1. a. Diagnosa Keperawatan
planafas tidak efektif b.d proses penyakit
b. Pengkajian / Data fokus
DS: Klien mengeluh sesak nafas
DO: pasien terlihat sesak nafas,
RR: 29x/menit
c. Dasar Pemikiran
Pada diabetes melitus tipe II terdapat dua masalah utama yang berhungan dengan
insulin, yaitu resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Normalnya insulin akan
terikat dengan reseptor khusus pada mukosa sel. Resistensi insulin pada DM tipe II
disertai dengan penurunan sekresi atau reaksi intrasel. Dengan demikian insulin menjadi
tidak efektif untuk menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Diabetes melitus
merupakan kelainan neterogen yang ditandai oleh kenaikan kadar gula dalam darah/
hiperglikemia. Glukosa secara normal bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah.
Glukosa dibentuk oleh hati dari makan yang dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu hormon
yang diproduksi oleh pangkreas, mengendalikan kadar gula dalam darah dengan
mengatur produksi dan penyimpanannya.
Pada diabetes melitus, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat
menurun atau pangkreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin. Keadaan ini
dapat menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan komplikasi metabolik akut
seperti diabetes ketoasidosis dan sindrom hiperglikemik hiperosmoler non ketosik
(HHNK). Hiperglikemia jangka panjang dapat ikut menyebabkan komplikasi
mikrovaskuler yang kronis (penyakit ginjal dan mata) dan komplikasi neuropati
(penyakit pada saraf).
Jadi, pengukuran gula darah sewaktu sangat penting guna untuk menegakkan
suatu diagnosa dan perencanaan tindakan selanjutnya.
2. Tindakan yang dilakukan
Melakukan pengecekan Gula darah sewaktu (GDS)
3. Prinsip-prinsip tindakan
Bersih
a) Pre interaksi
b) Persiapan alat
- Jarum tusuk
- Kapas alkohol
- Stik gula darah
- Gluko test
- Handscoon
c) Interaksi
d) Kerja
- Buka jarum penusuk
- Pilih bagian jari yang akan ditusuk
- Ambil darah tempelkan pada stik
- Hidupkan alat gula darah
- Masukan stik, tunggu hasil, matikan.
e) Dokumentasi