Anda di halaman 1dari 16

REFERAT

PELVIC INFLAMMATORY DISEASE


(PID)
Pembimbing: Oleh:
dr. Romy Ade Putra, Sp.OG Argunmas
Rifa Fasyia Deadita Lubis

Kepaniteraan Klinik Stase Ilmu Kesehatan Wanita


RUMKIT Tk. II Kartika Husada Kuburaya
Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura
2021
DEFINISI

• Pelvic Inflammatory Disease (PID) adalah


penyakit infeksi dan inflamasi pada traktus
reproduksi bagian atas, termasuk uterus, tuba
fallopi, dan struktur penunjang pelvis.
EPIDEMIOLOGI

• Sekitar 1 juta kasus PID terjadi di Amerika Serikat dalam


setahun dengan usia tertinggi 20-24 tahun
• PID menyebabkan 0,29 kematian per 1000 wanita usia 15-
44 tahun
• Diperkirakan 100000 wanita menjadi infertil diakibatkan
oleh PID.
FAKTOR RESIKO

• Aktivitas seksual
• Kontrasepsi
• Etnik
• Infeksi bakterial vaginosis
• Merokok
ETIOLOGI

• PID biasanya disebabkan oleh  N. Gonorrhea dan


C. Trachomatis.
• Mikroorganisme endogen (G. Vaginalis) yang
ditemukan di vagina juga sering ditemukan pada
traktus genitalia wanita dengan PID
PATOFISIOLOGI

• PID disebabkan oleh penyebaran mikroorganisme


secara asenden ke traktus genital atas dari vagina
dan serviks.
• PID timbul dengan 2 tahap.
• Tahap pertama melibatkan akuisisi dari vagina
atau infeksi servikal. Penyakit menular seksual
yang menyebabkannya mungkin asimptomatik.
PATOFISIOLOGI

• Tahap kedua timbul oleh penyebaran asenden


langsung mikroorganisme dari vagina dan serviks.
Mukosa serviks menyediakan barier fungsional
melawan penyebaran ke atas, namun efek dari
barier ini berkurang akibat pengaruh perubahan
hormonal yang timbul selama ovulasi dan
mestruasi.
DIAGNOSIS

Kriteria klinis minimum pada Satu atau lebih kriteria tambahan berikut dapat
pemeriksaan panggul: digunakan untuk meningkatkan spesifisitas kriteria
klinis minimum dan mendukung diagnosis PID:
• Cervical motion tenderness
• Suhu (> 38.3 ° C) 
• Uterine tenderness
• Vaginal discharge mukopurulen, serviks yang
• Adnexal tenderness abnormal atau kerapuhan serviks
• WBC yang banyak pada mikroskop saline cairan
Laparoskopi adalah standar vagina
baku untuk diagnosis defenitif • Peningkatan laju endap darah
PID. Mengevaluasi cairan di • Protein C-reaktif tinggi
dalam abdomen dilakukan
untuk menginterpretasi • Dokumentasi laboratorium infeksi serviks dengan
N. gonorrhoeae atau C. trachomatis
DIAGNOSIS BANDING

• Tumor adnexa
• Appendicitis
• Servisitis
• Kista ovarium
• Torsio ovarium
• Aborsi spontan
• Infeksi saluran kemih
• Kehamilan ektopik
• Endometriosis
TATALAKSANA

• Cefotetan atau cefoxitin IV, terapi oral dengan doksisiklin


100 mg (2x1 selama 14 hari)
• Klindamisin atau gentamisin, terapi oral dengan
klindamisin 450 mg oral 4x1 atau doksisiklin 100 mg 2x1
selama 14 hari terapi
• Pada abses tuboovarium, klindamisin 450 mg oral 4x1 atau
metronidazol 500 mg 2x1selama 14 hari
TATALAKSANA

• Terapi IM/oral dapat dipertimbangkan untuk wanita dengan PID akut


ringan hingga sedang
• Ceftriaxone 250mg IM single dose+Doxycycline 100mg oral 2x1
dengan/tanpa Metronidazole 500mg oral 2x1 selama 14 hari
• Cefoxitin 2g IM single dose dan Probenecid 1g diberikan single dose
bersamaan+Doxycycline 100mg oral 2x1 dengan/tanpa
Metronidazole 500mg oral 2x1 selama 14 hari
• Gerenrasi ke 3 cephalosporin (spt ceftizoxime atau cefotaxime)
+Doxycycline 100mg oral 2x1 dengan/tanpa Metronidazole 500mg
oral 2x1 selama 14 hari
PENCEGAHAN

• Peningkatan edukasi masyarakat, penapisan rutin,


diagnosis dini, serta penanganan yang tepat terhadap
infeksi chlamidya berpengaruh besar dalam menurunkan
angka PID.
• Pasien yang telah didiagnosa dengan PID atau penyakit
menular seksual harus diterapi hingga tuntas, dan terapi
juga dilakukan terhadap pasangannya untuk mencegah
penularan kembali.
PROGNOSIS

• Prognosis pada umunya baik jika didiagnosa dan diterapi


segera. 
• Terapi dengan antibiotik memiliki angka kesuksesan
sebesar 33-75%.
• Terapi pembedahan lebih lanjut dibutuhkan pada 15-20%
kasus.
KOMPLIKASI

• Abses tuba ovarian


• Nyeri pelvis kronik
• Kehamilaån ektopik
• Infertilitas
• Kegagalan implantasi
KESIMPULAN

• PID adalah penyakit infeksi dan inflamasi pada traktur reproduksi


bagian atas.
• Etiologi PID adalah N. Gonorrhea dan C. Trachomatis.
• Patofisiologi PID disebabkan oleh penyebaran mikroorganisme
secara asenden ke traktus genital atas dari vagina dan seviks.
• Diagnosis PID didasarkan pada trias tanda dan gejala yaitu, nyeri
pelvic, nyeri pada gerakan serviks, dan nyeri tekan adnexa, dan
adanya demam.
• Terapi PID antipiretik, antibiotic ( cefotaxime 100mg 2 kali sehari
dalam 14 hari ) dan antiprotozoal ( metronidazole 2x500mg dalam
14 hari )
• Prognosis pada umunya baik jika didiagnosa dan diterapi segera.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai