Anda di halaman 1dari 4

DIABETES MELLITUS ( DM ) TIPE 2

Nomor dokumen : 445.4/SOP- /PKM-Sbpr/2018


No.Revisi : 00
SOP
Tgl.terbit : 3 Januari 2018
Halaman : 1/5

UPTD H. Suroyo S.IP.M.Kes


Puskesmas Sambongpari NIP. 19690214 199403 1 008

Diabetes Melitus (DM) tipe 2, menurut American Diabetes


1. Pengertian
Association (ADA) adalah kumulan gejala yang ditandai oleh
hiperglikemia akibat defek pada kerja insulin (resistensi insulin)
dan sekresi insulin atau kedua-duanya. Berdasarkan Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, terjadi peningkatan
dari 1,1% (2007) menjadi 2,1% (2013). Proporsi penduduk ≥15
tahun dengan diabetes mellitus (DM) adalah 6,9%.WHO
memprediksi kenaikan jumlah penyandang DM tipe 2 di Indonesia
dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada
tahun 2030.
Sebagai acuan petugas dalam penerapan langkah-langkah
2. Tujuan
penatalaksanaan Diabetes mellitus ( DM ) tipe 2 di UPTD
Puskesmas Sambongpari
SK. Kepala UPTD Puskesmas Sambongpari Nomor......../....../
3. Kebijakan
SK/2018 tentang pelayanan klinis..
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
4. Referensi
HK.02.02 / Menkes/ 514 / 2015 tentang Panduan Praktik Klinis
Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama.
Peralatan
5. Prosedur/
1. Laboratorium untuk pemeriksaan gula darah
Langkah- 2. Alat Pengukur berat dan tinggi badan
langkah
Prosedur :
1. Dokter memakai APD ( masker ) saat melakukan
pelayanan ke pasien
2. Dokter melakukan anamnesis kepada pasien
(Subyektif)
A. Keluhan
1. Polifagia
2. Poliuri
3. Polidipsi
4. Penurunan berat badan yang tidak jelas sebabnya

Keluhan tidak khas:


1. Lemah
2. Kesemutan (rasa baal di ujung-ujung ekstremitas)
3. Gatal
4. Mata kabur
5. Disfungsi ereksi pada pria
6. Pruritus vulvae pada wanita
7. Luka yang sulit sembuh

B. Faktor risiko : Faktor risiko


1. Berat badan lebih dan obese (IMT ≥ 25 kg/m2)
2. Riwayat penyakit DM di keluarga
3. Mengalami hipertensi (TD ≥ 140/90 mmHg atau
sedang dalam terapi hipertensi)
4.Aktifitas jasmani yang kurang

3. Petugas Melakukan pemeriksaaan fisik (Objektif )


Pemeriksaan Fisik :
1. Penilaian berat badan
2. Mata : Penurunan visus, lensa mata buram
3. Extremitas : baal dan kesemutan

4. Setelah melakukan pemeriksaan fisik kemudian


pemeriksa menganjurkan pasien ke Laboratorium
diperiksa gula darahnya :
Pemeriksaan Penunjang terdiri :
1. Gula Darah Puasa
2. Gula Darah 2 jam Post Prandial
3. Gula darah sewaktu (yang sering dilakukan)
Setelah ada hasil Laboratorium ,pasien kembali ke R.
pemeriksaan umum untuk diserahkan kepada pemeriksa
( Dokter ) untuk menegakkan diagnosa.

5. Dokter menegakkan diagnosa klinis (Assessment)


Diagnosis Klinis Kriteria diagnostik DM
1. Gejala Klasik DM+ Kadar glukosa plasma puasa ≥ 126
mg/dl. Puasa diartikan pasien tidak mendapat kalori
tambahan sedikitnya 8 jam
2. Gejala Klasik DM+ Kadar glukosa plasma 2 jam PP≥ ...
mg/dl.
3. Gejala Klasik DM+ Kadar glukosa plasma sewaktu ≥ ....
mg/dl.

