep asuhan keperawatan
Bab III adalah Tinjauan kasus yang terdiri dari pengkajian,diagnose keperawatan,
perencananaan, pelaksanaan, evaluasi
Bab IV adalah pembahasan yang terdiri dari pengkajian, diagnose keperawatan,
perencananaa, pelaksanaan, dan evaluasi
Bab V adalah penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.

4
1.5 Manfaat Studi Kasus
1.5.1 Bagi Pelayanan Kesehatan
Dapat memberikan masukan bagi pelayanan kesehatan untuk langkah-
langkah kebijakan dalam rangka peningkatan mutu keperawatan terutama
yang berkaitan dengan asuhan keperawatan Diabetes Melitus.
1.5.2 Bagi pengembangan ilmu dan teknologi keperawatan
Dapat mengembangkan ilmu dan teknologi eterapan dibidang keperawtan
tentang teknik relaksasi nafas dalam dan terapi musik sehingga dapat
menurunkan ansietas pada pasien diabetes melitus tipe II.
1.5.3 Bagi Institusi Pendidikan
Melakukan evaluasi sejauh mana mahasiswa dalam menerapkan teknik
relaksasi nafas dalam dan terapi musik dalam mengurangi ansietas pada
pasien Diabetes Melitus.
1.5.4 Bagi Peneliti
Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi kepada para
perawat untuk lebih memodifikasi lagi dalam menyusun asuhan keperawatan.
Khususnya dalam memberikan intervensi keperawatan kepada penderita
diabetes melitus. Intervensi tersebut dilakukan sesuai dengan penelitian yang
sudah ada.

5
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Diabetes Melitus


2.1.1 Definisi Diabetes Melitus
Diabetes Melitus adalah merupakan suatu penyakit dimana terjadi kelainan dalam
metabolisme glukosa. Di Indonesia,menyebutnya sebagai “kencing manis” istilah ini
tidaklah salah sebab pada penderita Diabetes Melitus sering kali ditemukan kadar
gula darah yang sangat tinggi di dalam urine (bilamana kadar gula di dalam darah
juga tinggi) (bandile,2015). Menurut Diabetes Melitus adalah suatu gangguan
kesehatan berupa kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh
peningkatan kadar gula darah dalam akibat kekurangan insulin ataupun retensi
insulin dan gangguan metabolic pada umumnya (Nurkamilah& Widayati 2018).
Diabetes melitus adalah kumpulan gejala yang timbul pada seseorang akibat glukosa
darah yang tinggi yang disebabkan jumlah hormone insulin kurang atau jumlah
insulin cukup bahkan kadang-kadang lebih,tetapi kurang efektif (Syamsi Nur
Rahman Toharin,2015).
2.1.2 Klasifikasi Diabetes Melitus ( DM )
Organisasi profesi yang berhubungan dengan DM seperti American Diabetes

Association (ADA) telah mebagi jenis DM berdaarkan penyebabnya. PERKENI dan

IDAI sebagai organisasi yang sama di Indonesia menggunakan klasifikasi dengan

dasar yang sama di Indonesia menggunakan klasifikasi dengan dasar yang sama seperti

klasifkasi yang dibuat oleh organisasi yang lainnya (Perkeni,2015)

Klasfikasi DM berdasarkan etiologi menurut Perkeni (2015) adalah sebagai berikut :

Diabetes Melitus (DM) tipe 1

DM yang terjadi karena kerusakan atau destruksi sel beta di pankreas. Kerusakan ini

berakibat pada keadaan defisiensi insulin yang terjadi secara absolut. Penyebab dari

kerusakan sel beta antara lain autoimun dan idiopatik.

Diabetes Melitus (DM) tipe 2

Penyebab DM tipe 2 seperti yang diketahui adalah resistensi insulin. Insulin dalam

jumlah yang cukup tetapi tidak dapat bekerja secara optimal sehingga menyebabkan
kadar gula darah tinggi di dalam tubuh. Defisiensi insulin juga dapat terjadi secara

relatif pada penderita DM tipe 2 dan sangat mungkin untuk menjadi defisiensi

insulin absolut.

Diabetes Melitus (DM) tipe lain

Penyebab DM tipe lain sangat bervariasi. DM tipe ini dapat disebabkan oleh feek

genetic fungsi sel beta,efek genetic kerja insulin,penyakit eksorin

pankreas,endokrinopati pankreas,obat,zat kimia,infeksi,kelainan imunologi dan

sindrom genetic lain yang berkaitan dengan DM.

2.3 Etiologi Diabetes Melitus

Faktor penyebab dari Diabetes Melitus antara lain :

A.Jenis Kelamin

Pada diabetes melitus tipe 2 jenis kelamin merupakan salah satu faktor dalam

perkembangan penyakit Diabetes Melitus tipe 2 karena secara fisik Wanita memiliki

peluang peningkatan indeks massa tubuh yang lebih besar. (premenstrual syndrome)

pasca menopause yang membuat distribusi lemak tubuh menjadi mudah terakumulasi

akibat proses hormonal tersebut sehingga Wanita beresiko menderita Diabetes Melitus

tipe 2 lebih besar ( Wahyuningsih,2019)

B. Obesitas (kegemukan)

Obesitas merupakan faktor utama dari insiden Diabetes Melitus tipe 2. Obesitas

dapat terjadi karen banyak faktor ,faktor utamanya adalah obesitas dapat terjadi

karena ketidakseimbangan asupan energi dan keluarnya energi (Wahyuningsih,2019)

C. Usia

Diabetes Melitus tipe 2 di alami pada usia <45 tahun. Pada orang yang berusia >45

tahun. Sesuai dengan faktor resiko diabetes melitus tipe 2, bahwa diantara kelompok

usia diabetes melitus yang lebih besar yaitu >45 tahun . Subjek terbesar mengalami

diabetes melitus pada kelompok usia 51-60 tahun (betteng,pangemanan,2014) D.

Makanan

7
Seringnya mengonsumsi makanan/minuman manis akan meningkatkan resiko DM

tipe 2 karena meningkatkan konsentrasi glukosa dalam darah. Riwayat pola makan

yang kurang baik juga menjadi faktor resiko penyebab terjadinya DM pada Wanita

usia produktif. Makanan yang dikonsumsi diyakini menjadi penyebab meningkatnya

gula darah,perubahan diet,seperti mengonsumsi makanan tinggi lemak menjadi

penyebab terjadinya DM (Annids & ifdil,2016) E. Pendidikan

Orang yang tingkat pendidikannya lebih tinggi akan memiliki banyak pengetahuan

tentang Kesehatan,dengan adanya tingkat Pendidikan orang akan memiliki kesadaran

dalam menjaga kesehatannya (Bandile,2015) F. Olahraga

Pada orang yang jarang berolahraga,zat makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak

dikelola melainkan ditimbun tubuh sebagai lemak dan gula,jika insulin tidak

mencukupi untuk mengubah glukosa menjadi energi maka akan timbul penyakit

Diabetes Melitus (Bandile,2015)

G. Lingkungan ( makanan,infeksi,toksin,stress)

Kekurangan protein kronik dapat mengakibatkan hipofungsi pankreas.Infeksi virus

coxsakie pada seseorang yang peka secara genetic.Stress fisiologis dan emosional

meningkatkan kadar hormone stress (kortisol,epinefrin,glucagon, dan hormone

pertumbuhan) sehingga meningkatkan kadar glukosa darah ( simamora &

Antoni,2018)

H. Perubahan gaya hidup

Pada orang secara genetik rentan terkena Diabetes Melitus karena perubahan gaya

hidup,menjadikan seseorang kurang aktif sehingga menimbulkan kegemukan dan

beresiko tinggi terkena Diabetes Melitus (Simamora & Antoni,2018)

2.1.4 Manifestasi Klinis

8
Menurut ( Wahyu Purwadi Rahmat,2010 ) manifestasi ada beberapa yaitu :

Poliuria (Peningkatan Volume Urin)

Merupakan keadaan dimana ginjal tidak dapat menyerap kembali glukosa yang

berlebihan di dalam darah. Glukosa ini akan menarik air keluar dari

jaringan.Akibatnya,selain kencing menjadi sering dan banyak juga akan merasa

dehidrasi.

a.Polidipsia (Peningkatan Rasa Haus )

merupakan kedaan dimana banyak minum hal tersebut ditimbulkan akibat rasa haus

akibat dehidrasi.

b. Polifagia (Peningkatan Rasa Lapar)

merupakan keadaan dimana glukosaria yang timbul karena tubulus-tubulus renalis

tidak dapat menyerap Kembali semua glukosa. Akibatkan glukosa keluar bersama

urine maka pasien akan mengalami keseimbangan protein negative dan berat badan

menurun serta cenderung terjadi polifagi.

c. Penurunan berat badan

Disebabkan karena otot yang tidak mendapat cukup glukosa untuk dimetabolisme

manjadi energi,maka jaringan otot dan lemak harus dipecah untuk memenuhi

kebutuhan energi.

d. Rasa Lemah

Diakibatkan karena pada penderita diabetes gula bukan lagi sumber energi karena

glukosa tidak data diangkut kedalam sel untuk menjadi energi. e. Mata Kabur

Disebabkan karena glukosa darah yang tinggi akan menarik pula cairan dari dalam

lensa mata sehingga lensa menjadi tipis. Mata pun juga mengalami kesulitan focus dan

penglihatan menjadi kabur.

f.Luka yang sukar sembuh

9
Terjadi karena infeksi yang hebat kuman atau jamur yang mudah tumbuh pada kondisi

gula darah yang tinggi,kerusakan dinding,pembuluh darah,aliran darah yang tidak

lancar pada kapiler yang menghambat penyembuhkan luka,kerusakan saraf dan luka

yang tidak terasa menyebabkan penderita diabetes tidak perhatian pada lukanya dan

membiarkannya semakin membusuk.

g. Rasa Kesemutan

Terjadi akibat kerusakan saraf yang disebabkan oleh glukosa yang tinggi merupakan

dinding pembuluh darah dan akan menganggu nutrisi pada saraf. Karena yang rusak

adalah saraf sensoris,keluhan yang paling sering muncul adalah rasa kesemutan atau

tidk berasa,terutama pada kaki dan tangan.

h. Mudah terkena infeksi

Terjadi karena leukosit ( sel darah putih ) yang bisanya dipakai untuk melawan

infeksi tidak dapat berfungsi dengan baik jika konsentasi glukosa darah tinggi.

Akibatnya tidak ada melawan infeksi pada infeksi pada penderita Diabetes Melitus

yang menyebabkan mudah terkena infeksi.

2.1.6 Patofisiologi

Menurut ( Corwin,EJ.2009) diabetes tipe II terdapat dua masalah utama yang

berhubungan dengan insulin yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi

insulin.Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor khusus permukaan sel sebagai

akibat terikatnya insulin dengan reseptor tersebut,terjadi suatu rangkaian rekasi dalam

metabolisme glukosa di dalam sel.Resistensi insulin pada diabetes tipe II disertai dengan

penurunan reaksi intasel ini.Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk

menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan.untuk mengatasi resisitensi insulin dan

untuk mencegah terbentuknya glukosa dalam darah,harus terdapat peningkatan jumlah

insulin yang disekresikan. Pada penderita toleransi glukosa terganggu,keadaan ini terjadi

akibat sekresi insulin yang berlebihan dan kadar glukosa akan dipertahankan pada

tingkat yang normal atau sedikit meningkat. Namun

10
demikian,jika sel-sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan akan

insulin,maka kadar glukosa darah akan meningkat dan terjadi diabetes tipe II.

Meskipun terjadi gangguan sekresi insulin yang merupakan ciri khas DM tipe II,

namun masih terdapat insulin dengan jumlah yang adekuat untuk mencegah

pemecahan lemak dan produksi badan keton yang menyertainya. Karena itu

ketoasidosis diabetic tidak terjadi pada diabetes tipe II meskipun demikian ,diabetes

tipe II yang tidak terkontrol dapat menimbulkan masalah akut lainnya yang

dinamakan sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketoic (HHNK).

Diabetes tipe II paling sering terjadi pada pemderita diabetes yanga berusia lebih dari

30 tahun dan obesitas. Akibat intoleransi glukosa yang berlansgung lambat (selama

bertahun-tahun) dan progresif,maka awitan diabetes tipe II dapat berjalan tanpa

terdeteksi. Jika gejalanya dialami pasien,gejala tersebut sering bersifat ringan dan

dapat mencakup kelelahan,iritabilitas,polyuria,polidpsia,luk pada kulit yang lama

sembuh-sembuh,infeksi vagina atau pandangan yang kabur (jika kadar glukosanya

tinggi)

11
2.1.7 Pathway

Diabetes Melitus ( Corwin, EJ.2009)

12
2.1.8 Komplikasi

Menurut Black & Hawks (2005 ), smeltzer ,et all (2008) mengklasifikasikan komlikasi

diabetes melitus menjadi dua kelompok yaitu :

2.1.8.1 Komplikasi Akut

1). Hipoglikemia

Kadar glukosa darah yang abnormal /rendah terjadi jika kadar glukosa darah turun

dibawah 60-50 mg/dl ( 3,3 – 2,7 mmol/L ) keadaan ini dapat terjadi akibat pemberian

insulin atau preparate oral yang berlebihan,konsumsi makanan yang terlalu sedikit

atau karena aktivitas fisik yang berat. Hipoglikemia dapat terjadi setiap saat pada

siang atau malam hari . Kejadian ini bisa dijumpai sebelum makan,khususnya jika

waktu makan tertunda atau bila pasien lupa makan cemilan.

2). Ketoasidosis Diabetik

Keadaan ini disebabkan oleh tidak adanya insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin

yang nyata. Keadaan ini mengakibatkan gangguan pada metabolisme

karbohidrat,protein dan lemak. Pada tiga gambaran klinis yang penting pada diabetes

ketoasidosis : dehidrasi, kehilangan elektrolit, dan asidosis . Apabila jumlah insulin

berkurang, jumlah glukosa yang memasuki sel akan berkurang pula. Disamping itu

produksi glukosa oleh hati menjadi tidak terkendali.Kedua faktor ini akan

menimbulkan hiperglikemia.

3). Sindrom HHNK ( Hiperglikemi Hiperosmolar Nonketoik)

Sering terjadi pada penderita yang lebih tua. Bukan karena defisiensi insulin

absolut,namau realtif hiperglikemia muncul tanpa ketosis. Hiperglikemia berat

dengan kadar glukosa serum >600 mg/dl .

Hiperglikemia menyebabkan hiperosmolaritas,diuresis osmotic dan dehidrasi berat.

13
2.1.8.2 Komplikasi Kronik

1). Mikroangiopati merupakan lesi spesisfik diabetes yang menyerang kapiler

dan ateriola retina,glomerulus ginjal dan saraf-saraf perifer.

2). Makroangiopati,mempunyai gambaran histopalogis berupa aterosklerosis.

Gabungan dari gangguan biokimia yang disebabkan oleh insufisiensi insulim

dapat menjadi penyebab jenis penyakit vascular. Gangguan dapat berupa

penimbunan sorbitol dalam inti vascular.

2.1.9 Penatalaksanaan

1) Diet

Tujuan terapi gizi adalah membantu orang dengan diabetes melitus adalah

memperbaiki kebiasaan gizi dan olahraga untuk mendapatkan kontrol metabolic

yang lebih baik, dan beberapa tambahan tujuan khusus yaitu :

a. mempertahankan kadar glukosa darah mendekati normal dengan

keseimbangan asupan makanan dengan insulin ( endogen atau eksogen )

b. Mencapai kadar serum lipid yang optimal

c. Memberikan energi yang cukup untuk mencapai atau mempertahankan

berat badan yang memadai pada orang dewasa, mencapai pertumbuhan dan

perkembangan pada anak dan remaja

d. Berat badan memadai diartikan sebagai berat badan yang dianggap dapat

dicapai dan dipertahankan baik jangka pendek atau jangka Panjang

e. menghindari dan menangani komplikasi akut.

2) Pengobatan

a. Medikamentosa

1. golongan sulfonileura :

Diabenese, amaryl , diamicron,euglikon,daonil,glurenorm diberikan 15

menit setelah makan.

2. Golongan biguanida

14
Diabex, Metformin, Gluchopage kedua golongan tersebut masuk obat

hipoglikemik ( OHO)

3. Insulin

a. insulin larutan, kerja pendek ( Actrapid)

b. Insulin suspense Zn, Kerja sedang ( Monotard )

c. Insulin campuran kerja bifasik ( Mixtrad )

( Hlim Mubin, 2008)

2.2 Konsep Masalah Keperawatan

Ansietas adalah perasaan emosional dan tidak nyaman sehingga individu akan

meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi.Individu yang mengalami

gangguan ansietas biasanya merasa dirinya tidak bebas,gugup,takut

gelisah,tegang,dan resah.

Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang

nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis

(iin,2018)

2.2.1 Macam-macam kecemasan

menurut (Stuart,2006)

a.Kecemasan Obyektif

Jenis kecemasan yang bahaya dari luar seperti melihat atau mendengar sesuatu yang

dapat berakibat buruk.

b. Kecemasan Neurosis

Suatu bentuk jenis kecemasan pada panca indera tidak dapat dikendalikan dan

menyebabkan seseorang berbuat sesuatu yang dapat dikenakan hukum. c.

Kecemasan Moral

Kecemasan yang timbul dari perasaan sanubari terhadap perasaan berdosa apabila

sesorang melakukan sesuatu yang salah

15
2.2.2 Tingkat Kecemasan

a.Tingkat Kecemasan Ringan

Tingkat Kecemasan Ringan

Ketegangan dalam kehidupan sehari-hari yang menyebabkan seseorang lebih waspada

serta meningkatkan ruang persepsinya.

b. Tingkat Kecemasan Sedang

Seseorang untuk terfokuspada hal yang dirasakan penting dengan mengesampingkan

aspekhal yang lain,sehingga seseorang asukdaa kondisi perhatian yang selektif tetapi

tetap dapat melakukan suatu hal tertentu dengan lebih terarah.

seseorang cenderung untuk memusatkan pada sesuatu yang lebih terperinci , spesifik

serta tidak dapat berpikir tentang perihal lain serta akan meemerlukan banyak

pengarahan agar dapat memusatkan perhatian pada suatu objek yang lain.

2.2.3 Pengukuran Tingkat Kecemasan

Kecemasan sering diukur dengan menggunakan kuisioner.Kuisioner untuk

mengetahui tingkat kecemasan pasien DM tipe II menggunkan instrument baku

sesuai dengan skala Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS) (Taluta & Hamel,2014)

Kecemasan merupakan suatu perasaan subjektif mengenai ketegangan mental yang

menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmapuan mengatasi suatu masalah

atau tidak adanya rasa aman. Perasaan yang tidak menentu tersebut pada umumnya

tidak menyenangkan yang nantinya akan menimbulkan atau disertai perubahan

fisiologis dan psikologis (Sutejo,2018)

16
2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan

Blacburn & Davidson dalam Triantoro Safaria & Nofrans Eka Saputra,2012 faktor-

faktor yang menimbulkan kecemasan,seperti pengetahuan mengenai kemampuan diri

untuk mengendalikan dirinya.

Faktor Presdiposisi

Stresor predisposisi adalag keteganga dalam kehidupan yang menyebabkan timbulnya

kecemasan.Ketegangan dalam kehidupan tersebut dapat berupa : a.Peristiwa

traumatic,yaitu memicu terjadinya kecemasan yang berkaitan dengan krisis yang

dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional.

b.Konflik emosional,yaitu yang dialami individu dan tidak terselesaikan dengan baik

c. Konsep diri menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir secara realitas

sehingga akan menimbulkan kecemasan

d. Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil keputusan

yang berdampak terhadap ego.

e. Gangguan fisik menimbulkan jecemasan karena merupakan ancaman terhadap

integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep individu.

f.Pola mekanisme koping keluarga atau pola menangani stress kan mempengaruhi

respon individu dalam berespons terhadap konflik dan mengatasi kecemasannya.

Faktor Presipitasi

Stresor presipitasi adalah semua ketegangan dalam kehidupan yang dapat

mencetuskan timbulkan kecemasan. Stresor presipitasi kecemasan dikelompokkan

menjadi dua bagian,yaitu:

a. Ancaman terhadap integritas fisik.Ketegangan yang mengancam integritas

fisik yang meliputi :

1.Sumber internal,meliputi kegagalan mekanisme fisiologis sistem

imun,regulasi suhu tubuh,perubahan biologis normal ( misalnya hamil )

17
2. Sumber eksternal , meliputi paparan terhadap infeksi virus dan

bakteri,polutan lingkungan, kecelakaan, kekurangan nutrisi, tidak adekuatnya,

tempat tinggal.

b. Ancaman terhadap harga diri meliputi sumber internal dan eksternal.

1.Sumber internal : kesulitan dalam berhubungan interpersonal dirumah dan

tempat kerja,penyesuaian terhadap peran baru. Berbagai ancaman terhadap

integritas fisik juga dapat mengancam harga diri.

2.Sumber eksternal:kehilangan orang yang

dicintai,perceraian,perubahan,status pekerjaan,tekanan kelompok,sosial

budaya (annisa & ifdhil 2016)

2.2.5 Ciri-ciri dan Gejala Kecemasan

Ciri-ciri kecemasan menurut Nevid,2005 ada beberapa ciri-ciri

kecemasan,yaitu

Ciri-ciri fisik kecemasan

Diantaranya : kegelisahan,kegugupan,tangan atau anggota tubuh yang bergetar

atau gemetar,sensasi dari pita ketat yang mengikat di sekitar dahi,kekencangan

pada pori-pori kulit perut atau dada,banyak berkeringat,telapak tangan yang

berkeringat,oening atau pingsan,mulut atau kerongkongan terasa kering,sulit

berbicara,sulit bernafas,bernafas pendek ,jantung yang berdebar keras atau

berdetak kencang,suara yang bergetar ,jajri-jari atau anggota tubuh yang

menjadi dingin,pusing,merasa lemas atau mati rasa,sulit menelan,kerongokan

merasa tersekat,leher atau punggung terasa kaku,sensasi seperti tercekik atau

tertahan,tangan yang dingin dan lembab,terdapat gangguan sakit perut atau

mual,panas dingin,sering buang air kecil,wajah terasa memerah,diare,dan

merasa sensitive atau mudah marah

Ciri -ciri behavioral dari kecemasan

18
Diantaranya dari perilaku menghindar,perilaku melekat dan dependen,dan

perilaku terguncang.

Ciri-ciri kognitif dari kecmasan

Diantaranya khawatir tentang sesuatu,perasaan terganggu akan ketakutan atau

aprehensi terhadap sesuatu yang terjadi di masa depan,keyakinan bahwa

sesuatu yang mengerikan akan segera terjadi , tanpa ada penjelasan yang jelas

, terpaku pada sensasi kebutuhan, sangat waspada terhadap sensai

ketubuhan,merasa terancam oleh orang atau peristiwa yang normalnya hanya

sedikit atau tidak dapat mendapat perhatian , ketakutan akan kehilangan

kontrol, ketakutan akan ketidakmampuan untuk mengatasi masalah,berpikir

bahwa dunia mengalami keruntuhan,berpikir bahwa semuanya tidak lagi bisa

dikendalikan,berpikir bahwa semuanya terasa sangat membingungkan tanpa

bisa diatasi,khawatir terhadap hal-hal yang sepele,berpikir tentang hal

menganggu yang sama secara berulang-ulang,berpikir bahawa bisa kabur dari

keramaian kalau tidak pasti akan pingsan,pikiran terasa bercampur aduk atau

kebingungan,tidak mampu menghilangkan pikiran-pikiran terganggu berpikir

akan segera mati,meskipun dokter tidak menemukan sesuatu yang salah

secara medis,khawatir akan ditinggal sendirian dan sulit berkonsentrasi atau

memfokuskan pikiran.

2.2.6 Kecemasan pada penderita Diabetes Melitus

Penelitian yang dilakukan oleh sahara,2010. Hubungan antara tingkat

kecemasan dengan mekanisme koping pada penderita DM tipe II yang paling

banyak adalah Kecemasan ringan sedang.

1) Mekanisme koping

Pada pasien yang mengalami ansietas sedang dan berat mekanisme koping

yang digunakan terbagi ataus dua jenis mekanisme koping yaitu :

19
a. reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan

berorientasi pada tindakan realistic yang bertujuan untuk mnenurunkan

stress,misalnya :

1.perilaku menyerang (agresif) digunakan individu untuk mengatasi

rintangan

2.Perilaku menarik diri,dipergunakan untuk menghilangkansumber

ancaman baik secara fisik maupun secara psikologis

3.Perilaku kompromi,dipergunakan utnuk mengubah tujuan – tujuan yang

akan dilakukn atau mengorbankan kebutuhan personal untuk mencapai

tujuan
2). Mekanisme Pertahanan Ego

Bertujuan untuk membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang.

Mekanisme ini berlangsung secara tidak sadar menghilangkan keluhan

dan tanda DM, mempertahankan rasa nyaman dan tercapainya target

pengendalian glukosa darah

2.3 Konsep Tindakan Keperawatan

2.3.1 Pengertian Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Teknik relaksasi merupakan suatu tindakan untuk membebaskan mental maupun

fisik dari ketegangan dan stress (Andarmoyo,2013).

Relaksasi nafas dalam yaitu bentuk Latihan napas yang teridiri dari pernapasn

abdominal (diafragma) dan pursed lip breathing ( Lusianah,Indarryani

danSuratun,2012) Dibuktikan oleh hasil dari penelitian jurnal Indriyani R.M dan

Ambarwati. Terapi relaksasi napas dalam bertujuan untuk mencapai keadaan

relaks,menurunkan kecemasan,mengatur frekuensi pola napas,memperbaiki fungsi

diafragma,meningkatkan relaksasi otot,mengurangi udara yang

terperangkap,memperbaiki kekuatan otot-otot pernapasan,dan memperbaiki mobilitas

dada dan vertebra thorakalis (Lusianah,Indaryani dan Suratun) diabetes melitus tipe II

20
dapat menyebabkan kecemasan pada pasien karena pasien cenderung tidak dapat

menerima penyakit DM yang dideritanya.

2.3.2 Tujuan dari Teknik relaksasi

Mencapai keadaan relaksasi secara fisiologis,secara kognitif,dan secara behavioral.

Secara fisiologis,keadaan relaksasi ditandai dengan penuruan kadar epinefrin dan

non epinefrin dalam darah,penuruanan frekuensi denyut jantung ( sampai mencapai

24 kali per menit ),penurunan tekanan darah,penurunan frekuensi nafas (samapai 4-6

kali per menit ) penurunan ketegangan otot,metabolism menurun,vasodilatasi dan

peningkatan temeperatur pada extermitas (Rahmayati,2010) Pemberian teknik

relaksasi nafas dalam pada pasien akan menurunkan ketegangan sehingga mencapai

keadaan rileks,dapat memusatkan perhatianpada Teknik pernafasan,dan

mengencangkan serta mengendurkan kumpulan otot secara bergantian sehingga

dapat merasakan perbedaan anatara relaksasi dan ketegangan (ghofur dan purwoko)

Hal ini sesuai dengan ansietas yang dialami klien dapat berkurang setelah melakukan

nafas dalam dan perasaan lebih tenang.

2.3.3 Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Langkah -Langkah Teknik Relaksasi Nafas Dalam ( Priharjo, 2013)

1. Atur posisi klien agar rileks, tanpa beban fisik. Posisi dapat duduk atau jika tidak

mampu dapat berbarig ditempat tidur

2. Instruksikan klien untuk menarik atau menghirup nafas dalam dari hidung

sehongga rongga paru-paru terisi oleh udara melalui 1,2,3,4 kemudian ditahan

sekitar 3-5 detik

3. Instruksikan klien untuk menghembuskan nafas, hitung sampai tiga secara

perlahan melalui mulut

4. Instruksikan klien untuk berkonsentrasi supaya rasa cemas yang dirasakan bisa

berkurang, bisa dengan memejamkan mata

5. Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga ansietas pasien berkurang

21
6. Ulangi sampai 10 kali dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali

7. Lakukan maksimal 5-10 menit.

2.3.4 Manfaat Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Relaksasi Nafas dalam bertujuan untuk meningkatkan ventilasi alveoli,memelihara

pertukaran gas,mencegah atelektasi paru,meningkatkan efesiensi batuk,mengurangi

stress baik stress fisik ataupun stress emosional sehingga dapat menurunkan

intensitas kecemasan yang dirasakan seseorang.

2.3.5 Pengertian Terapi Musik

Terapi musik adalah usaha meningkatkan kualitas fisik dan mental dengan

rangsangan suara yang terdiri dari melodi,ritme,harmoni,timbre,bentuk dan gaya

yang diorganisir sedemikian rupa hingga teripta musik yang bermanfaat untuk

kesehatan fisik dan mental.

