Anda di halaman 1dari 2

RSUD PRINGSEWU PPOK

No. Dokumen No. Revisi Halaman

SPO/RSUP/ HPK/019 1 1 dari 3

SPO Tanggal terbit Ditetapkan oleh :

Direktur

22 Agustus 2017
dr. Teddy Sp.PD

NIP : 19710902 200212 1 006

1. PENGERTIAN PPOK adalah penyakit paru kronik yang dapat dicegah dan diobati,
dikarakteristikkan dengan hambatan aliran udara yang persisten, progresif dan
berhubungan dengan peningkatan respons inflamasi kronis di paru terhadap
partikel dan gas berbahaya. Eksaserbasi dan komorbid berkontribusi terhadap
keseluruhan keparahan tiap individu. Prevalensi PPOK tertinggi terdapat di Nusa
Tenggara Timur (10,0%), diikuti Sulawesi Tengah (8,0%), Sulawesi Barat, dan
Sulawesi Selatan masing-masing 6,7 persen. PPOK lebih tinggi pada laki-laki
dibanding perempuan dan lebih tinggi di perdesaan dibanding perkotaan.
Prevalensi PPOK cenderung lebih tinggi pada masyarakat dengan pendidikan
rendah dan kuintil indeks kepemilikan terbawah.
2. TUJUAN Sebagai acuan dalam penatalaksanaan penyakit Influenza di Puskesmas Parigi
3. KEBIJAKAN SK Kepala Puskesmas No. tentang
4. REFERENSI Buku Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Primer ,
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
5. ALAT DAN
BAHAN 1. ATK
2. Buku Rekam medis
3. Tensimeter
4. Thermometer
5. Stetoskop
6. Lampu senter
7. Tabung oksigen
8. Masker sungkup
9. Kanul hidung
10.Nebulizer

6. PROSEDUR 1. Petugas melakukan tindakan asepsis dan antisepsis


2. Petugas menerima status pasien dari ruang TTV
3. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut dr loket pendaftaran
4. Petugas memeriksa kelengkapan hasil pemeriksaan TTV
5. Petugas mengarahkan pasien untuk pemeriksan dokter
6. Dokter melakukan anamnesa
Keluhan penyakit PPOK adalah
 Sesak napas
 Kadang-kadang disertai mengi
 Batuk kering atau dengan dahak yang produktif
 Rasa berat di dada
7. Dokter melakukan Pemeriksaan fisik:
a. Inspeksi ; Sianosis sentral pada membran mukosa mungkin ditemukan,
Abnormalitas dinding dada ; barrel chest ; Laju respirasi istirahat
meningkat lebih dari 20 kali/menit dan pola napas lebih dangkal ;
Pursed - lips breathing (mulut setengah terkatup mencucu),
Penggunaan otot bantu napas adalah indikasi gangguan pernapasan g.
Bila telah terjadi gagal jantung kanan terlihat denyut vena jugularis di
leher dan edema tungkai
b. Palpasi dan Perkusi ; Sering tidak ditemukan kelainan pada PPOK;
Irama jantung di apeks mungkin sulit ditemukan karena hiperinflasi
paru ; Hiperinflasi menyebabkan hati letak rendah dan mudah di
RSUD PRINGSEWU PPOK
No. Dokumen No. Revisi Halaman

SPO/RSUP/ HPK/019 1 1 dari 3

SPO Tanggal terbit Ditetapkan oleh :

Direktur

22 Agustus 2017
dr. Teddy Sp.PD

NIP : 19710902 200212 1 006

palpasi
c. Auskultasi ;Mengi selama pernapasan biasa menunjukkan keterbatasan
aliran udara. Tetapi mengi yang hanya terdengar setelah ekspirasi
paksa tidak spesifik untuk PPOK ; Ronki basah kasar saat inspirasi dapat
ditemukan ; Bunyi jantung terdengar lebih keras di area xiphoideus

8. Dokter melakukan pemeriksan penunjang : Pemeriksaan penunjang yang


dapat dilakukan adalah uji jalan 6 menit yang dimodifikasi. Untuk di
Puskesmas dengan sarana terbatas, evaluasi yang dapat digunakan adalah
keluhan lelah yang timbul atau bertambah sesak.
9. Petugas menegakkan diagnose dan membuat resep untuk pasien
Penatalaksanaan
 Obat-obatan dengan tujuan mengurangi laju beratnya penyakit dan
mempertahankan keadaan stabil.
 Bronkodilator dalam bentuk oral, kombinasi golongan β2 agonis
(salbutamol) dengan golongan xantin (aminofilin dan teofilin). Masing-
masing dalam dosis suboptimal, sesuai dengan berat badan dan beratnya
penyakit. Untuk dosis pemeliharaan, aminofilin/teofilin 100-150 mg
kombinasi dengn salbutamol 1 mg.
 Kortikosteroid digunakan dalam bentuk inhalasi, bila tersedia.
 Ekspektoran dengan obat batuk hitam (OBH) 5. Mukolitik (ambroxol) dapat
diberikan bila sputum mukoid.
Penatalaksanaan PPOK eksaserbasi
 Oksigen (bila tersedia);
 Bronkodilator Pada kondisi eksaserbasi, dosis dan atau frekuensi
bronkodilator kerja pendek ditingkatkan dan dikombinasikan dengan
antikolinergik. Bronkodilator yang disarankan adalah dalam sediaan
inhalasi. Jika tidak tersedia, obat dapat diberikan secara injeksi,
subkutan, intravena atau perdrip, misalnya: Adrenalin 0, 3 mg subkutan,
digunakan dengan hati-hati Aminofilin bolus 5 mg/kgBB (dengan
pengenceran) harus perlahan (10 menit) utk menghindari efek
samping.dilanjutkan dengan perdrip 0,5-0,8 mg/kgBB/jam.
 Kortikosteroid diberikan dalam dosis 30 mg/hari diberikan maksimal
selama 2 minggu. Pemberian selama 2 minggu tidak perlu tapering off.
 Antibiotik yang tersedia di Puskesmas
 Pada kondisi telah terjadi kor pulmonale, dapat diberikan diuretik dan
perlu berhati-hati dalam pemberian cairan.
8. Kriteria rujukan
 Untuk memastikan diagnosis dan menentukan derajat PPOK
 PPOK eksaserbasi
 Rujukan penatalaksanaan jangka panjang
7. UNIT TERKAIT UGD
Ruang alamanda
Ruang penyakit dalam
8. DOKUMEN Rekam medis
TERKAIT

Anda mungkin juga menyukai