Anda di halaman 1dari 3

POLIP HIDUNG

BATASAN
Polip hidung adalah pengertian morfologis (bentuk) yang berarti penonjolan mukosa
kavum nasi yang panjang dan bertangkai. Polip buka neoplasma, tetapi psedotumor.

PATOFISIOLOGI
Penyebab pasti belum diketahui. Yang masih dianggap sebagai faktor penyebab adalah
alergi dan radang kronik yang berlangsung lama dan berulang-ulang, menimbulkan
hambatan aliran kembali cairan interstisial dan seterusnya secara berturut-turut timbul
udim, penonjolan mukosa, panjang dan bertangkai, maka terbentuklah polip. Derajat
kepadatan jaringan ikat dan pembuluh darah menentukan derajat udim, sehingga
menentukan timbulmnya polip. Karena konka nasi inferior dan septum nasi mengandung
banyak jaringan ikat padat, maka polop jarang ditemui pada organ-organ tersebut. Stroma
mengandung jaringan ikat yang terenggang oleh cairan interstisial, mengandung banyak
saluran limfe yang melebar, tetapi sedikit pembuluh darah dan syaraf. Didapat tumpukan
limfosit, sel plasma dan eosinofil dalam jumlah yang bervariasi.

Polip hidung dibedakan:


- Multipel, sering dijumpai, biasanya berasal dari sel-sel etmoid.
- Soliter berasal dari sinus maksilaris dan tumbuh kearah koane (polip koanal).

Polip lebih banyak dijumpai pada laki-laki daripada wanita, banyak pada usia muda dan
jarang pada anak-anak.

GEJALA KLINIK
- Rimorea/pilek yang terus menerus, sekret mukus. Pilek bertambah hebat dan sekret
menjadi encer kalau penderita terserang rinitis akut atau serangan alergi.
- Buntu hidung, bisa parsial atau total tergantung besar atau banyaknya polip.
- Gejala-gejala lain adalah akibat buntu hidung, misalnya: suara bindeng, karies gigi,
batuk, sakit kepala.

1
- Semua gejala-gejala ini bertambah secara lambat tetapi progresif.

DIAGNOSIS
1 Anamnesis yang cermat dan teliti.
2 Pemeriksaan fisik
i) Inspeksi: dapat dijumpai pelebaran kavum nasi terutama pada polip yang
berasal dari sel-sel etmoid.
ii) Rinoskopi anterior: tampak sekret mukus dan polip multipel atau soliter. Polip
kecil sring tak terlihat.
iii) Rinoskopi posterior: kadang-kadang dapat dijumpai polip koanal.
3 Pemeriksaan tambahan
i) Naso-endoskopi untuk melihat KOM secara cermat, plip kecil dapat terlihat.

DIAGNOSIS BANDING
- Angiofibroma nasofaring juvenilis: tampak seperti polip koanal, tetapi relatif mudah
berdarah.
- “Inverted Cell Papilloma”: tampak seperti polip multipel, tetapi biasanya unilateral
dan banyak pada orang berusia lanjut.
- Meningokel: biasanya pada bayi atau anak-anak. Polip jarang dijumpai pada anak-
anak maupun bayi.

PENYULIT
Jarang terjadi; kalau ada sebagai akibat tertutupnya ostium sinus paranasal atau
ostium tuba yakni polip dalam sinus paranasal, sinusitis paranasal atau otitis media.

TERAPI

Terapi kausal belum ada.

Yang dilakukan adalah:


- Ekstraksi polip intranasal

2
- Terapi dari sudut alergi kalau ada latar belakang alergi.(lihat Rinitis alergi).
- Bedah Sinus Endoskopi Fungsional (BSEF)
- Operasi Caldwell-Luc kalau polip mengisi sinus maksilaris
- Semprot hidung steroid intranasal (Mometason, Triamsinolon, Flutikason, dsb)

DAFTAR PUSTAKA

1 Montgomery W, Singer M, Hamaker R. Tumors of the nose and paranasal sinuses. In:
Ballenger JJ. Diseases of the nose, throat, ear, head and neck. 13th external ear.
Philadelphia: Lea & Febiger, 1985:254-55.
2 Drake-Lee AB. Nasal polyps. In: Ballantyne J, Groves J, eds. Scott-Brown’s diseases
of the ear, nose, throat. 5th ed. London: Butterwoths, 1987:142-53.
3 Marshall KG, Attia EL. Disorder of the nose and paranasal sinus. Massachusetts:
PSG Publishing Company, Inc, 1987:217-31.

Anda mungkin juga menyukai