Musik memiliki kekuatan untuk mengobati penyakit dan meningkatkan kemampuan

pikiran sesorang. Ketika musik diterapkan menjadi sebuah terapi musik dapat

meningkatkan,memulihkan, dan memelihara kesehatan

fisik,mental,emosional,sosial,spiritual. Hal ini disebakan music memiliki beberapa

kelebihan yaitu karena music bersifat nyaman, menenangkan, membuat

rileks,berstruktur,dan universal. Perlu diingat bahwa banyak dari proses dalam hidup

kita selalu ber-irama. Sebagai contoh nafas kita,detak jantung,dan pulsasi semuanya

berulang dan ber-irama.

Terapi musik adalah terapi yang universal dan bisa diterima oleh semua orang karena

kita tidak membutuhkan kerja otak yang berat untuk menginterpretasi alunan music.

Terapi musik sangat mudah organ pendengaran kita dan kemudian melalui saraf

pendengaran disalurkan kebagian otak yang memproses emosi (sistem limbik).

pengaruh musik sangat besar bagi pikiran dan tubuh manusia. Contohnya Ketika

seseorang mendengar suatu alunan musik (meskipun tanpa lagu ) maka seketika

seseorang tersebut merasakan efek dari musik tersebut .Ada musik yang membuat

22
seseorang gembira,sedih,terharu,sunyi,semangat,mengingatkan masa lalu dan lain-

lain.

Salah satu figure yang paling berperan dalam terapi musik di awal abad ke-20 adalah

Eva Vescelius yang banyak mempublikasikan terapi music lewat tulisan-tulisannya.

Ia percaya bahwa objek dari terapi musik adalah melakukan adalah melakukan

penyelarasan atau harmonisasi terhadap seseorang melalui vibrasi. Demikian pula

dengan Margaret Anderton,seorang guru piano berkebangsaan inggris yang

mengemukakan tentang efek alat musik ( khusus untuk pasien dengan kendala

psikologis ) karena hasil penelitiannya menunjukkan bahwa timbre ( warna suara )

music dapat menimbulkan efek terapeutik.

2.3.6 Jenis terapi musik

Pada dasarnya hamper semua jenis music bisa digunakan untuk terai musik,

Namun kita harus tahu pengaruh setiap jenis music terhadap pikiran.Setiap

nada,melodi,ritme,harmoni,timbre,bentuk dan gaya musik akan memberi pengaruh

berbeda kapada pikiran dan tubuh kita. Dalam terapi musik, komposisi musik

disesuaikan dengan masalah atau tujuan yang ingin kita capai.

Musik sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Musik memiliki 3 bagian penting

yaitu beat,ritme, dan harmony. Beat mempengaruhi tubuh , ritme mempengaruhi

jiwa, sedangkan harmony mempengaruhi roh.

Contoh paling nyata bahwa beat sangat mempengaruhi tubuh adalah dalam konser

musik rock.Bisa dipastikan tidak ada penonton maupun pemain dalam konser musik

rock yang tubuhnya tidak bergerak. Semuanya bergoyang dengan dahsyat,bahkan

cenderung lepas kontrol.dan tubuh mengikutinya seakan tanpa rasa lelah.

Jika hati seseorang sedang susah, cobalah mendengarkan musik yang indah yang

memiliki ritme (irama) yang teratur,maka perasaan akan terasa enak dan

enteng.sedangka harmoni sanat mempengaruhi roh. Jika memonton film horror,

selalu terdengar harmony (melodi ).

23
ada dua macam terapi musik :

a. Terapi Musik Aktif

Dalam terapi musik aktif pasien diajak bernyanyi, belajar main menggunakan

alat musik, menirukan nada- nada, bahkan membuat lagu singkat. Dengan

kata lain pasien berinteraksi aktif dengan dunia musik.

b. Terapi Musik Pasif

Ini adalah terapi musik yang murah, mudah, efektif.. Pasien tinggal

mendengarkan dan menghayati suatu alunan musik terentu yang disesuaikan

dengan masalahnya. Hal terpenting dalam terapi musik pasif adalah pemilihan

jenis musik harus tepat dengan kebutuhan pasien. Oleh karena itu ada banyak

sekali jenis terapi musik yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan pasien.

2.3.7 Manfaat Terapi Musik

Ada banyak sekali manfaat terapi musik, menurut pakar terapi musik memiliki

bebrapa manfaat utama yaitu :

a. Relaksasi,mengistirahatkan tubuh dan pikiran

Manfaat yang pasti dirasakan setelah melakukan terapi musik adalah perasaan

rileks, tubuh lebih bertenaga dan pikiran lebih fresh. Terapi musik memberikan

kesempatan bagi tubuh dan pikiran untuk mengalami relaksasi yang sempurna.

Dalam kondisi relaksasi (istirahat) yang sempurna itu, seluruh sel dalam tubuh

akan mengalami reproduksi,penyembuhan alami berlangsung, produksi hormone

tubuh diseimbangkan dan pikiran mengalami penyegaran.

b. Meningkatkan Kecerdasan

Sebuah efek terapi musik yang bisa meningkatkan intelegensia seseorang

disebut efek Mozart. Hal ini telah diteliti secara ilmiah oleh Frances Tauscher

et al dari Universitas Califronia. Penelitian lain juga membuktikan bahwa

masa dalam kandungan bayi adalah waktu yang paling tepat untuk

menstimulasi otak anak agar menjadi cerdas.

24
c. Meningkatkan Motivasi

Motivasi adalah hal yang hanya bisa dilahirkandengan perasaan dan mood

tertentu.

Apabila ada motivasi,semangat pun akan muncul dan segala kegiatan bisa

dilakukan. Begitu juga sebaliknya jika motivasi terbelenggu, maka semangat

pun menjadi luruh, lemas, taka da tenaga untuk beraktivitas.

d. Pengembangan Diri

Musik ternyata sangan berpengaruh terhadap pengembangan diri sesorang.

Musik yang di dengarkan seseorang juga bisa menentukan kualitas pribadi

seseorang . Hasil peneliti menunjukkan bahwa orang yang punya masalah

perasaan, baisanya cenderung mendengarkan musik sesuai dnegan perasaanya.

e. Meningkatkan Kemampuan Mengingat

Terapi musik bisa meningkatkan daya ingat dan mencegah kepikunan. Hal ini

bisa terjadi karena bagian otak yang memproses musik terletak berdekatan

dengan memori. Sehingga ketika seseorang melatih otak dengan dengan

terapi musik, maka secara otomatis memorinya juga ikut terlatih.

f. Kesehatan Jiwa

Seorang ilmuwan Arab, Abu Nasr al-Farabi (873-950M) dalam bukunya “

Great Book About Music “ mengatakan bahwa musik membuat rasa

tenang,sebagai Pendidikan moral, mengendalikan emosi, pengembangan

spiritual,menyembuhkan gangguan psikologis. Sekarang dizaman modern,

terapi musik banyak digunakan oleh psikolog maupun psikiater untuk

mengatasi berbagai macam gangguan kejiwaan, gangguan mental, atau

gangguan psikologis.

g. Mengurangi Rasa sakit

Musik bekerja pada sistem saraf otonom yaotu bagian sistem saraf yang

bertanggung jawab mengontrol tekanan darah, denyut jantung dan fungsi

25
otak,yang mengontrol perasaan dan emosi. Ketika kita merasa sakit, kita

menjadi takut frustasi dan marah yang membuat kita menegangkan otot-otot

tubuh hasilnya rasa sakit menjadi semakin parah. Mendegerkan musik secara

teratur membantu tubuh relaks secara fisik maupun mental,sehingga

membantu menyembuhkan dan mencegah rasa sakit.

2.4 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Ansietas

2.4.1 Pengkajian

Pengkajian yang dilakukan pada pasien ansietas dengan wawancara langsung

pada pasien. Masalah yang ditemukan dipengkajian ansietas adalah :

1. Mayor

a. Data subjektif : Mengeluh sakit kepaa, mengeluh tidak nafsu

makan, merasa lemah dan khawatir

b. Data objektif : Gelisah, tampak tegang, sulit tidur, gangguan pencernaan.

2. Minor

a. Data subjektif : Mengeluh sakit, mengeluh cepat lelah, merasa tidak

berdaya.

b. Data objektif : Gemetar, menangis , aktifitas sehari- hari terbengkalai,

sulit konsentasi.

Sedangkan menurut ( Butet, 2009 ) pengkajian pada sesi 1 yang berisi mengidentifikasi

pengalaman yang tidak menyenangkan dan menimbulkan pikiran yang menganggu serta

menghentikan satu pikiran yang paling menganggu dengan hitungan teratur dan

identifikasi ketegangan otot dan latih mengencangkan dan mengendorkan otot dan

identifikasi masalah yang dihadapi : perubahan yang terjadi dan masalah yang terjadi

dan mengidentifikasi pengalaman/ kejadian yang tidak menyenangkan .

Pengkajian sesi 2 yang berisi menghentikan pikiran yang menganggu pertama

dengan menggunakan hitung bervariasi dan evaluasi manfaat mengencangkan dan

26
mengendorkan otot dan menemukan nilai-nilai yang terkait pengalaman yang tidak

menyenangkab.

Pengkajian sesi 3 yang berisi evaluasi manfaat menghentikan pikiran yang

menganggu dan berlatih menerima pengalaman atau kejadian tidak menyenangkan

dengan nilai – nilai yang dipilih klien

Pengkajian sesi 4 yang berisi berkomitmen menggunakan nilai-nilai yang

dipilih klien untuk mencegah kekambuhan.

2.4.2 Diagnosa Keperawatan

Adapun diagnosa yang biasanya muncul pada ansietas adalah :

Menurut ( SDKI/PPNI,2016 ) rumusan diagnose ansietas, yaitu :

Problem : Ansietas
Simptom : Merasa bingung, Merasa khawatir , Sulit berkonsentrasi

Tampak gelisah, Tampak tegang, Sulit Tidur

Diagnosa Keperawatan : Ansietas

2.4.3 Intervensi

Menurut Prabowo ( 2014) rencana asuhan keperawatan ansietas yaitu :

Tujuan Umum : Cemas berkurang atau hilang

TUK 1 : Pasien dapat menjalin dan membina hubungan saling percaya

Intervensi :

a. Jadilah pendengar yang hangat dan responsive

b. Beri waktu yang cukup pada pasien untuk berespon

c. Beri dukungan pada pasien untuk mengekpresikan perasaannya

d. Identifikasi pola perilaku pasien atau pendekatan yang dapat menimbulkan

perasaan negatif

e. Bersama pasien mengenali perilaku dan respon sehingga cepat belajar dan

berkembang

TUK 2 : Pasien dapat mengenal ansietasnya

27
Intervensi :

a. Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaanya

b. Hubungan perilaku dan perasaannya

c. Validasi kesimpulan dan asumsi terhadap pasien

d. Gunakan pertanyaan terbuka untuk mengalihkan dari topik yang mengancam

ke hal yang berkaitan dengan konflik

e. Gunakan konsultasi untuk membantu pasien mengungkapkan perasannya.

TUK 3: Pasien dapat memperluas kesadarannya terhadap perkembangan

ansietas Intervensi :

a. Bantu pasien menjelaskan situasi dan interaksi yang dapat segera

menimbulkan ansietas

b. Bersama pasien meninjau kembali penilaian pasien terhadap stressor yang

dirasakan mengancam dan menimbulkan konflik.

c. Kaitkan pengalaman yang baru terjadi dengan pengalaman masa lalu yang

relevan

TUK 4 : Pasien dapat menggunakan mekanisme koping

Intervensi :

a. Gali cara paien mengurangi ansietas di masa lalu

b. Tunjukkan akibat mal adaptif dan destrukrutif

c. Dorong pasien untuk menggunakan respons koping adaptif yang dimilkinya

d. Bantu pasien untuk menyusun Kembali tujuan hidup, memodifikasi tujuan,

menggunakan sumber dan menggunakan koping yang baru

e. Latih pasien dengan menggunakan ansietas sedang

f. Beri aktivitas fisik untuk menyalurkan energinya

28
TUK 5 : Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi

untuk mengatasi ansietas

Intervensi :

a. Ajarkan pasien teknik relaksasi nafas dalam untuk mengontrol kecemasan

b. Dorong pasien menggunakan teknik relaksasi nafas dalam untuk menurunkan

tingkat ansietas

a. Ajarkan pasien terapi musik untuk mengontrol kecemasan

b. Dorong pasein menggunakan terapi musik untuk istirahatkan tubuh dan

pikiran

2.4.4 Implementasi

Implementasi merupakan pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan

yang telah disusun pada tahap perencanaan. Fokus intervensi pada klien dengan

ansietas yaitu dapat menurunkan tingkat kecemasan.

2.4.5 Evaluasi

Menurut PPNI (2017), Evaluasi terakhir dalam pemberian asuhan keperawatan

psikososial adalah tahap evaluasi. Ditahap evaluasi akan dinilai sejauh mana

tujuan tercapai dari rencana yang telah dibuat, berikut evaluasi pada pasien

dengan ansietas yaitu

S : a.Pasien tidak lagi merasa bingung

b.Pasien tidak lagi merasa khawatir dengan akibat dari kondisi yang

dihadapi c.Paisen sudah dapat berkonsentasi

d.Pasien tidak lagi mengeluh tidak merasa

berdaya e.Pasien tidak lagi mengeluh pusing

O : a.Pasien tidak tampak gelisah

29
b.Pasien tidak tampak tegang

c.Pasien sudah tampak tidur dengan nyenyak

d.Frekuensi nafas dalam rentang normal 16 –

24x/mnt e. Frekuensi nadi dalam rentang normal 60-

100x/mnt f. Tidak tampak tremor

g. Muka pasien tidak tampak pucat

30
31

BAB III

METODOLOGI KARYA TULIS ILMIAH

3.1 Rancangan Studi Kasus

Studi kasus ini adalah adalah studi untuk mengekplorasi mengetahui Asuhan

Keperawatan Pada penderita Diabetes Melitus dengan masalah keperawatan

psikososial ansietas dengan menerapkan Tindakan Teknik Relaksasi Nafas Dalam

pada pasien Ny.S dan Ny.R di Kelurahan Johar Baru Kecamatan Johar Baru Kota

Jakarta Pusat.

3.2 Subjek Studi Kasus

Subjek Studi Kasus ini terdiri dari 2 ( dua ) pasien dengan Asuhan Keperawatan pada

penderita Diabetes Melitus Dengan Masalah Keperawatan Psikososial Dengan

Menerapkan Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Terapi Musik Pada Pasien Ny.S dan

Ny.R di Kelurahan Johar Baru Kecamatan Johar Baru Kota Jakarta Pusat yatu :

1. Inklusi

a. Pasien dengan penyakit diabetes melitus tipe II ansietas

b. Pasien berusia 40-50 tahun terdiagnosa

c. Pasien berjenis kelamin perempuan

d. Pasien bersedia menjadi objek penelitian dan kooperatif

e. Pasien belum pernah melakukan terapi yang diajarkan

2. Ekslusi

a. Pasien diabetes melitus yang dirawat dirumah sakit selama berlangsungnya

penelitian.

b. Pasien tidak bersedia menjadi objek penelitian dan tidak kooperatif

c. Pasien yang berusia >50 tahun

d. Pasien dengan intoleransi aktivitas

e. Pasien diabetes melitus tipe 1 ansietas


32
3.3 Fokus Studi Kasus

Fokus dalam studi kasus adalah dengan mengetahui Asuhan Keperawatan

Pada Penyakit Diabetes Melitus Pada Masalah Keperawatan Psikososial

Ansietas Dengan Tindakan Teknik Relaksasi Nafas Dalam Dan Terapi Musik

Relaksasi Pada Ny.S dan Ny.R di RT013/RW011 Kelurahan Johar Baru

Kecamatan Johar baru Kota Jakarta Pusat.

3.4 Definisi Operasional

1. Diabetes Melitus adalah merupakan suatu penyakit dimana terjadi kelainan

dalam metabolisme glukosa. Di Indonesia menyebutnya sebagai “ kencing

manis “ istilah ini tidaklah salah sebab pada penderita Diabetes Melitus

seringkali ditemukan kadar gula darah yang sangat tinggi di dalam urine

( bilamana kadar gula didalam darah juga tinggi) (bandile,2015 ).Menurut

Diabetes Melitus adalah suatu gangguan Kesehatan berupa kumpulan gejala

yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula

darah dalam akibat kekurangan insulin ataupun retensi insulin dan gangguan

metabolik pada umumnya ( Nurkamilah & Widayati 2018 )

2. Ansietas adalah perasaan emosional dan tidak nyaman sehingga individu

akan meningkatkan kewaspadaan untuk mengantisipasi individu yang

mengalami gangguan ansietas biasanya merasa dirinya tidak

bebas,gugup,takut,gelisah,tegang, dan resah. Perasaan yang tidak menentu

tersebut pada umumnya tidak menyenangkan yang nantinya menimbulkan

atau disertai perubahan fisiologis dan psikologis ( iin,2018 )

3. Teknik Relaksasi Nafas Dalam

Teknik relaksasi merupakan suatu tindakan untuk membebaskan mental

maupun fisik dari ketegangan dan stress ( Andarmoyo,2013)

32
Relaksasi nafas dalam yaitu bentuk latihan nafas yang terdiri dari pernafasan

abdominal ( diafragma) dan pursed lip breathing ( Lusianah,Indaryani, dan

Suratun,2012)

3.5 Lokasi Dan Waktu Studi Kasus

1.Lokasi

Studi Kasus ini dilaksanakan di RT013/RW011 Kelurahan Johar

Baru Kecamatan Johar Baru Kota Jakarta Pusat

2.Waktu Studi Kasus

Studi Kasus ini dilaksanakan pada tanggal ……. Agustus 2021

3.6 Instrumen Studi Kasus

1. Asuhan Keperawatan

a. Pengkajian dilakukan dengan menggunakan format pengkajian,observasi

dilakukan langsung oleh peneliti di RT013/RW011 Kelurahan Johar Baru

Kecamatan Johar Baru Kota Jakarta Pusat. Dalam Studi Kasus ini data akan

diperoleh dari 2 sumber, yaitu data primer dan data sekunder. Observasi dan

pemeriksaan psikososial dari pola berpikirnya dalam menghadapi tindakan

teknik relaksasi nafas dalam dan terapi musik. Selain melakukan Observasi

peneliti juga melakukan wawancara kepada narasumber yang terkait dalam

perencanaan psikologis dalam menghadapi tindakan teknik relaksasi nafas

dalam dan terapi musik di RT013/RW011 Kelurahan Johar Baru Kecamatan

Johar Baru Kota Jakarta Pusat . Wawancara yang dilakukan penelitian

menggunakan lembar pengkajian terstruktur sehingga peneliti lebih bebas

untuk mendapatkan informasi dari narasumber dan untuk mnengukur tingkat

kecemasan menggunakan kuesioner HARS . b. Diagnosa Keperawatan

Instrumen yang digunakan adalah format diagnose keperawatan

33
c . Rencana Keperawatan

Instrumen yang digunakan adalah format rencana

keperawatan d . Implementasi dan Evaluasi

Pengumpulan data pada tahap ini menggunakan instrument berupa SAP dan

Leaflet

3.7. Langkah Studi Kasus

Langkah awal peneliti,peneliti menyeleksi pasien dengan berpedoman pada

kriteria insklusi dan ekslusi yang telah ditentukan. Sebelum melakukan

Asuhan Keperawatan Penyakit Diabetes Melitus Pada Masalah Keperawatan

Psikososial Ansietas Dengan Tindakan Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan

Terapi Musik Relaksasi Pada Ny.S dan Ny.R DI RT013/RW011 Kelurahan

Johar Baru Kecamatan Johar Baru Kota Jakarta Pusat.Kemudian menetapkan

diagnose keperawawtan, melakukan implementasi keperawatan sesuai

rencana keperawatan yang telah disusun, selanjutnya mengevaluasi dan

mengkajikan hasil pengolahan data atau hasil studi kasus dalam bentuk narasi

yang akan dibahas pada BAB selanjutnya yaitu BAB pembahasan.

3.8. Analisa Studi Kasus

1. Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dari hasil WOD ( wawancara, observasi, dokumen).

Hasil ditulis daalam bentuk catatan lapangan,kemudian disalin dalam

bentuk transkip ( catatan terstuktur) dan yang dikumpulkan

terkait dengan data pengkajian diagnose,intervensi,implmentasi,evaluasi.

2 . Mereduksi Data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam format asuhan keperawatan dan

dikelompokkan menjadi data subjektif dan data objektif dianalisis berdasarkan


hasil pemeriksaan diagnostic kemudian dibadningkan nilai normal, ditegakkan
diagnose keperawatan,intervensi,implementasi dan evaluasi.

34
3 . Penyajian Data

Penyajian data dilakukan dengan table dan teks naratif. Kerahasiaan dari klien

dijamin dengan cara menuli identitas dari klien dengan inisial.

4 . Kesimpulan

Dari data yang disajikan,kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan perilaku

Kesehatan. Perilaku kesimpulan dilakukan sesuai dengan tujuan khusus. Data yang

dikumpulkan terkait dengan data pengkajian, diagnosis,perencanaan,tindakan dan

evaluasi.

3.9 Etika Studi Kasus

Masalah etika keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam

penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung dengan

manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan ( Nursalam, 2013 ) Masalah

etika yang perlu diperhatikan antara lain :

a. Inform consent

Diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar

pesetujuan bahwa bersedia untuk menjadi responden. Tujuan inform consent

adalah supaya subyek mengerti maksud dan tujuan dari penelitian, dan untuk

mengetahui dampaknya .

b. Anonimty

Penulis memberikan jaminan tersebut diberikan dengan cara tidak memberikan

atau mencantumkan nama, alamat ( identitas diri ) responden pada lembar alat

ukur dan asuhan keperawatan serta hanya menuliskan kode pada lembar

pengumpulan data atau hasil penelitian yang telah disajikan oleh penulis.

c. Confidentiality

Semua data informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiannya oleh

penulis hanyak kelompok data tertentu saja yamg akan dilaporkan pada hasil

35
riset penelitian serta memenuhi hak pasien yaitu menjaga dan tidak

menyebarluaskan privasi responden

36
DAFTAR PUSTAKA

ADA. (2017). Klasifikasi Pada Penyakit Diabetes Militus.


Betteng, Pangemanan, & M. (2014). Tinjauan Teori Diabetes Militus
Butet, K. & N. (2009). Pelaksanaan Thought Stopping Terhadap Ansietas Yang
Dialami Klien Penyakit Fisik.
Corwin, EJ. 2009. Buku Saku Patofisiologi, 3 Edisi Revisi. Jakarta: EGC Jakarta:
EGC.
http://repo.poltekkes-
medan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/2962/1/Eighteen%20Mei%20K%20Gea.pdf
Indriyani, R.M. dan Ambarwati (2017). Terapi Relaksasi Teknik Nafas Dalam (Deep
Breathing) dalam Menurunkan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Melitus Tipe
II. Volume 4 Nomor 2
JURNAL EFEKTIFITAS TERAPI MUSIK LANGGAM JAWA DAN MUSIK
ALAM TERHADAP PERUBAHAN KADAR GULA DALAM DARAH PADA
ORANG DENGAN DIABETES MELLITUS TIPE II DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS PRAMBANAN KLATEN TAHUN 2019
JURNAL PENGARUH SDB (SLOW DEEP BREATHING) TERHADAP
TINGKAT KECEMASAN DAN KADAR GLUKOSA DARAH PADA
PENDERITA DIABETES MELITUS
Rahma, W. P. (2010). PENGARUH KONSELING TERHADAP KECEMASAN
DAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS DI KECAMATAN
KEBAKKRAMAT
WHO. Global Report On Diabetes. France: World Health Organization. (2016)

37
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
LEMBAR PENGESAHAN

Tugas akhir diajukan oleh

Nama : Ikah

NIM : 18010

Program Studi : Diploma III

Judul KTI : Asuhan keperawatan penyakit diabetes melitus pada masalah


keperawatan psikososial ansietas dengan tindakan Teknik relaksasi nafas dalam dan
terapi musik relaksasi pada Ny.S dan Ny.R di RT013/RW011 Kelurahan johar baru
kecamatan johar baru kota Jakarta pusat.

Telah berhasil dipertahankan dihadapan dewan penguji dan diterima sebagai


persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan pada
Program Studi Diploma III Keperawatan STIKes Dr.SISMADI Jakarta

DEWAN PENGUJI

Pembimbing I : Ns.Hernida Dwi Lestari, S.Pd M.Kep


TTD

Pembimbing II : Ns. Fahmi Hidayat DW M.Kep

Penguji III : ( nama)

Jakarta,… agustus 2021

Ketua Stikes Sismadi Ka.Prodi D3 Keperawatan

Ns.Hernida Dwi Lestari S,Pd M.kep Ns.Rogayah M.Kep

NIDN NIDN 03 2512 7704

38
Lampiran 2

LEMBAR PERNYATAAN ORISINALITAS

Sebagai penulis Karya Tulis Ilmiah ini saya bersumpah,bahwa laporan yang saya
buat ini dikutip atau dirujuk dari sumber yang terpercaya dan tidak plagiat dari
sumber manapun.

Jakarta, … Agustus 2021

Penulis
(Ikah/18010)

39
Lampiran 3
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
( Hasil Karya Perorangan)

Sebagai Civitas Akademis Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan STIKes Dr.Sismadi saya
yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Ikah
NPM/NIM : 18010
Program Studi : DIII Keperawatan
Jenis Karya : Tugas Akhir

Demi pengembangan ilmu pengetahuan menyetujui untuk memberikan kepada


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sismadi atas Karya Ilmiah saya yang berjudul :
Asuhan Keperawatan Penyakit Diabetes Melitus pada masalah keperawatan
psikososial ansietas dengan tindakan Teknik relaksasi nafas dalam dan terapi musik
relaksasi pada Ny.S dan Ny.R di RT013/RW011 Kelurahan Johar Baru Kecamatan
Johar Baru Kota Jakarta Pusat.

Beserta perangkat yang ada (bila diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Non-
Ekslusif ini STIKes Dr.Sismadi berhak menyimpan,mengalihmedia/format-kan,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database),mendistribusikannya,dan
menampilkan/mempublikasikannya diinternet atau media lain untuk kepentingan
akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.Segala bentuk tuntutan
hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah ini menjadi
tanggung jawab saya pribadi.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : ……………..
Pada Tanggal : ……………….
Yang menyatakan

(………………)

40
Lampiran 4
FORMAT
STRATEGI PELAKSANAAN
TINDAKAN KEPERAWATAN

A. Proses Keperawatan
1. Kondisi klien
……
2. Diagnosa Keperawatan
……
3. Tujuan
……..
4. Tindakan Keperawatan
………
B. Proses pelaksanaan tindakan
1. Orientasi
a. salam terapeutik
……….
b. Evaluasi / validasi
………..
c. Kontrak ( Topik, Waktu, dan Tempat )
……..
2. Fase Kerja
………
3. Terminasi
a. Evaluasi respon
1. Evaluasi Subjektif
…….
2. Evaluasi obyektif
…….
b. Rencana tindak lanjut

41
Lampiran 5
LEMBAR LEAFLET

42
Lampiran 6

SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada
Yth. Bapak/Ibu Responden
di tempat

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Ikah
NIM : 18010
Adalah mahasiswa program studi DIII kepeerawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan
sismadi Jakarta yang akan melaksanakan penelitian dengan judul “ Asuhan
Keperawatan Penyakit Diabetes Melitus Pada Masalah Keperawatan Psikososial
Ansietas dengan Tindakan Teknik Relaksasi Nafas Dalam dan Terapi Musik
Relaksasi pada Ny.S dan Ny.R di RT013/RW011 Kelurahan Johar Baru Kecamatan
Johar Baru Kota Jakarta Pusat

Memohon dengan hormat kepada Bapak/Ibu bersedia untuk menjadi responden dan
menjawab sejumlah pertanyaan yang diajukan peneliti. Kerahasiaan semua informasi
yang diberikan akan dijaga dan hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian.

Atas perhatian dan Kerjasama yang baik Bapak/Ibu saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

( )

43
Lampiran 7
SURAT PERSETUJUAN RESPONDEN
( INFORMED CONSENT )

Setelah mendapatkan penjelasan serta mengetahui manfaat dan tujuan penelitian


yang berjudul “Asuhan Keperawatan Penyakiti Diabetes Melitus Pada Masalah
keperawatan Psikososial : Ansietas dengan Tindakan Teknik Relaksasi Nafas Dalam
dan Terapi Musik pada Ny.S dan Ny.R di RT013/RW011 Kelurahan Johar Baru
Kecamatan Johar Baru Kota Jakarta Pusat”, saya:

Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat :

Menyatakan ( setuju / tidak setuju ) diikutsertakan dalam penelitian dengan catatan


apabila sewaktu-waktu dirugikan dalam bentuk apapun berhak membatalkan
persetujuan ini, saya percaya infromasi yang saya erikn dijamin kerahasiaannya.

Jakarta,…………2021

Peneliti Responden

( ) ( )
*) coret yang tidak perlu

44
Lampiran 8

LEMBAR WAWANCARA DAN OBSERVASI


( diisi oleh peneliti)

Tanggal : ……………………
Identitas Responden

1. Nama Inisial :
2. Kode Responden :
3. Usia : ……… tahun
4. Alamat :
5. Jenis Kelamin : (1) Laki- laki

(2) Perempuan

Pengukuran tingkat ansietas pasien :

Skala ansietas sebelum dilakukan Skala ansietas sesudah dilakukan


tindakan teknik relaksasi nafas dalam tindakan teknik relaksasi nafas dalam
dan terapi musik dan terapi musik

………... ( Sesuai dengan skala HARS) ........……( Sesuai dengan skala HARS)

Peneliti

( )

45
Lampiran 9
PEDOMAN OBSERVASI TINGKAT ANSIETAS

HAMLITON RATING SCALE FOR ANXIETY


(HARS)
Nama Responden:

Tanggal Pemeriksaan :
Skor : 0 = tidak ada

1= ringan
2= Sedang
3= Berat
4= Berat Sekali
Skor : kurang dari 14

14-20 = tidak ada kecemasan


21-27 = kecemasan ringan
28-41 =kecemasan sedang
42-56 =kecemasan berat sekali

NO PERTANYAAN 0 1 2 3 4
1. Perasaan Ansietas
- cemas
- firasat buruk
- takut akan pikiran sendiri

2. Ketegangan
- merasa tegang
- lesu
- tak bisa istirahat tenang
- mudah terkejut
- mudah menangis

46
- gemeter
- gelisah

3. Ketakutan
- pada gelap
- pada orang asing
- pada binatang besar
- pada keramaian lalu lintas
- pada kerumunan orang banyak

4. Gangguan tidur
- Sulit masuk tidur
- terbangun malam hari
- tidur nyenyak
- bangun dengan lesu
- banyak mimpi-mimpi
- mimpi buruk
- mimpi menakutkan

5. Gangguan kecerdasan
- sukar konsentrasi
- daya ingat buruk

6. Perasaan Depresi
- hilangnya minat
- berkurangnya kesenangan pada
hobi
- sedih
- bangun dini hari
- perasaan berubah-ubah sepanjang
hari

7. Gejala Somatik ( otot )


- sakit dan nyeri di otot-otot
- kaku
- kedutan otot
- gigi gemerutuk
- suara tidak stabil

8. Gejala kardiovaskuler (sensorik)


- takhikardia

47
- berdebar
- nyeri di dada
- denyut nadi mengeras
- perasaan lesu/lemas seperti mau
pingsan
- Detak jantung menghilang
( berhenti sekejap

9. Gejala somatic ( sensorik )


- Tinitus
- penglihatan kabur
- muka merah atau pucat
- merasa lemah
- perasaan ditusuk-tusuk

10. Gejala Respiratori


- Rasa tertekan atau sempit di dada
- perasaan tercekik
- sering menarik napas
- nafas pendek/sesak

11. Gejala gastrointestinal


- Sulit menelan
- perut melilit
- gangguan pencernaan
- nyeri sebelum dan sesudah makan
- perasaan tebakar diperut
- rasa penuh atau kembung
- mual
- buang air besar lembek
- kehilangan berat badan
- sukar buang air besar

12. Gejala urogenital


- sering buang air kecil
- tidak dapat menahan air seni
- amenorrhoe
- menjadi dingin
- ejakulasi praecocks

48
- ereksi hilang
- impotensi
13. Gejala otonom
- Mulut kering
- muka merah
- mudah berkeringat
- pusing,sakit kepala
- bulu-bulu berdiri
14. Tingkah laku pada wawancara
- gelisaj
- tidak tenang
- jari gemetar
- kerut kening
- muka tegang
- tonus otot meningkat
- napas pendek dan cepat
- muka merah
skor total =

49
Lampiran 10

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP ) TEKNIK


RELAKSASI NAFAS DALAM

1. Menjelaskan maksud,tujuan, dan cara yang dilakukannya teknik


relaksasi pernafasan
2. Persiapan sebelum pelaksanaan :
a. Persiapan ruangan : ruangan yang nyaman
b. Persiapan pasien : minta pasien untuk duduk dengan rileks
3. Langkah – langkah tindakan keperawatan Teknik Relaksasi Nafas Dalam
a. atur posisi klien agar rilek,tanpa beban fisik. Posisi dapat duduk atau jika
tidak mampu dapat berbaring ditempat tidur.
b. Instruksikan klien untuk menghirup atau menarik nafas dalam dari hidung
sehingga rongga paru-paru terisi oleh udara melalui 1,2,3,4 kemudian
ditahan sekitar 3-5 detik.
c. Instruksikan klien untuk menghembuskan nafas, hitung sampai tiga
secara perlahan melalui mulut
d. Instruksikanklien untuk berkonsentrasisupaya rasa cemas yang dirasakan
bisa berkurang,bisa dengan memenjamkan mata
e. Anjurkan untuk mengukangi prosedur hingga ansietas pasien berkurang
f. Ulangi sampai 10 kali dengn selingi istirahat singkat setiap 5 kali
g. Lakukan maksimal 5-10 menit

( Sumber : Priharjo,2013)

50
Lampiran 11

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR ( SOP ) TERAPI MUSIK

Pengertian : Pemanfaatan kemampuan musik dan elemen musik


Tujuan : Memperbaiki kondisi psikososial pasien

2) Speaker

PROSEDUR

A. Pre Interaksi
1. siapkan alat-alat
2. Identifikasi faktor atau kondisi yang dapat menyebabkan kontra indikasi
3. Cuci tangan

B. Tahap Orientasi
1. Beri salam dan panggil klien dengan Namanya
2. Jelaskan tujuan,prosedur, dan lamanya tindakan pada klien

C. Tahap Kerja
1. Berikan kesempatan klien bertanya sebelum kegiatan dilakukan
2. Menanyakan keluhan utama klien
3. Jaga privasi klien dan memulai kegiatan dengan cara yang baik
4. Menetapkan ketertarikan klien terhadap musik
5. Bantu klien untuk memilih posisi yang nyaman
6. Dekatkan laptop dan speaker dengan klien
7. Nyalakan musik dan lakukan terapi musik
8. Pastikan volume musik sesuai dan tidak terlalu keras

51
d. Terminasi
1. Evaluasi hasil kegiatan
2. Simpulkan hasil kegiatan
3. Berikan umpan balik positif
4. Akhiri kegiatan dengancara yang baik
5. Bereskan alat- alat
6. Cuci tangan

e. Dokumentasi

52
Lampiran 12
FORMAT PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN PSIKOSOSIAL

Nama mhs/klp : ........................................ ........................................


Tgl/jam pengkajian : ........................................ Tgl/jam MRS : ........................................
Sumber data : …………………………. No. RM : ........................................
Metode : ………………………… Ruangan/kelas : ........................................
Alat/bahan : ………………………… No.kamar : ........................................
Diagnosa medis : ........................................

I. IDENTITAS
1. Nama : ................................................................................................................................
2. Umur : ................................................................................................................................
3. Jenis kelamin : ................................................................................................................................
4. Status : ................................................................................................................................
5. Agama : ................................................................................................................................
6. Suku/bangsa : ................................................................................................................................
7. Bahasa : ................................................................................................................................
8. Pendidikan : ................................................................................................................................
9. Pekerjaan : ................................................................................................................................
10. Alamat dan no. telp : ................................................................................................................................
11. Penanggung jawab : ................................................................................................................................
& hubgan dg klien

II. POLA PERSEPSI KESEHATAN ATAU PENANGANAN KESEHATAN


1. Keluhan utama :
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................

2. Riwayat penyakit sekarang :


.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

3. Lamanya keluhan
.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

4. Faktor yang Memperberat


.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

53
5. Upaya yang Dilakukan Untuk Mengatasi Keluhan
.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

6. Riwayat penyakit dahulu :


.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

7. Persepsi klien tentang status kesehatan dan kesejahteraan


.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

8. Riwayat kesehatan keluarga :


.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

9. Susunan keluarga (genogram) :

10. Riwayat alergi :


.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

III. POLA NUTRISI DAN METABOLIK


1. Pola makan
Di rumah Di rumah sakit
Frekuensi : ......................... Frekuensi : ..................................

Jenis : ......................... Jenis : ..................................

Porsi : ......................... Porsi : ..................................

Pantangan : ......................... Diit khusus : ..................................

Makanan disukai : .........................

Nafsu makan di RS : ( ) normal ( ) bertambah ( ) berkurang

( ) mual ( ) muntah, .............. cc ( ) stomatitis

Kesulitan menelan : ( ) tidak ( ) ya

Gigi palsu : ( ) tidak ( ) ya

54
NG tube : ( ) tidak ( ) ya
(JIKA MAKAN-MINUM BIASA (TANPA NGT) SEJAUH MANA KEMAMPUANNYA

2. Pola minum

Di rumah Minuman disukai : .........................


Frekuensi : .........................Di rumah sakit

Jenis : .........................Frekuensi : ..................................

Jumlah : .........................Jenis : ..................................

Pantangan : .........................Jumlah : ................................