6. Dokter menentukan ada tidaknya komplikasi :


1. Akut
Ketoasidosis diabetik, Hiperosmolar non ketotik,
Hipoglikemia
2. Kronik
Makroangiopati, Pembuluh darah jantung, Pembuluh
darah perifer, Pembuluh darah otak
3. Mikroangiopati
Pembuluh darah kapiler retina, pembuluh darah
kapiler renal
4. Neuropati
5. Gabungan: Kardiomiopati, rentan infeksi, kaki
diabetik, disfungsi ereksi

7. Dokter menyusun rencana penatalaksanaan


komprehensif (Plan )
Penatalaksanaan Terapi untuk Diabetes Melitus dilakukan
dengan modifikasi gaya hidup dan pengobatan (algoritma
pengelolaan DM tipe 2
Cara Pemberian OHO, terdiri dari:
1. OHO dimulai dengan dosis kecil dan ditingkatkan
secara bertahap sesuai respons kadar glukosa darah,
dapat diberikan sampai dosis optimal.
2. Sebaiknya untuk awal obat tunggal ,bias juga
kombinasi
2. Sulfonilurea: 15 –30 menit sebelum makan.
3. Metformin : 3x500 mg atau dosis disesuaikan,
sebelum/pada saat/sesudah makan.
4. Penghambat glukosidase (Acarbose): bersama makan
suapan pertama.

Rencana Tindak Lanjut:


Tindak lanjut adalah untuk pengendalian kasus DM
berdasarkan parameter berikut:

Table 12.2 Kriteria pengendalian DM (berdasarkan


konsensus DM)

Baik Sedang Buruk


Glukosa 80 – 99 100 – 125 ≥126
darah puasa
( mg/dl )
Glukosa 80 – 144 145 – 179 ≥180
darah 2 jam
( mg/ dl )
A1C ( % ) < 6,5 6,5 – 8 ≥8
Kolesterol
total ( mg/ dl ) < 200 200- 239 ≥ 240
Kolesterol
LDL ( mg/ dl ) < 100 100 – 129 ≥ 130
Kolesterol Pria > 40
HDL ( mg/ dl ) Wanita > 50
Trigliserida 150 – 199 ≥ 200
( mg/ dl ) < 150
IMT (kg/ m2) 18,5 - 23 23 – 25 >25

Tekanan ≤ 130/80 >130 – 140 / >140/90


darah ( >80 - 90
mmHg)

Keterangan: Angka-angka laboratorium di atas adalah hasil


pemeriksaan plasma vena. Perlu konversi nilai kadar glukosa
darah dari darah kapiler darah utuh dan plasma vena.

8. Dokter memberikan konseling dan edukasi kepada


pasien dan keluarganya.
Edukasi meliputi pemahaman tentang:
1. Penyakit DM tipe 2 tidak dapat sembuh tetapi dapat
Dikontrol.
2. Gaya hidup sehat harus diterapkan pada penderita
misalnya olahraga, menghindari rokok, dan menjaga
pola makan, Kurangi makanan yang manis dan
mengandung karbohidrat (tepung ,kue dll )
3. Pemberian obat jangka panjang dengan kontrol teratur
setiap 2 minggu atau 10 hari sekali.

9. Setelah mendapat terapi oral dari pemeriksa ( Dokter )


,Pasien dikonsulkan ke Bagian Gizi ( atas persetujuan
pasien ) untuk mendapatkan edukasi/ penyuluhan
tentang pola makan / gizi untuk penyakit Diabetes
Mellitus.
10. Dokter menetapkan kriteria rujukan
Untuk penanganan tindak lanjut pada kondisi berikut:
1) DM tipe 2 dengan komplikasi
2) DM tipe 2 dengan kontrol gula buruk
3) DM tipe 2 dengan infeksi berat .
6. Diagram -
Alur
7. Hal Yang
Harus -
Diperhatikan
1. R. Pemeriksaan Umum
8. Unit Terkait
2. Laboratorium
3. R. Klinter (Gizi )
9.Dokumen
Rekam medik, Form Kajian Tim Terpadu / Terintegrasi
terkait
10.Rekaman
Historis No Yang Isi Tanggal Mulai

Perubahan . Diubah Perubahan Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai