Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

POLIP NASAL
RIFA FASYIA DEADITA LUBIS

Kepaniteraan klinik ILMU THT


Rsaa singkawang
Fakultas kedokteran
universitas tanjungpura

PEMBIMBING: dr. MUSLIM M AMIN, SP. THT-KL


Pendahuluan
Polip nasal merupakan massa edematous yang lunak berwarna putih atau keabu-
abuan yang terdapat di dalam rongga hidung dan berasal dari pembengkakan
mukosa hidung atau sinus. Etiologi dan patogenesis dari polip nasal belum diketahui
secara pasti. Dengan patogenesis dan etiologi yang masih belum ada kesesuaian,
maka sangatlah penting untuk dapat mengenali gejala dan tanda polip nasal untuk
mendapatkan diagnosis dan pengelolaan yang tepat.
POLIP NASAL
Anatomi Hidung
Definisi
Polip nasal adalah massa lunak yang tumbuh di dalam rongga hidung. Kebanyakan
polip berwarna putih keabu-abuan, mengkilat, lunak karena mengandung cairan.
Epidemiologi
◦ Polip multiple yang jinak biasanya timbul setelah usia 20 tahun dan lebih sering
pada usia diatas 40 tahun.
◦ Di Indonesia studi epidemiologi menunjukan bahwa perbandingan pria dan wanita
2-3:1 dengan prevalensi 0,2%-4,3%
Etiologi
Yang dapat menjadi faktor predisposisi terjadinya polip antara lain:
1. Alergi terutama rinitis alergi.
2. Sinusitis kronik.
3. Iritasi.
4. Sumbatan hidung oleh kelainan anatomi seperti deviasi septum dan hipertrofi
konka.
Patogenesis Teori Bernstein

perubahan pada mukosa


Inflamasi Kronis hidung karena
peradangan atau aliran
udara yang berturbulensi,
Polip Disfungsi Saraf terutama pada daerah
Otonom sempit kompleks
ostiomeatal. Terjadi
Predisposisi prolapse submukosa yang
Genetik diikuti oleh reepitelisasi
dan pembentukan
kelenjar baru. Juga terjadi
peningkatan dari
penyerapan natrium oleh
permukaan sel epitel
yang menyebabkan
retensi air sehingga
terbentuk polip.
Gejala Klinis
◦ Secara makroskopis polip merupakan massa bertangkai dengan permukaan licin,
berbentuk bulat atau lonjong, berwarna putih keabuan, agak bening, lobular, dapat
tunggal ataupun multiple dan tidak sensitif.
◦ Pasien akan mengeluhkan susah bernapas, tidak dapat membaui, nyeri kepala,
bersin dan discharge nasal yang cair dan adanya massa dalam lubang hidung.
Diagnosis
Anamnesis Hidung tersumbat, rinore, hiposmia hingga anosmia

Pemeriksaan
Fisik

Naso Endoskopi Diagnosis polip yang baru karena pada rinoskop anterior
terkadang tidak terlihat

Radiologi Foto polos dan CT Scan

Stadium 1: polip masih terbatas di meatus medius


Stadium Polip Stadium 2: polip sudah keluar dari meatus medius, tampak
di rongga hidung namun belum memenuhi rongga hidung
Stadium 3: polip yang massif.
Tatalaksana
Konservatif Pembedahan
Polipektomi yang dapat
dilakukan
menggunakan senar
polip dengan analgesi
normal, intranasal
ethmoidectomy,
extranasal
Kortikosteroid sistemik
ethmoidectomy,
ataupun topikal
transantral
ethmoidectomy dan
endoscopic sinus
surgery yaitu
menggunakan
endoskop 0o, 30o dan
70o
Prognosis
Umumnya setelah penatalaksanaan yang dipilih prognosis polip hidung ini baik
(dubia et bonam).
KESIMPULAN
Polip nasal merupakan massa lunak yang tumbuh di dalam rongga hidung,
berwarna putih keabu-abuan, mengkilat, lunak. Polip hidung biasanya terbentuk
sebagai akibat reaksi hipersensitif atau reaksi alergi pada mukosa hidung. Peranan
infeksi pada pembentukan polip hidung belum diketahui dengan pasti. Pemberian
kortikosteroid untuk menghilangkan polip nasal disebut sebagai polipektomi
medikamentosa.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai