Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PROYEK INOVASI

PENGARUH INTRADIALYTIC RANGE OF MOTION EXERCISE TERHADAP


DEPRESI, INSOMNIA DAN ASUPAN NUTRISI PADA PASIEN HEMODIALISIS DI
RUMAH SAKIT dr. ABDUL AZIZ KOTA SINGKAWANG

Oleh :

Kelompok III

Aina Rahayu Dewi I4051191013

Annissa Puspa Juwita I4051191014

Desy Anggreani I4051191015

Cintyakarin Cikal Agistanadea I4051191016

Eka Noor Hidayati I4051191017

Herlingga Setya Nugraha I4051191018

Nadia Quamilla Irwan I4052191003

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2019
PELAKSANAAN PROYEK INOVASI BERBASIS BUKTI SEBAGAI APLIKASI
PROJECT BASED LEARNING

1. Referensi jurnal/ artikel :


a. Nama Penulis :

- Erni Forwaty

- Hema Malini

- Elvi Oktarina

b. Judul Penelitian/Judul Artikel Ilmiah :


Pengaruh Intradialytic Range of Motion (ROM) Exercise terhadap Depresi, Insomnia dan
Asupan Nutrisi pada Pasien Hemodialisis
c. Nama jurnal, edisi tahun-volume-halaman) :
Jurnal Kesehatan Andalas. 2019; 8(3)

2. Jenis program inovasi : pre-experimental dengan rencana One-Group pre test - post test
Design

3. Latar belakang program :


Seiring dengan kemajuan jaman dan gaya hidup, perubahan juga tak dapat kita
hindari, terutama perubahan pola makan yang semakin bergeser ke makanan instant dan
cepat saji. Akibat pola makan yang tidak sehat dengan seringnya mengkonsumsi makanan
siap saji yang sarat dengan lemak dan kolesterol tapi rendah serat pada akhirnya
menyebabkan tekanan darah meninggi dan lama kelamaan mempengaruhi kerja ginjal
sehingga terjadilah gagal ginjal kronis (Dourman, 2013).
Chronic kidney disease (CKD) merupakan masalah kesehatan global saat ini, dimana
prevalensi perkembangan ke arah end stage renal disease (ESRD), penyakit kardiovaskular
dan angka kematian yang semakin meningkat setiap tahunnya. Secara ekstrim, mortalitas
pada CKD sebesar 15-30 kali lebih besar daripada individu dengan fungsi ginjal yang
normal. Hemodialisis rutin adalah pilihan pengobatan yang telah umum dipilih oleh
masyarakat didunia, namun pasien hemodialisis masih mengalami fungsi fisik yang rendah,
masalah psikososial dan kualitas hidup yang buruk (Kim et al, 2014).
Aktivitas fisik yang tidak aktif telah dikaitkan dengan tingginya angka kematian pada
pasien ESRD yang menjalani hemodialisis. Pasien ESRD yang telah menjalani hemodialisis
rutin memiliki level aktivitas fisik yang sangat rendah. Hasil studi kohort pada tahun 2012,
diperoleh bahwa sebesar 63% dari 1163 pasien hemodialisis rutin, memiliki level aktivitas
3700 langkah/ hari dan dapat berkurang menjadi 2900 langkah/ hari pada hari dialisis,
berbanding terbalik dengan level aktivitas yang dicapai oleh seorang dewasa yang sehat
yaitu 10.000 langkah/ hari. Beberapa faktor penyebab rendahnya aktifitas fisik pada pasien
ESRD yang menjalani hemodialisis rutin adalah kekuatan otot yang berkurang akibat
wasting energy protein (WEP), insomnia, dan kondisi depresi yang banyak d ialami oleh
pasien hemodialysis (Goh & Griva, 2018).
Berbagai faktor penyebab yang mengakibatkan rendahnya aktivitas fisik pada pasien
hemodialisis dapat ditingkatkan dengan exercise, diantaranya adalah aerobic exercise dapat
meningkatkan fungsi fisik dan kualitas hidup, resistance exercise dapat meningkatkan
kekuatan otot, massa otot dan status gizi, serta kombinasi dari resistance dan endurance
exercise dapat meningkatkan kekuatan otot dan kualitas hidup namun yang paling mudah
adalah ROM exercise (Kim et al, 2014).
Di Rumah Sakit, melakukan terapi latihan ROM pada penderita stroke merupakan
tugas yang penting bagi perawat, mengingat perawat merupakan tenaga kesehatan yang
paling lama dengan penderita.Berdasarkan dari beberapa data di atas maka kami tertarik
untuk menerapkan intradialisis exercise sebagai salah satu program di rumah sakit, terutama
di ruang hemodialysis Rumah Sakit dr.Abdul Aziz Singkawang.

4. Tujuan program :
Menerapkan Intradialytic Range of Motion (ROM) Exercise untuk meringankan Depresi,
Insomnia dan Asupan Nutrisi pada Pasien Hemodialisis

5. Sasaran pencapaian program tersebut :


8 Pasien yang sedang menjalani hemodialysis di ruang hemodialysis Rumah Sakit dr.Abdul
Aziz Singkawang
6. Parameter/ tolak ukur :
Klien dan dan keluarga dapat pemahaman tentang mobilisasi intradyalitic ROM dan dapat
mendemonstrasikan secara mandiri

7. Pelaksana (PJ, koordinator, anggota) :


Penanggungjawab :
1. Desy Anggreani
2. Nadya Quamilla Irwan
Anggota :
1. Annissa Puspa Juwita
2. Cintyakarin Cikal Agistanadea
3. Aina Rahayu Dewi
4. Eka Noor Hidayati
5. Herlingga Setya Nugraha

8. Prosedur pelaksanaan program :


Persiapan
 Alat dan bahan : Spignomanometer dan stetoskop, leaflet
 Melakukan informed consent pada calon klien
9. Pelaksanaan
 Pelaksanaan dilakukan tanggal : 27 Desember 2019
 Kegiatan: pelaksanan di lakukan di bangsal Hemodialisa RSUD dr. Abdul Aziz
pukul 07.15 – 12.30 WIB
 Penanggung jawab dan anggota berpencar untuk melakukan ROM pada pasien
masing-masing di damping oleh Kepala Ruangan Hemodialisis RSUD dr. Abdul Aziz
 Kemudian melakukan ROM secara pasif dan aktif dan diminta keluarga dan klien
memperhatikan. Dilakukan 30 menit setelah hemodialysis di mulai.
 Pertama mengangkat tangan klien usahakan sendi pada tangan klien dapat semua
bergerak
 Setelah itu gerakan tangan klien kesamping dilanjutkan gerakan tangan ke dada
 Gerakan berikutnya gerakan rentang sendi, tangan klie ke perut. Kemudian ditekuk
lurus
 Setelah itu gerakkan persendian pada telapak tangan dan jari. Usahakan semua
rentang gerak yang mengalami kelemahan dapat digerakan
 Pada kaki tekuk kaki klien pada posisi 90 derajat kemudian diluruskan
 Gerakan kaki klien secara menyamping
 Lalu gerakan persendian pada pergelangan kaki.
 Lakukan pengukuran tekanan darah klien setiap 1 jam sekali selama dialysis
berlangsung

10. Evaluasi :
Perawat melakukan proyek inovasi pada seluruh klien yang sedang melakukan dialysis pada
27 Desember 2019 di ruang hemodialysis RSUD dr.Abdul Aziz Singkawang. Dalam
pelaksanaan proyek ini ada 7 pasien yang berpartisipasi. 5 diantaranya memperhatikan dan
mempraktekkan intradialisis ROM dengan baik dan benar sedangkan 2 lainnya tertidur pulas
sehingga perawat hanya mengajari teknik ROM pada keluarga yang menungguinya. Klien
semua mengerti tentang ROM yang di ajarkan oleh perawat dan melaksanakannya sepanjang
dialysis sesuai waktu anjuran perawat. Keluarga yang perawat ajarkan juga mengerti dan
dapat mengulangi apa yang perawat ajarkan dengan baik.

11. Hambatan :
Pelaksanaan proyek inovasi di ruang hemodialisi tidak memiliki hambatan berarti hanya saja
pasien yang sedang menjalani hemodialysis cenderung kesulitan menggerakkan tangan yang
tersambung selang dialysis sehingga tak dapat bergerak maksimal. Beberapa klien merasa
kesemutan setelah beberapa kali bergerak aktif sehingga perawat membantunya dengan
ROM pasif.

12. Respons perawat dan tim kesehatan lain :


Respon perawat ruangan untuk pelaksanaan proyek inovasi ini yaitu sangat mendukung
Terapi Intradialisis Rom (Range Of Motion) terhadap Depresi, Insomnia dan Asupan Nutrisi
pada Pasien Hemodialisis dikarenakan pada terapi ini tidak memerlukan biaya dan mudah
dilakukan keluarga. Saran dari perawat ruangan selalu memperhatikan tanda vital klien saat
melakukan teknik ini. Inovasi yang telah dilakukan oleh mahasiswa-mahasiswi program ners
dapat menjadi masukan sebagai aplikasi mobilisasi dengan teknik ROM di ruangan
perawatan.

13. Daftar Pustaka


Goh ZS, Griva K. (2018). Anxiety And Depression In Patients With End-Stage Renal
Disease: Impact And Management Challenges - A Narrative Review. International
Journal of Nephroogy and Renovascular Disease. 11:93-102.
Forwaty, Erni., Malini, Hema., Oktarina, Elvi. (2019). Pengaruh Intradialytic Range of Motion
(ROM) Exercise terhadap Depresi, Insomnia dan Asupan Nutrisi pada Pasien
Hemodialisis. Jurnal Kesehatan Andalas. 8(3).
Kim JC, Shapiro BB, Zhang M, Li Y, Porszasz J, Bross R, et al. (2014). Daily Physical
Activity And Physical Function In Adult Maintenance Hemodialysis Patients. Journal
of Cachexia, Sarcopenia and Muscle. 5(3):209-20.
14. Dokumentasi

Anda mungkin juga menyukai