Anda di halaman 1dari 4

Analisis Sintesis Tindakan Melakukan pengecekan Gula darah sewaktu

(GDS) Pada Tn. M Di Ruang IGD Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga

Nama Mahasiswa : Roni Aria Pradipta


NIM : P27220016229
Ruang : IGD RSUD Kota Salatiga
Tanggal : 2 Oktober 2017

A. Identitas klien
Nama klien : Tn. M
Umur : 63 tahun
RM : 18-19-375xxx
Alamat : Grobogan
Keluhan Utama : Pasien mengatakan badannya lemas dan nafas sesak
B. Diagnosa medis
Diabetes Militus tipe II
C. Diagnosa keperawatan :
Pola nafas tidakefektif
D. Data Pendukung Diagnosa Keperawatan
DS :
1. Pasien mengatakan badan lemas dari pagi tadi.
DO :
1. Turgor kulit cukup baik.
2. HR 88 x/mnt, RR 24 x/mnt , dan T 36,7 .
3. Pasien terlihat lemas.
E. Dasar Pemikiran
Pada diabetes melitus tipe II terdapat dua masalah utama yang berhungan dengan insulin, yaitu
resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan terikat dengan reseptor
khusus pada mukosa sel. Resistensi insulin pada DM tipe II disertai dengan penurunan sekresi atau
reaksi intrasel. Dengan demikian insulin menjadi tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan
glukosa oleh jaringan. Diabetes melitus merupakan kelainan neterogen yang ditandai oleh kenaikan
kadar gula dalam darah/ hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu
dalam darah. Glukosa dibentuk oleh hati dari makan yang dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu hormon
yang diproduksi oleh pangkreas, mengendalikan kadar gula dalam darah dengan mengatur produksi
dan penyimpanannya. Pada diabetes melitus, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap
insulin dapat menurun atau pangkreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin. Keadaan ini
dapat menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan komplikasi metabolik akut seperti
diabetes ketoasidosis dan sindrom hiperglikemik hiperosmoler non ketosik (HHNK). Hiperglikemia
jangka panjang dapat ikut menyebabkan komplikasi mikrovaskuler yang kronis (penyakit ginjal dan
mata) dan komplikasi neuropati (penyakit pada saraf).
Jadi, pengukuran gula darah sewaktu sangat penting guna untuk menegakkan suatu diagnosa dan
perencanaan tindakan selanjutnya.Prinsip Tindakan Keperawatan dan Tujuan Injeksi
1. Prinsip Tindakan:
a. Bersih.
2. Prosedur tindakan keperawatan injeksi ketorolac
 PERALATAN
a. Jarum tusuk
b. Kapas alkohol
c. Stik gula darah
d. Gluko test
e. Handscoon

 PELAKSANAAN
a. TAHAPAN PRA ORIENTASI
1) Dekatkan alat kesamping klien
2) Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
3) Mencuci tangan
b. TAHAP ORIENTASI
1) Memberi salam kepada pasien dan menyapa nama pasien
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3) Menanyakan kesetujuan/ kesiapan klien

c. TAHAP KERJA
1) Buka jarum penusuk
2) Pilih bagian jari yang akan ditusuk
3) Ambil darah tempelkan pada stik
4) Hidupkan alat gula darah
5) Masukan stik, tunggu hasil, matikan.
6) Lepaskan sarung tangan & cuci tangan
 TAHAP TERMINASI
a. Evaluasi klien setelah dilakukan
b. Rapikan alat-alat
c. Berpamitan dengan klien
d. Mencuci tangan
 Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan.
F. Analisa sintesa tindakan keperawatan
Kriteria diagnosis untuk gangguan kadar gula dalam darah. Pada ketetapan terakhir yang dikeluarkan
oleh WHO (dalam pertemuaan tahun 2005) disepakati bahwa angka tidak berubah dari ketetapan
sebelumnya yang dikeluarkan tahun 1999, yaitu:

metode pengambilan Bukan DM Belum DM DM


KGD Sewaktu
- Plasma Vena <100 110-199 >200
- Darah Kapiler <90 90-199 >200
KGD Puasa
- Plasma Vena <110 110-125 >126
- Darah Kapiler <90 90-109 >110
` Glukosa dapat diukur dalam darah atau serum keseluruhan (yaitu, plasma). Secara historis
nilai glukosa darah diberikan dalam seluruh tubuh, namun sebagian besar laboraturium sekarang
mengukur dan melaporkan tingkat glukosa serum. Karena eritrosit (sel darah merah) memiliki
konsentrasi yang lebih tinggi protein (misal, hemoglobin).
G. Bahaya yang mungkin muncul
Terkadang sering terjadi kesalahan penetapan kadar glukosa yang bervariasi, tergantung pada
laboraturium, dan metode yang digunakan. Kerusakan alat (gluko test) dapat menurun keakuratan
pemeriksaan gula darah hal ini tidak dapat untuk menegakan suatu diagnosa, maka dari itu cek alat
dulu sebelum melakukan pengukuran gula darah.
H. Tindakan Keperawatan Lain Yang Dapat Dilakukan
1. Melakukan pemasangan infus untuk menjaga ststus hemodinamik klien
2. Kolaborasi dengan dokter terhadap pengelolaan terapi klien (insulin)
3. Pemeriksaan TTV: TD: 139/90mmHg,RR: 29x/mnt, N: 84x/mnt,S: 36˚C
4. Pemberian terapi O2 3L/mnt
5. Pemberian terapi nebulizer

I. Hasil Yang Didapatkan Setelah melakukan Tindakan


S
a. Pasien mengatakan masih lemas dan malas makan

O:

a. HR 84 x/mnt, RR 22 x/mnt, T 36,7 ,


b. Turgor tetap elastis, konjungtiva non anemis.
A : Tujuan tercapai
P : Lanjutkan intervensi dan monitor balance cairan.

J. Evaluasi
a. Tindakan dilakukan sesuai prosedur dan prinsip bersih .
K. Daftar Pustaka

Maspri’s handout. 2011. Note for nurse during study

Nanda International. 2009. NURSING DIAGNOSES : Defenitions & Classifications. United States of
America: NANDA International Philadelphia

Smeltzer, Suzanne C, Brenda G bare, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth
Edisi 8 Vol 2 alih bahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasmin asih, Jakarta : EGC,
2002.
Susanti, D. Buku panduan praktikum laboraturium konsep dasar keprawatan II. Yogyakarta : PSIK
Stikes A.Yani Yogyakarta.
mengetahui
Mahasiswa praktikan Pembimbing Klinik/CI
(…………………….) (……………………….)

Anda mungkin juga menyukai