IV. POLA ELIMINASI


1. Buang air besar
Di rumah Frekuensi : ..................................
Frekuensi : .................................. Konsistensi : ..................................

Konsistensi : .................................. Warna : ( ) kuning

Warna : .................................. ( ) bercampur darah

Di rumah sakit ( ) lainnya, ..............

Masalah di RS :( ) konstipasi ( ) diare ( ) inkontinen

Kolostomi :( ) tidak ( ) ya

55
Buang air kecil
Di rumah Di rumah sakit

Frekuensi : .................................. Frekuensi : ..................................

Jumlah : .................................. Jumlah : ..................................

Warna : .................................. Warna : ..................................

Masalah di RS : ( ) disuria ( ) nokturia ( ) hematuria


( ) retensi ( ) inkontinen

Kateter : ( ) tidak ( ) ya, kateter ........................... produksi : .................. cc/hari

V. POLA AKTIVITAS DAN LATIHAN


1. Kemampuan perawatan diri
SMRS MRS
Aktivitas
0 1 2 3 4 0 1 2 3 4

Mandi

Berpakaian/berdandan

Eliminasi/toileting

Mobilitas di tempat tidur

Berpindah

Berjalan

Naik tangga

Berbelanja

Memasak

Pemeliharaan rumah

Skor 0 = mandiri 3 = dibantu orang lain & alat

1 = alat bantu 4 = tergantung/tidak mampu

2 = dibantu orang lain

Alat bantu : ( ) tidak ( ) kruk ( ) tongkat

( ) pispot disamping tempat tidur ( ) kursi roda

2. Kebersihan diri

Di rumah Keramas : .................... /mgg

Mandi : ........................ /hr Potong kuku : .................... /mgg

Gosok gigi : ........................ /hr Di rumah sakit


56
Mandi : ........................ /hr Keramas : .................... /mgg

Gosok gigi : ........................ /hr Potong kuku : .................... /mgg

3. Aktivitas sehari-hari
.......................................................................................................................................................................

4. Rekreasi
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................

5. Olahraga : ( ) tidak ( ) ya
.......................................................................................................................................................................

VI. POLA ISTIRAHAT DAN TIDUR


Di rumah Di rumah sakit
Waktu tidur : Siang .............. -............... Waktu tidur : Siang ..............-...............

Malam ............ -............... Malam ............-...............

Jumlah jam tidur : ............................................. Jumlah jam tidur : .............................................

Masalah di RS : ( ) tidak ada ( ) terbangun dini ( ) mimpi buruk

( ) insomnia ( ) Lainnya, ............................................................................................

VII. POLA KOGNITIF DAN PERSEPTUAL


Berbicara : ( ) normal ( ) gagap ( ) bicara tak jelas
Bahasa sehari-hari : ( ) Indonesia ( ) Jawa ( ) lainnya, ..........................................

Kemampuan membaca : ( ) bisa ( ) tidak

Tingkat ansietas : ( ) ringan ( ) sedang ( ) berat ( ) panik

Sebab, .............................................................................................................

Kemampuan interaksi : ( ) sesuai ( ) tidak, ............................................................................

Vertigo : ( ) tidak ( ) ya

Nyeri : ( ) tidak ( ) ya
: .....................................................................................................................................................

Bila ya, P

: .....................................................................................................................................................

Q
: .....................................................................................................................................................

R
: .....................................................................................................................................................

S
: .....................................................................................................................................................

57
VIII. POLA PERSEPSI DIRI / KONSEP DIRI
1. Body image/gambaran diri
( ) cacat fisik ( ) pernah operasi
( ) perubahan ukuran fisik ( ) proses patologi penyakit

( ) fungsi alat tubuh terganggu ( ) kegagalan fungsi tubuh

( ) keluhan karena kondisi tubuh ( ) gangguan struktur tubuh

( ) transplantasi alat tubuh ( ) menolak berkaca

( ) prosedur pengobatan yang mengubah fungsi alat tubuh

( ) perubahan fisiologis tumbuh kembang

Jelaskan : .......................................................................................................................................................

.....................................................................................................................................................

Masalah keperawatan : ................................................................................................................................

2. Role/peran

( ) overload peran ( ) perubahan peran ( ) transisi peran karena sakit


( ) konflik peran ( ) keraguan peran
Jelaskan : ......................................................................................................................................................

....................................................................................................................................................

Masalah keperawatan : ................................................................................................................................

3. Identity/identitas diri

( ) kurang percaya diri ( ) merasa kurang memiliki potensi


( ) merasa terkekang ( ) kurang mampu menentukan pilihan

( ) tidak mampu menerima perubahan ( ) menolak menjadi tua


Jelaskan : ......................................................................................................................................................

....................................................................................................................................................

Masalah keperawatan : ................................................................................................................................

4. Self esteem/harga diri

( ) mengkritik diri sendiri dan orang lain ( ) menyangkal kepuasan diri


( ) merasa jadi orang penting ( ) polarisasi pandangan hidup

( ) menunda tugas ( ) mencemooh diri

( ) merusak diri ( ) mengecilkan diri

( ) menyangkal kemampuan pribadi ( ) keluhan fisik

( ) rasa bersalah ( ) menyalahgunakan zat

Jelaskan : ......................................................................................................................................................

58
....................................................................................................................................................
Masalah keperawatan : ................................................................................................................................

5. Self ideal/ideal diri

( ) masa depan suram ( ) tidak ingin berusaha


( ) terserah pada nasib ( ) tidak memiliki cita-cita

( ) merasa tidak memiliki kemampuan ( ) merasa tidak berdaya

( ) tidak memiliki harapan ( ) enggan membicarakan masa depan

59
Jelaskan : ........................................................................................................................................................

........................................................................................................................................................

Masalah keperawatan : ...................................................................................................................................

IX. POLA PERAN DAN HUBUNGAN


Pekerjaan : ...................................................................................................................
Kualitas bekerja : ...................................................................................................................

Hubungan dengan orang lain :

Sistem pendukung : ( ) pasangan ( ) tetangga/teman ( ) tidak ada

( ) lainnya, .................................................................................................

Masalah keluarga mengenai perawatan di RS : ..................................................................................................

X. POLA SEKSUALITAS / REPRODUKSI


Menstruasi terakhir : ................................................................................................................................
Masalah menstruasi : ................................................................................................................................

Pap smear terakhir : ................................................................................................................................

Pemeriksaan payudara/testis sendiri tiap bulan : ( ) ya ( ) tidak

Masalah seksual yang berhubungan dengan penyakit : .....................................................................

XI. POLA KOPING / TOLERANSI STRESS


1. Masalah utama selama MRS (penyakit, biaya, perawatan diri)
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

2. Kehilangan perubahan yang terjadi sebelumnya


a. Tahap Denial/Penolakan
( ) penolakan terhadap situasi ( ) wawasan sempit
( ) tidak percaya pada orang lain
( ) merasa tertekan

Jelaskan : ................................................................................................................................................

..............................................................................................................................................

Masalah keperawatan : .........................................................................................................................

b. Tahap Anger/Marah
( ) marah pada diri sendiri
( ) marah pada orang lain
( ) meningkatnya kesadaran klien pada
realita

60
Jelaskan : .................................................................................................................................

..............................................................................................................................................

Masalah keperawatan : .........................................................................................................................

3. Kemampuan adaptasi
.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

XII. POLA NILAI / KEPERCAYAAN ................................................................................................

Agama : ................................................................................................

Pelaksanaan ibadah :

Pantangan agama : ( ) tidak ( ) ya, ................................................................

Meminta kunjungan rohaniawan : ( ) tidak ( ) ya

XIII. PENGKAJIAN PERSISTEM (Review of System)


1. Tanda-Tanda Vital
a. Suhu : ................... °C lokasi : ......................
b. Nadi : ................... /menit irama : ...................... pulsasi : ......................
c. Tekanan darah : ................... mmHg lokasi : ......................
d. Frekuensi nafas : ................... /menit irama : ......................
e. Tinggi badan : ................... cm
f. Berat badan : SMRS ................... kg MRS .................... kg

2. Sistem Pernafasan (Breath)


.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

3. Sistem Kardiovaskuler (Blood)


.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

4. Sistem Persarafan (Brain)


.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

5. Sistem Perkemihan (Bladder)


.......................................................................................................................................................................
.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

6. Sistem Pencernaan (Bowel)


.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

7. Sistem Muskuloskeletal (Bone)


.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

8. Sistem Integumen
.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

9. Sistem Penginderaan
Mata

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

Hidung

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

Telinga

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

10. Sistem Reproduksi Dan Genetalia


.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

62
63
XIV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Laboratorium
.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

2. Photo
.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

3. Lain-lain
.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

.......................................................................................................................................................................

XV. TERAPI
.............................................................................................................................................................................

.............................................................................................................................................................................

.............................................................................................................................................................................

.............................................................................................................................................................................

.............................................................................................................................................................................

.............................................................................................................................................................................

64
ANALISA DATA

Nama klien : .............................................. Ruangan/kamar : ..............................................

Umur : .............................................. No. RM : ..............................................

No. Data (Symptom) Penyebab (Etiologi) Masalah (Problem)

65
66
PRIORITAS MASALAH

Nama klien : .............................................. Ruangan/kamar : ..............................................

Umur : .............................................. No. RM : ..............................................

Tanggal Paraf
No. Masalah Keperawatan
Ditemukan Teratasi (Nama perawat)

67
68
RENCANA KEPERAWATAN

No. Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Rasional


Keperawatan Kriteria Hasil

69
TINDAKAN KEPERAWATAN DAN CATATAN PERKEMBANGAN

Waktu Catatan Perkembangan


Tindakan TT
Tgl/jam (SOAP)

70
71

Anda mungkin juga menyukai