Anda di halaman 1dari 18

POLIP NASAL

DM RSUD Bojonegoro 2012-2014 Grup G


DEFINISI
Polip nasal adalah massa lunak yang
tumbuh di dalam rongga hidung yang muncul
ke cavum nasal. Kebanyakan polip berwarna
putih bening atau keabu abuan, mengkilat,
lunak karena banyak mengandung cairan
(polip edematosa).
Polip yang sudah lama dapat berubah
menjadi kekuning kuningan atau kemerah
merahan, suram dan lebih kenyal (polip
fibrosa)
ETIOLOGI
Polip merupakan manifestasi utama dari inflamasi kronis.
Beberapa kondisi yang berhubungan dengan polip nasal
seperti:
1. Rhinitis alergi,
2. Sinusitis alergi jamur,
3. Sindrom Churg-Strauss
4. Fibrosis kistik,
5. Primary ciliary dyskinesia,
6. Kartagener syndrome, dan
7. Young syndrome
PATOGENESIS
Patogenesis polip nasal masih belum diketahui.
Polip bisa berasal dari adanya epitel mukosa yang
rupture oleh karena trauma, infeksi, dan alergi yang
menyebabkan edema mukosa, sehingga jaringan
menjadi prolaps.
Polip nasal juga dapat berasal dari tekanan negatif
udara yang mengalir melalui tempat yang sempit.
Jaringan yang lemah akan terisap oleh tekanan
negatif sehingga mengakibatkan edema mukosa dan
pembentukan polip.
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS
Gejala utama dari polip nasal adalah sumbatan
hidung yang terus menerus namun dapat bervariasi
tergantung dari lokasi polip. Pasien juga mengeluh
keluar ingus encer dan post nasal drip. Anosmia dan
hiposmia juga menjadi ciri dari polip nasal.
PEMERIKSAAN
Pada pemeriksaan rinoskopi anterior dan posterior
dapat dijumpai massa polipoid, licin, berwarna pucat
keabu-abuan yang kebanyakan berasal dari meatus
media dan prolaps ke kavum nasal. Polip nasal tidak
sensitif terhadap palpasi dan tidak mudah berdarah.
Pemeriksaan nasoendoskopi memberikan
visualisasi yang baik terutama pada polip yang kecil
di meatus media.

PEMERIKSAAN
Stadium polip menurut Mackay dan Lund dibagi
menjadi:
1. Stadium 0: tanpa polip,
2. stadium 1: polip terbatas di meatus media,
3. Stadium 2: polip di bawah meatus media,
4. stadium 3: polip masif.
Polip nasal tidak selalu bilateral, dapat unilateral.
Bila unilateral membutuhkan pemeriksaan
histopatologi untuk menyingkirkan keganasan atau
kondisi lain seperti papiloma inverted.
PEMERIKSAAN
Berdasarkan penemuan histopatologi, Hellquist
HB mengklassifikasikan polip nasal menjadi 4 tipe
yaitu :
1. Eosinophilic edematous type (stroma edematous
dengan eosinofil yang banyak),
2. Chronic inflammatory or fibrotic type (mengandung
banyak sel inflamasi terutama limfosit dan neutrofil
dengan sedikit eosinofil),
3. Seromucinous gland type (tipe I+hiperplasia
kelenjar seromucous),
4. Atypical stromal type
PEMERIKSAAN
Berdasarkan jumlahnya polip dibedakan menjadi:
1. Soliter (Antrochoanal), berasal dari sel sel
permukanan sinus maksila, berjumlah satu buah,
umumnya unilateral, dan lebih sering ditemukan
pada anak-anak serta jarang kambuh
2. Multiple (Ethmoidal), berasal dari sel sel
permukaan sinus ethmoidalis, berjumlah lebih dari
satu, lebih sering bilateral, dan lebih sering
ditemukan pada orang dewasa serta sering
kambuh.
MULTIPLE SOLITER
DIAGNOSIS
Diagnosis polip nasal dapat ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan rinoskopi
anterior, pemeriksaan nasoendoskopi .
DIAGNOSIS BANDING
Polip didiagnosabandingkan dengan konka
polipoid, yang ciri cirinya sebagai berikut :
POLIP KONKA POLIPOID
Bertangkai
Mudah digerakkan
Konsistensi lunak
Tidak nyeri tekan
Tidak mudah berdarah
Pada pemakaian
vasokonstriktor tidak
mengecil
Tidak bertangkai
Sukar digerakkan
Nyeri bila ditekan dengan pinset
Mudah berdarah
Dapat mengecil dengan
vasokonstriktor
PENATALAKSANAAN
Terdapat beberapa pilihan pengobatan untuk polip
nasal yaitu
1. Medikamentosa, misalnya:
Prednison 50 mg/hari atau deksametason selama 10
hari, (tappering off).
Suntikan intrapolip, misalnya triamsinolon asetonid atau
prednisolon 0,5 cc, tiap 5 7 hari sekali.
Obat semprot hidung yang mengandung kortikosteroid,
2. Pembedahan konvensional sederhana
(polipektomi) dengan menggunakan snare polip
3. Bedah endoskopi yang memakai alat lebih
lengkap.
PROGNOSIS
Polip hidung sering tumbuh kembali, oleh karena
itu pengobatannya juga perlu ditujukan kepada
penyebabnya.

Anda mungkin juga menyukai